Elang masih berkutat dengan beberapa berkas di kantor Mahardika's Company, saat telepon internal di atas meja kerjanya berdering.
"Halo!" Sambut Elang yang langsung dengan cepat mengangkat telepon.
"Elang, kau bisa ke ruanganku sebentar? Ada sedikit masalah."
Itu adalah suara Bintang di ujung telepon.
"Ya!" Jawab Elang singkat, sebelum krmudia pria itu beranjak dan krluar dari ruang kerjanya, lalu segera menuju ke ruang kerja Bintang.
Beberapa bulan yang lalu, ruangan itu adalah ruang kerja Elang. Namun kini, semuanya sidah kembali ke pemilik yang seharusnya.
Bintang Mahardika!
Putra kandung dari Papa Frans Mahardika!
Elang yang hanya berstatus sebagai anak pungut, harus legowo untuk pindah ruangan serta menjadi bawahan Bintang. Meskipun beberapa kali Bintang membuat masalah dan Elang yang terpaksa menyelesaikannya.
Ya, sudah biasa!
Bintang belajar bisnis juga hanya dadakan dan Papa Frans selalu berpesan agar Elang tak bosan membantu Bintang.
Tok tok tok!
Elang mengetuk pintu sekadarnya, lalu langsung masuk ke dalam ruangan Bintang.
"Ada masalah apa?" Tanya Elang to the point.
"Aku mengacaukannya!" Lapor Bintang seraya menunjukkan layar monitor pada Elang yang langsung mengernyit.
Elang ingin mengumpat sekarang, tapi Elang harus menahannya agar Bintang tak tersinggung.
"Bagaimana bisa?" Elang langsung dengan cepat menggantikan Bintang duduk di kursi kerja pria itu.
"Maaf!" Ucap Bintang penuh rasa bersalah.
"It's okay! Aku bisa menanganinya!" Jawab Elang seraya memijit pelipisnya dan menarik nafas panjang berulang kali. Papa Frans akan mengamuk jika Elang tak buru-buru membereskannya!
Bintang! Bintang!
Seharusnya pria ini tak duduk di belakang meja direktur begini!
Papa Frans terlalu gegabah memberikan tanggung jawab besar pada Bintang yang bahkan tak tahu apa-apa!
"Halo, Syiela!" Sapaan Bintang pada Syiela via telepon membuyarkan lamunan Elang.
"Kau sudah di kantor? Padahal aku baru saja akan menjemputmu," ucap Bintang yang lagi-lagi membuat konsentrasi Elang sedikit buyar.
Menjemput?
Bintang dan Syiela mau kemana memangnya?
Berkencan?
"Jadi kau sudah dimana?" Pertanyaan Bintang baru selesai, saat pintu ruangan tiba-tiba sudah menjeblak terbuka.
"Hai, aku disini!" Sapa Syiela yang langsung memeluk Bintang dengan hangat. Elang hanya tersenyum kecut menyaksikan adegan tersebut di depan matanya.
"Elang!" Syiela turut menyapa Elang yang masih berkutat menyelesaikan masalah yang dibuat oleh Bintang barusan.
"Hai, Calon pengantin!" Sapa Elang pada Syiela seraya mengulas senyum hangat. Senyum yang sebenarnya Elang paksakan karena hatinya yang kini dipenuhi rasa cemburu.
"Kami baru akan bertunangan, Elang!" Tukas Syiela mengingatkan.
"Tapi setelahnya kalian akan menikah, kan?" Elang mengangkat sevelah alisnya dan seolah sudah tahu.
"Kata Papa begitu!" Bukan Syiela, melainkan Bintang yang menjawab sembari melingkarkan lengannya di pinggang Syiela.
Yeah!
Pasangan yang serasi!
"Kami akan ke toko perhiasan untuk membeli cincin," ujar Syiela selanjutnya seolah sedang memberitahu Elang.
"Syiela, bagaimana kalau ke toko perhiasannya nanti saja? Ada sedikit masalah-"
"Aku bisa membereskannya, Bintang!" Sergah Elang menyela.
"Pergilah bersama Syiela dan selesaikan saja urusan kalian! Masalah ini, biar aku yang menangani," ujar Elang lagi bersungguh-sungguh.
"Kau yakin, Elang?" Tanya Bintang yang masih terlihat ragu.
"Ya! Pergilah!" Jawab Elang sesantai mungkin.
"Lihat! Elang selalu punya solusi dan dia adalah dewa penolong," celetuk Syiela yang kini sudah menggamit lengan Bintang. Dan tentu saja pemandangan tersebut tak lepas dari pandangan Randu yang hanya bisa menahan rasa cemburunya.
"Kau benar!" Jawab Bintang seraya tersenyum.
"Kami pergi dulu, Elang!" Pamit Bintang akhirnya pada Elangmenjabarkqn yang hanya mengangguk dan memaksa untuk tersenyum. Masih sempat Elang lihat bagaimana Bintang dan Syiela yang sudah bergandengan mesra, padahal baru beberapa hari yang lalu mereka bertemu.
