💌 HUJAN DAN KAMU 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
Alessa berniat meminta maaf karena ini memang kesalahannya. Ia juga tidak mau berdebat dengan orang yang baru dikenalnya. Ia pun menawarkan diri untuk membayar uang taksi pria itu.
"Karena suasana hatiku sedang baik. Biarkan aku membayar uang taksimu." ucapnya pelan dan hati-hati.
Pria yang tengah asyik memeriksa ponselnya sejenak menghentikan aktifitasnya. Ia menatap gadis yang baru ditemuinya hari ini. "Kamu mencoba merayuku?" Ucapnya pelan namun tatapnya dingin dan tajam.
Alessa terbeliak karena terkejut mendengar perkataan pria itu. "Merayu?" Batinnya tak percaya. Seumur hidup baru kali ini ia dituduh merayu lelaki yang tampangnya pas-pasan. Kekasihnya bahkan jauh lebih tampan dari lelaki brengsek yang duduk di sampingnya itu. Sungguh dalam batin, Alessa mengumpat dirinya. Kenapa ia tak memilih turun saja. Sekarang ia benar-benar berhadapan dengan pria aneh ini.
Karena wanita itu hanya diam, sudut bibir Levin mengukir ke atas.
"Benar dugaanku, kau hanyalah seorang wanita yang mencari target dengan dalih masuk ke taksi untuk merayu pria yang menjadi targetmu selanjutnya."
Alessa mengembuskan napas sambil memejamkan mata. Ia jengah melihat sikap pria itu. Tadinya ia masih bisa bersabar, sekarang lagi-lagi ia dituduh "mencari target?" Alessa masih tak percaya dengan apa yang di dengarnya. Ia menatap tajam dengan mengibarkan bendera permusuhan di sana. "Siapa yang merayumu? Aku?" tunjuk Alessa ke dirinya.
Pria itu melipat tangannya di depan dada. Pembawanya santai, sampai ia tidak sadar telah melukai wanita yang duduk disampingnya. "Ya kamu, siapa lagi jika bukan kamu."
"Hahahaha..." Alessa tertawa hambar. "Siapa juga yang merayumu? Maaf, aku gak tertarik dengan cowok model kayak kamu." Alessa menaikkan intonasi suara karena teramat kesal.
Supir taksi bahkan menggelengkan kepalanya sambil sesekali melihat mereka dari tengah kaca spion yang ada di tengah mobil. Perdebatan dua insan itu benar-benar menghiburnya hari ini.
"Aku tidak tertarik dengan lelaki yang mulutnya melebihi perempuan." Alessa menekan kalimat 'perempuan' untuk menyindir lelaki sialan itu.
"Yang nyuruh tertarik dengan aku siapa? gak ada kan?" Pria itu tersenyum tak mau kalah. Ia memalingkan wajahnya menatap ke arah luar.
"Oh my God. Aku bisa gila. Mimpi apa aku sampai bertemu dengan pria aneh seperti ini?"
"Dasar pria angkuh, sombong, aku bersumpah tidak akan pernah bertemu denganmu lagi! Camkan itu!"
Pria itu hanya diam tak merespon, Ia memilih bicara dengan supir taksi.
"Pak bisa pasang musik? Setidaknya bisa mengalihkan keributan di mobil ini." Sindir pria itu sambil melirik Alessa yang mendengkus kesal.
"Ah ..tentu saja tuan." Ucap supir taksi tersenyum sambil menghidupkan musik audio yang ada di mobilnya.
Tidak ada pembicara setelah itu. Sepanjang perjalanan Alessa lebih memandang keluar dengan perasaan kesal. Sementara pria yang duduk di sampingnya terbawa dengan lagu yang dinyanyikan dari audio. Lagu yang sesuai dengan perasannya saat ini. Kesempatan kedua.
Seperti menceritakan perjalanan cintanya dengan Monika. Hubungannya dengan Monika sempat putus nyambung berkali-kali. Keduanya bahkan sempat lost contact dan bahkan saling tak peduli. Meski demikian, akhir cerita keduanya pun tak terduga. Ia dipertemukan lagi dengan Monika saat kekasihnya itu menjadi tenaga sukarelawan yang membantu korban atas musibah bencana alam yang terjadi di kotanya. Setelah pertemuan itu, mereka memutuskan menjalin hubungan lagi.
