5. Ketiganya Bertemu

Terkejut Anyelir mendengar nama wanita tersebut. Ia sudah sangat tahu siapa yang mencarinya kali ini.

Wanita dengan nama belakang yang sama dengan milik suaminya, Dylan Bagaskara. Tidak lain dan tidak bukan, wanita tersebut adalah ibu mertua yang tak sempat saling kenal dengan Anye.

"Anye, kau baik-baik saja?" ujar Dokter Ryan yang melihat si dokter muda malah melamun di hadapannya.

"Ah, iya. Maaf, Dok. Saya baik-baik saja." Anyelir agak gugup menimpalinya.

"Kalau begitu, temui Nyonya Lastri di paviliun untuk tamu."

Anyelir mengangguk, ia juga berpamitan pada Lina karena akan meninggalkan sahabatnya sejenak.

"Oke, hati-hati, Anye," ujar Lina pada kawannya.

Anyelir pun berlari keluar dari IGD. Ia pun berjalan menyusuri lorong rumah sakit dan berniat untuk menuju paviliun khusus tamu yang dimaksud.

Paviliun itu merupakan ruang yang cukup mewah untuk pihak rumah sakit saat menerima tamu istimewa. Seperti Nyonya Lastri ini, dia dianggap istimewa karena selain sebagai wali pasien lama, beliau juga merupakan salah seorang donatur dan pemilik saham yayasan rumah sakit ini.

Letak paviliun tersebut berada di gedung terpisah dengan gedung yang berisi kamar rawat dan IGD. Untuk itu, Anyelir harus lewat pintu samping rumah sakit.

Ia harus menyipitkan mata karena perubahan intensitas cahaya. Wanita dengan satu anak itu segera berlari kecil untuk mencapai gedung sebelahnya.

Tanpa melepas snelly, ia menemui ibu dari sang mantan suami.

Grep!

"Aw!" Seketika Anyelir menjerit.

Tangannya ditarik oleh seseorang dengan tenaga yang cukup besar. Ia pun masuk ke ruang loker perawat laki-laki karena seseorang yang menariknya.

"Heh! Kamu dengar saya?" Pria itu tiba-tiba memegangi dagu dan rahang wanita di depannya.

"P ... Pak Dylan?"

Anyelir pun spontan memundurkan tubuh dan merapat ke dinding.

"Ibuku sedang mencarimu. Bisakah kau berjanji satu hal padaku?" Dylan menatap Anyelir dengan tajam.

Wanita terdiam tak bersuara. Ia masih merasa ketakutan pada pria di depannya ini, karena pertemuan mereka kemarin. Dylan hampir melecehkan dirinya.

"Bisa?" paksa Dylan dengan nada yang menekan.

Anyelir terpaksa mengangguk karena takut, meski anggukkannya itu agak sulit karena pria tersebut menggenggam dagunya.

"Memang aku harus apa?" tanyanya sambil menunduk takut.

"Jika dia menawarkan pernikahan di antara kita. Tolak!" ucapnya dengan tegas.

Anyelir mengangguk. "Baik, akan saya tolak." Dia juga menjawab tanpa ragu. Sebenarnya, tanpa diminta, Anyelir sendiri akan menolaknya.

"Untuk obat bagi Rio ...." Ucapan Dylan menggantung.

Kali ini Anyelir memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya.

"Aku akan melakukan apa pun untuk kesembuhan anakku, percayalah. Tapi jika pernikahan ... aku akan menolaknya," potong Anyelir sambil menatap mata Dylan.

Cklek.

Pintu ruangan terbuka. Dylan melepas cengkeramannya di pipi Anyelir.

Seseorang masuk menatap pada mereka berdua.

Dengan kebingungan, Anyelir pun bergegas keluar. "Maaf saya masih baru di sini, saya salah masuk ruangan," ujarnya pada para perawat laki-laki itu.

Dylan pun mengekor pada Anyelir dan mereka datang bersama ke dalam paviliun untuk menemui Nyonya Lastri.

Selama berjalan mereka diam tak saling bertanya.

Dylan sendiri memberi jarak agar langkahnya tak terlalu dekat dengan wanita yang berjalan di depannya.

Anyelir berhenti di sebuah ruangan, Dylan juga menghentikan langkah. Posisi mereka kini berjarak sekitar sepuluh meter.

Pria itu melihat Anyelir sudah masuk terlebih dahulu. Barulah ia pun melangkah.

