Sang gadis berlari menuju tempat yang digunakan untuk merias wajahnya tadi, dia mengunci kamar itu dan merusak riasan serta bajunya sendiri.
"Apa ini ayah, mengapa aku harus menikah dengan pria itu? apa salah kita ayah! mengapa aku harus seperti ini dan menjalani kehidupan yang tidak pernah aku inginkan? kekasihku! bagaimana keadaanmu? bagaimana dengan pernikahan kita!"
Sang gadis meratapi setiap kejadian yang dia alami, belum genap satu hari penuh dia sudah kehilangan banyak orang yang sangat Brenda sayangi.
Sungguh kejam dunia ini baginya.
Masalahnya hanya satu, pria gila bernama Maraville Myer.
Pria itu benar-benar menghancurkan kehidupannya lahir dan batin sehingga dia tidak memiliki siapapun lagi di dunia ini selain dirinya sendiri yang tidak akan pernah bisa mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya lagi.
Dia juga tidak seperti orang kebanyakan, ketika anggota keluarga mereka meninggal dunia, pasti akan datang ke sebuah makam untuk mendoakan mendiang anggota keluarga yang sudah tiada, tetapi berbeda dengan dirinya.
Dimana orang tuanya? saudara-saudaranya?
Mereka telah hangus terkubur oleh api yang membakar seluruh kebahagiaannya.
"Hiks, Tuhan! mengapa kau tidak cabut saja nyawaku, aku sudah tidak bisa menjalani kehidupan yang sangat buntu ini. Mengapa Kau tidak hadir kepadaku, Tuhan! apa sebenarnya yang kau rencanakan kepada diriku yang sudah tidak memiliki apapun lagi, Hiks! aku mohon ampuni aku jika memiliki banyak dosa terhadapMu!"
Sang gadis benar-benar meratapi apa yang terjadi padanya, saat terasa sedihnya merasuk ke dalam jiwa, tiba-tiba saja ketukan itu membuatnya terkejut.
Apalagi suara yang menyertainya merupakan suara dari orang yang menyebalkan dan sangat tidak ingin ia temui.
"Istriku, Apa yang sedang kau lakukan di dalam? Apa kau sedang menungguku? ayolah sayang, buka pintunya dan aku akan membawamu ke kamar pengantin!"
Sang gadis mencoba melakukan segala cara agar pria gila itu tidak masuk ke dalam ruangan.
Dia mendorong meja, kursi apapun itu, untuk mencegah si iblis menemuinya.
Sang gadis meringkuk di sudut ruangan, berharap sang mafia menghentikan niatnya untuk bertemu.
Namun, alangkah malang nasib Brenda.
Sang mafia benar-benar bukan manusia, dia tidak bisa membuka pintu itu lalu memilih masuk lewat jendela.
Sang gadis, terkejut dengan kehadiran sang suami yang sudah ada di dalam ruangan itu.
"Hah! bagaimana bisa kau memiliki pemikiran yang aneh ini, semua kursi dan meja kau letakkan tepat di depan pintu! itu tidak akan memberikan efek apapun terhadapku, aku bisa masuk lewat mana saja karena ini milikku! semua yang ada di tempat ini hanya akan pergi sesuai dengan keinginanku, kau tidak perlu melakukan banyak hal daripada nanti aku marah, kau tidak akan pernah tahu jika kemarahanku benar-benar memuncak!"
Sang mafia berjalan mendekati sang gadis yang tidak mau menatap wajahnya.
Maraville berjongkok, dia menjambak rambut sang gadis dan memaksanya melakukan kecupan selamat datang, Maraville membuka mulut Brenda dengan mulutnya.
Dia bahkan tidak menghiraukan air mata yang menetes di kedua pipi sang istri.
Cukup lama kecupan itu berlangsung, membuat sang mafia puas.
"Manis sekali, nanti malam, jangan sungkan. Kau bisa memintaku melakukan gaya apapun, kau bebas mengatakan semua keinginanmu, tapi satu yang aku tidak suka yaitu penolakan! kau tidak akan pernah aku habisi jika mengatakannya hanya saja aku akan menyiksamu, Haha ... kau paham itu cantik?"
"Cuh! kau ini pria biadab yang tidak memiliki perasaan sama sekali, kau membunuh seluruh anggota keluargaku selalu menikahiku! Apa yang kau inginkan dariku sebenarnya? bahkan setelah menjadi istri, aku juga kau siksa? kau memang orang gila! kau tidak waras!"
