“ Kamu merindukannya..?” tanya Ibu yang dijawab anggukan oleh Laras.
“ Kalo gitu kenapa gak anggap Ibu ini sebagai Ibu kamu juga?!” sambung Bu Suci.
Mata Laras bertemu dengan Bu Suci kemudian dialihkan pada Azka seolah meminta persetujuan dari Azka lewat matanya.
Beban dihati Laras serasa tumpah melalui air matanya tatkala anggukan nampak dimata Laras ketika memandang Azka. Dengan segera Laras memeluk Bu Suci dan sesenggukkan dipelukan Ibu itu. Mata Azka dan Ibunya pun jadi ikutan basah.
“ Jadi... “ sela Joe ragu.
Laras melepaskan pelukannya sambil menghapus air matanya.
“ Kami mau tinggal bersama kalian kalo memang kami tidak merepotkan.”
Joe dan Azka secara spontan bersorak. Laras dan Ibunya jadi tertawa.
“ Assalamu’alaikum...!” seru suara laki-laki yang beranjak masuk ke teras rumah.
“ Wa’alaikumsalam...!!” jawab mereka semuanya dengan melihat kearah datangnya suara.
“Mas Ruly. Ayo ikut ngobrol disini Mas.” seru Azka senang.
Ruly hanya tersenyum sembari memberikan tas kerjanya kepada Azka agar dibawah kedalam. Sedang Ruly menggantikan posisi duduk Azka.
“ Ada apa ini, Bu? Kok sepertinya Ibu dan Azka senang sekali.”
“ Itu karena Laras dan Joe mau tinggal disini, Mas.” Jawab Azka yang sudah keluar lagi sambil membawa satu gelas air putih untuk masnya.
Ruly langsung meminumnya, kemudian ikut bicara. Azka duduk disampingnya.
“ Laras dan Joe..??” tanya Ruly bingung kemudian berganti menatap Laras dan Joe kemudian beralih pada Azka untuk memastikan dugaannya tidak keliru.
Dan Azka hanya mengangguk mengiyakan tatapan Ruly. Tampak masnya itu manggut-manggut sambil melihat kearah Joe dan Laras bergantian.
Melihat itu Azka pun jadi ikut-ikutan memandang Laras dan Joe. Tapi saat matanya bertemu dengan Laras, entah kenapa ada sesuatu di mata itu. Seolah mengisyaratkan ketakutan,
‘ Ah.. mungkin risih karena mas Ruly mandanginnya kayak gitu.’ Pikirnya.
“ Lalu udah bilang ke orang tua kalian..?” tanya Ruly buka suara.
“ Orang tua kami udah meninggal mas.” Jawab Joe tenang tapi ada nada kesedihan.
Ruly kembali mengangguk-angguk. Kemudian tersenyum.
“ Ibu... Azka... Kalian sendiri yakin dengan keputusan kalian ini?”
Azka dan Bu Suci berpandangan tak mengerti.
“ Maksud mas ini apa sich..”
“ Yah.. mas kan cuma tanya, kenapa gak dijawab malah balik tanya..”
“ Ya jelas udah yakin dong. Kan tempo hari udah dibicarain tentang hal ini.”
“ Tapi sekarang kenyataannya berbeda dengan prediksi kita tempo hari kan?”
“ Berbeda maksudnya apa,Mas?”
“ Kan mereka bilang orang tuanya udah meninggal..”
“ Lalu.. memangnya kenapa kalo orang tua mereka udah meninggal? Mereka kan bisa menganggap Ibu sebagai Ibu mereka sendiri.” Jawab Bu Suci yang mulai kesal dengan sikap anaknya.
Ruly tersenyum simpul.
“ Eh.. kok malah senyam-senyum bukannya kasih penjelasan ke kita..” protes Azka.
Ruly jadi benar-benar tertawa lalu mengacak-acak rambut adiknya itu. Azka pura-pura manyun.
“ Jadi kami gak boleh tinggal disini ya mas..” kata Joe lirih.
Ruly tersenyum tanpa jawaban pasti, membuat Azka makin manyun.
“ Begini loo adikku sayang... dan Ibuku sayang...” kata Ruly sembari menghabiskan air putihnya yang tadi masih tersisa separuh.
“ Kalo mereka tinggal disini tanpa ada status yang jelas, apa tidak akan jadi fitnah bagi Azka dan Ibu? Tentu saja bagi Laras dan Joe sendiri tentunya.” Sambungnya.
Kata-kata Ruly membuat Azka dan Ibunya menjadi terdiam. Yah... mereka melupakan tentang ini.
“ Lalu.. menurut kamu gimana baiknya, Rul?” tanya Ibu pasrah.
Ruly kembali tersenyum apalagi saat melihat jemari Ibunya berada di tangan Laras. Mengetahui arah pandangan Ruly kearah jemari Ibunya, dengan segera Laras menarik tangannya.
“ Kalo Ibu memang ingin mereka menganggap Ibu sebagai Ibu mereka sendiri, saya sich setuju saja, Bu. Dan saya yakin Azka pun demikian. Karena itu kenapa tidak kita legalkan saja.”
“ Maksud kamu dengan melegalkan gimana toh Rul..?”
“ Maksud Ruly yah.. Ibu menjadi orang tua angkat mereka gitu Bu."
“ Dengan kata lain.. Ibu mengadopsi mereka. Begitu mas?”
Ruly mengangguk. Bu suci pun demikian, Azka tersenyum senang.
“ Lalu kapan kita urus hal itu mas?”
“ Yah... lebih cepat lebih baik. Toh Laras dan Joe juga mulai tinggal dirumah kita hari ini kan”
Azka mengangguk pasti.
“ Kalian berdua tahu dimana wali kalian tinggal?”
Joe menggeleng.
“ setahu kami, selama kami disini gak pernah ada orang yang perduli.”
“ Sebenernya... Ada mas.. Ha.. Hanya saja saya lupa ru.. rumahnya dimana.”
Azka semakin penasaran dengan sikap Laras, kenapa bisa gugup didepan mas Ruly. Ada apa sebenernya.
“Oh iya..?! Wah sayang sekali. Punya hubungan apa dengan kalian?”
“ Pa.. Pa... Paman...”
“ Ya sudahlah kalo memang lupa. Nanti aku tanyakan temanku gimana prosedur lengkapnya.”
Laras mengangguk tanpa menatap Ruly.
Adzan maghrib berkumandang, kidung-kidung senja mulai berdatangan.
“ Sudah maghrib.. Kita lanjutin ngobrolnya setelah makan malam nanti ya..” kata Ruly sambil mulai beranjak, tapi sebelum dia melewati pintu depan Ruly menoleh lagi.
“ Kalian ambil baju-bajunya nanti saja, biar aku dan Azka bantuin packing.” Lalu berlalu.
Sepeninggal Ruly, Azka dan Bu Suci mulai beranjak.
“ Untuk sementara Laras tidur dikamar Azka dulu ya.. Joe, kamu tidur dikamar masmu ya.. Karena rumahnya belum dibersihkan."
“ Ayo.. Aku tunjukkin kamarnya.” Ajak Azka senang sambil menggamit lengan Laras tapi d tepisnya.
" Kotor, Ka." elaknya.
"Apaan sih. Biarin. " protesnya seraya menggamit lengan itu lagi.
" Kan belum mandi. "
" Sama dong. "
" Trus aku pakai baju apa nanti ? "
" Kan bisa pake bajuku dulu. Udah gih sana kamu mandi dulu. "
" Laras. Ini handuk kamu. Joe tadi juga udah Ibu beri handuk dan baju ganti Masmu dulu. sementara kamu pake baju Azka dulu ya. "
" Siaaapp Bu. " seru Azka.
" Udah sana buruan gantian mandi. pinjami mukena juga. Jangan lama - lama. Udah di tunggu Masmu di mushola. "
" Iya Bu. Terima kasih. " ucap Laras.
"Makasi mulu. Kapan mandinya nih. " sindir Azka.
Laras segera menghambur pergi ke kamar mandi setelah Joe keluar dari sana.
Yah,, rumah itu hanya ada satu kamar mandi. satu kamar utama yang di tempati Ibu. 2 kamar yang ditempati Azka dan Mas Ruly.
Sedangkan rumah petak yang di sebelahnya. Mempunyai 2 kamar yang nantinya akan di tempati Laras dan Joe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments