"Ck nyebelin banget sih jadi orang,percuma ganteng kalau dingin kayak es" ,"udah salah nggak minta maaf,tapi bentar deh,gue yang salah apa dia sih,bodoh amat lah yang pasti bukan gue" Gerutu Fani di sepanjang lorong kantor yang dia lalui untuk kembali ke ruangan nya.
"Guys sorry kopi nya entar lagi nyusul oke,di bawain og nanti" setelah sampai di ruangan nya Fani langsung memberitahukan ke pada teman-teman nya,dan dia pun langsung duduk di kursi nya untuk mengerjakan pekerjaan nya.
"Kenapa sih sama wajah Lo kayak kesal banget" Fira yang melihat wajah Fani yang tertekuk seperti kesal entah kepada apa dan siapa langsung bertanya kepada sahabat nya itu.
"Apa karena satu ruangan ini nitip buat lo bikinin kopi?"tidak mendapat jawaban dari pertanyaan sebelum nya akhir nya fira kembali bertanya lagi.
"Gak gue lagi kesel aja sama seseorang"jawab Fani membuat Fira penasaran sama orang itu.
"siapa gue?"tunjuk Fira dengan menunjuk diri nya sendiri,siapa tau aja kan,karena kadang kita membuat orang lain kesal dengan sikap dan tingkah kita tanpa kita sadari.
"Yang pasti bukan sama lo nyet"dengan tatapan sinis nya Fani menjawab Fira.
"Jadi sama siapa dong,ceritain kek biar gue rasa kepo gue gak menyiksa batin dan pikiran gue"ucap Fira Mendramatis.
Memutar bola mata malas akhirnya Fani menceritakan apa yang dia alami tadi saat membuat kopi hingga menambrak seseorang yang membuat mood nya makin hancur. Terlalu alay memang Fani ini bawa santai aja kan enak.
"Emang lo nggak kenal sama orang yang lo tabrak tadi,lagian lo aneh sih ,lo yang salah kenapa lo yang marah,situ sehat?" dengan kalimat sindiran Fira bertanya kepada Fani .
"Lo dari tadi nyimak nggak sih orang gue udah bilang gue gak kenal,lo tanya lagi,ck "
"Iya iya maaf,btw CEO kita ganteng tau pake banget malah asisten nya juga nggak kalah ganteng ei"sambil membayangkan wajah sang asisten CEO mereka yang tidak dia kenali Fira memberitahukan kepada Fani.
Memang tadi sebelum Fani kembali para karyawan yang ada di kantor di suruh berkumpul untuk menyambut CEO mereka ,tidak dipaksakan harus semua karyawan memang itu lah kenapa Fani tidak ikut menyambut CEO mereka begitu pun dengan beberapa karyawan yang lain.
"Idih lebay banget sih mbak"sebenernya nya Fani juga penasaran tapi ya mau bagaimana lagi akhir nya yang bisa dia ucapkan hanya kalimat itu saja.
"Bukan lebay loh tapi fakta,nih liat aja kalau nggak percaya"menyerahkab hp nya kepada Fani untuk memperlihatkan foto CEO mereka yang dia ambil secara diam diam,niat hati hanya ingin mengambil foto sang asisten ehh malah ikut CEO nya,tapi tak apa tak ada rugi nya juga.
Fani menerima hp sahabat nya dan seketika dia tercengang bagaimana tidak ,yang dia tabrak adalah CEO mereka dan bukan hanya itu dia juga mengatainya yang tidak tidak,bagaimana ini,apakah dia harus resign secepat nya? tapi itu bukan pilihan yang tepat.
Melihat raut wajah Fani Fira heran apa yang salah apakah sahabat nya itu langsung jatuh hati?
"Lo kenapa,ada yang salah?" tanya Fira mengeluarkan pertanyaan yang ada di dalam pikiran nya saat ini.
"Lo tau yang gue tabrak dan gue marahin tadi ya ini orang nya" meletakkan hp Fira di atas meja lalu bersandar dengan wajah yang menengadah ke atas Fani memberitahukan kepada fari.