Mungkin seperti itu yang dinamakan jodoh!
****
"Syiela!" Panggil Elang yang bergegqs menghampiri Syiela yang terlihat ketakutan.
"Elang!" Syiela langsung menghambur ke pelukan Elang, lalu menangis sesenggukan.
"Aku takut sekali tadi!" Syiela berbicara dengan terbata-bata.
"Tapi aku senang kau langsung datang," ucap Syiela lagi. Elang segera menenangkan gadis di depannya tersebut dan menyeka airmata di wajahnya.
"Kau terluka?" Tanya Elang memastikan dan Syiela langsung menggeleng.
"Aku langsung kabur tadi saat pria brengsek itu memaksaku untuk melakukannya!" Cerita Syiela yang kembali terisak. Pria brengsek yang dimaksud Syiela disini tentu saja adalah pacar brengsek Syiela.
"Bajumu sedikit koyak," ujar Elang setelah memeriksa baju Syiela.
"Pria brengsek itu yang menariknya-"
"Pakai ini!" Elang sudah mekepaskan jaketnya, lalu ganti memakaikannya pada Syiela.
"Ayo aku antar pulang!" Ajak Elang selanjutnya seraya merangkul Syiela.
"Aku tak akan berpacaran lagi dengan para pria brengsek itu!" Tekad Syiela yang terlihat geram.
"Aku sudah mengingatkanmu sejak dulu! Tapi kau selalu saja menggubris mereka dan mau saja diajak jadian."
"Sekarang, setelah kejadian begini baru menyesal," gumam Elang seraya memakaikan helm pada Syiela.
"Ck! Kau sedang menyalahkan aku, begitu?" Rengut Syiela dengan wajah kesal.
"Mana ada! Aku tak menyalahkanmu!" Kilah Elang cepat.
"Sudah, ayo naik dan pulang!" Ajak Elang selanjutnya yang sudah naik ke atas motor dan menyalakan mesin.
"Kenapa kita tak pacaran saja, ya? Kita kan sudah lama dekat!" Cetus Syiela tiba-tiba yang langsung membuat Elang terkekeh.
"Apa kau sedang mencari pelarian sekarang?" Sindir Elang pada Syiela.
"Aku hanya bertanya! Dasar!" Syiela memukul pundak Elang.
"Lagipula, aku juga ogah jadi pacarmu!" Ujar Syiela lagi.
"Kenapa?" Tanya Elang cepat.
"Karena aku lebih suka jadi sahabatmu, agar selamanya kita tak perlu bermusuhan! Kalau kita pacaran, misalnya putus kan nggak mungkin bisa sahabatan lagi!" Jelas Syiela yang langsung membuat Elang tertawa renyah. Elang lalu menarik tangan Syiela agar melingkar di pinggangnya.
"Pegangan! Agar tak terjengkang!" Ujar Elang sebelum pria itu melajukan motornya dan membelah gelapnya malam.
"Elang!" Teguran Papa Frans, sukses menyentak lamunan Elang tentang keakrabannya dengan Syiela beberapa tahun silam.
"Iya, Pa!" Jawab Elang tergagap.
"Kenapa kau duduk disini? Bintang mana?" Cecar Papa Frans yang sudah melihat ke layar monitor di depan Elang.
"Bintang sedang membeli cincin bersama Syiela, Pa!" Jawab Elang saat tangan Papa Frans tiba-tiba menggebrak mejq di depan Elang.
"Apa yang sudah kau lakukan, hah?" Geram Papa Frans saat melihat hal amburadul yang sebenarnya tadi disebabkan oleh Bintang.
Tapi sekarang Elang yang sedang menggantikan Bintang untuk duduk di kursi kebesaran ini! Jadi wajar jika Papa Frans akhirnya marah pada Elang.
"Elang minta maaf, Pa! Elamg sedang memperbaikinya sekarang!" Jawab Elang dengan wajah penuh penyesalan.
Yeah! Seharusnya Bintang yang melakukan semua ini! Kenapa malah jadi Elang?
Ck! Tapi memang sudah nasib Elang yang hanya seorang anak pungut. Sangat berbeda dengan Bintang, si anak emas!
"Cepat perbaiki!" Perintah Papa Frans akhirnya yang hanya membuat Elang mengangguk patuh.
Terima kasih atas kekacauan yang kau buat, Bintang!
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
💝GULOJOWO💝
siapa tau nanti elang bakalan ketemu ortunya kyak bintang. Dan ternyata ortunya elang jauh lebih sultan dari papa Frans 😂😂
2022-09-23
0
who am I
kalo ortu yang punya anak pungut perlakukan si anak seperti darah daging sendiri, supaya kelak si anak berakhlak baik
2022-09-17
0
Kayanamikhayla
kok q nyesek ya
2022-09-17
0