2.000 Tahun berlalu. Paskah tragedi Lenyapnya Maharaja.
[Di perairan laut timur benua Trolin]
Terlihat sebuah kapal perang sedang melintasi perbatasan antar Kerajaan.
Kapal yang di pimpin oleh komandan Rin dari kerajaan Honzu, sedang mengintai perairan laut timur dekat dengan Pelabuhan Ame. Pelabuhan Ame adalah wilayah dari Kerajaan Majaren.
Pasukan Rin, sedang mencari jalan masuk menuju wilayah kerajaan Majaren.
"Hati-hati, jangan sampai ketahuan pasukan musuh. Kita kesini hanya untuk mengintai." Kata Komandan Rin kepada Pasukannya.
"Ha, Siap Komandan." Kata salah satu Prajurit Rin.
"Kirimkan pasukan pengintai. Suruh mereka menyelidiki pelabuhan Ame, apakah ada pasukan Nizo berkemah disana.?" Kata Komandan Rin kepada Ajudannya.
"Siap Laksanakan Komandan." Kata Ajudannya sambil Hormat kepada Rin. Ia pun pergi menuju pasukan pengintai.
....
"Kalian hanya mengintai pelabuhan, jangan sampai ketahuan, apa lagi menyerang." Kata Ajudan Rin kepada Pasukan Pengintai.
"Siap Laksanakan." Kata Pasukan pengintai, dan mereka langsung menyelam dengan hati-hati.
....
[bagian timur wilayah kota Ame]
Disana terdapat pasukan satu batalion Majaren, sedang menunggu kedatangan pasukan dari kerajan Honzu. Mereka bersembunyi di balik bukit Cison dekat dengan pelabuhan Ame.
Pasukan itu adalah prajurit batalion bernama Nizo dari satuan prajurit elit Kerajaan Majaren.
"Apa sudah selesai.?" Kata Komandan Nizo bertanya kebawahannya.
"Ha, semua warga yang ada di pelabuhan, sudah kita Evakuasi Komandan." Kata Salah satu Prajurit disana.
"Baiklah, kita tunggu laporan dari pasukan pengintai yang ada di pelabuhan." Kata Komandan Nizo.
....
[Di tengah Laut]
Komandan Rin dan pasukannya menjauh dari pelabuhan, dan menunggu laporan dari pasukan pengintai.
Beberapa menit berlalu. Pasukan pengintai datang ke kapal mereka.
"Huh, huh. Lapor Komandan, kami tidak melihat ada pergerakan di pelabuhan. Bahkan warga sekitar tidak terlihat." Kata salah satu pasukan pengintai yang menghadap ke Komandan Rin.
"Bagus, bersiaplah untuk berlabuh." Kata Rin kepada pasukan pengintai.
Dalam hatinya, Rin terus berfikir. "Apa ini jebakan.? apa keputusanku berlabuh di sana sudah benar.?" Kata Rin dalam hati dengan penuh keraguan.
"Aaah, kalau di pikir-pikir, aku harus melaporkan dulu situasinya kepada Jendral." Kata Rin dalam hati. Dan ia berjalan menuju Ajudannya.
"Kita akan kembali ke markas. Situasinya begitu rumit, kita harus melapor kepada Jendral." Kata Rin kepada Ajudannya.
"Siap Komandan". Kata Ajudan Rin. Dan ia langsung memerintahkan prajuritnya untuk kembali ke Markas di Pelabuhan Kikai. Wilayah Kerajaan Honzu.
Namun, di tengah-tengah perjalanannya, tiba-tiba ada sebuah Meteor berukuran kecil, turun dari atas langit yang bersinar sangat terang.
"Waaah, apa itu.?" Kata salah satu prajurit di atas kapal. "HAaa. Benda Itu mengarah ke kapal kita."
"Serangan musuh, serangan musuh." Teriak prajurit di atas kapal.
Rin yang sudah ada di dalam kapal, langsung bergegas keluar. "Ada apa ini.?" Kata Rin bertanya ke salah satu Prajurit.
"Komandan, ada meteor jatuh ke arah kapal". Kata prajurit itu.
