Kesya yang masih belum tahu siapa lelaki yang saat ini sedang berdiri ditengah-tengah ruangan ini pun langsung berteriak histeris memanggil nama Asisten Andi agar lekas masuk kedalam ruangan ini.
Tuan Geovan yang mendengarkan teriakan lantang perempuan dihadapannya hanya bisa menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan dari mulut. Andaikan saja yang berteriak itu adalah lelaki maka sudah bisa dipastikan jika bogem mentah ini sudah merontokkan semua giginya.
Asisten Andi yang berada di luar ruangan ini pun bergegas masuk kedalam saat mendengarkan teriakan Kesya yang begitu lantang masuk kedalam gendang telinganya.
"Kesya kenapa kamu berteriak?" tanya Asisten Andi setelah masuk kedalam ruangan ini.
"Suruh dia diam atau aku akan melemparkannya dari lantai atas gedung ini!" ancam Geovan sembari menghempaskan tubuhnya di kursi kebesarannya.
"Asisten Andi, kenapa Anda membiarkan orang ini duduk di kursi pemilik perusahaan Herlambang Group?” kata Kesya kepada Asisten Andi dengan wajah polos.
"Kesya, tenanglah lebih dahulu dan dengarkan saja apa yang akan Tuan Geovan katakan," bujuk Asisten Andi pada Kesya yang masih terlihat panik dan juga ketakutan.
Kesya tidak tahu siapa nama pemilik perusahaan ini dan karena sebab itulah saat Asisten Andi menyebutkan nama Tuan Geovan, Kesya tidak memberikan respon apapun. Bagi Kesya nama pemilik perusahaan ini tidaklah penting karena yang terpenting baginya ia bisa mendapatkan pekerjaan untuk membayar biaya pengobatan Papanya.
"Asisten Andi aku ingin melaporkan pria ini kepada pemilik perusahaan Herlambang karena dia berani menciumku dengan paksa. Dia benar-benar pria tidak bermoral yang berani menodai bibirku yang polos," gerutu Kesya yang masih belum bisa menerima apa yang dilakukan pria itu kemarin malam.
Asisten Andi dan juga Tuan Geovan saling menatap dengan pandangan hampir tidak percaya. Bagaimana mungkin Kesya tidak mengerti jika Geovan adalah pemilik perusahaan ini.
"Semua wanita ingin dicium olehku, tapi perempuan bodoh ini justru membuat keributan untuk hal sepele seperti ini," gerutu Geovan mengeluh dalam hatinya sambil mengepalkan tangannya tersinggung dengan apa yang Kesya katakan.
Entah dari mana Kesya mendapatkan keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya secara gamblang. Asisten Andi terkejut melihat keberanian perempuan dihadapannya saat ini, hanya beberapa menit yang lalu perempuan ini terlihat lemah dan juga terlihat seperti orang yang akan mati, tapi lihatlah tingkah lakunya sekarang sungguh bertolak belakang dengan apa yang dilihat Asisten Andi sebelumnya.
"Kesya, berhenti bicara dan dengarkan baik-baik apa yang akan Tuan Geovan katakan." Kali ini Kesya mendengar nada perintah dari kata-kata Asisten Andi barusan sehingga Kesya pun mulai terlihat lebih tenang.
"Entah mengapa tatapan teduh milik Asisten Andi membuat aku tenang dan aku percaya padanya," gumam Kesya sembari menganggukkan kepalanya setuju.
"Keluar dari ruangan ini!" titah Tuan Geovan pada Asisten Andi sembari berdiri dari posisi duduknya.
"Tapi..." Kata-kata Asisten Andi langsung terhenti saat Tuan Geovan mengangkat satu tangan ke udara sebagai tanda bahwa pria itu tidak mau dibantah.
"Tidak masalah dia tak akan melukai kamu, aku akan menjamin itu." Setelah bicara pada Kesya Asisten Andi kembali keluar dari ruangan ini.
"Apakah kamu tahu siapa aku?" tanya Geovan pada Kesya terus mendekati perempuan itu dengan mata elangnya.
Kesya melangkah mundur karena tidak ingin berada dekat dengan lelaki mesum yang ada dihadapannya sekarang.
"Kamu pria yang kasar dan juga suka main cium perempuan lagi dengan kurang ajar, memangnya apa lagi," ketus Kesya sinis. Nada suara perempuan itu bergetar seolah menunjukkan bahwa dia sedang ketakutan.
Langkah Kesya terhenti ketika menyadari jika kini tubuhnya sudah terjebak di tembok terkutuk ruangan ini. Geovan langsung mengungkung tubuh Keysa di dinding ruangan ini agar perempuan itu tidak menghindarinya.
Kesya tidak berani mengangkat pandangannya dan lebih suka melihat lantai marmer ruangan ini. Nafas Geovan yang memburu membuat jantung Kesya semakin senam maraton sedangkan Geovan sendiri sudah mengeraskan rahangnya seakan siap mencabik-cabik tubuh perempuan menyebalkan yang kini ada dalam kuasanya.
