SAKIT TAK BERDARAH

"Berikan tepuk tangan yang meriah untuk pasangan romantis kita malam ini!"

Suara tepuk tangan yang meriah, langsung menggema di dalam ballroom hote, dimana acara pertunangan Bintang dan Syiela digelar malam ini.

Elang hanya tersenyum kecut, saat menatap pada pasangan yang kini saling merangkul dengan mesra tersebut. Syiela terlihat bahagia, dan Bintang sepertinya juga sangat tertarik pada Syiela padahal mereka baru pekan lalu bertemu.

Benar-benar pasangan yang sat set sat set!

"Pernikahan Bintang dan Syiela akan digelar dua pekan lagi!" Ucap Dana Goentara yang merupakan Papa kandung Syiela. Pria paruh baya itu wajahnya terlihat sumringah dan sepertinya bahagia sekali.

Tepuk tangan kembali menggema di dalam ballroom hotel. Papa Frans dan Uncle Dana terlihat berpelukan dan keduanya sama-sama bahagia. Bagaimana tak bahagia, mereka akan jadi besan tak lama lagi! Setelah ini, perusahaan milik Papa Frans dan Uncle Dana mungkin akan melakukan merger.

Hhhh!

Perjodohan bisnis!

Tapi sepertinya Syiela juga bahagia. Tatapan gadis itu pada Bintang benar-benar dalam dan penuh cinta!

Jadi ini bukanlah perjodohan bisnis. Mungkin Bintang dan Syiela memang sudah saling mencintai!

Elang kembali mengambil segelas minuman yang dibawa oleh pelayan yang sejak tadi sibuk berlalu lalang. Elang lalu meneguk minuman di tangannya hingga tandas dalam satu tegukan besar.

Yeah!

Elang sedang patah hati sekarang!

"Elang, kenapa kau hanya duduk disini? Mana pasanganmu?" Tanya Bintang yang entah sejak kapan sudah berdiri di dekat Elang.

Perasaan tadi pria ini masih berada di atas panggung dan memeluk pinggang Syiela dengan mesra.

Elang melemparkan pandangannya ke arah panggung yang sudah kosong.

Apa?

Syiela kemana?

"Kau belum tahu? Dia ini jomblo akut!" Celetuk Syiela yang rupanya juga sudah berdiri di dekat Elang.

Elang memaksa untuk tertawa kecil menanggapi celetukan Syiela barusan.

"Sok tahu!" Decak Elang pura-pura tak terima dengan celetukan Syiela tadi.

"Aku memang tahu!" Sergah Syiela seraya merangkul pundak Elang.

"Lepaskan rangkulanmu sekarang, atau calon suamimu akan cemburu nanti!" Ucap Elang memperingatkan Syiela.

"Aku tidak se-bucin itu, Elang!" Sergah Bintang yang juga mendengar ucapan Elang pada Syiela tadi.

"Lihat! Bintang bukan pria pencemburu!" Timpal Syiela yang masih merangkul pubdak Elang.

"Tetap saja, aku merasa tak enak hati." Elang yang akhirnya melepaskan sendiri tangan Syiela dari pundaknya.

"Kalian dulu pernah berpacaran?" Tanya Bintang penasaran.

"Siapa? Aku dan Elang?" Syiela balik bertanya dan gadis itu malah tertawa sekarang.

"Iya! Aku lihat kalian begitu akrab," jawab Bintang berpendapat.

"Aku tak pernah berpacaran dengan pria aneh!" Ujar Syiela yang tetap terkekeh. Sementara Elang hanya berdecak dan bersikap biasa saja, meskipun hatinya sedang bergejolak hebat sekarang.

Tapi kenyataannya memang demikian!

Elang dan Syiela tak pernah berstatus sebagai pacar, sekalipun mereka sudah akrab dan dekat sejak duduk di bangku SMA.

"Apa kau sedang cemburu, Bintang?" Tebak Elang mengalihkan pembicaraan dan sedikit berkelakar pada Bintang.

"Sama sekali tidak!" Kilah Bintang cepat.

"Sudah kubilang, kalau Bintang itu bukan pria pencemburu!" Ujar Syiela yang kini sudah bergelayut manja pada Bintang.

Ya ampun!

Pemandangan sederhana yang sebenarnya menyakiti hati Elang!

"Aku hanya bertanya, Elang!" Ujar Bintang lagu seolah sedang meyakinkan Elang.

"Aku dan Syiela sejak dulu hanya bersahabat, Bintang! Kami rak pernah menjalin hubungan lebih dari sahabat, apalagi sampai berpacaran."

"Jadi jika kau merasa takut tentang aku yang mungkin akan merebut Syiela dari pelukanmu, yakinlah kalau ketakutanmu itu berlebihan!" Tutur Elang panjang lebar memberikan penjelasan sekaligus pengertian pada Bintang.

"Ya!" Bintang mengangguk yakin.

"Aku dan Elang hanya bersahabat!" Ujar Syiela yang ikut-ikutan meyakinkan Bintang.

"Iya! Aku percaya!" Bintang mencolek hidung Syiela yang langsung membuat gadis itu tertawa lepas. Sementara Elang hanya tersenyum penuh luka melihat sikap romantis Bintang dan Syiela tersebut.

"Aku akan cari angin sebentar!" Pamit Elang akhir yang tak tahan lagi melihat kemesraan Bintang dan Syiela. Meskipun Elang tahu, kalau ia harus membiasakan diri dengan semua pemandangan tersebut.

Tapi untuk malam ini, hati dan pikiran Elang sedang kacau. Jadi lebih baik Elang menghindar dulu, sembari menata hatinya yang rasanya benar-benar tak karuan.

"Sekalian carilah gadis, Elang! Kau tak mau menjadi jomblo seumur hidupmu, kan?" Celetuk Syiela memberikan saran pada Elang.

"Ya! Terima kasih saran positifmu! Aku akan mencari gadis yang mungkin mau aku jadikan pacar malam ini!" Kekeh Elang seolah sedang menutupi luka di hatinya yang kini menganga lebar.

"Segera bawa kemari jika sudah menemukannya!" Seru Bintang yang hanya ditanggapi Elang dengan acungan jempol.

Elang terus melanjutkan langkahnya dan hendak keluar dari ballroom, saat Papa Frans tiba-tiba memanggilnya dari kejauhan.

"Elang!"

Oh, apalagi sekarang?

Papa Frans menberikan kode pada Elang agar mendekat ke arahnya. Elang tak bisa mengelak dan terpaksa menghampiri papa angkatnya tersebut.

"Iya, Pa!" Jawab Elang yang sudah menghampiri Papa Frans. Tak lupa, Elang juga menyapa Uncle Dana dan Aunty Wenny yang merupakan orang tua Syiela.

"Kami akan menemui tamu yang lain, Frans!" Pamit Uncle Dana setelah Elang datang.

Ya, sejak dulu Papa kandung Syiela itu memang kurang suka pada Elang. Entah apa masalahnya, Elang juga tidak tahu!

Apa mungkin karena kedekatan Elang pada Syiela?

Atau karena status Elang yang hanya merupakan anak pungut dari Papa Frans?

"Ya!" Jawab Papa Frans santai sembari meminta Elang untuk duduk di dekatnya.

"Ada apa, Pa?" Tanya Elang sekali lagi pada Papa Frans

"Bintang mungkin akan cuti dari kantor dua pekan ini untuk persiapan pernikahan," ujar Papa Frans yang sebenarnya menbuat Elang sedikit bernafas lega. Setidaknya tak akan ada masalah jika Bintang cuti!

"Elang akan mengambil alih semuanya, Pa!

Bukankah itu sudah merupakan tigas Elang?" Jawab Elang yang langsung tanggal dengan arah pembicaraan Papa Frans.

"Ya!"

"Lalu soal masalah beberapa hari kemarin, Bintang sudah mengaku kalau itu adalah ulahnya. Kenapa kau tak mengatakan pada Papa, Elang?" Tanya Papa Frans yang langsung membuat Elang meringis dan tak punya alasan untuk ia kemukakakan.

"Bintang sepertinya masih belum siap untuk duduk di kursi direktur," gumam Papa Frans lagi yang akhirnya peka juga.

"Semuanya butuh proses, Pa!" Pendapat Elang sebijak mungkin.

"Ya!" Papa Frans mengangguk setuju.

"Kau merasa keberatan, jika Papa memintamu untuk terus mengajari Bintang?" Tanya Papa Frans yang langsung membuat Elang menggeleng.

Ya,

Kapan memangnya Elang bisa menolak permintaan Papa Frans? Hutang budi Elang pada Papa Frans yang sudah merawat dan menyekolahkannya, membuat Elang ingin selalu mengabdi pada pria paruh baya ini.

Termasuk mengorbankan petasaan Elang sendiri pada Syiela!

"Elang akan terus membimbing dan mengajari Bintang, Pa!" Ucap Elang bersungguh-sungguh.

Bahkan mungkin, jika Papa Frans meminta nyawanya, Elang juga akan memberikannya!

Itu bukan balas budi, Elang!

Itu sebuah kebodohan!

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Jangan lupa like biar othornya bahagia.

Terpopuler

Comments

keke global

keke global

kamu kok ngomong dewe seh Elang

2022-09-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!