Rin yang melihat ke atas langit, hanya terdiam saja, ia sangat terkejut dengan datangnya Meteor yang tiba-tiba. Meteor itu jatuh tepat di atas kapal mereka.
"Cepat belokkan kapal ke kiri". Teriak Rin yang sangat Panik.
Namun, meteor itu bergerak dengan sangat cepat, dan langsung menghantam bagian atas layar sampai kebawah dek kapal.
"Aah, sudah terlambat." Kata Komandan Rin. Lalu, ia langsung begegas mengeluarkan pedangnya, dan berlari menuju jatuhnya meteor itu.
Dan, terjadilah benturan antara pedang dan meteor. Benturan itu, menyebabkan kilatan cahaya yang bergerak seperti angin dan terdengar sangat kencang.
"Aaaah, ini bukan meteor biasa. Kenapa benda ini diselimuti sihir. Sangat kuat sekali." Kata Rin yang sedang menahan lajunya meteor jatuh.
"HOoooo." Teriak Rin. Ia pun mengeluarkan kekuatan penuhnya, hanya untuk membelah meteor kecil. Percikan petir berwarna ungu keluar dari benturan keduanya.
Namun, hanya dalam beberapa detik saja, kaki Rin tidak mampu menahannya, dek kapal mulai bergetar, pasukan yang ada disana mulai ketakutan dan menjauh dari Rin.
"Ini benar-benar sangat kuat, aku tidak bisa menahannya." Kata Rin dalam hati.
Kapal perang yang di naikinya itu, sampai ikut terdorong kebawah, dan berselang 2 detik saja. Pedang yang di pakai Rin itu, dipatahkan oleh sebutir meteor kecil.
"Ah Gawat, pedangnya." Kata Rin dengan sangat Terkejut. Dan Meteor itu langsung menembus bagian tengah kapal, sampai kedasar laut.
Ekspresi Rin sangat terkejut dan terdiam beberapa saat. Lalu terdengar suara prajuritnya yang berteriak "Kapal akan tengelam Komandan".
Kapal perang yang di tumpangi Rin dan pasukannya terbelah menjadi 2 bagian dan perlahan-lahan tengelam kedalam laut.
"Kurang ajar kau Nizooo." Teriak Rin yang terpeleset ke dalam laut.
Semua pasukan yang ada di kapal berteriak minta tolong, percikan meteor yang menembus lambung kapal, menyebabkan kebakaran besar.
Sebagian dari pasukan Rin, terbakar dan meloncat ke laut, sebagian pasukan lainnya menyelamatkan diri sendiri.
Beberapa menit berlalu. Dalam gelapnya malam, Rin dan pasukannya yang masih selamat, berenang di atas laut.
Rin berteriak kepada pasukannya. "Tetaplah berenang, jangan sampai ada yang menginjakkan kaki, di pelabuhan Ame." Mereka semua berenang menuju ke markas mereka.
...
[Pelabuhan Kikai, Markas Pasukan Honzu]
Armada besar kerajaan Honzu, di pimpin oleh Jendral bernama Seril Leviet dari pasukan elit Kerajaan Honzu, bermarkas di pelabuhan Kikai wilayah perbatasan.
Terlihat, para prajurit sedang sibuk menyiapkan logistik dan persenjataan, yang disiapkan untuk peperangan.
Dan Jendral, sedang sibuk memeriksa dokumen militer dimeja kantor. "Kenapa Rin belum melaporkan situasinya disana. Ini sudah 8 jam setelah mereka berangkat." Kata Jendral Seril dalam hati, sambil menulis berkas di mejanya.
Pada operasi militer kali ini, Jendral Seril membawa kapal perang berjumlah 52 kapal, salah satunya adalah kapal milik Rin.
Jendral Seril membawahi 3 komandan termasuk Rin dan dengan total kurang lebih 76.000 pasukan.
Dan di dukung dengan 6 meriam lempar jarak jauh, dan senjata penghancur benteng. Jumlah ini sudah lebih dari cukup, untuk menghancurkan sebuah kota.
....
[Ditempat lain, Pelabuhan Ame]
Terlihat dua orang sedang bersembunyi di atas pohon. Mereka adalah pasukan pengintai dari batalion Nizo.