Sang mafia mengusap ludah yang ada di pipinya lalu tersenyum," Cukup baik, ini adalah hal yang sangat aku sukai! kau menantangku dan dirimu semakin manis, aku masih memberikan maaf karena hari ini kau mau menikah denganku setelah 5 tahun lamanya kau dan anggota keluargamu selalu menolakku, yah ... sebuah kompensasi karena anggota keluargamu telah meninggal dunia! kau bisa bebas dalam dua jam, silahkan cari celah untuk kabur, aku tak akan melarangnya, tapi jika kau tidak berhasil melakukannya, kau akan tetap di sampingmu dan menjadi budakku ... Hahaha!"
Sang mafia sangat bahagia, dia keluar dari ruangan itu lewat jendela juga, tidak memiliki kerjaan.
Sang gadis benar-benar memendam perasaan benci serta ingin segera membalas dendam segala kesedihan yang sudah diberikan oleh mafia itu.
Dia tidak melakukan apapun selain ingin menjebak sang mafia, dia ingin pura-pura mencintai dan menerima sang mafia dengan sepenuh hati tetapi setelah sang mafia benar-benar kepercaya kepadanya, dia akan menghancurkan segalanya dan kabur.
"Hanya itu yang bisa aku lakukan untuk pergi dari sini, jika aku terus melawannya, pasti akan mendapatkan masalah silih berganti. Jika aku menuruti apapun yang dia katakan, aku akan aman dan bisa menjalani kehidupanku seperti semula. Namun ...."
Sang gadis kembali menangis ketika mengingat kejadian beberapa jam lalu, dia menghempaskan keinginan itu dan tetap membenci sang mafia, dia belum bisa melakukan rencananya sendiri karena rasa sakit di dalam dadanya.
Dia lebih memilih untuk belajar menerima keadaan lalu segera melancarkan aksinya yang sudah terencana itu.
...
Di tempat lain ...
Sang mafia baru saja keluar dari ruangan rias lewat jendela, seorang anak buah kemudian menghampirinya.
"Bos, kita ada acara di bar, ada orang yang menantangmu bermain judi," ucap sang anak buah.
"Aku sedang tidak ingin berjudi, kau berikan saja uang 800 juta padanya! Hari ini aku ingin bebas karena sedang menikmati menjadi pengantin baru," jawab sang mafia.
"Oke bos, tapi kau harus datang dalam pertemuan dengan bos Divo, dia akan memberikanmu harga murah untuk senjata api ilegal yang sebenarnya mencapai harga milyaran. Bagaimana dengan ini, Apakah setuju bertemu dengannya?"
"Hm, karena dia adalah suami kakakku, bisalah aku datang! siapkan mobil karena aku ingin ganti baju dulu." pinta sang mafia sambil berjalan masuk ke dalam gedung itu.
Sedangkan sang anak buah, menyiapkan mobil untuk sang bos.
"Maraville!" panggil seorang pria dengan perawakan tinggi dan kekar, dia sama seperti sang mafia.
Sorot matanya juga sangat tajam.
Sang mafia menoleh.
"Oh, kau, sejak kapan kau datang, kau telat kawan!"
"Apa yang kau lakukan di sini? mengapa lewat pintu belakang?"
"Ada sesuatu yang harus aku urus, Hm ... aku tidak mengundangmu, tapi Kenapa kau datang?"
"Sialan! haha, aku ingin membicarakan mengenai 1000 ton heroin yang minggu depan akan di kirim melalui jalur laut, kau jangan lupa datang di dermaga."
"Oh, aku tidak bisa. Kau lupa atau pikun? Aku baru saja menikah dan langsung bekerja? tidak mau, aku hanya ingin datang di pertemuan hari ini saja, untuk selanjutnya aku akan mempercayakan kepada kakakku!"
"Kakakmu? Yanov?"
"Siapa lagi? jangan baper ya, dia sudah memiliki suami dan kau akan dibantai oleh suami kakakku jika masih mencintainya."
"Haha, aku sudah tidak menyukainya! ya itu yang aku takutkan, aku masih ingin hidup."
Kedua orang itu, terlihat tertawa bersama, dalam keakraban yang sudah lama tak nampak setelah 5 tahun berlalu.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments