Sesak

Tak terasa jam sudah pukul setengah sebelas malam. Sudah berjam jam Kirana merevisi tanpa makan. Kirana lalu melihat jam yang berada di dindingnya, karena dia merasa sudah mengantuk dan berkali-kali menguap.

“Sudah larut malam rupanya,” Kirana merenggangkan otot-otot tangannya. “Aku tidak sempat makan juga,” sadarnya sambil menguap.

“Ya sudahlah makan besok saja. Sekalian lanjutin revisinya juga, sudah ngantuk banget aku”. Kirana berbicara pada diri sendiri. Sudah menjadi kebiasaan Kirana berbicara pada dirinya sendiri.

Kirana lalu membereskan laptop dan bukunya yang berserakan. Setelah selesai, Kirana langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Dia mulai memejamkan matanya. Beberapa detik terlelap Kirana dikejutkan dengan ketokan pintu.

“Astaga, siapa malam-malam ngetok pintu?” tanyanya pada diri sendiri dengan sedikit rasa takut.

Pintu terus diketuk dengan jeda sebentar. Kirana was-was dan merasa takut.

Awalnya Kirana tidak mau membuka pintu dan membiarkan saja orang itu. Dia takut kalau itu orang jahat. Namun dia memberanikan diri, dia benar-benar ingin tahu siapa malam-malam begini mengetok pintunya.

Dengan jantung berdebar Kirana melangkahkan kakinya ke pintu. Dia sudah bersiap-siap mengambil sapu, dipegang dengan tangan kanannya sambil sedikit diangkat. Posisinya sama seperti orang mau memukul.

Kirana memegang gagang pintu dan membukanya pelan. Setelah pintu terbuka diluar dugaannya, ternyata si pelaku adalah Odeng. Diurungkan niatnya yang ingin menghajar orang yang disangka penjahat.

“Lama banget sih buka pintunya, dingin tau diluar ditambah sepi banget lagi,” seloroh Odeng.

Sedetik kemudian dia berbicara lagi, “Itu buat apa sapu? mau mukul siapa?” Dengan pandangannya lurus ke arah sapu yang dipegang Kirana.

Kirana menurunkan sapunya, “Aku kira tadi orang jahat, aku siap siagalah,” tandas Kirana membiarkan odeng masuk.

“Lagian kamu ngapain malam-malam kesini? Udah larut ini,” lanjut Kirana lagi sambil menutup pintunya.

“Mana ada orang jahat cantik kayak aku," Odeng berbicara dengan percaya diri sambil tersenyum yang bikin orang jengkel melihatnya.

“Aku mau bertanya, kamu besok bimbingan tidak? si bapak bisa tidak besok?” Sambil duduk di kursi. Di dalam kamar Kirana memang ada satu kursi berukuran kecil.

“Aku tidak mau bimbingan, belum selesai merevisi. Lagian kamu bisa langsung tanya ke bapak Odeng, malah nanya ke aku,” dengus Kirana memilih duduk di kasurnya.

“Nah itu masalahnya, handphone ku lowbet tadi. Jadi tidak sempat nanya,” Tersenyum cengengesan menjadi salah satu ciri khas Odeng.

“Oh iya, aku tadi lupa mau nanya masalah proposalmu. Baru inget” tambahnya lagi masih dengan senyum cengengesannya.

Belum sempat Kirana menjawab Odeng langsung nyerocos. “Eh, tadi kamu bilang belum kelar revisi. Banyak yang direvisi ya?” Dengan tatapan penuh tanda tanya.

Kirana hanya menepuk jidatnya sambil meringis. Pusing dengan kelakuan Odeng yang membuat orang jengkel.

“Kenapa? Sakit kepala?” tanyanya polos seakan tidak tau apa-apa.

“Tidak" to the point sekali Kirana menjawab. Jeda sebentar Kirana melanjutkan ucapannya.

"Apa pertanyaanmu tadi, masalah proposalku ya? Kamu tau aku hampir tidak bisa bernafas di ruangan bapak. Sesak, panas, gerah, jangan lupakan aku seperti berada di dalam penjara. Eh bukan, lebih tepatnya aku seperti tersangka. Kamu harus tau juga kalau isi proposalku banyak yang dicoret hampir tidak ada yang benar,” Menghembuskan nafas kasar, hanya itu yang bisa dilakukan Kirana. Biarlah Kirana dibilang lebay karena kenyataannya memang begitu.

Diluar dugaan, Odeng hanya tertawa mendengar pengakuan Kirana. Kirana bersungut-sungut dikiranya Kirana ngelawak sampai ditertawakan begitu.

“Tidak bisa bernafas karena bapak ganteng?” Menaik turunkan alisnya dengan cengengesan khasnya. “Memang ganteng ya si bapak. Masih muda juga. Minat tidak ran?”

Tanpa basa basi Odeng melontarkan pertanyaan yang sama sekali tidak terlintas dalam pikiran Kirana dengan masih tetap dengan menaik turunkan alisnya sambil tersenyum jahil.

Jangan lupakan tatapannya yang menyebalkan bagi Kirana. Kirana cemberut. Bukannya memberi solusi malah menjalar kemana-mana pembahasannya. Kirana lalu mengambil chargernya.

”Ini, sana pulang,” Menjulurkan chargernya seraya mengusir Odeng.

“Eh, kok diusir ran. Tega ya kamu,” ucapnya sedikit dramatis.

“Charger tuh handphonemu sana,” usir kirana lagi sambil merebahkan tubuhnya.

“Iya iya. Eh, tadi kamu deg degan gak?” Masih sempatnya Odeng menggoda Kirana.

“Jantungan aku,” singkat Kirana menjawab sambil memeluk gulingnya. Kirana menjawab sekenanya.

“Wah kiran, jangan jangan...” Odeng tidak melanjutkan perkataannya namun hanya menggerak gerakkan alisnya, senyum jahilnya pun tak luput dia tunjukkan.

Jawaban spontan Kirana tadi seakan menjadi boomerang baginya. Kirana tidak kepikiran jawabannya akan diperpanjang oleh Odeng.

“Apaan sih Deng. Sana pulang. Katanya mau ngubungin bapak”. Malas sekali Kirana membahas hal begituan.

Baru saja Odeng mau buka suaranya, namun harus diurungkan karena Kirana sudah berbicara lebih dulu.

“Sana cepat pulang. Kamu mau maling masuk ke kamarmu karena tidak ada orangnya,” seru Kirana cepat.

“Iya iya aku pergi”.

Odeng berbalik ingin pergi. Namun, sedetik kemudian menghadap ke Kirana lagi.

“Kamu tidak mau mewakili aku nanyain ke bapak?”. Masih saja Odeng tersenyum jahil.

Takut kirana melemparnya dengan bantal, Odeng dengan cepat melangkah keluar dan pergi ke kamarnya dengan tertawa pelan, meninggalkan Kirana yang sempat emosi karena ledekan Odeng.

“Apa-apaan coba pertanyaannya, kenapa malah kemana mana yang dibahas,” gerutu kirana.

“Siapa juga yang minat. Tertarik saja tidak. Huh, kenapa malah kepikiran itu sih,” lanjutnya lagi berbicara sendiri sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

Setelah berkutat dengan pikirannya dan merasa apa yang dipikirkan tidak penting, Kirana lebih memejamkan matanya untuk tidur karena sudah sangat ngantuk dan sudah malam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!