[Di Pelabuhan Ame dan di Sekitar Pantai]
Peperangan antara Pasukan Honzu dan Nizo, sudah berlangsung cukup lama. Pasukan garis depan yang terus mempertahankan posisinya, menerima serangan bertubi-tubi.
Dengan tingkat kekuatan sihir yang berbeda, pasukan Regu 1 dan Regu 2, berhasil di kalahkan dengan mudah oleh pasukan Honzu.
Mereka semua tumbang dan hanya menyisahkan 3 orang saja di garis depan. Yaitu Elis, Silvi, dan Leon.
Mungkin bagi Elis, prajurit-prajurit Honzu bisa di kalahkan dengan mudah, Namun jumlahnya yang sangat banyak membuat Elis dan Silvi sangat kelelahan.
"huh, huh, huh, Apa kau masih kuat Silvi.? Jumlah ini membuatku sangat kelelahan." Kata Elis kepada Silvi
"Huh, huh, sepertinya aku juga sama." Kata Silvi sambil bertarung.
Tapi bagi Leon, ia seperti sudah mengalami ribuan pertempuran, dengan santainya ia melumpuhkan satu-persatu prajurit tanpa membunuh mereka.
Dan Pasukan garis belakang, regu 5 pasukan healer, terus menerus kedatangan prajurit yang terluka.
Lalu, Pasukan element dan senjata sihir, terus melakukan serangan yang di lontarkan kepada kapal perang dari jarak jauh, tidak ada satu kapal pun yang bisa mereka tengelamkan.
Dari 51 kapal perang yang datang, sebenarnya hanya 18 kapal perang lah yang mendarat di pelabuhan dan pantai Ame. 18 kapal perang itu di pimpin oleh komandan karma.
.....
[Di tengah Laut. Kapal Jendral]
Seril yang melihat dari tengah laut mengunakan teropong, terus memperhatikan pertempuran di pelabuhan dan pantai Ame.
Ia. Hanya melihat segerombolan tikus dimatanya, yang dengan mudah ia basmi. Bahkan Seril tidak tertarik dengan kekuatan Elis.
"Hmm, Sepertinya hanya sekelompok pecundang disana. Memang benar laporan Rin, kelompok itu seperti tikus. Tapi aku masih belum melihat, seseorang yang bisa mengeluarkan Meteor itu". Kata Seril sambil melihat-lihat disekitar pelabuhan Ame dengan teropongnya
"Sepertinya, Meteor itu hanya kebetulan lewat. Tidak ada yang penting disini. Hanya tersisa tiga orang, itu sangat berbahaya jika mereka hanya melawan prajurit. Tapi sepertinya mereka sudah kelelahan." Kata Seril dalam hati.
"Rin, Soju. Pergilah ke pelabuhan. Bawa semua pasukan disini." Kata Seril dengan tegas. "Soju, kau yang memimpin pasukan kesana." Kata Seril kepada Soju sambil berjalan kedalam kapal.
"Apa maksudnya ini, kita menyerang kesana dengan kekuatan penuh." Kata Soju kepada Rin.
"Mungkin ia punya strategi lain. Kita hanya menjalankan perintahnya. Mari lakukan." Kata Rin kepada Soju.
Semua komandan beserta pasukannya pun mulai bergerak menuju pelabuhan.
Berjumlah 32 kapal perang, bergerak menuju pelabuhan kota Ame. "Apa ini tidak berlebihan, hanya melawan 3 orang yang ada disana, lalu, sisa-sisa pasukan di belakangnya, tidak perlu harus membawa semua pasukan". Kata Seju kepada Rin.
"Diamlah, dan patuhi saja perintahnya". Kata Rin kepada Seju.
Mereka pun dengan cepat berlabuh di sebelah kapal milik komandan Karma. Dan sisa kapalnya pergi ke pantai Ame.
"kenapa kalian datang kemari, aku masih bisa menyelesaikan ini sendiri" Kata komandan Karma kepada Rin dan seju.
"Kita di perintahkan sang Jendral untuk menyelesaikan ini secepatnya" Kata Rin.
"Apa kau masih bisa bertarung tanpa pedangmu Rin, jangan membebaniku.?" kata Seju.
Dengan sangat kesal, Rin pun langsung turun dari kapal milik seju dengan tangan kosong.
"Hanya sekelompok serangga yang tersisa 3 ekor saja, tidak perlu mengunakan pedang". Kata Rin dengan kesal.
"Rin.? Akhirnya komandan turun tangan." kata Elis dalam hati yang melihat Rin turun dari kapal.
Pasukan yang semakin banyak, membuat Elis dan silvi terpojok. Dan Leon, ia terus melakukan perlawanan dengan sangat cepat, mungkin ia bisa melumpuhkan setidaknya 20 orang dalam 1 detik.
"Dia seperti menari di atas tanah, dan bergerak seperti angin, bahkan mataku tidak bisa mengikutinya. Siapa kau sebenarnya. Leon."? Kata Elis dengan melihat Leon dari kejauhan sambil bertarung.
Tiba-tiba, Rin pun mulai mengeluarkan auranya. Dan ia pun langsung bergerak sangat cepat dari tempatnya ia berdiri, seakan ia menghilang dari pandangan mata, dan langsung menyerang Elis dengan pukulan yang di lapisi sihir.
"Rin. Ah, dia datang kesini." Kata Elis yang kaget melihat kecepatan Rin.
Elis pun sangat terkejut dengan serangan yang tiba-tiba dari Rin. Elis pun menangkisnya dengan pedangnya. Namun serangan Rin sangat kuat, sampai Elis terpental jauh kebelakang.
"ARRRGGH.." Suara Elis yang kesakitan dengan tubuhnya yang terpental jauh ke belakang.
Silvi yang melihat itu langsung berteriak "Eliiiss", dengan wajah yang cemas, ia pun berusaha menyelamatkan Elis, namun ia masih di halangi oleh ratusan prajurit Honzu.
Dan Leon, yang tidak tau akan kedatangan para komandan itu, masih terus menyerang ribuan pasukan Honzu dengan cepat.
Di tempat Elis terjatuh, terlihat dia memuntahkan darah, dan hampir tidak bisa berdiri, namun Rin melancarkan serangan keduanya ke arah Elis.
"Ini serangan terakhirku Nizo, kau harus membayar kapalku yang tengelam." Kata Rin kepada Elis.
Rin pun mengeluarkan Api biru yang menyelimuti tanganya dan bergerak ke arah Elis.
"Hiks, kenapa ini, kenapa tubuhku tidak bisa di gerakkan." Kata Elis yang sudah terkapar di tanah. Dan ia mulai meneteskan air mata.
Serangan kedua dari Rin, tidak bisa di tangkisnya lagi. Elis pun terpental jauh ke belakang dengan wajah yang memar dan berlumuran darah.
Hanya dua kali serangan dari Rin, Elis langsung terkapar tak berdaya, sampai ia tak sadarkan diri.
Silvi dengan sangat marah, dan wajahnya yang begitu kesal, tiba-tiba menyerang Rin dari belakang.
"HOOoOO," Suara Silvi yang tiba-tiba ada di belakang Rin.
Namun dengan mudahnya Rin menangkap pedang silvi mengunakan dua jarinya saja.
"Serangga yang lain datang sendiri" kata Rin dengan tatapan yang penuh ancaman.
Ia pun memukul perut Silvi dengan tangan kirinya dengan begitu keras, sampai perut silvi condong kebelakang, dan matanya sampai melotot. Darah pun keluar dari mulutnya begitu banyak.
"UHoukk" Suara Silvi yang terkena serangan Rin. Ia pun terpental sangat jauh sekali kebelakang, sampi ia terlempar ke tempat Leon, yang berada di pantai.
"Ho, ternyata kau sudah mencapai AJI bintang 5 Rin.?" Kata komandan Karma. Seju yang disana, hanya menatap Rin dengan pandangan kosong.
"Tersisa 1 serangga lagi, dan aku akan menghabisi sisa-sisa pasukannya." Kata Rin sambil melihat ke arah Leon yang berada jauh di depannya.
Leon yang melihat Silvi terjatuh tepat di depannya, ia pun mendekatinya dengan cepat. Ia melihat wajah Silvi berumuran darah, membuat Leon sangat kesal.
Leon mengangkat punggung silvi sambil melindunginya dari serangan prajurit Honzu.
Tiba-tiba, Rin menuju ke tempat Leon dengan gerakan yang sangat cepat , dan langsung menyerangnya.
Tepat di depan wajah Leon, tangan Rin berhenti seketika. Tangan yang di lapisi api biru, dengan mudah di tangis oleh Leon dengan tangan yang mengengam pedang.
Efek dari serangan itu, membuat para pasukan Honzu yang ada di sekitarnya, terpental tak beraturan.
Komandan karma pun melotot melihat kejadian itu, sampai ia menelan ludah. Tidak di sangka Kekuatan Rin bisa di tangkis.
Komandan Karma dan Seju memerintahkan pasukannya untuk mundur dari sana. Sontak semua prajurit langsung mundur dan berlarian menyelamatkan nyawanya sendiri-sendiri.
Rin yang melihat tangannya di tangkis dengan mudah, langsung meloncat ke belakang menjauhi Leon.
"Ternyata kamu bukan serangga" Kata Rin kepada Leon.
Dengan suara yang sangat pelan dan terbata-bata, Silvi bicara kepada Leon. "Selamatkan Tuan putri" dia bicara sambil menangis.
"Tuan putri.? Siapa.?" Leon pun menoleh kearah Elis, Ia pun kaget dan baru menyadari, kalau Elis sudah terkapar jauh di depannya.
"Dia, Komandan Elis, apa dia sudah mati.?" Kata Leon dengan terkejut melihat Elis.
"Nona, beristirahatlah sebentar disini." Kata Leon penuh emosi.
Aura hitam keluar dari tubuh Leon, ini adalah energi sihir kegelapan yang sebenarnya, berbeda dengan aura hitam yang di tunjukan kepada Elis.
