Andi yang berdiri di belakang Geovan hendak menangkap tubuh Kesya namun, gerakannya kalah cepat sebab Geovan lebih dulu menangkap tubuh Kesya karena posisinya dengan perempuan itu lebih dekat. Semua pekerja yang berada di lobby utama melihat dengan sangat jelas bahwa dua orang yang sangat berpengaruh di perusahaan ini berebut untuk menangkap tubuh seorang pelayan perusahaan Herlambang. Hal langka ini baru kali pertama terjadi dan tidak heran jika semua perempuan yang berada di lobby utama merasa iri dan juga benci dengan trik murahan yang sedang Kesya mainkan, ya, semua perempuan yang melihat adegan langka ini tentu saja mengira Keysa sedang mencoba untuk mencari perhatian Tuan Geovan.
Asisten Andi dikenal ramah suka membantu dan juga senyum, sehingga orang-orang di perusahaan tidak terkejut bahwa pria itu memiliki inisiatif untuk menangkap tubuh Kesya, tetapi Asisten Andi sangat berbeda dengan Tuan Geovan yang selama ini dikenal kejam dan juga arogan bahkan Tuan Geovan juga dikenal tidak pernah perduli dengan urusan orang lain namun, kali ini lelaki itu menunjukkan kepeduliannya pada seorang pelayan-aneh bin ajaib.
Beberapa perempuan sampai menggosok mata karena takut salah melihat adegan dihadapannya sekarang. Tapi yang masih para perempuan itu lihat adalah Tuan Geovan memegang tubuh pelayan di kantor ini dengan tatapan yang tidak terbaca-datar dan dingin.
“Kenapa aku merasa familiar dengan bau badan ini?” pikir Geovan sembari melihat wajah Kesya yang nampak pucat terkulai lemas dalam dekapannya dengan demam tinggi.
"Tuan Geovan, biarkan saya saja yang membawanya ke ruang istirahat di perusahaan ini," ucap Andi yang takut jika sampai kesadaran Geovan kembali dan justru akan menghempaskan tubuh Kesya ke lantai marmer perusahaan ini.
Tanpa kata Geovan langsung memberikan tubuh Kesya pada Andi yang dengan sigap langsung menerimanya karena takut perempuan itu jatuh.
Bu Rani tergopoh-gopoh melangkah mendekati Tuan Geovan dan juga Asisten Andi dengan pemikiran bisa cari muka dihadapan mereka dengan harapan bisa naik jabatan.
"Tuan Geovan, saya memecat gadis ini karena mencoba berbohong mengatakan bahwa Asisten Andi memintanya untuk meminta seragam kerja lagi karena serangan perempuan ini yang lama sobek. Padahal diawal pertama perempuan ini masuk kerja sudah saya berikan seragam baru," lapor Bu Rani dengan tatapan penuh kebencian mengarah pada Kesya yang masih tidak sadarkan diri.
'Seragamnya robek.' Geovan mengulang kata itu didalam hati seakan merasa tidak asing.
Geovan masih mencoba menemukan serpihan ingatan yang hilang dari benaknya karena pengaruh alkohol semalam. Beberapa saat kemudian perlahan tapi pasti ingatan saat berada di dalam lift mulai kembali padanya meski tidak terlalu detail tapi hal itu sudah membuat Geovan menyadari mengapa dia merasa familiar dengan aroma parfum perempuan ini. Dan Ternyata yang diciumnya tadi malam bukanlah Santi melainkan gadis ini.
"Kamu urus semuanya!" titah Geovan kemudian meninggalkan Andi begitu saja.
Entah mengapa melihat wajah pucat dan mata perempuan itu yang sembab dengan demam tinggi membuat hati Geovan terusik dan merasa tidak tenang. Geovan mengartikan jika Kesya sakit dan juga menangis pasti karena sikap kasar semalam, kenapa juga Geovan sampai lepas kendali dan semua itu karena pengaruh alkohol sialan itu.
Andi dengan sangat hati-hati menggendong tubuh Kesya lalu berjalan ke ruang istirahat untuk para pekerja kantoran jika sedang tidak enak badan. Bu Rani dengan setia mengikuti Asisten Andi dengan harapan mendapatkan pujian karena telah memecat perempuan menyusahkan seperti Kesya.
"Jarang sekali aku mendapatkan kesempatan emas seperti ini, aku akan mendapat kenaikan gaji jika Asisten Andi merasa senang dengan ketegasan ku hari ini dan aku harus mencoba untuk membuka percakapan," gumam Bu Rani dalam hati memikirkan keuntungannya sendiri.
"Perempuan ini benar-benar sangat merepotkan sekali, hanya bekerja dua hari saja sudah menimbulkan masalah, saya sangat menyesal telah menerima perempuan penyakitan seperti dia," kata Bu Rani, masih mengikuti Asisten Andi dari belakang.
Asisten Andi mengetatkan rahangnya ketika mendengarkan ucapan Bu Rani. Tapi lelaki itu memilih untuk tetap diam dan fokus membawa Keysa menuju ke ruangan istirahat dan setelah sampai disana dengan sangat hati-hati sekali Asisten Andi membaringkan tubuh Kesya di atas ranjang yang tersedia, lalu seorang perawat mendatangi Kesya.
"Periksa dia, aku akan keluar terlebih dahulu!" perintah Asisten Andi lalu berjalan keluar dari ruangan ini tanpa menunggu jawaban sang dokter.