Dalam hati wanita itu menggumam, apa dia dipanggil karena masalah yang dibicarakan Dylan tadi? Ngomong-ngomong, kenapa tadi pria itu mengancamnya? Apa Nyonya Lastri tahu rahasia mereka? Lalu bagaimana nasib istri sah dari mantan suaminya itu?

Berbagai pertanyaan muncul dalam benak Anyelir, namun wanita itu enggan untuk memulai percakapan.

Sementara wanita tua yang sejak tadi menunggunya di sana, malah tak membuka suara.

Anyelir melirik pada wanita tua itu sekilas.

Nyonya Lastri tampak mengamati penampilan Anyelir dari atas ke bawah. Mulai dari rambut, snelly yang ia pakai, hingga kaki dan sepatunya.

Apa kini dia sedang dinilai?

Saat Anyelir merasa tak nyaman, pintu ruangan itu terbuka dan pria yang tadi berjalan di belakangnya pun tiba.

"Jadi ... dia?" tanya Nyonya Lastri pada anaknya.

Dylan pun berjalan ke dekat sang ibunda. Ia menjawab dengan nada dingin. "Ya, dia Anyelir. Ibu kandung dari Rio."

Anyelir sontak terkejut mendengar pengakuan Dylan. Kenapa tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba Dylan mengakui hal ini di depan orang tuanya?

"Baiklah, kalian harus segera menikah dan memberi adik untuk Rio. Karena pengobatan Rio tak bisa menunggu lama. Masa kehamilan saja sudah harus menunggu 9 bulan." Ucapan Nyonya Lastri begitu terus terang tanpa basa basi.

Hal itu ternyata sama dengan yang dikatakan oleh Dylan. Jika sang ibu akan menawarkan pernikahan pada Anyelir.

Sebenarnya apa yang terjadi?

"Saya ... tidak akan menikah dengan Pak Dylan." Anyelir memberi jawaban sesuai dengan keinginan Dylan.

"Itu benar, Bu. Kita tak perlu menikah untuk memberikan seorang anak. Anyelir dan aku akan menjalankan program bayi tabung saja seperti dahulu." Dylan memberi penjelasan.

"Bibi! Bawakan aku segelas teh manis!" Nyonya Lastri memerintah pada wanita di sebelahnya.

Lalu dia menatap pada Dylan dan Anyelir secara bergantian.

"Bukankah dulu kalian sudah menikah secara siri? Jika kau keberatan menikah secara hukum, lakukan saja secara siri!" titahnya sambil membentak pada kedua manusia yang lebih muda darinya itu.

Anyelir hanya menunduk tak berani membuka mulut. Yang pasti dia sudah mengatakan sesuai dengan yang diminta oleh Dylan.

"Baiklah, kalau begitu. Kita harus merelakan Rio. Entah dia akan bertahan sampai usia yang keberapa." Sorot mata Nyonya Lastri pun berubah. Nada bicaranya pun kali ini terdengar begitu sendu. Apakah wanita ini sedang bersedih?

"Dylan, jika kau ingin menghamili seorang wanita, entah itu melalui program bayi tabung, atau melalui hubungan suami dan istri. Kau tetap harus menikahinya." Nyonya Lastri membuka kacamata dan membersihkan embun yang menempel di sana.

"Jika aku harus menikahi wanita lain, itu akan menyakiti hati Andin, Bu." Dylan mengungkap alasannya.

"Andin?" Nyonya Lastri langsung mencibir alasan yang diungkap oleh anaknya. "Dia sudah menceraikanmu dan menemukan pria lain."

"Ibu jangan membenci Andin seperti itu. Bagaimanapun juga dia itu ...."

"Dia itu hanya mantan menantuku." Nyonya laras memotong ucapan sang anak. "Seharusnya jika kau tak mau menyakiti Andin, jangan pernah menikahi wanita lain dan memiliki anak dari wanita itu!"

Anyelir yang ada di sana hanya menunduk diam. Ia tak menyangka jika semua ini berakhir dengan begitu rumit.

"Itu karena Andin ...."

"Andin kenapa?" Lagi-lagi wanita tua itu menyela. "Apa dia sakit? Dia menderita kelainan rahim?"

Dylan terdiam.

Satu-satunya alasan adalah karena Andin ingin menjaga proporsi tubuhnya.

