Hari telah berganti minggu, tapi kejadian waktu itu masih teringat jelas di kepala Gadis. Sebulan sudah pasca operasi Ian. Gadis sangat bersyukur akhirnya Ian bisa kembali sehat meski dia tidak tau sampai kapan. Karena Ian memang harus mendapat cangkokan ginjal.
Memang sekarang Ian telah pulih, tapi pencangkokan ginjal tetap harus dilakukan. Jika tidak, mungkin kali ini nyawanya tidak dapat tertolong lagi.
Hingga sampai saat ini Tuan Andreas belum juga menghubunginya. Sesuai perjanjian, Gadis harus memenuhi syarat yang akan diberikan oleh Tuan Andreas. Gadis bingung, harus menghubungi atau tidak. Sedangkan dia sudah terlanjur hutang budi dengan Tuan Andreas.
''Apa Gue hubungi aja ya? Tapi Tuan An sudah pesan agar menunggu dia menghubungi.''
'' Ngapain sih Kak? Ngomong sendir.'' Rama baru datang dari luar.
'' Loh kok udah pulang? Katanya sampai jam 10 malam. Ini belum juga jam 9.'' Gadis mangalihkan pembicaraan. Jujur dia masih menyembunyikan hal terkait Tuan An dari adik-adiknya.
Rama baru saja pulang dari mengajar les privat anak tetangganya. Selain berwajah tampan, Rama juga pintar. Namun sayang, sampai sekarang Rama masih jomblo. Bukan karena pilih-pilih, tapi karena memang dia bukan termasuk dalam pilihan para siswi di sekolahnya.
Sebenarnya ada satu orang siswi yang dekat dengannya, tapi baru sebatas teman. Namanya Aira, gadis cantik imut baik dan hambel meski dia dari keluarga yang sangat berada. Cuma Rama sangat tau diri, tidak ingin menaruh hati pada orang yang akan sulit dia gapai.
'' Biasa Kak, muridnya lagi rewel. Lagi bosen belajar katanya hihihi...'' Rama tertawa sendiri mengingat ulah murid lesnya yang menangis karena alasan ngantuk.
'' Ian mana Kak?''
'' Di kamar, baru aja tidur. Sudah sana kamu shalat dulu. Kakak keluar bentar beli nasi goreng.''
'' Iya Kak, hati-hati.'' Jawab Rama dan langsung melakukan kewajibannya pada sang khaliq.
Gadis berjalan santai menyusuri pinggir jalan yang ramai dengan lalu lalang kendaraan yang melintas di jalan. Udara cukup terasa dingin, karena hujan batu saja mengguyur kota metropolitan ini. Sebagian air tampak menggenang di beberapa sudut jalan.
Byuuurrr
Sebuah mobil melaju kencang menyelip diantara deretan kendara yang tidak terlalu padat. Seluruh bagian samping Gadis basah kuyup oleh cipratan air akibat lindasan mobil yang lewat itu.
Beruntung mobil itu dapat terkejar oleh Gadis, karena mobil itu terjebak lampu merah di depannya. Dengan langkah penuh emosi Gadis mendekati mobil mewah itu. Gadis menggedor-gedor pintu hingga kaca mobil bagian belakang turun berlahan menampakan sosok malaikat yang sangat tampan hingga membuat mulut Gadis ternganga sempurna.
Tlik
Tlik
Suara jentik jari tepat di hidung membuat Gadis bangun dari mimpi indahnya. Seketika kesadarannya kembali normal.
'' Hei turun Lo. Turun cepat, Lo harus tanggung jawab.'' Tanpa aba-aba Gadis menarik keras dasi pria itu. Hingga terpaksa dia turun dari mobil dan mengikuti tarikan Gadis.
'' Eh Lo pikir ini jalan nenek moyang Lo hah. Jalan ga pake mikir. Nih liat, Gue basah kuyup gara-gara ban mobil Lo lindas genangan air.''
Mata pria itu menatap Gadis dari ujung kaki hingga ujung rambut. Memang benar, hampir seluruh badannya basah kuyup.
'' Maaf Nona, itu bukan salah saya. Nona sendiri ngapain juga berdiri di depan kolam air itu.'' Pria itu juga takau kalah.
'' Nah ni orang cari lawan rupanya. Eh denger ya, Gue berdiri, mau duduk, mau tidur itu urusan Gue. Yang Gue mau Lo harus tanggung jawab. Ganti rugi.'' Gadis menampung satu tangannya.
'' Enak aja, kamu pikir saya mau ganti rugi apa. Ga mau, itu bukan murni salah saya.'' Pria itu berbalik hendak ke mobilnya.
'' E e tunggu, kita belum kelar. Hey Gue bilang tunggu.'' Namun Pria itu tetap masuk ke dalam mobilnya. Karena kesal, Gadis melempar sendal jepitnya tepat saat Pria itu membuka kaca mobilnya sambil mengangkat satu jari tengahnya.
Plok
Sendal jepit Gadis membentur wajah tampan Pria itu. Melihat situasi tidak memihak padanya, segera Gadis berjalan dengan langkah seribu.
🌷🌷🌷🌷🌷
'' Sial, awas saja kalu ketemu. Saya balas kamu.''
'' Ada apa Gilang? Kenapa wajahmu kusut gitu?''
'' Ga Pa, lagi kesal aja. Habis ketemu sama kucing garong di jalan.''
'' Trus kamu tabrak?
'' Maunya sih gitu.''
'' Gilang Gilang, ada-ada saja kamu.''
'' Udah ah Pa, Gilang ke kamar dulu. Capek banget habis meeting seharian.'' Ketika akan beranjak naik tangga, langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya.
'' Bos, besok gimana?''
'' Lo bawa aja mobil, besok jemput jam 8 aja. Gue mau nambah tidur.'' Gilang kembali melangkah.
'' Om, pamit pulang.'' Bagas mencium takzim tangan Tuan An.
'' Iya hati-hati, jangan ngebut.''
'' Siap Om.''
Ketika Bagas baru sampai teras, Tuan An kembali memanggilnya.
'' Bagas, ada yang ingin Om tanyakan.'' Bagas mengangguk.
'' Apa Gilang masih menjalin hubungan dengan Helen?''
'' Kalau sekarang sudah tidak Om, sudah satu tahun ini Helen berada di AS. Biasa Om, mau coba jadi model internasional.''
'' Apa mereka masih berkomunikasi?''
'' Ga Om, karena Gilang tidak mengijinkan Helen pergi. Tapi tetap saja Helen berangkat ke AS.''
'' Baiklah, itu saja. Jika ada informasi tentang hubungan mereka, segera kabari Om.''
'' Siap Om.''
Tuan An menatap kepergian mobil yang ditumpangi oleh Bagas. Matanya menatap lurus kedepan. Tuan An menari nafasnya dalam, seolah memantapkan untuk sesuatu yang tengah dipikirkannya.
'' Tidak ada pilihan lain. Mungkin ini adalah keputusan yang tepat kamu Gilang.'' Gumam Tuan An.
Berlahan Tuan An merogoh saku celananya, meraih bendah pipih itu dan menghubungi seseorang di seberang sana.
'' Malam Nona Gadis, besok saya ingin bertemu dengan Nona. Besok Joe akan menjemput.'' Panggilan dimatikan langsung oleh Tuan An.
'' Aku yakin kamu adalah wanita yang tepat untuk Gilang.''
Sebenarnya selama sebulan ini Tuan An selalu mantau kegiatan Gadis dan menyelidiki asal usulnya. Tuan An sengaja menyuruh orang kepercayaannya untuk terus membuntuti Gadis kemanapun dia pergi.
Ternyata Gadis adalah wanita yang mandiri dan pekerja keras. Dia mampu menghidupi adik-adiknya tanpa meminta bantuan siapapun. Dia hidup di atas kakinya sendiri.
Selain itu Gadis juga wanita yang baik dan sholeha. Kewajiban terhadap Tuhan tak pernah dia tinggalkan. Bahkah disaat susah sekalipun Gadis tetap mau membantu orang lain. Itulah yang membuat Tuan An menjatuhkan pilihan pada Gadis. Wanita sederhana, tetapi memiliki jiwa yang luar biasa.
🌻🌻🌻🌻🌻
Sesuai rencana Joe menjemput Gadis tepat sebelum lampu merah tempat biasa dia bekerja. Joe tak membukakan pintu, berhubung lampu hijau sudah menyala.
Dari kejauhan Deki menatap heran saat Gadis masuk ke dalam mobil mewah itu. '' Si Gadis mau kemana tu? Dan itu mobil siapa? Kok Gadis malah santai gitu masuk kayak udah biasa?''
Deki menggaruk-garuk kepalanya yang memang sangat gatal. Biasa namanya juga kerja dijalan, pasti banyak debu yang menempel.
''Nanti Gue tanya langsung aja ah.'' Gumam Deki dan kembali melangkah karena lampu sudah hijau.
⭐⭐⭐⭐⭐
Disebuah restoran mewah nampak Tuan An sedang memikmati kopi hitamnya. Menyerumput minuman kesukaannya dengan penuh kenikmatan.
'' Siang Tuan, Nona Gadis sudah di sini.'' Seru Joe saat sudah berada di samping meja.
'' Siang Tuan An.'' Gadis membungkukan kepalanya. Joe pergi meninggalkan Tuan An dan Gadis.
Setelah Gadis duduk, Tuan An langsung memesan makanan. Karena yakin Gadis akan menolak jika di suruh memilih. Tidak lama makanan pun datang, dengan tidak enak hati akhirnya Gadis memakan makanan yang telah dipesan oleh Tuan An hingga ludes dipiring.
Gadis malu-malu saat Tuan An tersenyum melihat dia menghabiskan semua makanan dipiringnya. Bagimana tidak, tentu saja langsung habis dari semalam perutnya tidak diisi makanan.
'' Nona Gadis, sesuai kesepakatan kita. Anda harus memenuhi syarat yang akan saya berikan.'' Gadis memgangguk paham.
'' Syaratnya Nona Gadis harus menikah dengan putra saya.''
🌸🌸🌸🌸🌸🌸Bersambung🌸🌸🌸🌸🌸🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments