[Pelabuhan Ame]
Pada malam hari, Suara gendang perang di bunyikan. Menurut informasi dari regu pengintai, ada sekitar 51 kapal yang terlihat. Dan ada 1 kapal perang besar milik Jendral, beserta 2 kapal perang komando yang ada di belakangnya.
Mungkin komandan Rin dan pasukannya berada di salah satu kapal itu.
Pasukan Nizo yang berjumlah sekitar 3.000 pasukan, melawan pasukan Seril dengan jumlah 76.000.
Jumlah itu tidak seimbang. Apa lagi 3 komandan dari Kerajaan Honzu ikut dalam peperangan ini. Jika di bandingkan, 1 komandan perang saja, sudah cukup untuk melawan pasukan Nizo.
"Kenapa Seorang Jendral Honzu ikut berperang, dan memimpin langsung peperangan ini. Mereka pasti sedang bercanda". Kata Elis dalam hati.
Elis sangat kebingungan, informasi yang ia terima dari pasukan pengintai kemarin, hanya ada satu pasukan Batalion yang di pimpin oleh Rin saja.
"kenapa harus sekarang. Ini terlalu cepat. Apa mereka tau kalau pasukan disini hanya segelintir saja". Kata Elis dalam hati dengan sangat panik.
"Saat aku mendengar kedatangan Rin saja, Aku tidak berani menjaga pelabuhan. Justru aku menghindarinya, dan memilih untuk mengevakuasi warga, ". Kata Elis dalam hati sambil berfikir sangat keras.
Dengan kekuatannya sekarang, mungkin Pasukan Elis bisa dikalahkan dalam sekejap saja, sebelum bantuan dari ibu kota datang.
Perasaan yang was-was dan keraguan muncul dalam hati Elis. Sampai ia tidak bisa berfikir lagi.
Dengan pandangan yang kosong, Elis melihat sekelilingnya, terlihat pasukan Nizo dengan raut wajah yang murung. Mereka semua akan mati disini, jika pertempuran ini terjadi. Lalu, kota Ame akan di musnahkan.
Bahkan kedatangan Jendral dari ibu kota pun, masih membutuhkan waktu 2 minggu.
Wajah Elis mulai berkeringat, dan benar-benar sangat ketakutan. Takut akan nyawanya sendiri, takut akan nyawa pasukannya, dan nyawa penduduk sipil di kota Ame. Sampai Ia sudah berdiri di depan tenda selama 30 menit.
Tiba-tiba Leon keluar dari tenda dan menepuk pundak Elis ."Oe Nona. kenapa seorang komandan perang hanya diam disini dari tadi?".
"Leon" jawab Elis dengan wajah yang sedih. Ia tidak tau apa yang harus di lakukannya sekarang.
"Apa yang sedang terjadi nona, apa aku boleh tau.?" Kata Leon.
"ah, sebaikanya kau tidak tau. Ini bukan urusanmu orang asing." Kata Elis sambil masuk ke dalam tenda.
"Ah ha ha. Kebetulan aku tidak sengaja mendengarkan percakapan kalian dari dalam tenda. Meskipun tubuhku belum pulih sepenuhnya. Tapi jangan meremehkanku, aku bisa membantumu. Anggap saja ini balas budi." Kata Leon kepada Elis.
"Apa kau mau membantuku.?" tanya Elis sambil duduk. "Tentu saja aku mau, kau yang menyelamatkanku hari ini". jawab Leon.
"Apa yang bisa kau lakukan.?" Tanya Elis yang meragukan.
"Hehe, kau sudah tau sendiri Nona, kebetulan aku juga bisa mengunakan sihir. Tapi aku tidak tau seberapa kuat sihir ini." Kata Leon yang malu-malu.
"Bisakah kau mengeluarkan aura sihirmu Leon, aku bisa menilai hanya dengan melihat aura sihir seseorang". Kata Elis dengan serius.
"Huh, aura sihir?. Apa maksudmu seperti ini.?" Jawab Leon sambil mengeluarkan Aura kegelapan dari dalam tubuhnya.
Aura yang sangat kuat, membuat Elis terkejut dan terkagum-kagum. Membuat tenda emergency bergoyang-goyang karena efek dari aura milik Leon.
"Ini. Aura hitam, sihir tingkat tinggi, bahkan lebih tinggi dari AJI bintang 7. Mungkin tingkat kekuatannya sudah di puncak Awakening." Kata Elis dalam hati dengan sangat terkejut
"Baiklah, kita tidak bisa hanya berfikir saja, kita akan melakukannya". Kata Elis yang tiba-tiba bangkit.
"Ah, anu. Berapa tingkat sihir ini.?". Tanya Leon kebingungan. Dan Elis pergi begitu saja meningalkan tenda emergency.
