Pilihan Papa

Siapa wanita itu?''

''Gadis, namanya Gadis.'' Tuan An bengkit dari duduknya dan menatap jauh keluar jendela kaca ruangannya. Pemandangan yang sama dari dulu hingga sekarang, hamparan gedung-gedung yang menjulang tinggi. Menjadi penghibur matanya disaat jenuh melanda akibat rutinitasnya yang padat.

'' Apa Papa tidak memikirkan perasaanku? Mengapa Papa tidak bertanya dulu?'' Kini Gilang menatap punggung Papanya dengan wajah sendu.

'' Papa sudah tua Nak, sudah tidak seperti dulu. Papa juga ingin melihatmu memiliki anak. Sehingga Papa tidak perlu lagi perusahaan ini. Papa hanya akan bermain dengan cucu-cucu Papa. Hanya itu.''

'' Jika itu yang Papa inginkan, Gilang akan mencari sendiri calon pilihan Gilang Pa. Tidak perlu Papa melakukan ini semua.'' Suara Gilang mulai sedikit naik.

Sadar akan gelagat anaknya yang mulai bernego dengannya, Tuan An berbalik dan menatap tajam mata putra semata wayangnya itu.

'' Kamu pikir Papa tidak tau siapa yang kamu maksud. Jangan harap Papa akan merestui jika kalian menikah. Papa tidak segan-segan mengeluarkan kamu dari ahli waris tunggal Papa.''

Mata Gilang membulat sempurna, bisa-bisanya Papanya mengancam dengan jatah warisan. Bisa jadi gembel dia kalo sampai itu terjadi. Akan dibawa kemana mukanya jika sampai kawan tongkrongannya tau dia keluar dari daftar penera warisan.

'' Ga bisa gitu dong Pa. Masa Papa tega aku jadi gembel?''

'' Itu terserah kamu, kalau memang itu pilihan kamu kenapa tidak.''

'' Papa---.''

'' Sudahlah, jangan berbelit-belit. Papa tunggu jawaban kamu makan malam ini. Pergilah, bisa rugi saya kalau kamu terus duduk disini.''

Dengan langkah kesal Gilang meninggalkan perusahaan induk. Kepalanya sudah panas, dadanya sudah akan meledak. Sekarang tujuannya bukan ke kantor, melainkan ke tempat tongkronganya. Sebelumnya dia sudah menyuruh Bagas untuk menyusul kesana.

Bagaimana bisa Gilang konsentrasi kerja kalau dia bari saja dapat bola panas dari Papanya. Setir kemudi sudah tak tahan karena selalu dipukulinya ketika menyetir menuju tempat tongkrongannya.

'' Wah, Bos besar kita sudah datang.'' Seru Boni, si play boy cap kecap asin.

'' Kenapa wajah Lo ditekuk gitu? Lagi datang bulan?'' Ujar Wawan diringi cekikikan dua pria yang sudah datang lebih dulu itu.

'' Sial Lo. Gue lagi kesel sama Bokap. Hidup mati Gue bakalan ditentukan malam ini.''

'' Apa sih yang bikin Bos kita kesel gini?'' Tiba-tiba Bagas datang dari arah belakang Gilang dan duduk tepat di samping Bos sekaligus sahabatnya itu.

'' Gue curiga, jangan-jangan Lo juga sekongkolnya sama Bokap?'' Tuduh Gilang pada Bagas.

'' We we we ini apa gerangan nih? Masa Gue yang polos tanpa dosa Lo tuduh kayak gitu? Lagian Lo lagi ngomongin apa an sih? Sekongkol apanya?'' Bagas tak kalah diam saat dirinya jadi sasaran Gilang.

''Lo tau kan kalo Gue udah dijodohin sama Bokap?''

Sontak semua hadirin di sana tertawa lepas saat mendengar ucapan Gilang. Mereka sampai memegang perut sangking lucunya. Tentu yang ditertawakan tambah kesal. Akhirnya Gilang berdiri hendak pergi.

Namun tangan Gilang ditahan Bagas, dengan sedikit marah Gioang duduk kembali.

'' Sabar Bos, jangan cepat marah gitu dong kayak cewek lagi menstruasi aja. Kita omongin ini dengan tenang ok?'' Bagas mengacungkan satu jempolnya.

'' Makanya kalian jangan makin bikin Gue kesel, males tau ga. Gue lagi serius juga.'' Gerutu Gilang.

'' Jadi gimana Bos, sama siapa Lo dijodohin?'' Tanya Boni.

'' Itulah masalahnya, Gue juga ga tau itu cewek siapa. Yang Gue tau namanya Gadis. Dan Bokap ngancem Gue kalo sampai ga mau, Gue bakan dicoret dari daftar calon ahli waris. Nah gimana coba? Gimana Gue ga gila kalo gini caranya.''

'' Wah kalo itu masalah besar Bos. Kalo sampe Lo kere, trus kami yang melarat ini bakalan makin susah.'' Jawab Wawan.

'' Betul betul, kita harus cari cara.'' Tambah Boni.

Wawan dan Boni bukanlah dari kalangan yang berada. Mereka adalah anak panti asuhan yang sudah tidak punya orang tua. Disamping itu, mereka hanyalah sebagai agensi model di salah satu stasiun tv mulik Tuan An.

