Bab 5

"Mau mampir dulu nggak lo?" sembari melepaskan helm dari kepala nya setelah turun dari atas motor matic milik Fira, Fani bertanya setelah mereka sampai di depan rumah sederhana Fani.

"Nggak deh,gue langsung balik aja,capek mau istirahat, titip salam buat mama Winda dan calon masa depan gue my baby sweetie unyu unyu Alex ya" jawab fira mengedipkan sebelah mata nya genit,setelah itu melajukan motor nya menjauh dari depan rumah Sabahat nya,tanpa menunggu respon.

Karena dia tau sang sahabat akan mengeluarkan omelan nya hanya karena ucapan yang sedikit lebay mungkin dan terkesan menjijikkan.

"CK apa kata nya tadi,my baby sweetie unyu unyu Alex, menjijikkan kan"dengan bergidik jijik mengingat ucapan Fira sahabat nya dia melangkah masuk ke rumah.

"PRINCESS FANI YANG CANTIK,IMUT, MENGGEMASKAN DAN BAHENOL PULANG,YUHUUUU" dengan suara keras nya dia memasuki rumah,dan mencari keberadaan sang ibu negara ,mama tercinta nya .

"Mama yuhuu,i'm coming" meluangkan ke arah dapur setelah tidak menemukan sang mama di ruang keluarga,ternyata juga tidak ada di sana.

Melangkah ke kamar sang mama juga tidak ada,dan dia menuju kamar sang adik,dia juga tidak menemukan sang mama maupun sang adik disana.

"Mereka ke mana sih ck,ke kamar aja lah mandi habis itu rebahan,nanti juga mereka pulang" entah kemana kedua orang yang sangat dia sayangi itu pergi Fani memilih istirahat di kamar nya .

Mengistirahatkannya badan dan pikiran nya yang lelah setelah bekerja di kantor.Tidak membutuhkan waktu lama untuk nya bersih bersih dia merebahkan tubuh nya di kasur empuk nya yang tidak terlalu luas hanya cukup maximal untuk dua orang saja itupun mungkin tidak bisa bebas bergerak.

Namun walau cukup hanya untuk satu orang tidak mengurangi rasa nyaman untuk orang yang menempati nya.

"Derrt,,,Derrt ,Derrt"

Saat dia sudah siap untuk menjelajahi alam mimpi nya,tiba tiba handphone nya berbunyi menandakan panggilan masuk.

mencoba untuk mengabaikan panggilan itu dia tetap menutup mata nya.

Panggilan pertama berhasil dia abaikan,tapi tidak lama panggilan ke dua pun dia abaikan bodoh amat sama yang memanggil karena no baru jadi dia bisa bersikap bodoh amat,siapa tau itu no yang salah sambung,orang iseng atau yang lain sebagainya.

Namun pertahanan nya runtuh untuk tidak mengangkat penggilan itu,karena penelpon nya tidak ada henti-hentinya nya untuk menghubungi nya.

"Siapa sih ganggu aja,coba nanti nggak penting gue kutuk jadi monyet biar tau rasa" setelah selesai mengutuki yang menelpon nya Fani mengambil hp nya dari atas nakas dan mengangkat panggilan masuk itu.

"Halo,siapa sih ganggu orang aja,kalau nggak penting awas ya,gue kutuk lo jadi monyet biar tau rasa" cercah Fani tidak memberi jeda untuk orang di sebrang sana menjawab saking kesal nya Fani karena waktu berharga nya harus di ganggu.

"Udah selesai kamu ngomel nya?" dengan refleks Fani langsung duduk dari rebahan nya mendengar suara berat dan terkesan dingin sebrang sana. Siapa cowok yang menelepon nya ini,yang pasti bukan pacar,ataupun gebetan karena dia tidak punya, walaupun memiliki paras cantik tidak membuat dia mempunyai pacar karena dia masih belum memikirkan hal itu. Jadi siapa itu,apa jangan jangan huh tidak mungkin mudah mudahan saja benar bukan bos arogan nya karena kalau memang itu berarti ini pertanda buruk.

"Si-siapa ya?" dengan terbata Fani bertanya karena dia bingung harus bagaimana sekarang,jika memang tebakan nya benar dia harus bagaimana dan apa mau bos arogan nya itu.

