Mengingat masa muda.

Melihat masalah saat ini yang sedang di hadapi Andre, om Faisal mengingat kejadian masa lalu, di mana saat dia mulai mengenal mama Lina.

Dengan statusnya janda beranak tiga, om Faisal ingin menikahinya untuk membantu taraf hidup keluarga mama Lina.

Saat itu keadaan om Faisal sedang berjaya, memiliki bisnis di mana-mana, pekerja yang banyak hingga banyak wanita yang mendekatinya.

Sedangkan status dia sebagai lajang yang telat menikah, orang tuanya pun mendesaknya agar segera menikah, hingga akhirnya dia memilih Lina, sebagai istrinya.

Awal pernikahan semua baik-baik saja, dan om Faisal pun tak pernah menilai buruk tentang Lina.

Sebagai istri, dia baik, mampu memanage segala urusan rumah tangga, hingga akhirnya dia pun ikut terjun ke dunia bisnis, dan bisnisnya pun berjalan lancar.

Hingga suatu hari keadaan bisnis om Faisal merosot hingga bangkrut. Banyak karyawan di PHK hingga tak mampu membayar uang pesangon mereka.

Karena para karyawan demo, akhirnya mama Lina ikut terjun dan membereskan semua. Mama Lili yang membayar semua uang pesangon karyawan.

Mama Lina pun melebarkan bisnisnya, hingga suatu saat dia di tipu oleh kawan bisnisnya, yang sempat merayunya hingga mama Lili jatuh di pelukannya.

Jika mengingat itu, om Faisal masih sakit hati atas perlakukan istrinya terhadapnya.

Karena saat itu mama Lina bangkrut, untuk menghilangkan rasa malunya pada om Faisal, dia pergi meninggalkan om Faisal dan menitipkan anak-anaknya pada ibunya, ibu Risma namanya, yang tak lain adalah ibu kandung mama Lina, untuk pergi keluar negeri sebagai TKW.

2 tahun lamanya mama Lina meninggalkan om Faisal dan anak-anak kandungnya, yang saat itu usia Andre masih 13 tahun, usia yang masih belia untuk mengenal kerasnya kehidupan.

Om Faisal pun bangkit dari keterpurukkannya, hingga akhirnya dia mampu mendirikan bisnisnya kembali.

2 tahun pun berlalu, mama Lina pun kembali ke tanah air dengan membawa uang yang banyak, dan kembali lagi pada om Faisal. Dan tak lupa mama Lina meminta maaf atas segala kesalahannya, dan om Faisal pun memaafkannya.

Melihat Andre yang sedang termenung, om Faisal mendekatinya dan berkata,

“Dre, Om mendukung kamu, jangan pernah menyerah dengan cinta kamu, perjuangkan Rika, Om tau, dia wanita yang baik.”

Andre pun bertanya,

“Lalu apa yang harus Andre lakukan Om, Om kan tau sifat mama kaya apa, masa Andre harus melawan mama? Andre kan gak mau jadi anak durhaka, kaya tadi aja udah bikin mama sedih, Andre gak mau ngeliat mama sedih Om.”

“Kamu laki-laki Dre, kamu harus bisa mencari cara, bagaimana agar mamamu setuju, agar mamamu ngasih restu buat hubunganmu dengan Rika, masa gitu aja gak bisa?” kata om Faisal pada Andre.

Om Faisal berusaha menghibur Andre dan memberi dukungan agar Andre tidak salah langkah.

Andre pun berkata pada om Faisal,

“Nanti deh Om, Andre pikirin lagi.”

Andre pun meninggalkan om Faisal di ruang tamu.

#####

Sementara di lain tempat, tepatnya di rumah Rika, Rika berada di dalam kamarnya, duduk di depan cermin.

Sambil menatap wajahnya di depan cermin, Rika memperhatikan bentuk wajahnya, matanya, hidungnya, bibirnya, serta rambutnya yang panjang hitam dan lurus.

Di ambilnya sebuah sisir, di sisirnya rambutnya dengan perlahan.

“Ya Alloh, mengapa banyak orang menghina fisikku, apakah wajahku sangat buruk? Aku bersyukur atas segala yang telah engkau berikan untuk ku, tapi mengapa orang banyak mengejekku, sedangkan yang mereka ejek adalah pemberianmu?”

Otak Rika pun beralih pada Andre, dan berusaha mengingat-ingat wajah Andre.

Rika berkata pada dirinya sendiri,

“Andre itu tampan, dia memiliki pesona yang indah di mataku, salahkah aku mencintainya? Bukankah Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan? Apakah aku tidak patut dan tak pantas mencintai Andre?”