"Oke, Andin memang lebih mementingkan karir daripada anak. Baiklah, tapi memang ibu pikir Anyelir juga sebaik itu? Dia mau melahirkan anak dariku juga karena dia ingin uang, Bu? Wanita itu lebih materialistis dan murahan dibanding Andin!"

.

.

.

Bersambung ...

Hai, ini novel baruku.

Bantu vote dan komen sebanyak-banyaknya ya ....

Terpopuler

Comments

Novi Novi

Novi Novi

bagus ceritanya

2022-11-17

0

Tri Asih

Tri Asih

sakit hatiku

2022-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 1. Obat untuk cucuku
2 2. Tuduhan Keji
3 3. Terbongkar
4 4. Anyelir
5 5. Ketiganya Bertemu
6 6. Perjanjian Selesai
7 7. Perjanjian Berubah
8 8. Tante Balon Panda
9 9. Kau Tak Bisa Menjadi Mama!
10 10. Pergi Sejenak
11 11. Ceraikan Suamimu!
12 12. Ayo Jemput Mama!
13 13. Menjemput Mama
14 14. Menikahi Mantan Istri
15 15. Belum Bisa Menerima Anyelir
16 16. Aku Belum Siap Untuk Program Kehamilan
17 17. Aw, Sakit!
18 18. Anak Siapa yang Memanggilmu Mama?
19 19. Program Kehamilan
20 20. Kedatangan Gunadi
21 21. Aku Memilih Andin
22 22. Tuntutan Dari Gunadi
23 23. Anyelir Atau Andin?
24 24. Siksaan Untuk Anyelir
25 25. Program Bayi Tabung dan Nafkah Batin
26 26. Tumbangnya Gunadi Bagaskara
27 27. Pergi Ke Optik
28 28. Anyelir, Kamu Sangat Cantik
29 29. Aku Benci Kamu, Dylan!
30 30. Bekas Di Leher
31 31. Kiss In The Car
32 32. Gel Aloe Vera
33 33. Tentang Andin
34 34. Membersihkan Diri
35 35. Fantasi Liar
36 36. Sup Penghilang Pengar
37 37. Sarapan Di Mobil
38 38. Teralihkan Kecemburuan
39 39. Saran Dari Pesaing
40 40. Didatangi Pengganggu Ditolong Pangeran
41 41. Panggilan Tak Dikenal
42 42. Mau Sup lagi
43 43. Tak Sabar
44 44. Dia Posesif, Dia Curang
45 45. Menunggumu
46 46. Jangan Lepaskan!
47 47. Wanna Fly High
48 48. Jangan Pergi, Anyelir!
49 49. Menyiapkan Baju Suami
50 50. Ancaman Beruntun
51 51. Bukan Main-Main
52 52. Firasat, Bukan Sekedar Kebetulan
53 53. Semalam Tanpamu
54 54. Kehilangan Rumah
55 55. Kebuntuan
56 56. Tumbang
57 57. Jika Kau Pergi, Datanglah Padaku!
58 58. Pertemuan Saingan
59 59. Kemarahan dan Kecemburuan
60 60. Hutang dan Ancaman
61 61. Merasa Bersalah Pada Rio
62 62. Amarah Dan Gengsi
63 63. Hati yang Mulai Berubah
64 64. Rio yang Sakit
65 65. Kebahagiaan yang Diinginkan Andin
66 66. Berembusnya Berita
67 67. Adik untuk Rio
68 68. Gagal Lagi
69 69. Berita Lain yang Tersebar
70 70. Aku Memang Orang Ketiga
71 71. Orang Ketiga Dalam Berita
72 72. Jangan Di Sini!
73 73. Sadar Diri
74 74. Olahraga Pagi
75 75. Kesibukan Andin dan Hari Libur Anyelir
76 76. Fotografer Misterius
77 77. Mencurigai Pelayan
78 78. Para Pembuat Gosip
79 79. Gara-Gara Dia!
80 80. Dia Bukan Selebritas
81 81. Rindu Dalam Sekotak Makanan
82 82. Ancaman Berbisik
83 83. Siaran Pers Live!
84 84. Kekesalan Dalam Secangkir Kopi
85 85. Jangan Marah Lagi!
86 86. Penenang Di Kala Kepanikan
87 87. Kritis
88 88. Kesalahan?
89 89. Harus Jujur?
90 90. Jujur Itu Tak Mudah
91 91. Panggilan Sibuk
92 92. Masalah Dari Wira
93 93. Pria Itu Semakin Mencurigakan
94 94. Ponsel Wira yang Mencurigakan
95 95. Kekesalan Dalam Sekotak Telepon
96 Bab 96
Episodes