"Menurut mu?" apa sebenarnya mau orang itu,kenapa tidak to the poin aja,sangat menyebalkan.

"Mana saya tau,kalau saya tau tidak mungkin saya bertanya"dengan menggerutu kesal Fani menjawab,ingin mematikan sambungan telepon nya dia takut tebakan nya benar,jika benar maka dia tidak bisa menebak apa yang akan terjadi setelah nya.

***

Sedangkan di tempat lain tepat nya Mension Atmaja,Devano tersenyum mendengar kekesalan dari orang yang dia telepon.

Sebenarnya dia juga bingung dengan apa yang dia lakukan,dengan tiba tiba menghubungi orang yang membuat nya merasakan hal yang berbeda dari biasa nya. Setelah tadi dia mendapat no gadis itu waktu di kantor yang mendapat tatapan bingung plus jadi bulanan dari sang sahabat sekaligus asisten nya Damian.

~flashback on

setelah Fani keluar tidak lama pintu ruangan nya kembali terbuka dan menampakan sosok laki laki masuk siapa lagi kalau bukan sahabat sekaligus asisten nya Damian,hanya dia yang masuk ke ruangan nya tanpa harus mengetuk pintu jika ingin masuk.

"Ngapain cewek itu lo suruh ke ruangan lo?"tanya Damian,karena hanya mereka berdua di ruangan ini jadi dia tidak menggunakan bahasa formal.

"Emang salah,nggak kan?"tanpa mengalihkan perhatian dari berkas yang di depan nya Devano bertanya,kenapa sahabat nya itu bertanya apakah ada yang salah dengan itu,jelas lah ada karena itu tidak biasanya apakah si Damian tidak sadar akan itu?

"Kan nggak biasa nya lo kayak gini, soal cewek itu apa yang akan lo lakuin nggak mungkin kan lo bebasin dia gitu aja,mungkin sih tapi kayak nya enggak deh" karena Damian tidak mendapat perintah atas apa yang akan dia lakukan kepada gadis itu setelah dengan berani nya mengusik seorang Devano.

"nggak lah, nggak semudah itu,lo cari no telepon nya nanti gue suruh dia ke mension gue aja,karena dia pasti sudah pulangkan " mengingat jam sekarang yang menunjukkan jam untuk pulang pasti Fani sudah pulang sama hal nya dengan karyawan lain.

"kenapa lo jadi bego begini,kan CV nya udah gue kasih ke lo,lo kan bisa liat no dia juga alamat dan lengkap data diri nya" sungguh Damian heran dengan bos yang sayang nya sahabat nya sendiri kenapa tiba tiba bodoh begini?.

"Iya ya,lupa gue"membenarkan ucapan Damian ,Devano sadar ngapain dia menyuruh nya mencari tau,kan CV Fani ada sama dia.

"Jangan jangan lo falling in love ya,ngaku nggak lo" tuduh Damian kepada Devano.

" Nggak lah,ngaco lo" sebenarnya dia juga tidak tau,yang pasti ada hal aneh yang dia rasa setelah insiden dia dengan gadis itu.Jika benar yang di bilang Damian tidak mungkin secepat ini bukan.

Setelah mereka larut dalam beberapa pembahasan dari yang tidak penting hingga hal yang benar benar penting,mereka memutuskan untuk pulang karena pekerjaan mereka sudah selesai.

flashback end.

Itu lah kenapa setelah sampai di mansion dan bersih bersih dia langsung menghubungi no Fani,awal nya dia ragu setelah telepon nya yang pertama tidak di angkat,tapi dia tidak menyerah dan mencoba nya dan hasil nya sama,apakah gadis itu sibuk atau bagaimana sehingga telepon dari nya tidak di angkat.

Mungkin Devano tidak sadar kalau Fani tidak tau no yang menghubungi nya adakah dari bos nya. hingga panggilan yang ke 10 baru Fani mengangkat.

Dan tanpa babibu langsung mengomel yang membuat senyum tipis terpatri di bibir Devano tanpa dia sadari.

**Halo pren semoga suka ,jangan lupa kasih vote komen yang mendukung dan kritikan serta saran ya prend.

kalau ada typo aku minta maaf dan kalau ceritanya agak gaje ,aku minta maaf pren dan maaf kalau fell nya gak dapet

semoga kalian suka ya,thanks all 🤗

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!