“Ya Tuhan, jujur, sedih hatiku melihat sikap mamanya Andre tadi, seakan-akan dia melihat ku seperti sampah, sampe gak mau salaman, tapi biarlah, ku anggap semua ini adalah tantangan, akan ku tunjukkan bahwa aku layak mendapatkan cinta Andre.”

Terdengar dari luar rumah ada yang mengetuk pintu dan memberi salam.

“Assalamualaikum, Rika?” suara Iyan terdengar jelas, yang tak lain adalah kakak Rika.

Rika pun terkejut mendengarnya dan bergegas melangkah menuju ruang depan.

“Wa alaikumsalam,” jawab Rika, sambil membuka pintu rumahnya.

“Eh bang Iyan, masuk bang,” kata Rika pada bang Iyan, yang juga sebagai abang Rika.

Bang Iyan melihat penampilan adiknya yang masih berpakaian rapi, lalu bertanya,

“Kamu mau pergi atau udah pulang? Kok rapi amat?”.

“Baru pulang Bang, baru aja sampe,”jawab Rika.

“Emang dari mana?” tanya Iyan kembali.

“Dari rumah temen,” jawab Rika dengan malas.

Iyan sangat mengerti karakter adiknya,

“Sepertinya dia lagi gak mood di tanya-tanya,” gumamnya dalam hati.

Iyan pun duduk di atas karpet sambil menyalakan TV, dan Rika pun meninggalkannya dan melangkah ke kamar tidur.

Sementara Rika di dalam kamar, mengganti pakaiannya degan pakaian tidur, kemudian keluar melangkahkan kakinya mendekati Iyan dan duduk di sebelahnya.

“Bang Iyan, kenapa ya orang selalu menghina gue, apa karena gue jelek ya Bang?”

tanya Rika pada kakaknya yang tak lain adalah Iyan.

Mendengar pertanyaan Rika, hati Iyan langsung terenyuh, Iyan pun langsung memeluk Rika sambil membelai rambutnya.

Tumpahlah tangis Rika di pelukan Iyan.

Iyan memang berbeda dari Beni dan Aldo, sifatnya bisa mendamaikan hati keluarga, terutama adik-adiknya.

Semua adik-adik Iyan merasa nyaman jika bercerita padanya.

Di tatapnya wajah Rika, di basuhnya air mata Rika yang tumpah seketika.

“Rika, dengar! Gak ada rupa orang yang jelek, Alloh menciptakan manusia itu dengan bentuk yang sempurna, jika ada orang yang menilai fisik orang lain dengan sebelah mata, maka yang rusak itu hatinya, dan terbawa ke pikirannya,”

Kata Iyan pada Rika yang kala itu sedang menangis.

“sebenarnya ada apa, kok lo jadi mellow gini?” tanya Iyan pada Rika.

Sambil menyenderkan tubuhnya pada tubuh Iyan yang kekar, Rika bermanja dan dia mulai bercerita,

“Tadi gue di ajak ke rumah Andre, dia ngenalin gue ke orang tuanya, tapi sikap mamanya gak bersahabat banget, ampe salaman aja die enggan Bang, segitu jijiknya dia ma gue!”

Iyan pun berusaha mencairkan suasana dan berkata,

“Wah, lo punya pacar nih, siapa namanya, Andre? Dapat di mana lo Ka? Ha ha ha, ade gue da punya pacar, kudu bikin syukuran nih!”

Rika pun menimpalinya dengan muka asam dan berkata,

“Apaan sih lo Bang, lebay lo! Bikin syukurannya nanti, kalo gue nikah, ha ha ha!”

“Serius lo Ka, lo ada rencana ke sana?” tanya Iyan.

“Awal Andre nembak gue sih gitu, dia pengen gue dampingin idupnya, berarti kan dia mau nikah ama gue kan Bang?, tapi sayang, emaknya gak asik. Tapi bokapnya asik sih, bokap tirinya,” jelas Rika.

Rika pun kembali berkata,

“Perasaan, dulu papi ma mami kalo anak-anaknya ngenalin calonnya, mereka asik-asik aja, gak ribet, kenapa gue dapetnya kaya begini ya, sial amat idup gue.”

Iyan pun menimpali perkataan Rika,

“Husss, gak boleh begitu Ka, kalo lo ketemu ama orang kaya gitu, berarti lo sanggup, lo bisa ngatasinnya. Yaaaa kaya gue aja, ditinggal bini dengan anak yang masih bayi, lo bayangin lah, di saat gue nganggur, di saat gue terpuruk, bini gue ninggalin gue. Gue pikir dia cuma pulang kampung, eh ternyata dia nikah lagi di sana, apa gak parah idup gue!!!”

Ya, pengalaman Iyan dalam berumah tangga memang sangat pahit. Di saat dia terkena PHK, sebagian uang pesangonnya di bawa pergi oleh istrinya. Istrinya pergi meninggalkan Iyan dan bayinya yang masih menyusui.

“Rika, dengar! Gak ada ujian di luar batas kemampuan kita, kita harus yakin, yang kita peroleh, yang kita dapati, itu semua baik buat kita, walau pun pahit. Gue yakin kok, satu saat nanti gue bakal ketemu perempuan yang baik, yang bisa nerima gue apa adanya.”

Rika berkata,

“Ah lo Bang, lo aja yang terlalu percaya ma dia, keluarga kan uda ngingetin, tapi lo gak percaya, inget gak lo, saat Beni tugas di sana, dia liat bini lo sama cowok, akhirnya Beni berantem ama tuh orang, dan ternyata itu cowok lakinya yang sekarang, aduan Beni lo gak dengerin, sampe lo samperin dia di kampung, buang-buang ongkos aja.”

Iyan pun menjawab sambil tertawa,

“Ha ha ha, lo inget aja, eh tapi ada bagusnya gue ke sana, gue bisa langsung talak dia di depan orang tuanya, tanpa gue talak, pernikahan dia ma tuh cowok gak sah di mata agama dan negara, itu namanya poliandri. Setelah gue talakkan gue bebas, dosa dia, dia sendiri yang nanggung.”

“Eh Bang, gue laper, lo mau gak traktir gue?” tanya Rika.

“Ya udah, gue pesen nasi goreng ya, tapi lo jangan mewek lagi,” kata Iyan.

Iyan pun beranjak dari tempat duduknya dan melangkah keluar rumah untuk memesan nasi goreng.

Episodes
1 Hinaan di tempat kerja.
2 Cinta yang berujung pemecatan.
3 Minta Restu.
4 Mengingat masa muda.
5 Andre sakit.
6 Andre pun Sembuh.
7 Makan malam.
8 Mama Lina mengancam.
9 Mencari pekerjaan.
10 Gudang di bobol.
11 Perayaan yang tertunda.
12 Undangan makan yang memilukan.
13 Pertunangan yang tertunda.
14 Rika benci Andre
15 Kesalahpahaman.
16 Masuk perangkap.
17 Om Faisal di rawat.
18 Rika menyesal.
19 Peringatan dari mama Lina.
20 Bertemu Hilal.
21 Menjemput om Faisal.
22 Pertunangan direncanakan kembali.
23 Cincin tunangan.
24 Mbok Yem hanya bisa diam.
25 Rencana menyambut keluarga Andre.
26 Ricard kehilangan jejak Rika.
27 Andre kecewa.
28 Erna terkejut.
29 Pertunangan berlangsung.
30 Peringatan dari Iyan.
31 Siasat Rika.
32 Korban tabrak lari.
33 pasca tabrak lari.
34 Murkanya mama Lina.
35 Herman memimpin rapat.
36 Persiapan buka konter.
37 Penjemputan Andre.
38 Herman Kecewa.
39 Andre pulang.
40 Kehadiran Hilal dan Ricard yang mengejutkan.
41 Erna pun datang.
42 Hilal dan Ricard akan pergi.
43 Erna menginap.
44 Andre kembali kerja.
45 Gaji yang mengecewakan.
46 Tidak adil.
47 Erna sengaja menghindar.
48 Kehilangan.
49 Merindukannya.
50 Kecurigaan Andre.
51 Perselisihan di mulai.
52 Mata-mata.
53 Perselisihan antara Rika dan Erna.
54 Curahan hati Andre.
55 Konflik Lagi.
56 Mbok Yem terkejut.
57 Mencurigakan.
58 Mencari sesuatu.
59 Rika sakit.
60 Sikap Putri semakin aneh.
61 Misteri mobil.
62 Keributan Putri dengan seorang laki-laki.
63 Penyelidikan mobil telah selesai.
64 Lisa Mengadu.
65 Menutupi jejak.
66 pertemuan Andre dan Iyan.
67 Rencana ke Lampung.
68 Mama Lina membantu
69 Gejala trimester.
70 Putri kecelakaan
71 pengakuan Irfan
72 Putri telah hamil.
73 Sampai di Lampung.
74 Andre berpamitan.
75 Pertemuan mbok Yem dengan Irfan.
76 Tidak ada jawaban.
77 Kerjasama.
78 Worning.
79 Gejala trimester.
80 Konflik yang bersamaan.
81 Dian dan Herman terlihat mesra.
82 Terbongkar.
83 Andre marah pada Irfan.
84 Mama Lina marah besar.
85 Mama Lina marah pada Mbok Yem.
86 Imbas dari kesalahan Putri
87 Tidak ada pesta.
88 Menikah dan melahirkan.
89 Rumah tangga Rika dan Andre
90 Om Faisal wafat.
91 Suka terdalam bagi Andre.
92 Berita bahagia dan duka.
93 Tawaran pekerjaan.
94 Melahirkan anak ke dua.
95 Andre mencari ijazah.
96 Kelicikan Dian.
97 Rencana pernikahan siri.
98 Akhirnya Rika pun tahu.
99 Cerita Sami.
100 Curahan hati Tika pada Dena.
101 Ribut.
102 Di perlakukan seperti maling.
103 Sikap yang tidak tegas.
104 Andre kembali pulang.
105 Rumah mama Lina di segel pihak Bank.
106 Andre memberhentikan Mbok Yem.
107 Jahatnya Dian.
108 Pemberitahuan.
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Hinaan di tempat kerja.
2
Cinta yang berujung pemecatan.
3
Minta Restu.
4
Mengingat masa muda.
5
Andre sakit.
6
Andre pun Sembuh.
7
Makan malam.
8
Mama Lina mengancam.
9
Mencari pekerjaan.
10
Gudang di bobol.
11
Perayaan yang tertunda.
12
Undangan makan yang memilukan.
13
Pertunangan yang tertunda.
14
Rika benci Andre
15
Kesalahpahaman.
16
Masuk perangkap.
17
Om Faisal di rawat.
18
Rika menyesal.
19
Peringatan dari mama Lina.
20
Bertemu Hilal.
21
Menjemput om Faisal.
22
Pertunangan direncanakan kembali.
23
Cincin tunangan.
24
Mbok Yem hanya bisa diam.
25
Rencana menyambut keluarga Andre.
26
Ricard kehilangan jejak Rika.
27
Andre kecewa.
28
Erna terkejut.
29
Pertunangan berlangsung.
30
Peringatan dari Iyan.
31
Siasat Rika.
32
Korban tabrak lari.
33
pasca tabrak lari.
34
Murkanya mama Lina.
35
Herman memimpin rapat.
36
Persiapan buka konter.
37
Penjemputan Andre.
38
Herman Kecewa.
39
Andre pulang.
40
Kehadiran Hilal dan Ricard yang mengejutkan.
41
Erna pun datang.
42
Hilal dan Ricard akan pergi.
43
Erna menginap.
44
Andre kembali kerja.
45
Gaji yang mengecewakan.
46
Tidak adil.
47
Erna sengaja menghindar.
48
Kehilangan.
49
Merindukannya.
50
Kecurigaan Andre.
51
Perselisihan di mulai.
52
Mata-mata.
53
Perselisihan antara Rika dan Erna.
54
Curahan hati Andre.
55
Konflik Lagi.
56
Mbok Yem terkejut.
57
Mencurigakan.
58
Mencari sesuatu.
59
Rika sakit.
60
Sikap Putri semakin aneh.
61
Misteri mobil.
62
Keributan Putri dengan seorang laki-laki.
63
Penyelidikan mobil telah selesai.
64
Lisa Mengadu.
65
Menutupi jejak.
66
pertemuan Andre dan Iyan.
67
Rencana ke Lampung.
68
Mama Lina membantu
69
Gejala trimester.
70
Putri kecelakaan
71
pengakuan Irfan
72
Putri telah hamil.
73
Sampai di Lampung.
74
Andre berpamitan.
75
Pertemuan mbok Yem dengan Irfan.
76
Tidak ada jawaban.
77
Kerjasama.
78
Worning.
79
Gejala trimester.
80
Konflik yang bersamaan.
81
Dian dan Herman terlihat mesra.
82
Terbongkar.
83
Andre marah pada Irfan.
84
Mama Lina marah besar.
85
Mama Lina marah pada Mbok Yem.
86
Imbas dari kesalahan Putri
87
Tidak ada pesta.
88
Menikah dan melahirkan.
89
Rumah tangga Rika dan Andre
90
Om Faisal wafat.
91
Suka terdalam bagi Andre.
92
Berita bahagia dan duka.
93
Tawaran pekerjaan.
94
Melahirkan anak ke dua.
95
Andre mencari ijazah.
96
Kelicikan Dian.
97
Rencana pernikahan siri.
98
Akhirnya Rika pun tahu.
99
Cerita Sami.
100
Curahan hati Tika pada Dena.
101
Ribut.
102
Di perlakukan seperti maling.
103
Sikap yang tidak tegas.
104
Andre kembali pulang.
105
Rumah mama Lina di segel pihak Bank.
106
Andre memberhentikan Mbok Yem.
107
Jahatnya Dian.
108
Pemberitahuan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!