Sungguh entah apa yang akan terjadi
kedepan nya Fani tidak tau ,karena yang dia tau CEO mereka tidak suka di usik dan berperangai kasar dan kejam,juga jangan lupakan sikap tegas dan dingin nya itu, membayangkan hal itu saja membuat nya merinding.
"Jadi bagaimana, katanya dia itu orang nya kasar dan tidak memandang bulu,baik cewek cowok kalau udah mengusik nya bakal di basmi bukan!?" Fira juga merasakan hal yang sama dengan Fani takut sahabat nya itu akan mendapatkan masalah nanti nya,karena yang dia tau bos mereka orang yang sangat tidak suka di usik.
Tiba-tiba Fira mendapatkan sebuah ide jika seperti di film kartun yang pernah dia tonton akan muncul sebuah lampu di atas kepala nya sekarang,dengan menjentikkan jari jari tengah dan jempol nya Fira memberitakan ide nya ke pada Fani "Aha,lo minta maaf aja sama dia pasti dia maafin kok,ya walaupun presentasi hanya 10% sih".
Fani berpikir itu bukan ide yang buruk tapi yang jadi masalah nya sekarang,nyali dia tiba-tiba menciut membayangkan hal yang tidak tidak yang akan dia terima nanti nya ,syukur kalau dia di maafin kalau tidak bagiamana ? kalau dia dimaafin dengan syarat yang tidak tidak bagaimana?.
Tapi kita tidak akan tau kalau tidak mencoba,"baik lah bukan ide yang buruk nanti aku coba "dengan tidak yakin Fani mengiyakan saran sahabat nya itu.
***
"ceklek " suara pintu dibuka membuat Devano menatap ke arah pintu ,dan melihat Alex asisten sekaligus sahabat nya itu masuk membawa map coklat yang entahlah isi nya apa dia kurang tau.
"Nih data-data cewek yang tadi,dia karyawan disini sepuluh bulan yang lalu,dia karyawan di devisi keuangan "menyerahkan map yang di tangan nya kepada atasan nya sekaligus sahabat nya Alex memberitahukan.
Devano menerima dan mengeluarkan kertas yang dari dalam map yang merupakan data cewek yang dengan berani menatap mata nya sekaligus berani mengatai nya patung dan bisu.
Dia menatap nya kertas itu dengan lama dan smrik tecetak di ujung bibir nya yang tidak terlihat dengan jelas,membuat Alex sedikit heran, entah apa yang di pikirkan bos nya itu dia kurang bisa menebak nya,karena kalau biasa nya bos nya itu akan langsung memberikan hukuman kepada yang berani mengusik nya tanpa melihat latar belakang mereka.
Tapi kali ini berbeda,apakah bos nya langsung jatuh cinta dengan gadis itu,tapi tidak mungkin selama ini bos nya paling anti dengan perempuan dan tidak pernah dekat dengan wanita manapun.
"Apa yang akan lo lakuin dengan gadis itu?"tanya Alex kepada Devano.
"Gue belum tau , nanti aja gue pikirin,Lo liat kan kerjaan di meja gue masih banyak,urusan itu nanti aja habis ini"
jawaban itu membuat tingkat keheranan di benak Alex makin meningkat,kenapa harus tunggu di pikirkan biasa nya juga langsung sikat habis.
"Aneh lo,biasa nya juga langsung sikat,lo jatuh cinta pandangan pertama sama tuh cewek?" tanya Alex mengeluarkan isi pikiran nya yang heran melihat tingkah bos nya itu.
"Nggak lah,ngaco lo,mending lo keluar deh kerja jangan makan gaji buta lo"
melirik sinis ke arah Alex Devano menyuruh nya keluar, sebenarnya dia juga tidak tau kenapa seperti itu,apakah benar dia jatuh cinta,tapi tidak mungkin karena dia tidak merasakan tanda-tanda jatuh cinta seperti berdebar misalnya,dia tidak merasakan itu.
"Semerdeka lo,gue keluar oke " mengeser kursi ke belakang Alex berdiri,dan melangkah ke arah pintu setelah mendapat anggukan sebagai jawaban dari Devano bos nya.
***halo guys semoga suka,jangan lupa vote, komen yang mendukung serta saran nya ,kalau ada typo mohon di maklumi hehe, terimakasih sudah mampir lop yu all*** 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments