Part 3

Capella menutup mulutnya saat ia terus menerus menguap. Wanita itu menghela napas panjang dan memejamkan mata lalu mengerjapkannya beberapa kali hingga ia tak lagi merasa ngantuk.

Namun Meksi cara itu hanya efektif beberapa waktu setidaknya bisa menahan kantuk Capella. Hampir semalaman ia tak tidur dan terus bekerja melawan hasrat ingin tidurnya yang sangat besar.

Dan pagi ini bukannya tidur Capella malah membelakan diri untuk datang ke kantor Mahen dan membawakan makanan untuk pria itu.

Ia tahu Mahen paling menyukai masakannya. Mahen adalah orang yang benar-benar memujanya melebihi apapun.

Mengingat hal itu membuat Capella pun semakin semangat untuk ke kantor Mahen. Bisa dikatakan Mahen adalah salah satu semangat Capella.

"Pasti Mahen akan menyukainya," gumam Capella sembari menatap rantang yang ia bawa.

Ia pun berjalan masuk ke dalam perusahaan Mahen. Hampir semua orang sudah mengenal siapa dirinya dan tak asing dengan Capella. Capella pun menyapa balik orang yang menyapa dirinya.

Wanita itu tersenyum lebar dan memasuki lift dengan semangat. Lift tersebut pun mengantarkan dirinya ke ruangan Mahen.

Sesampainya di depan pintu kerja Mahen, Capella sejenak menarik napas dan mengangkat tangannya ingin mengeruk pintu ruangan Mahen. Namun hal itu diurungkannya tatkala mendengar pertengkaran di dalam ruangan tersebut.

Saat mengetahui Mahen tengah bertengkar dengan siapa membuat panik Capella. Lantas Capella pun masuk dan tak menghiraukan keadaan yang memburuk di dalam ruangan tersebut.

Mata Capella melotot saat Januar memukul Mahen dengan kuat.

"Lo kan yang blokir ATM gue?"

"Kalau iya kenapa? Kamu tahu Januar, apa yang kamu lakukan semalam benar-benar membahayakan. Bunda khawatir di rumah dan kau sama sekali tidak mempedulikan bagaimana Bunda mengkhawatirkan mu. Kau hanya memikirkan ego mu sendiri. Lebih baik aku memberikan mu hukuman dan memblokir ATM mu!"

"Bang.sat!!" Januar semakin geram mendengar jawaban dari sang kakak.

Laki-laki itu mengepalkan tangannya dan kemudian hendak memberikan tinjauan keras ke arah sang kakak, namun Capella yang baru datang langsung menahan tangan Januar.

"Januar hentikan!!" teriak Capella dan kemudian menurunkan tangan Januar yang hendak ia gunakan untuk memukul kekasihnya.

Januar mendesis kesal dan kemudian melirik Capella dengan marah. Ia pun lantas mendorong tubuh kecil Capella hingga Capella terjatuh ke lantai.

Amarah Mahen semakin jadi saat melihat kondisi kekasihnya. Rantang yang ia bawa untuk Mahen pun sudah tak berbentuk dan berhamburan di lantai.

Capella tersenyum sedih menatap makanan itu yang sudah tidak layak. Wajah Januar menyeringai puas. Ia pun makin membuat kesal dua pasang kekasih itu dengan menginjak makanan tersebut lalu memutarkan sepatunya dengan kuat.

"Hahahaha."

"Kau!! Kau boleh menyakiti ku tapi kau tidak boleh menyentuh dirinya. Aku sudah memberikan toleransi untuk mu dari dulu, tapi tampaknya sekarang aku tidak bisa memberikan toleransi kepada mu lagi!!"

Mahen dengan brutal meninju adiknya. Januar tidak mungkin tinggal diam, ia lantas membalas serangan sang Kaka hingga akhirnya perkelahian antara dua saudara itu tak dapat dihindari.

"Januar!! Mahen!! Hentikan!!"

Capella berusaha bangkit setengah mati hingga ia pun kemudian menarik tangan Mahen dan menggelengkan kepala agar Mahen tidak melakukan hal tersebut lagi.

"Hentikan! Dia adik mu!"

"Tapi dia sudah keterlaluan Ella!"

Capella menggelengkan kepala. Ia tahu sikap Januar memang sangat keterlaluan. Namun Capella tidak ingin Mahen berkelahi karena sirinya.

"Hentikan! Aku baik-baik saja," ucap Capella dan tersenyum lebar dan memeluk tubuh Mahen dengan erat.

Pemandangan sepasang kekasih di depannya membuat Januar ingin muntah. Ia pun keluar dari ruangan sang kakak sambil menahan perutnya mual.

"Pasangan tidak tahu diri. Dasar wanita murahan," ucap Januar dan menutup pintu dengan keras.

Mahen mengusap kepala Capella dengan sayang. Ia tahu pasti Capella akan tersinggung dengan ucapan sang adik.

"Jangan pernah kau masukkan perkataannya dalam hati. Aku tahu kau sakit hati tapi aku tidak ingin kau menjadikan ini beban. Lupakan."

Capella menganggukkan kepalanya.

"Ya aku akan menganggapnya biasa saja. Lagipula Januar masih labil mungkin emosinya belum terkendali dengan baik."

__________

Tangisan serta jeritan wanita yang terlihat rapuh di dalam acara berita di televisi itu berhasil menggugah perasaan Capella.

Wanita itu tak sampai hati saat melihat seorang ibu menangisi anaknya yang sudah tiada.

"Benar-benar jahat. Bagaimana mungkin anak secantik itu dijadikan korban pemerkosaan dan dibunuh. Kasihan sekali. Pasti orangtuanya tidak bisa memaafkan pelaku. Jika aku orangtunya juga aku tidak bisa memaafkan bajingan seperti itu. Ada apa dengan pria zaman sekarang. Kenapa begitu tega," ucap Capella tak sampai hati mendengar tangisan seorang ibu.

Ia pun hendak mematikan televisi tersebut namun saat melihat siapa tersangka dari kasus itu membuat Capella mengurungkan niatnya.

Rasanya Capella hendak mati di tempat saat melihat wajah tersangka itu yang tidak diblur.

Apalagi saat mereka menyebutkan nama Mahen yang merupakan pimpinan dari perusahaan terkenal di Indonesia membuat Capella tak mampu menahan rasa terkejutnya lagi.

Wanita itu lemas di tempat dan menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin Mahen seperti itu, apa yang ia lihat pasti salah.

"Tidak mungkin. Itu bukan Mehen," ucap Capella dan seraya menitikkan air mata. Ia benar-benar tak menyangka dengan apa yang baru saja dilihatnya.

Capella yakin jika dia salah lihat. Tidak mungkin Mahen melakukan perbuatan keji itu. Namun seberapa keras Capella terus menolaknya tak akan merubah apapun.

Semuanya tetap sama dan Capella tahu tangisan yang ia keluarkan sekarang tidak ada gunanya. Semuanya sudah terlanjur terjadi dan Capella harus menahan rasa sakit itu mati-matian.

"Kenapa kau jahat sekali."

Capella pun cepat bergegas mengganti pakaiannya dan kemudian langsung berangkat menuju ke rumah Mahen. Ia harus memastikan kebenarannya dan apa yang ia dengar hanyalah hoax.

Besar harapan Capella berharap bahwa itu bukanlah Mahen tapi hanyalah orang yang mirip dengan Mahen.

Kepercayaan Capella pun semakin meningkat saat ia mengingat betapa Mahen menghargai seorang wanita dan tak mungkin melakukan hal itu.

"Semuanya tampak bohong. Aku tidak percaya. Dan pasti itu perbuatan orang yang ingin menjatuhkan Mahen."

Capella memejamkan mata dan keluar dari taxi yang ia tumpangi. Saat sampai di rumah Mahen ia pun tak menemukan siapapun.

Capella menitikkan air mata dan berbalik ingin pulang. Namun suara di belakangnya membuat Capella berhenti berjalan dan menoleh ke belakang.

Ia terdiam saat tahu jika itu adalah Januar. Januar menyeringai puas dan terlihat kekesalan di wajah Capella.

"Lo akhirnya sadar kan siapa kakak gue sebenarnya. Dia bukan orang baik dan tidak akan sebaik itu. Semua yang lo liat palsu. Dia sudah membunuh orang dan memperkosanya. Capella yang malang, kasian sekali. Hahahaha."

"DIAM!! MAHEN TIDAK MUNGKIN SEPERTI ITU!" marah Capella dan tak dapat membendung emosinya.

Januar menyeringai dan mengangkat satu alisnya. Lalu ia tertawa gelak melihat kekesalan di wajah Capella. Capella menangis dan Januar senang melihat wanita itu tersiksa.

"Kenapa lo? Hahahaha! Gak bisa menerima kenyataan! Rasakan sendiri, orang yang terus lo bela ternyata gak lebih dari seorang baji.nga.n."

"Aku... Hiks." Capella terus mengeluarkan air mata dan kemudian wanita itu tumbang namun Januar cepat menangkap tubuh wanita itu.

"Menyusahkan," cicit Januar dan menghela napas kesal.

__________

Tbc

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH.

Terpopuler

Comments

Leew

Leew

ntar kualat bang, tau rasa dah lu🗿

2025-01-04

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

menyusahkan tapi kau tolong juga Januar.. ternyata kau kejam sekali Mahen

2023-08-01

0

ˢ⍣⃟ₛ🍾⃝𝓡ͩ𝓱ᷞ𝔂ͧ𝓷ᷠ𝒾𝓮ͣᴸᴷ㊍㊍

ˢ⍣⃟ₛ🍾⃝𝓡ͩ𝓱ᷞ𝔂ͧ𝓷ᷠ𝒾𝓮ͣᴸᴷ㊍㊍

kejam...

2022-09-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!