Surti tertegun mendengar apa yang dikatakan oleh Amira barusan karena dirinya benar-benar tidak percaya jika majikannya itu sudah terlihat begitu pasrah dengan keadaan, padahal seharusnya majikannya itu sedikit tegas kepada suaminya agar sadar bahwa pernikahan yang dibangun itu harus berdasarkan kepercayaan.
"Tapi Ibu, bukannya harus ngomong ya ke Bapak Biar dia tahu? Soalnya kalau diam saja Takutnya nanti bakalan terlambat Dan kalau Ibu kenapa-napa siapa juga yang bakalan memperhatikan, lebih baik ngomong saja nanti respon Bapak kayak gimana Ya sudah itu baru Ibu bisa mengambil sikap!"jelas Surti membuat Amira menghela nafasnya kasar Sebenarnya apa yang dikatakan oleh pembantunya itu tidak ada yang salah.
"Ya sudah kalau begitu kita menyusul Mas Adam di rumahnya Bapak sama Ibu nanti kalau ke sana terus dia memang benar-benar tidak menganggap kehadiran kami apakah Bibi mau ikut pergi dengan kami, karena aku tidak ingin hidup dalam lingkaran rumah tangga yang membuatku tidak nyaman dan berpengaruh pada janinku!" Pinta Amira.
"ke mana saja Ibu pergi ke situ pula juga Bibi bakalan ikut, jadi jangan pernah merasa khawatir bakalan sendirian karena Bibi tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi kepada kehidupan Ibu!"Surti mengatakan hal itu karena dirinya tidak mempunyai anak dan ia hidup hanya dengan suaminya yang kebetulan merupakan sopir angkot yang sekali-sekali baru Surti pulang dan mengunjunginya.
"Ya sudah ayo kita berangkat! Mang Tejo masih menunggu kita di parkiran kan, supaya kita langsung saja menuju ke rumahnya karena aku benar-benar lagi membutuhkan istirahat?"tanya Amira ingin memastikan apa sopir pribadi mereka itu masih menunggu atau sudah pulang.
"Mang Tejo nya masih menunggu, Jadi sepertinya kita langsung ke sana saja di parkiran! kalau Ibu tidak bisa jalan Nanti saya ambilkan kursi roda saja ya biar lebih gampang, Soalnya Bibi tidak mau ambil resiko kalau sampai Ibu kenapa-napa lagi?"tanya Surti memastikan.
"aku itu hanya hamil muda bukan sakit berat jadi harus diperhatikan seekstra mungkin kayak begitu, bibi jangan terlalu khawatir berlebihan nanti takutnya apa yang dikhawatirkan itu bakalan menjadi kenyataan! "tolak Amira.
kini mereka sedang dalam perjalanan menuju ke kediaman orang tuanya Tetapi entah mengapa Amira merasa seperti sesuatu yang buruk bakalan terjadi, maka dari itu wanita itu ingin memastikan Apakah pemikirannya selama ini salah atau benar sebab Biar bagaimanapun segala sesuatu itu harus membutuhkan barang buktinya nyata dan benar-benar terjadi.
"Mang nanti mobilnya diparkir sedikit jauh ya dari rumah, Tolong jangan banyak bertanya cukup Bibi sama Mamang Tunggu saja dalam mobil biar aku yang turun!"Surti dan Mang Tejo saling pandang karena memang mereka merasa aneh dengan sikap Amira seperti sedang ingin membuktikan sesuatu.
"Tapi Mamang tidak ingin menimbulkan risiko yaitu menyebabkan Ibu Amira kecapean, jadi tidak ada Masalahnya kan Kalau antar sampai di depan rumah biar aman?"tanya Mang Tejo memastikan.
"Aku baik-baik saja Kok tidak perlu harus dikhawatirkan Lagian kalau aku memang merasa tidak sanggup ya tidak mungkin dong memaksakan diriku, tolong ikuti kemauanku untuk hari ini saja dan juga jangan kasih kabar kepada Mas Adam kalau aku bakalan singgah ke rumah hari ini!"Surti dan Mang Tejo akhirnya paham apa yang ingin dilakukan oleh majikannya itu.
"Ya sudah nanti kami berdua bakalan tunggu di dalam mobil saja Tetapi kalau misalnya ada kejadian yang tidak mengenakkan jangan lupa panggil kami Ya, karena kami memang sangat mengkhawatirkan Keadaan ibu saat ini dan juga lebih-lebih keadaan jabang bayi yang di dalam kandungan ibu itu!"pinta Surti dengan wajah yang sedikit cemas.
"ya sudah terima kasih banyak atas perhatiannya, Doakan aku agar kuat ya bisa sampai di dalam!" ujar Amira lalu turun dari mobil secara perlahan.
wanita itu tidak perlu mengabari adiknya ataupun suaminya sebab dirinya mempunyai kunci cadangan rumah tersebut, sebab Biar bagaimanapun dirinya pernah tinggal di situ juga jadi otomatis tidak ada Masalahnya kalau langsung masuk lagian itu rumah orang tuanya juga.
Namun ketika kakinya baru sampai deh teras depan rumah dirinya mendengar suara-suara aneh dari dalam rumah, dipikirnya itu merupakan suara maling Tetapi setelah didengar lebih baik lagi ternyata itu merupakan suara dari Franda.
"Abang pelan-pelan dong itu kan geli! Abang kan tahu kalau bagian leher aku itu merupakan daerah sensitifku, kalau abang terus cium di bagian situ nanti bakalan bekasnya tambah memerah? padahal besok kan Ibu sama Bapak mau pulang Takutnya nanti mereka berpikiran yang aneh-aneh, langsung saja kalau mau melakukan itu dengan aku yang lakukan saja karena kita berdua kan sama-sama saling mencintai!"ujar Franda yang didengar jelas oleh Amira karena biar bagaimanapun suasana di tempat itu sangat Hening otomatis orang mau berbicara sekecil apapun juga pasti bisa didengar.
"iya bukan kamu saja yang mencintai Abang tetapi Abang lebih mencintai kamu sampai-sampai rela meninggalkan wanita itu hanya untuk kamu, karena dari awal Kamulah yang Abang cintai Bukan dia hanya saja orang tua kamu yang memaksa Abang untuk harus menikah dengan dia!"ujar Adam tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Duarrrr
Bagaikan disambar petir di siang bolong begitulah perasaan yang dirasakan oleh Amira saat ini, suami yang begitu ia sanjung ternyata lebihnya hanya orang yang pembohong dan juga memiliki hati yang begitu keterlaluan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
lovely
jangan bodoh mnding pergi dan jangan kembali mski s Adam menyesal nangis darah skliapun
2022-11-20
1
Murni Asih Murni
nyesek bacanya thor😭😭😭
2022-09-28
1