Pria itu tersenyum menatap ke arah jalanan sambil terus menikmati lagu itu. Memori yang selalu mengajaknya untuk mengenang semua. Bila mengingat hal itu, rasa pesimis kian menebal bagai awan yang menebal menjelang hujan. Kegelisahan yang ada di batinnya kini sirna. Ketakutan yang terus menusuk-nusuk seluruh jiwanya perlahan-lahan tertiup angin dan siap membawanya pergi jauh.
Tidak terasa lagu pertama sudah habis mereka dengarkan. Kini lagu kedua tentang percintaan yang berakhir kesedihan. Dengan cepat Alessa memegang pundak pak supir.
"Maaf pak, bisa ganti lagunya? Semua lagu galau." ucap Alessa menatap sinis ke arah pria yang duduk di sampingnya.
"Kita matikan saja nona, kita sebentar lagi akan sampai" Kata Supir taksi, menekan tombol untuk mematikan audio yang ada di mobil. Sementara pria itu asyik mengutak-atik handphonenya.
Hening menyeruak di antara keduanya, tidak ada yang bersuara. Alessa memandangi jalan dalam kebisuan. Ia larut dalam pikirannya sendiri. Tatapannya kalut, seperti memikirkan sesuatu dan hanya terdiam sepanjang jalan. Yang dilakukannya hanyalah mendesah panjang sambil menatap keluar. Ini awal kehidupan yang baru baginya meninggalkan keluarga dan menjadi diri sendiri tanpa mengandalkan ayahnya.
Mobil taksi membelok dan memasuki perumahan mewah sesuai alamat yang di kirimkan Jordan. Perumahan itu tampak berbeda. Ini seperti penthouse mewah yang memiliki jarak tak terlalu jauh dengan rumah lainnya. Tak butuh waktu lama, supir taksi menghentikan mobilnya.
"Apa ini tempatnya pak?" tanya Alessa memastikan lagi. Tadi Ia sempat berpikir akan tiba di apartemen biasa yang sering ditemuinya. Namun diluar dugaannya ternyata perumahan ini mewah dan dijaga ketat oleh security.
"Benar nona, kita sudah sampai di depan perumahan Flower sesuai dengan alamat yang anda berikan." ucapnya lagi.
Alessa mengedarkan pandangannya, menatap sekelilingnya. Perumahan ini tampak sepi. Sementara pria yang duduk di sampingnya tadi sudah lebih dulu turun dan langsung memberikan uang taksinya. Alessa masih bisa melihat punggung tegap itu melangkah sambil menggendong tas ransel yang dibawanya.
"Apa dia tinggal di sini juga?" gumamnya mengingat pertemuannya dengan pria itu menjadi hari terburuk dalam hidupnya.
Supir taksi sudah menurunkan kopernya dari bagasi mobil. Alessa masih tampak bingung menatap alamat sambil mengedarkan pandangannya. Menatap rumah mana yang akan ditempatinya.
Terdengar sapaan membuat Alessa tersentak. Alessa membalikkan badannya dan melihat seorang lelaki bertubuh gempal menunduk sopan.
"Selamat siang, nona! Benar anda nona Alessa Charlett?"
"Selamat siang! Iya, saya sendiri."
"Perkenalkan nama saya Antonio. Saya ditugaskan Dokter Jordan untuk mengantar anda ke rumah yang akan anda tempati." Ucapnya dengan senyum ramah sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Ah, terima kasih pak. Senang bertemu dengan anda." Alessa menyambut tangan pria itu dengan jabatan tangan yang singkat. Ia berusaha tersenyum. Walau ia masih tampak bingung.
"Senang bertemu dengan anda juga, nona. Dokter Jordan menyampaikan bahwa ia tidak bisa menjemput anda dari bandara."
"Jordan sudah menghubungi saya pak."
"Oh, begitu ya. Sebenarnya dokter Jordan meminta saya untuk menjemput anda. Tapi saya tidak bisa, karena ada urusan mendadak yang tidak bisa saya tinggalkan."
"Tidak apa-apa pak."
"Mari nona, saya bawakan kopernya," ucapnya menawarkan diri.
Alessa tersenyum mengizinkan. Ada dua koper yang ia bawa dari kota A. Alessa hanya membawa pakaian secukupnya saja. Antonio pun mengambil koper itu. "Lewat sini, nona." ucapnya menunjukkan arah sambil berjalan lebih dulu.
Alessa mengikuti pria itu, dan sesekali melihat ke segala arah. Perumahan ini benar-benar mewah dan siapa saja yang menempatinya akan merasa nyaman.
"Saya yakin anda akan betah tinggal di sini." Kata Antoni tersenyum.
"Benarkah? Saya juga berharap seperti itu pak."
"Perumahan mewah ini di desain menyatu dengan alam, seperti merasakan hidup bebas dengan langit biru dan gema hijau. Apa lagi jika di pagi hari, dari atap langit biru membuat siapa saja akan tahan berlama-lama sambil bersantai di teras sambil menghirup udara bebas."
"Saya juga bisa merasakan sensasinya pak." Alessa tertawa kecil sambil mengikuti pria paruh baya itu.
"Bukankah dia?" Mata Alessa memicing menatap pria sedang berjalan membawa sesuatu di tangannya. Sepertinya ia baru saja dari supermarket. Alessa membuang wajahnya, saat pria itu menoleh ke arahnya.
"Bagaimana aku bisa bertemu dengan pria angkuh itu? Aku bahkan sudah bersumpah tak ingin bertemu dengannya." Umpat Alessa dalam hati.
"Anda tinggal di sini, nona." Antoni membuka pagar kecil.
"Heuh?" Konsentrasinya buyar. "Maksudnya pak?"
Antoni tersenyum lebar. "Anda akan tinggal di sini."
"Di sini pak?"
"Ya, di sini." Jawab Antoni lagi.
Alessa tersenyum menganggukkan kepalanya. "Terima kasih pak, sudah repot-repot." Ucapnya dengan senyuman manis.
"Ini sudah bagian dari tugas saya nona, jangan merasa terbebani. Saya hanya bisa mengantar anda sampai depan pagar, sesuai perintah dokter Jordan." Antonio mempersilakan dan menyerahkan kunci kepada Alessa.
"Terima kasih pak. Sampai bertemu lagi."
"Baik, nona. Besok saya akan kembali menjemput anda dan mengantar anda ke rumah sakit." Kata Antonio menundukkan kepalanya. Lalu melangkah pergi.
Alessa lalu berjalan memasuki taman mini dan jalan setapak yang melewati bagian tengah taman kecil itu untuk masuk ke rumahnya. Taman yang memiliki rumput luas yang besar, ditutupi dengan jalan batu yang melengkung, sehingga Alessa bisa mengambil beberapa langkah untuk menikmati suasana taman yang asri di luar. Dinding kaca terlihat berkilau karena pantulan sinar cahaya matahari.
Rumah ini menawarkan banyak fasilitas yang nantinya bisa dinikmati Alessa. Alessa mengembuskan napas dan tersenyum. Ia pun berjalan masuk untuk membuka pintu rumahnya.
Pintu pun terbuka. Sofa berwarna krem berbentuk letter L dengan meja kecil menyambutnya lebih dulu. Alessa berjalan masuk, menjelajah area baru itu. Kamar dengan kasur ukuran king size tertata rapi dan kelihatan sangat empuk nyaman. Lemari-lemari ekslusif dengan design cermin elegan, ditampilkan dengan beberapa bilik dan sekat yang memudahkannya mengorganisir pakaiannya.
Alessa berjalan terus ke area dapur. Sebuah kitchen set mini, lengkap dengan kulkas, oven dan kabinet. Sangat pas jika ia sedang memasak sendiri. Alessa berjalan ke arah jendela. Ia membentangkan gorden, hingga pemandangan dibaliknya terlihat. Sebuah keindahan perumahan terlihat jelas di sana. Pemandangan yang indah untuk ia nikmati mulai sekarang. Alessa sangat menikmati aktifitas perkenalan dengan tempat tinggal barunya ini.
BERSAMBUNG.....
^_^
Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini Novel kedelapan aku 😍
Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.
^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Zanuela Gita
🤭🤭🤭🤭🤭
2022-12-25
0
Zanuela Gita
Semangat thor
2022-12-25
0
💢 Vanie Joe 💢
lanjut
2022-12-23
0