"Apa kau melihatnya Bi.?" Kata Nel.
"Itu benar-benar sangat mengagumkan Nel." Kata Bi sampai terkagum-kagum.
"Lalu, sampai kapan kita disini.? Kita sudah 1 jam disini, hanya memandangi laut yang sudah tenang." Kata Nel.
"Haaa, aku tidak terasa Nel. Hehe. Kita harus melapokan ini pada komandan. Ayo pergi dari sini." Kata Bi.
Kedua orang itu pun, langsung turun dari atas pohon dan bergegas lari sekencang-kencangnya dari pelabuhan Ame menuju bukit Cison.
Setelah mereka sampai di Camp prajurit, mereka berteriak memanggil komandan mereka.
"KOMANDAN, KOMANDAN." Teriak Bi yang memanggil Komandan Nizo
Komandan Nizo yang mendengar teriakan mereka pun, keluar dari tenda komando, dan berteriak kepada mereka.
"Bodoh.!!! pelankan suaramu, apa kau ingin membantu musuh untuk menemukan tempat ini.? "
Suara lantang dari seorang wanita yang sudah berumur 19 tahunan, adalah seorang Komandan Nizo. Perempuan dengan tinggi sekitar 170cm memiliki paras yang cantik dan kulitnya yang putih bersih. Ia bernama Elisabeth.
"Huh, kenapa kalian berteriak. Laporkan dengan jelas." Kata Elis kepada Nel dan Bi.
"Eh, maaf Komandan Elis. Tapi sepertinya mereka tidak akan datang kemari." Kata Nel kepada Elis.
"HAAA, Apa maksudmu.?" Tanya Elis dengan terkejut.
"Aku melihat dari pelabuhan Ame, ada kapal perang besar milik kerajaan Honzu di tengah laut." Kata Bi kepada Elis dengan tersenyum.
"HEEE, itu namanya darurat. Mereka akan berlabuh kesini. Apa kalian ingin bertempur dengan mereka.?" Kata Elis dengan emosi.
"Tidak komandan, yang jelas, pasukan kita masih kekurangan orang." Kata Nel.
Tiba-tiba Ajudan Elis datang. "Lalu, ada apa sebenarnya. Laporkan dengan tenang.? Kata Ajudannya Elis.
"Huh, Silvi, mereka benar-benar bodoh". Kata Elis kepada Ajudannya bernama Silvi. Ia adalah perempuan dari keluarga bangsawan. Memiliki postur tubuh seperti Elis. Dan seumuran dengan Elis.
"Maaf Komandan. Aku akan melaporkan dengan jelas. Kita memang melihat kapal perang di tengah laut sana. Tapi, ada sebuah Meteor yang jatuh dari langit. Meteor itu menghantam dengan tepat kearah Kapal itu sampai tengelam. Aku yakin itu kapal perang milik Kerajaan Honzu." Laporan dari Bi.
"HEEE. Apa kau bercanda.?" Kata Elis yang tidak percaya.
"Sepertinya begitu Elis, aku melihat cahaya terang di atas bukit Cison. Mungkin itu cahaya dari sebuah meteor." Kata Silvi yang mendukung laporan itu.
"Apa kau yakin Silvi.?" Kata Elis yang meragukan.
Lalu, raut wajah Elis pun berubah menjadi bingung, bertanya-tanya, siapa dan dari mana meteor itu.
"Jika itu benar, dari mana Meteor itu.? Lalu, kenapa menyerang kapal itu. Ini sangat mencurigakan. Apa ada orang yang mengunakan sihir. Tapi untuk mengeluarkan Meteor, butuh kekuatan sihir seperti Direktur Rewin." Kata Elis dalam hati sambil kebingungan.
"AAAAHh." Teriak Elis yang sangat kebingungan.
....
[Kemudian di dalam laut].
Meteor yang sudah tengelam ke dasar laut, perlahan-lahan bergerak mengikuti arus laut menuju ke permukaan.
Benda misterius itu bukanlah batu ataupun meteor yang jatuh, Namun seorang manusia, dengan di selimuti sihir pelindung yang sangat kuat.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Ferdy C.r
Wooooo. ntaap
2022-09-29
1