ANAK KECIL YANG PINTAR.

💌 HUJAN DAN KAMU 💌

 

🍀 HAPPY READING 🍀

.

.

.

KEESOKAN HARINYA.

Alessa mengusap wajahnya dengan kasar. Jordan sama sekali tak pernah menghubunginya. Ia mencoba menghubungi Monika tapi handphonenya tak pernah aktif. Pikiran Alessa kalut dengan berbagai pertanyaan dan asumsi. Aahhh.... Alessa tidak bisa menutupi rasa sesak yang menghimpit dadanya.

Alessa duduk di sofa ruang tamunya, dengan tatapan kosong sambil memeluk dada. Sudah satu jam ia duduk termangu dengan pakaian casualnya. Balutan skinny jeans yang berwarna navy dan juga sweater berwarna cream dengan model turtle neck menutup tubuhnya. Rambutnya diikat satu ke belakang.

Tujuannya hari ini hendak ke supermarket, namun bayangan Jordan terus menganggu pikirannya. Alessa merasakan sesak lagi. Seharusnya pertemuan ini menjadi momen yang paling indah untuknya. Namun nyatanya, Alessa menarik napasnya dalam-dalam lalu mengembuskannya sekaligus.

"Apakah monika menyukai Jordan?"

"Ahhhhh...." Dengan cepat Alessa menggeleng "Tidak mungkin,"

Alessa tak ingin memikirkan hal yang tidak penting, apalagi memikirkan Monika yang berencana merusak hubungan mereka. Jika memang dia ada niat, Itu tidak semudah yang dia bayangkan. Mereka saling mencintai dan berjanji menjaga cinta ini dengan baik. Monika adalah sepupunya. Ia akan berpikir dua kali jika ingin merusak hubungan mereka.

Benar, tidak ada yang harus ditakuti Alessa. Ia tidak ingin memikirkan hal itu lagi. Jordan pergi hanya untuk urusan kerja. Alessa sudah berjanji tidak akan meragukan cinta itu. Kekuatan cinta mereka sangat besar. Jordan selalu membuatnya nyaman. Dia tidak pernah mengatakan cinta yang bertele-tele. Dia tidak pernah menggebu-gebu untuk menyatakan cintanya. Jordan orangnya tenang tapi mampu menghanyutkan perasaannya. Semuanya yang dilakukannya sederhana tapi membuatnya bahagia.

Bagi Alessa, cukup saling percaya, cukup saling memiliki dan terus bahagia. Mereka satu hati, satu tujuan, satu pemahaman dan satu rasa. Cinta sejati tidak memerlukan penjelasan karena cinta sejati adalah cinta yang tanpa alasan. Karena cinta adalah satu-satunya kebenaran hidup yang membuat segala kebenaran yang tulus.

Dan kebahagiaan itu ditemukan dalam cinta yang tidak egois.

Alessa tersenyum singkat dan melakukan ritual menarik napas hal yang sering ia lakukan jika pikirannya sedang kalut. Alessa segera berdiri. Manaruh rantai sling bag dan berjalan ke depan rumah. Alessa memutuskan belanja hari ini.

Sisa hujan tadi sore masih membekas. Bulan ini memang sering disuguhi hujan hampir setiap harinya. Tanah basah. Pohon-pohon mengucurkan air, terimbas angin malam. Udara dingin menusuk kulit. Alessa melangkah menuju pos security. Karena ia baru di sini, Alessa belum mengetahui lebih banyak tentang daerah tempatnya sekarang menetap. Mendekat ke pos security, Alessa mendengar suara tangisan anak kecil di sana. Hatinya terdorong untuk segera mendekat ke pos itu.

"Selamat sore pak," Sapa Alessa kepada seorang lelaki berkumis yang sedang berusaha membujuk anak kecil yang terus menangis.

"Ah... selamat sore nona, ada yang bisa saya bantu?"

Sesaat anak kecil itu terdiam dan menoleh ke arah Alessa. Lalu lanjut menangis merengek sambil menarik tangan pak security.

Hati Alessa tergerak untuk menghampiri anak kecil berambut panjang itu.

"Hai sayang, kenapa kamu menangis?" ucap Alessa dengan lembut.

Lagi-lagi anak kecil itu menoleh tapi tidak menjawab pertanyaannya. Bukannya diam suaranya tangisannya bahkan terdengar lebih kencang. Alessa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Sepertinya dia kehilangan ibunya, atau jangan-jangan anak ini tersesat?" Batin Alessa sambil menatap anak kecil yang rambutnya dikuncir dua itu.

"Aku mau bertemu uncle." Katanya sambil menarik tangan pria itu.

"Uncle belum datang sayang, kita tunggu sebentar lagi ya."