"Padahal aku hanya ingin tau, apa yang di maksud dengan aura itu. Apa bukan seperti ini.?, Huh, aku hanya mengeluarkan energi yang biasanya aku gunakan untuk menakut-nakuti tikus dirumahku". Kata Leon dalam hati dengan wajah yang cemberut.
Elis pun memerintahkan Silvi bawahannya, untuk mengumpulkan pasukan di area pelabuhan.
Lalu, Elis bicara kepada pasukannya, " Baik semuanya, dengarkan. Untuk sekarang mungkin kita bisa menahan serangan musuh untuk sementara, sampai bantuan datang. Kalian harus bekerja dengan keras. Kita tidak bisa berdiam diri disini, jika kita pergi, mereka akan menyerang para penduduk, bahkan menghanguskan kota Ame. Jadi bisakah kalian membantuku.?"
"Apa itu benar komandan, Apa kita bisa menahannya, apa lagi pasukan bantuan masih membutuhkan waktu 2 minggu, apa kita bisa menahannya selama itu Komandan". Kata salah satu prajurit disana.
Lalu, Elis berusaha menjelaskan strategi yang ada di kepalanya, dan memanfaatkan senjata yang ada. Mungkin strategi ini bisa menahan laju pergerakan pasukan Honzu untuk sementara.
Elis membagi pasukannya menjadi 5 regu.
Pasukan dengan daya tempur jarak dekat, 2. Pasukan dengan daya tempur jarak jauh, 3. Pasukan yang mengunakan senjata sihir, 4. Pasukan dengan sihir elemen, dan 5. Pasukan healler / penyembuh.
"Kita bisa melakukannya, tunjukan pada mereka, kalau kita tidak selemah yang mereka pikirkan." Kata Elis dengan serius dan membuat semua prajuritnya penuh semangat.
Semua pasukan pun langsung bergerak mengambil posisinya masing-masing yang sudah di tentukan.
Leon yang ada disana hanya tersenyum melihat wajah Elis, dengan kecerdasan dan ketegasan yang dia miliki, bisa di anggap Elis bukan seorang pemimpin biasa.
Kedatangan pasukan Seril masih di perkirakan akan menyerang sekitar 5 jam lagi. Dan semua pasukan Nizo sudah siap di tempatnya.
Leon pun datang mendekati Elis, dengan pakaian kaos hitam berlengan panjang yang ada di tenda emergency. "Komandan, apa kau bisa memberikanku tugas, seperti yang lain.?" Tanya Leon kepada Elis
Karena pasukan Honzu membawa 3 komandan dan 1 jendral, Elis ingin memisahkan mereka. "Dilihat dari Aura kekuatanmu, sebenarnya kunci kemenangan ada padamu Leon. Aku ingin kau memisahkan tiga komandan dari tempat mereka, dan menghabisinya." Kata Elis kepada Leon
"Lalu Aku dan Silvi, akan menghadapi sang Jendral secara langsung". "Apa kau sanggup Leon?" tanya Elis,
"Aku akan berusaha" Jawab Leon.
3 komandan, Rin, Seju, dan Karma, adalah komandan dengan kekuatan sihir tingkat 4. Setara dengan kekuatan Elis dan Silvi, yang beda adalah jumlahnya.
Lalu pasukan yang dimilikinya, rata-rata sudah mencapai sihir tingkat 3. Dan sang Jendral sendiri, ia sudah mencapai tingkat AJI bintang 7.
Sedangkan pasukan Nizo hanya memiliki rata-rata sihir tingkat 2. Ini adalah perbedaan kekuatan yang jauh.
Lalu, Leon pun bertanya, " kenapa Kalian harus berperang melawan Kerajaan Honzu?".
"Ini adalah cerita lama, 300 tahun yang lalu Leon." Kata Elis kepada Leon.
Kerajaan Honzu, di kenal dengan kerajaan Militer, dan salah satu kerajaan terdaftar pada struktur tatanan dunia "LOUKTUS PREM".
Organisasi besar dunia, yang mengendalikan tatanan dunia, perekonomian, militer, politik, dan semuanya.
Alasan Honzu tidak bisa menguasai kerajaan Majaren dalam ratusan tahun ini adalah, adanya kekuatan besar dari seseorang yang bersembunyi di daratan Majaren.
Penduduk Majaren menganggap orang itu adalah sang Dewi perang.
300 Ratus tahun yang lalu, tragedi awal peperangan Majaren dengan Honzu. Karena seorang Dewi datang dari daratan Majaren, dengan suatu alasan tertentu, menuju ke istana kerajaan Honzu seorang diri, dan memusnahkan kerajaan itu.
Dewi itu di kenal dengan Paradicone, yang berisikan tiga orang terkuat sepanjang masa. Mereka memiliki umur yang panjang, bahkan sampai ribuan tahun.