Lalu, Leon pun tiba-tiba menghilang, dan tiba-tiba berada tepat di depan Rin.
Rin pun kaget. "Apaaa.?". dan Leon lamhsung memukul wajah Rin dengan sangat kuat, tangan Leon yang bercampur aura kegelapan, menyebabkan tekanan jiwa. Bahkan Rin pun sampai tidak bisa bergerak.
Serangan itu sangat cepat sekali, Rin pun terpental kebelakang dengan kecepatan tinggi, hingga ia menabrak lambung kapal.
"Ini bukan kekuatan sihir biasa" Kata Rin dalam hati yang sedang sekarat. Dan Ia pun langsung tak sadarkan diri.
Semua pasukan yang melihatnya benar-benar terkejut. Padahal, kekuatan Rin sekarang, sudah cukup kuat. Tapi dengan mudahnya ia di kalahkan dengan sekali serangan.
Leon pun berteriak kepada sisa-sisa pasukan Nizo yang masih bertahan.
"Mundurlah sejauh mungkin dari tempat ini, dan bawalah semua prajurit Nizo yang tergelatak disana. Aku menjamin tidak akan pernah ada prajurit Honzu yang bisa melewatiku. Bahkan Raja mereka sekalipun". Kata Leon dengan kesal kepada semua Pasukan Nizo di garis belakang.
Semua prajurit Nizo, yang tersisa di barisan belakang langsung bergerak, mengangkat satu-persatu prajurit Nizo dengan kekuatan sihir. Dan membawa mereka termasuk Elis dan Silvi ke tempat yang aman.
Komandan Karma dan Seju, langsung turun dari kapal mereka dan menghadapi Leon bersama pasukan-pasukannya.
....
[Di tempat lain. Kapal Perang Jendral]
Jendral Seril yang masih berada di tengah laut, merasakan aura kuat dari pantai Ame. Ia pun keluar dari ruangannya, menuju depan kapal dan menoleh ke arah pantai Ame.
"Ini Gawat. Kekuatan ini sangat kuat." Kata Seril sambil meremas pagar kapal yang ada di luar.
"Cepat, kita pergi ke pantai." Kata Seril yang memerintahkan bawahannya.
Dalam perjalananya, Seril melihat kapal-kapal perang di depannya, Sudah hancur semua, ada kapal yang tebelah, ada juga kapal yang terbakar.
50 Kapal perang yang di kerahkan Seril. Semuanya di kalahkan. 3 komandan batalion, dan semua pasukannya terkapar di Pelabuhan dan di tepi Pantai.
Pandangan yang tidak biasa, sedang di saksikan oleh sang jendral beserta pasukannya yang ada di kapal. Seril pun turun bersama ajudannya dari kapal, ia melihat banyak sekali mayat dari prajurit Honzu.
Seril dan prajurit yang tersisa, benar-benar sangat terkejut melihat mayat teman-temannya yang mati mengenaskan.
Sebagian pasukan ada yang mematung di atas kapal memandangi bibir pantai, ada juga yang menangis kehilangan keluarganya disana. Ada yang sampai terkagum-kagum, ada pula prajurit yang pinsan dan muntah-muntah.
Ekspresi mereka semua berbeda-beda melihat medan pertempuran yang begitu hebatnya.
Ajudan Seril bernama Ito memberikan perintah untuk mengevakuasi mayat-mayat yang berserakan.
Tidak ada suara teriakan manusia, hanya suara api yang membakar kapal, dan suara ombak di pantai.
Begitu hening dengan pemandangan Ribuan mayat. Darah yang berceceran dimana-mana. Mayat yang terombang-ambing di pingir pantai, yang membuat warna laut menjadi merah gelap.
Mereka tidak melihat pasukan Nizo sama sekali di sana. Bahkan mayat-mayat Prajurit Nizo pun tidak di temukan. Hanya mayat-mayat pasukan Honzu yang bergeletakkan.
Beberapa pasukan yang ikut dalam pertempuran itu, ada yang masih bernafas, ada juga yang pinsan, ada yang masih hidup dengan suara mulut yang mengerang-gerang. Ada juga yang meminta tolong dengan suara yang sangat lemah.
Bau udara yang menyengat, seperti terkontaminasi dengan bau darah dan asap kebakaran.
Jendral Seril terus berjalan dari bibir pantai ke arah pelabuhan. Terlihat Komandan karma dan seju yang sudah tergeletak.
Seril pun menghampiri Seju dan Karma, wajah dan tubuh mereka penuh dengan luka memar dan berumuran darah. Raut wajah Seril yang terkaget-kaget, tidak pernah menyangka, 2 komandannya di kalahkan seperti ini.
Dan di tepi pantai, Ito melihat Rin yang terombang-ambing oleh air laut.
Perasaan bingung bercampur sedih. Ito pun memanggil sang jendral, dan Seril pun berjalan sempoyongan menuju tubuh Rin.
Bahkan Rin, yang kekuatannya sudah cukup kuat, dengan mudah di kalahkan.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Bombom
Manteb 🔥🔥
2022-09-22
1