"Apa dia anak bapak?" Tanya Alessa kepada lelaki berkumis yang mulai tampak bingung karena tak bisa membujuk anak kecil itu.

"Bukan nona. Anak ini bukan anak saya."

"Heuh? Jadi anak siapa? Apa dia tersesat?"

"Sebenarnya anak ini dititip ibunya ke pak Levin. Tapi beliau masih berada di kantor, ada rapat penting yang tak bisa ia tinggalkan. Jadi beliau meminta saya untuk menjaganya sebentar."

"Aku mau uncle? dimana uncle?" Anak kecil itu kembali merengek dan menangis.

Pria itu mengembuskan napas frustasi, biasanya anak ini begitu akrab dengannya. Namun hari ini, Elana benar-benar tak bisa dibujuk.

Alessa berdehem singkat. Ia berjongkok agar sejajar dengan anak itu. "Kamu mau bertemu uncle?"

Anak kecil itu mengangguk cepat sambil mengusap air matanya. "Hmmm, aku ingin bertemu uncle. Aku tidak mau di sini."

"Baiklah, aunty akan membawamu bertemu uncle, tapi janji gak boleh nangis lagi." Bujuk Alessa dan berhasil tangisan anak itu berhenti juga.

"Aunty janji?" ucapnya dengan gaya bahasa anak kecil.

"Hmm. Aunty janji, tapi gak boleh nangis ya."

Lagi-lagi anak itu mengangguk sambil sesenggukan.

"Pintar," Alessa membelai lembut rambut anak itu.

Pria berkumis itu mengembuskan napas lega. "Terima kasih nona, sudah membantu saya."

Alessa hanya tersenyum mengangguk. Kemudian Ia menatap anak kecil bermata indah itu.

"Uncle masih di kantor sayang, bagaimana kalau kita ke supermarket dulu? Kamu bisa beli coklat, atau mainan yang kamu suka. Bagaimana, kamu mau?"

"Mau...mau...mau..." Ucapnya antusias dengan mata berbinar.

"Anak pintar."

Alessa bangun dan menghadap pak security yang ikut tersenyum di sana.

"Di sini ada supermarket pak?"

"Ada non, tidak terlalu jauh dari sini. Tinggal belok kanan saja dan anda langsung menemukan supermarket Flower."

"Baiklah. Saya bawa anaknya dulu ya pak,"

"Silakan non." Pria itu mengangguk.

Mereka melangkah meninggalkan pos security.

"Aunty gendong ya, biar kamu gak capek."

"Iya aunty." ucapnya polos sambil menarik cairan hidung yang hendak keluar karena terlalu banyak menangis tadi.

Alessa langsung menggendong tubuh mungil itu.

"Nama kamu siapa, sayang?"

"Namaku Elana."

"Wah...nama yang indah." Alessa mencium singkat pipi Elana.

Pertemuannya dengan Elana membuatnya tersenyum. Kesedihannya hilang seketika.

Di supermarket Elana sangat manis. Dia hanya berlari-lari dan tertawa saat Alessa memberikan jajanan yang banyak untuknya. Elana anak baik dan tidaklah sesulit yang ia pikirkan. Alessa berkeliling-keliling di pelataran supermarket sambil memegang tangan Elana. Ia belanja kebagian froozen foods. Supermarket premium ini lengkap. Cocok untuk kompleks perumahan elit seperti ini. Alessa bisa mendapatkan apa saja yang ia inginkan. Alessa memilih bahan makanan yang ia butuhkan selama satu minggu saja.

"Elana, anak kecil yang manis. Anak manis boleh dihadiahi permen yang manis juga." Kata Alessa tersenyum sambil memberikan permen kepada Elana. "Tapi hanya satu, ya! Gak boleh banyak-banyak, nanti giginya busuk." Sambung Alessa dengan lembut.

"Kata uncle kalau makan permen banyak, bisa batuk juga ya aunty?"

"Hmm. Karena permen itu banyak mengandung pemanis buatan yang memang bisa mengiritasi tenggorokan dan membuatmu batuk-batuk. Jadi harus makan satu. Gak boleh makan banya......"

Sebelum Alessa melanjutkan kalimatnya. Elana dengan cepat-cepat memasukkan permen ke dalam mulutnya.

Alessa tertawa melihatnya. "Hati-hati jangan sampai tertelan sayang. Aunty juga tak kan merebut permenmu. Karena aunty masih punya sekantong." Serta merta Alessa memperlihatkan permennya itu.

Aih, Elana mulai nakal! Ia menggapai kantong permen Alessa.

"Gak boleh!" Ucap Alessa tersenyum sembari menjauhkan kantong permennya. Lalu, segera menyembunyikannya. Elana memeluk Alessa. Terlihat jelas Elana begitu bahagia hari ini.

"Kita pulang yuk, mungkin uncle-mu sudah kembali."