Namun, setelah kejadian itu, Louktus Prem datang ke istana Honzu, dan memberikan pertolongan. Sisa-sisa penduduk yang masih hidup di kerajaan Honzu dikumpulkan, dan mereka mulai mendirikan Kerajaan Honzu yang lebih kuat dari sebelumnya.
Louktus Prem, mengeluarkan dukungan dana yang sangat banyak, untuk mengembangkan kerajaan Honzu selama 300 tahun hingga saat ini.
Bukan hanya uang, Louktus juga memberikan suplay makanan, dan Kerajaan Honzu dimasukan ke dalam tatanan ekonomi dunia, agar pasok pangan dan kebutuhan lainnya, bisa mereka dapatkan dengan mudah.
Bahkan mereka juga bisa menjual hasil bumi kepada kerajaan lain yang ada di wilayah kekuasaan Louktus di seluruh dunia.
Penduduk Honzu juga di berikan pendidikan. Diajarkan cara berkebun, bahkan diajarkan ilmu sihir.
Leon pun terdiam mendengar cerita itu, Siapa Louktus Prem, Siapa Paradicone. Bahkan ada orang yang umurnya sampai ribuan tahun. Siapa sosok Dewi itu.
Tanpa terasa, waktu pun berjalan dengan cepat, 3 jam pun berlalu, Pasukan Seril sudah terlihat dari pelabuhan Ame dengan mata telanjang.
Tiba-tiba terlihat ribuan bola api bergerak ke arah pelabuhan Ame dari jarak sekitar 2 Km.
"Ah, itu sangat tiba-tiba bajingan. Regu 4, Bersiaplah." Kata Elis yang melihat ribuan bola api sedang menuju kearahnya.
Regu 4 pasukan Nizo bersiap-siap menangkis serangan dengan sihir air.
Pada jarak 500 meter, regu 4 melancarkan serangannya. Dan terjadilah benturan antara air dan api, yang menyebabkan asap tebal berwarna putih.
Jarak pandang pasukan Nizo mulai terhalangi. Dalam waktu beberapa menit saja, kapal perang terlihat melewati asap tebal itu.
Serangan lanjutan dari pasukan Honzu mulai di luncurkan. Ribuan anak panah yang di lapisi sihir api, dan ribuan bola api di luncurkan secara bergantian.
Regu 3.pasukan dengan sihir element, menangkis serangan bola api, dan regu 4.pasukan dengan senjata sihir, menghalau serangan panah api.
Asap tebal menyelimuti seluruh pantai dan pelabuhan. Lalu. "HOOAOAOO" Suara teriakan dari pasukan Honzu mulai bergema. Mereka sudah mendarat di bibir pantai, dan ada juga yang sudah mendarat di tepi pelabuhan.
"Mereka sudah mendarat Elis." Kata Silvi yang ada di samping Elis.
"Regu 1 Bersiap-siaplah. Regu 2, tembakkan panah sihir." Kata Elis.
Regu 1.pasukan jarak dekat yang sudah bersiap-siap, menunggu waktu yang tepat. Regu 2.pasukan jarak jauh meluncurkan serangan terlebih dahulu, di susul dengan regu 1 yang berlari dan menyerang pasukan Honzu.
"Regu 3 dan Regu 4. serang kapal-kapal itu. Tengelamkan mereka." Kata Elis yang memerintahkan pasukannya.
"Sepertinya kita harus bergabung dengan mereka Silvi. Jumlah ini sangat banyak." Kata Elis kepada Silvi sambil berlari ke barisan depan.
Elis dan Silvi mulai bergabung dengan regu 1 untuk menghalangi laju pasukan Honzu.
Dan leon, dia kebingungan mencari tiga komandan Seril yang dibicarakan Elis. Iya terus menerus mencari dengan menerobos jalur depan pasukan Honzu.
Dengan mengunakan pedang hitam yang tersegel oleh rantai besi, Leon dengan mudahnya mengalahkan pasukan Honzu satu persatu hanya dengan ilmu pedang yang ia kuasai.
Elis yang melihat Leon bertarung, sangat kagum kepadanya, gerakan pedang yang cepat dan gerakan kaki seperti angin, Leon merasa sangat tenang, seperti ia sudah mengalami ribuan pertempuran.
"Bagaimana dia bisa melakukan itu.?" kata Elis dalam hati.
Sambil ia bertarung, Leon bertanya kepada pasukan Honzu yang akan dikalahkannya "Apa kamu komandan.?". Ini di lakukannya terus menerus kepada pasukan Honzu dan membuat Elis yang melihatnya sangat kesal.
"Aaaaahhhh Bodoooh". Kwak kwak kwak suara gagak di langit.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Bombom
Jejakkk
👣👣👣👣👣👣
2022-09-22
2