Perempuan ini benar-benar ingin mati! Berani sekali dia mengatakan hal buruk tentangku. "Aku adalah Geovan pemilik perusahaan Herlambang Group." Geovan berbicara melalui sela-sela giginya dengan kesombongan yang hakiki.
Mendengarkan kebohongan lelaki dihadapannya ini membuat rasa takut Kesya langsung melebur begitu saja. Kesya segera mengangkat pandangannya kemudian melihat tajam kearah Tuan Geovan dengan tatapan menyempelehkan.
"Semua orang juga bisa bilang begitu, apalagi sikapmu itu tidak mirip seperti lelaki berpendidikan tetapi lebih mirip seperti brandal di pinggir jalan." Kesya bicara dengan penuh keberanian dan juga keyakinan tingkat dewa. Mana ada pemilik perusahaan yang bertingkah mesum dan juga tidak senonoh sepertinya. Kira-kira seperti itulah yang sekarang sedang di pikirkan oleh Kesya.
"Astaga wajah polosnya itu kelihatan menyebalkan sekali dan betapa ingin aku merobek mulutnya yang kurang ajar itu," gerutu Geovan didalam hati.
Geovan mengulurkan tangannya untuk meraih dompet di saku celananya dan kemudian menunjukkan kartu identitasnya tepat di depan Kesya. Kesya dengan seksama membaca nama yang tertera di KTP dan juga melihat foto yang terpampang di KTP tersenyuman lalu Geovan langsung meraih ponselnya dan membuka artikel tentang keluarga Herlambang untuk membuat perempuan bodoh dihadapan mengerti kesalahan apa yang telah ia lakukan.
"Sepertinya penglihatanku bermasalah sekarang," pikir Kesya.
Kesya mengucek kedua matanya dengan tangan lalu melihat kembali foto yang ada di KTP dan juga artikel tentang keluarga Herlambang. Entah sudah keberapa kali Kesya melihat wajah Geovan kemudian ganti melihat kearah KTP dan juga artikel yang ada di ponsel. Dan semuanya sama, hal itu membuat tubuh Kesya langsung terkulai lemas dan jatuh ke lantai.
Geovan menyeringai puas ketika melihat perempuan kurang ajar ini jatuh ke lantai dengan penuh penyesalan. Siapa suruh dia berani meremehkannya dan ini untuk kali pertama ada orang yang berani mencari masalah dengannya.
"Kamu dipecat." Tanpa belas kasih Geovan langsung bicara.
"Tuan Geovan maafkan saya. Saya benar-benar tidak tahu jika Anda adalah pemilik perusahaan ini, tetapi saya juga tidak sepenuhnya bersalah karena Anda sendiri yang langsung mengecup saya seperti seorang preman jalanan," cerocos Kesya jujur.
Kesya yang polos pasti tidak sadar jika kata-katanya tadi menyindir Geovan dengan cara halus tapi menusuk tentunya. Geovan yang mendengarkan ucapan perempuan dihadapannya langsung mengusap kasar wajahnya merasa geram sekali.
"Apakah kamu sadar dengan apa yang baru saja kamu katakan!" teriak Tuan Geovan sembari mencengkeram lengan Kesya dengan erat kemudian menarik perempuan itu berdiri dengan tegap dihadapannya.
"Sakit, tolong lepaskan saya," rengek Kesya kepada Tuan Geovan dengan wajah memelas.
Tuan Geovan tidak merasa kasihan sama sekali, tetapi satu detik kemudian, lelaki itu segera melepaskan tangannya dari lengan Kesya setelah melihat setetes cairan bening keluar dari kelopak mata perempuan dihadapan ini. Sial! Kenapa Geovan merasa terganggu dengan cairan bening itu.
"Aku tahu kamu hanya berpura-pura tidak mengenali siapa aku hanya untuk mendapatkan perhatianku. Perempuan seperti kamu pasti sudah pernah melakukan hubungan bebas. Dan ciumanku waktu didalam lift kamu manfaatkan supaya bisa mendapatkan banyak uang dariku?" tuduh Geovan pada Kesya dengan wajah datar tanpa rasa bersalah.
"Saya tidak harus membuat Anda percaya, tetapi saya mohon Anda tidak memecat saya dan sebaliknya saya tidak akan pernah muncul di depan Anda lagi dan saya juga akan bekerja dengan baik," kata Kesya dengan penuh permohonan.
Kesya mulai merasakan kepalanya pusing lagi dan tubuhnya juga gemetaran antara takut dan juga tertekan, tapi dia tetap berusaha untuk menegakkan tubuh meski demam yang sudah mulai reda kini kembali membuat pandangan gadis itu nanar.
Geovan berjalan ke mejanya, lalu lelaki itu membuka laci dan mengeluarkan cek kosong berserta pulpen dari dalam laci tersebut kemudian menghampiri Kesya yang masih berdiri di tengah ruangan ini.
"Kamu tulis nominal berapapun yang kamu mau dan kemudian kamu keluar dari perusahaan ini!" titah Tuan Geovan dengan tatapan menghina.
"Mungkin saya memiliki kehidupan yang sulit, tetapi saya tidak ingin menerima uang gratis tanpa bekerja." Kesya menolak uang yang Geovan berikan padanya tanpa berpikir panjang. Kesya memang butuh uang, tetapi dia tidak harus mempertaruhkan harga dirinya seperti ini.
“Apakah perempuan ini bodoh, jika perempuan lainnya pasti akan menerima cek ini secara sukarela, ataukah dia punya alasan lain untuk menolak cek ini dariku," batin Tuan Geovan dalam kebungkamannya.
Kesya memegangi jemarinya sendiri menyeka cairan bening yang menetes dari dahinya. Suasana di ruangan ini tampak tegang akibat diamnya Tuan Geovan yang tidak menanggapi ucapan Kesya hingga dering ponsel Kesya mulai memecahkan kesunyian diantara mereka.
"Angkat!" titah Geovan dengan wajah tanpa ekspresi.
"Ya," jawab Kesya singkat..
Kesya langsung panik saat melihat nama Indah terpampang nyata di layar ponselnya. Kesya mulai berjalan menjauh dengan tangan menggeser tombol warna hijau.
[Apakah terjadi sesuatu pada Papa?] tanya Kesya.
[Papa akan segera dioperasi dan kita membutuhkan biaya 70 juta] kata Indah kepada Nesya.
[Kak Indah, Kesya dapat uang sebanyak itu dari mana?] tanya Kesya pada Indah dengan wajah cemas.
[Kamu bisa menjual dirimu sendiri jika perlu, apa kamu ingin melihat Papa mati! Dan jika sampai itu terjadi maka itu semua salahmu.] Setelah berbicara Indah segera mengakhiri panggilan telepon itu secara sepihak.
Kesya terdiam sejenak dengan wajah pucat dan juga bingung, dia tidak tahu harus berbuat apa kali ini dan ketika gadis itu sibuk dengan pikirannya sendiri tiba-tiba suara Tuan Geovan mulai menerobos gendang telinganya dengan keras.
"Apakah kamu akan tinggal di sudut ruangan ini sampai besok?" Semprot Tuan Geovan yang melihat Kesya masih tidak beranjak menghampirinya.
Kesya mendongak dan berjalan menuju Tuan Geovan. Perempuan itu mulai berpikir untuk menerima cek kosong yang dia tolak sebelumnya. Tapi Kesha tidak berniat menerima cek kosong itu begitu saja, karena Kesha berniat untuk meminjam uang tersebut dan akan mengembalikannya dengan memotong gajinya di setiap bulan.
“Kenapa wajah perempuan ini jadi sedih dan siapa yang menghubunginya tadi." Tanpa sadar Geovan justru merasa penasaran dengan orang yang menelepon Kesya tadi. Sesaat kemudian lelaki itu langsung menggelengkan kepalanya beberapa kali mencoba untuk mengembalikan kesadaran sebab tidak seharusnya ia perduli dengan seorang pelayan.
"Apakah kamu akan mengubah keputusanmu sebelumnya?" tanya Tuan Geovan lagi.
Kesya mulai mendongak lalu menatap kearah Tuan Geovan dengan mata berkabut yang seolah menunjukkan kesedihan yang mendalam meski bibirnya masih terdiam.
"Tuan Geovan, tolong pinjamkan saya uang sebanyak 70 juta. Dan saya berjanji untuk membayarnya setiap bulan dengan memotong gaji saya," pinta Kesya dengan wajah memelasnya.
"Kamu mencoba bernegosiasi denganku." Sembur Tuan Geovan yang tidak pernah menerima usulan dari orang lain.
Kesya menjatuhkan lututnya ke lantai marmer ruangan ini, lalu memohon pada Tuan Geovan sembari berkata, "Tuan Geovan, tolong saya. Seumur hidup ini saya akan berhutang kepada Anda, tapi tolong pinjamkan saya 70 juta karena saya sangat membutuhkannya," pinta Kesya dengan isak-tangisnya.
Tuan Geovan melihat ke arah Kesya yang sekarang sedang berlutut sambil mengangkat wajahnya ke arahnya dan ini benar-benar membuatnya ragu sehingga dia segera menuliskan jumlah yang diminta oleh gadis itu pada cek di tangannya ini.
"Ambil ini, kamu tidak perlu membayarnya. Anggap saja aku membayar ciumanmu waktu itu, kamu juga bisa bekerja di sini," kata Tuan Geovan dengan enteng.
"Saya tidak akan mengungkitnya lagi, dan saya juga akan tetap membayar uang yang saya pinjam dengan memotong gaji setiap bulan," kata Kesya mantap.
"Terserah! Cepat keluar dari ruangan ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
🍇🐍SitiRohmat🐊⃝⃟🌽☀
kayaknya seru deh adegan geovano sama kesya di videokan 🤣🤣🤣
2022-09-08
0
🍇🐍SitiRohmat🐊⃝⃟🌽☀
dih si indah edan apa ya kenapa tidak dia saja yg menjual diri
2022-09-08
0
💫✰✭𝕮𝖊𝖚𝖈𝖊𝖚𓅓 𝓝𝓛✰✭🌹
😱😱😱😱
2022-09-07
0