Updated 96 Episodes

1
1. Obat untuk cucuku
2
2. Tuduhan Keji
3
3. Terbongkar
4
4. Anyelir
5
5. Ketiganya Bertemu
6
6. Perjanjian Selesai
7
7. Perjanjian Berubah
8
8. Tante Balon Panda
9
9. Kau Tak Bisa Menjadi Mama!
10
10. Pergi Sejenak
11
11. Ceraikan Suamimu!
12
12. Ayo Jemput Mama!
13
13. Menjemput Mama
14
14. Menikahi Mantan Istri
15
15. Belum Bisa Menerima Anyelir
16
16. Aku Belum Siap Untuk Program Kehamilan
17
17. Aw, Sakit!
18
18. Anak Siapa yang Memanggilmu Mama?
19
19. Program Kehamilan
20
20. Kedatangan Gunadi
21
21. Aku Memilih Andin
22
22. Tuntutan Dari Gunadi
23
23. Anyelir Atau Andin?
24
24. Siksaan Untuk Anyelir
25
25. Program Bayi Tabung dan Nafkah Batin
26
26. Tumbangnya Gunadi Bagaskara
27
27. Pergi Ke Optik
28
28. Anyelir, Kamu Sangat Cantik
29
29. Aku Benci Kamu, Dylan!
30
30. Bekas Di Leher
31
31. Kiss In The Car
32
32. Gel Aloe Vera
33
33. Tentang Andin
34
34. Membersihkan Diri
35
35. Fantasi Liar
36
36. Sup Penghilang Pengar
37
37. Sarapan Di Mobil
38
38. Teralihkan Kecemburuan
39
39. Saran Dari Pesaing
40
40. Didatangi Pengganggu Ditolong Pangeran
41
41. Panggilan Tak Dikenal
42
42. Mau Sup lagi
43
43. Tak Sabar
44
44. Dia Posesif, Dia Curang
45
45. Menunggumu
46
46. Jangan Lepaskan!
47
47. Wanna Fly High
48
48. Jangan Pergi, Anyelir!
49
49. Menyiapkan Baju Suami
50
50. Ancaman Beruntun
51
51. Bukan Main-Main
52
52. Firasat, Bukan Sekedar Kebetulan
53
53. Semalam Tanpamu
54
54. Kehilangan Rumah
55
55. Kebuntuan
56
56. Tumbang
57
57. Jika Kau Pergi, Datanglah Padaku!
58
58. Pertemuan Saingan
59
59. Kemarahan dan Kecemburuan
60
60. Hutang dan Ancaman
61
61. Merasa Bersalah Pada Rio
62
62. Amarah Dan Gengsi
63
63. Hati yang Mulai Berubah
64
64. Rio yang Sakit
65
65. Kebahagiaan yang Diinginkan Andin
66
66. Berembusnya Berita
67
67. Adik untuk Rio
68
68. Gagal Lagi
69
69. Berita Lain yang Tersebar
70
70. Aku Memang Orang Ketiga
71
71. Orang Ketiga Dalam Berita
72
72. Jangan Di Sini!
73
73. Sadar Diri
74
74. Olahraga Pagi
75
75. Kesibukan Andin dan Hari Libur Anyelir
76
76. Fotografer Misterius
77
77. Mencurigai Pelayan
78
78. Para Pembuat Gosip
79
79. Gara-Gara Dia!
80
80. Dia Bukan Selebritas
81
81. Rindu Dalam Sekotak Makanan
82
82. Ancaman Berbisik
83
83. Siaran Pers Live!
84
84. Kekesalan Dalam Secangkir Kopi
85
85. Jangan Marah Lagi!
86
86. Penenang Di Kala Kepanikan
87
87. Kritis
88
88. Kesalahan?
89
89. Harus Jujur?
90
90. Jujur Itu Tak Mudah
91
91. Panggilan Sibuk
92
92. Masalah Dari Wira
93
93. Pria Itu Semakin Mencurigakan
94
94. Ponsel Wira yang Mencurigakan
95
95. Kekesalan Dalam Sekotak Telepon
96
Bab 96

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!