"Kalau uncle sudah pulang, aunty main ke rumah ya."

"Heemm....apa boleh?"

"Boleh dong aunty... Kita makan bersama di rumah uncle."

Alessa menahan senyum saat mendengar ucapan anak itu. "Bagaimana ia bisa memikirkan itu, dasar anak-anak zaman sekarang."

"Elana lapar aunty."

"Heuh? kamu lapar, sayang?"

Elana mengangguk sambil memegang perutnya.

"Kita cari makanan disekitar sini, bagaimana?"

"Elana gak mau, Elana mau masakan aunty."

"Ohhhh kalau begitu Elana main ke rumah aunty saja. Aunty bisa masak makanan yang kamu suka."

Elana lagi-lagi menggeleng, bibirnya manyun ke depan. "Bagaimana kalau uncle datang dan mencari Elana? Nanti uncle sedih tidak bisa menemukan Elana. Jadi aunty saja yang ke rumah Elana saja."

"Astaga, ini anak kok pintar banget sih..."

"Mau ya aunty?" Desak Elana sambil menarik-narik tangan Alessa.

Tak mau Elana menangis. Akhirnya Alessa mengiakan. "Tapi aunty gak bisa lama, ya."

"Iya, aunty."

Setelah mendapatkan bahan makanan yang dibutuhkan. Mereka pun melangkah menuju kasir untuk melakukan pembayaran.

⭐⭐⭐⭐⭐

Elana membawa tangan Alessa memasuki taman mini dan jalan setapak yang melewati bagian tengah taman kecil itu untuk masuk ke rumah. Taman yang memiliki rumput luas yang besar, ditutupi dengan jalan batu yang melengkung, seperti halaman rumahnya.

"Tadi pak security bilang kalau uncle-mu belum pulang dan kita tidak bisa masuk kalau tidak ada kunci."

Elana tersenyum dan meminta Alessa membungkukkan badannya. Alessa menurut dan mendekatkan wajahnya ke Elana.

"Tapi aku bisa buka pintunya aunty." Bisiknya pelan sambil menoleh ke arah kanan. Takut ada orang yang mendengar pembicaraan mereka.

Alessa mengerutkan keningnya, "Kamu bisa buka?"

Elana mengangguk sambil menahan senyum. "Aku bisa buka pintu ini dengan tongkat ajaibku." bisik Elana lagi.

"Benarkah?"

Perkataan Elana menggelitik hatinya. Elana tidak seperti anak yang ditemuinya. Dia cerdas dan bisa membuat suasana hati kita bahagia. Bahkan umurnya yang masih empat tahun saja, cara bicaranya melebihi orang dewasa.

"Aunty mau tidak di sulap, biar pintunya terbuka?"

Alessa seperti orang bodoh, ia mengangguk begitu saja.

"Aunty tinggal tekan, nanti Elana tinggal menyebutkan angkanya."

Alessa lagi-lagi dibuat tersenyum. Tangannya mengetikkan password yang berupa angka-angka sesuai yang disebut Elana. Kunci yang berbasis digital yang menggunakan password sebagai akses masuk pun akhirnya terbuka.

"Hore.... pintunya terbuka." Elana melompat kecil di sana dan tanpa sadar Alessa ikut tersenyum melihat tingkah Elana yang menggemaskan itu.

BERSAMBUNG.....

^_^

Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini Novel kedelapan aku 😍

Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.

^_^

Terpopuler

Comments

joeluphkanda

joeluphkanda

kayak nya itu rumah cowok yang berantem dimobil taxi kemarin deh,benarkah Thor???

2022-09-28

0

lanjut

2022-09-12

0

Pintar benget

2022-09-12

0

lihat semua
Episodes
1 HUJAN DAN IMPIAN.
2 BERTEMU DENGAN LELAKI ANEH.
3 RUMAH BARU.
4 KECEWA
5 ANAK KECIL YANG PINTAR.
6 ELANA HILANG ????
7 BUKANKAH DIA?
8 APA KITA BISA BERTEMAN?
9 JADWAL PEMERIKSAAN
10 MONIKA MEMBUAT KEKACAUAN.
11 MEMAAFKAN.
12 RAPAT DADAKAN
13 MENGHINDARI
14 AKU MENCINTAIMU
15 LAGI LAGI DIPERTEMUKAN
16 DEBARAN ANEH.
17 MENYIMPAN RAHASIA
18 MERINDUKAN ELANA.
19 JAMUAN MAKAN MALAM
20 TETAP SALING PERCAYA
21 TERUS MEMIKIRKAN
22 BAGAIKAN LILIN
23 LEVIN SAKIT
24 LEVIN SAKIT KERAS?
25 AKU DIINFUS?
26 TERSERAH KAU MAU PERCAYA
27 MONIKA DALAM BAHAYA
28 KECEWA
29 ADA APA DENGANKU?
30 MISI RAHASIA
31 SENYUM MENGGODA
32 KENAPA AKU GUGUP
33 SISI GELAP JORDAN
34 SIAPA PRIA ITU?
35 ULANG TAHUN PERUSAHAAN.
36 WILL YOU MARRY ME?
37 MENCARI TAHU
38 MELUKAI HARGA DIRI
39 CLUB MALAM
40 PERTEMUAN TIDAK DIDUGA
41 KEPANIKAN LEVIN
42 MENUNGGU DENGAN CEMAS
43 PENGOBATAN ELANA.
44 SEMANGAT UNTUK SEMBUH
45 DINNER KELUARGA.
46 PERSIAPAN PERNIKAHAN.
47 BERTEMU MONIKA
48 PELAKU TABRAK LARI
49 MENGETAHUI KEBENARAN
50 APA YANG TERJADI?
51 MEMBATALKAN PERNIKAHAN
52 KEMBALI BEKERJA
53 MASALAH TERSELESAIKAN
54 PEMECATAN DOKTER ALESSA
55 BERUSAHA UNTUK KUAT
56 TIDAK BISA MENGUNJUNGI
57 RASA CINTA YANG HILANG
58 CINTA MEMANG PELIK
59 PERPISAHAN
60 DASAR LELAKI ANGKUH
61 KEMARAHAN LEVIN
62 PERJODOHAN KONYOL.
63 MENOLAK PERJODOHAN
64 PEMILIHAN DIREKTUR
65 AMBISI DAN KEMAMPUAN
66 KEHILANGAN
67 PERESMIAN GEDUNG
68 MENGHINDARI DESMOND
69 UNGKAPAN BAHAGIA
70 AKHIR PERJALANAN CINTA
Episodes

Updated 70 Episodes

1
HUJAN DAN IMPIAN.
2
BERTEMU DENGAN LELAKI ANEH.
3
RUMAH BARU.
4
KECEWA
5
ANAK KECIL YANG PINTAR.
6
ELANA HILANG ????
7
BUKANKAH DIA?
8
APA KITA BISA BERTEMAN?
9
JADWAL PEMERIKSAAN
10
MONIKA MEMBUAT KEKACAUAN.
11
MEMAAFKAN.
12
RAPAT DADAKAN
13
MENGHINDARI
14
AKU MENCINTAIMU
15
LAGI LAGI DIPERTEMUKAN
16
DEBARAN ANEH.
17
MENYIMPAN RAHASIA
18
MERINDUKAN ELANA.
19
JAMUAN MAKAN MALAM
20
TETAP SALING PERCAYA
21
TERUS MEMIKIRKAN
22
BAGAIKAN LILIN
23
LEVIN SAKIT
24
LEVIN SAKIT KERAS?
25
AKU DIINFUS?
26
TERSERAH KAU MAU PERCAYA
27
MONIKA DALAM BAHAYA
28
KECEWA
29
ADA APA DENGANKU?
30
MISI RAHASIA
31
SENYUM MENGGODA
32
KENAPA AKU GUGUP
33
SISI GELAP JORDAN
34
SIAPA PRIA ITU?
35
ULANG TAHUN PERUSAHAAN.
36
WILL YOU MARRY ME?
37
MENCARI TAHU
38
MELUKAI HARGA DIRI
39
CLUB MALAM
40
PERTEMUAN TIDAK DIDUGA
41
KEPANIKAN LEVIN
42
MENUNGGU DENGAN CEMAS
43
PENGOBATAN ELANA.
44
SEMANGAT UNTUK SEMBUH
45
DINNER KELUARGA.
46
PERSIAPAN PERNIKAHAN.
47
BERTEMU MONIKA
48
PELAKU TABRAK LARI
49
MENGETAHUI KEBENARAN
50
APA YANG TERJADI?
51
MEMBATALKAN PERNIKAHAN
52
KEMBALI BEKERJA
53
MASALAH TERSELESAIKAN
54
PEMECATAN DOKTER ALESSA
55
BERUSAHA UNTUK KUAT
56
TIDAK BISA MENGUNJUNGI
57
RASA CINTA YANG HILANG
58
CINTA MEMANG PELIK
59
PERPISAHAN
60
DASAR LELAKI ANGKUH
61
KEMARAHAN LEVIN
62
PERJODOHAN KONYOL.
63
MENOLAK PERJODOHAN
64
PEMILIHAN DIREKTUR
65
AMBISI DAN KEMAMPUAN
66
KEHILANGAN
67
PERESMIAN GEDUNG
68
MENGHINDARI DESMOND
69
UNGKAPAN BAHAGIA
70
AKHIR PERJALANAN CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!