Sebenarnya bisa saja mereka mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di perusahaan besar milik Tuan An, tapi ot*k mereka tidak sanggup untuk memikul beban pekerjaan seberat itu. Jadilah Gilang menempatkannya di salah satu agensi model miliknya.

Berbeda dengan Bagas. Bagas adalah anak yang pintar sejak masa sekolah. Bahkan mengalahkan Gilang. Tuan An sengaja menjadikan Bagas asisten pribadi sekaligus sekretaris Gilang. Itu dapat membantu banyak bagi perkembangan Gilang dalam persiapan menjadi pewaris Andreas Group.

'' Kalo menurut Gue Lo ikutin aja, kalo Lo ga cocok ya Lo kan tinggal ceraikan tapi setelah bercocok tanam. Jangan sampe Lo ga ambil bonus Lo.'' Sela Bagas. Wawan dan Boni cekikikan.

'' Sial Lo, kalian pikir Gue barang display.'' Kesal Gilang.

'' Kalo ga gini aja Bos. Gimana Lo kasih syarat aja ke Bokap Lo.'' Gilang, wawan dan Boni saling pandang pertanda tak mengerti.

'' Ya Lo kasih syarat apa kek yang buat Lo penting dan demi kenyamanan Lo.'' Tambah Bagas lagi.

Gilang diam sejenak, seperti ada ide yang muncul dari dalam kepalanya. Tidak lama kemudian bibirnya melengkung ke atas. Pertanda isi otaknya mulai mencair.

'' Gue tau apa yang harus Gue lakuin.'' Dengan angkuhnya Gilang tertawa.

🌟🌟🌟🌟🌟

'' Rama tunggu!''

Rama menghentikan langkahnya, dia tau betul pemikik suara itu. Dengan malas Rama berbalik badan. Benar saja, Nisa sedang berlari ke arahnya.

'' Rama kok kamu masih jalan gitu? Kan dari depan kelas aku sudah manggil-manggil kamu.''

Dia adalah Khairunisa, gadis baik pintar periang yang telah mengejar cinta Rama dari kelas satu. Hingga kini mereka telah kelas 3, Nisa masih kepentok cinta Rama.

Namun respon Rama biasa saja, bahkan terkesan cuek dan menghindar. Hal itulah yang membuat Nisa makin penasaran dengan Rama. Selain baik dan sholeh, Rama juga pintar dan Rama juga salah satu tim basket andalan sekolah mereka.

Kalau Rama boleh jujur, sebenarnya dia juga menaruh hati pada Nisa. Gadis manis yang humbel dan periang. Tidak pernah pilih-pilih teman. Bisa saja dia menerima Nisa, tapindia tidak ingin Nisa kecewa dan malah hidup menderita jika bersamanya.

Tidak ada yang bisa Rama lakukan untuk Nisa, janganlam harta, bunga pun dia tak punya. Jadi intinya, Rama sedang berusaha memendam dan mengubur dalam-dalam isi hatinya pada Nisa.

'' Sebaiknya kamu ga usah seperti ini Nisa. Aku bukan laki-laki tang tepat buat kamu.'' Untuk lesekian kalinya Rama menolak mentah-mentah isi hati Nisa.

Saat ini mereka tengah berada di taman kota, Nisa memohon untuk bicara penting sebentar dengan Rama. Rama juga ingin Nisa berhenti mengejarnya. Akhirnya dia mau ikut bersama Nisa, dengan membonceng Nisa pake motor milik Nisa.

Sungguh bahagia hati Nisa, tak ingin berhenti bahkan ingin seperti ini selamanya bersama Rama. Setiap Nisa melingkarkan tangan keperut Rama, seketika itu juga Rama berusaha melepaskan tangan Nisa.

'' Sampai kapanpun kamu tidak akan bisa memaksaku untuk menghilangkan rasa cintaku padamu.'' Suara Nisa sudah mulai tercekat ditenggorokannya. Matanya sudah mengembun.

'' Jika kamu ingin aku menjauh, maka aku akan lakukan itu. Akan ku pastikan itu.'' Tambah Nisa dengam air mata yang sudah mengalir indah dipipi mulusnya.

Entah mengapa Rama merasa nyeri dihatinya saat mendengar suara Nisa mengatakan kalimat yang terasa menyakitkan itu. Tapi Rama tetap berusaha meyakinkan hatinya, jika inilah yang terbaik bai mereka berdua.

'' Baguslah, aku harap kamu memegang kata-katamu.'' Rasa menyesal menyeruak dari dalam dadanya.

' Sial, apa yang kamu katakan Rama. Bukan itu kalimat yang harus keluar dari mulutmu!' Rama merutuki dirinya sendiri.

'' Tenang saja, ini adalah terakhir kalinya aku menyusahkanmu. Selamat tinggal Rama.''

Rama menatap punggung Nisa hingga motor yang dikendarai Nisa menghilang dalam keramaian jalanan kota. Rama tau Nisa menangis saat pergi meninggalkannya. Rasa tidak rela muncul dalam hatinya. Ada sakit yang tiba-tina datang saat Nisa mengucapkan kata selamat tinggal.

'' Ada apa ini? Bukankah ini yang aku harapkan. Dia pergi. Dan mengapa aku tidak rela dia pergi? Apa aku bisa terus seperti ini?

Terpopuler

Comments

Fitri Azura

Fitri Azura

up

2022-10-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!