Bu Rani mengikuti Asisten Andi berjalan keluar dari ruangan ini dan kini Bu Rani sudah berada dihadapan Asisten Andi dengan menundukkan pandangannya.
"Kamu seharusnya tidak mengatakan bahwa perempuan itu sakit, dia pasti sakit karena ada alasannya karena tidak akan ada orang yang ingin sakit di dunia ini," kata Asisten Andi memperjelas keberatannya atas ucapkan kepala pelayan dihadapan ini. "Dan satu hal lagi, tentang seragam yang perempuan itu minta, akulah yang menyuruhnya meminta padamu, dan jika kau mau menyalahkan maka salahkan aku dan jangan perempuan malang itu." Asisten Andi berbicara dengan nada suara setengah tertahan di tenggorokannya seakan sedang menahan emosi.
Bu Rani segera mengepalkan tangannya dan mengutuk kebodohannya sendiri karena tidak menyelidiki masalah ini terlebih dahulu dan ini semua karena perempuan bodoh itu, jika perempuan itu tidak bekerja di perusahaan ini maka Asisten Andi tidak akan pernah marah padanya. Bu Rani tidak mau mengakui kesalahannya dan justru semakin membenci Kesya.
"Asisten Andi maaf, saya pikir perempuan itu berbohong," kata Bu Rani dengan tangan yang sudah dibasahi oleh keringat dingin.
"Hal serupa jangan sampai terjadi lagi!" Asisten Andi mengancam Bu Rani secara terang-terangan.
Usai bicara Asisten Andi langsung masuk kedalam ruangan Kesya berada meninggalkan Bu Rani yang masih berdiri membeku dengan luka tidak berdarah yang membuat sakit jantung dan juga hancur hatinya. Harapan ingin mendapatkan pujian dan juga naik jabatan pupus sudah ketika mendengarkan ancaman Asisten Andi barusan.
"Lihat saja Kesya, aku akan memberimu pelajaran." Bu Rani mengepalkan satu tangannya lalu menampar tangan lainnya yang terbuka dengan tatapan tajam dengan penuh rencana. Andaikan bisa diartikan Kesya bagaikan seekor lalat yang akan Bu Rani lenyap kan dari perusahaan ini dengan satu kali tepukan tangan saja.
Ruangan Kesya berada.
"Bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Asisten Andi kepada Dokter Ayu yang tadi memeriksa kondisi Kesya.
Asisten Andi melihat kearah Kesya yang kini masih tidak sadarkan diri dengan salah satu tangan yang sudah tertancap selang infus.
Dokter Ayu adalah Dokter yang bertugas untuk memeriksa setiap pekerja yang sakit di perusahaan ini. Dan siapapun yang bekerja di perusahaan ini juga bisa meminta obat pusing kepala dan juga semacamnya karena jika sakit tidak terlalu parah maka gak perlu pulang kerja.
“Dia menggigil kedinginan dan kalau saya tidak salah tebak perempuan ini pasti kehujanan semalam dan dia juga terlambat makan, sehingga asam lambungnya kambuh dan memperburuk kondisinya, tetapi setelah menerima dua kantong cairan infus, kondisinya akan membaik kembali." Dokter Ayu menjelaskan panjang lebar pada Asisten Andi.
"Aku sangat kasihan padanya," gumam Asisten Andi sembari melihat Kesya dengan sorot mata teduh. "Tolong jaga dia sampai aku kembali," pinta Asisten Andi sembari menarik pandangannya pada Dokter Ayu.
“Tentu saja,” jawab Dokter Ayu dengan senang hati.
Ruangan Geovan berada.
"Kenapa aku begitu menjijikkan sekali, kenapa aku mencium seorang pelayan didalam lift, bagaimana jika dia memiliki penyakit menular atau lebih buruk lagi penyakit kronis." Geovan mengutuk kebodohannya sendiri karena terlalu banyak minum yang membuatnya tanpa sadar mencium perempuan lain dan bukan Santi-perempuan yang sangat ia cintai.
Saat Geovan sedang sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dan kini sorot matanya dipenuhi dengan sosok Asisten Andi yang berjalan ke arahnya dengan wajah nampak kesal.
“Andi, ada apa? Kenapa mukamu masam seperti sampah di pinggir jalan?” kata Geovan santai.
"Geovan, apakah kau tidak merasa bersalah telah menodai perempuan polos seperti itu." Seloroh Asisten Andi pada Geovan secara gamblang.
“Aku hanya menciumnya dan menyentuh bagian atasnya sedikit, tapi kenapa kamu bertingkah seolah aku baru saja merenggut kesuciannya." Tegas Geovan dengan enteng. Karena Geovan percaya bahwa hubungan intim saat ini sudah menjadi sesuatu yang lumrah dilakukan oleh para remaja.
Bagi Geovan dan juga Andi berhubungan bebas adalah hal yang biasa. Apalagi Geovan, meskipun dia sudah mencintai Santi, tapi di belakang perempuan itu Geovan juga memiliki perempuan lain yang Geovan jadikan penghangat ranjang ketika Santi tidak bisa menemaninya bermain.
"Coba lihat CCTV didalam lift kemarin malam, menurutmu gadis lugu dan polos itu terlihat seperti wanita malam yang rela menjajakan tubuhnya untuk disentuh siapa pun?" tanya Asisten Andi. Pertanyaan itu lebih mirip seperti teguran di telinga Geovan.
"Siapa tahu, perempuan itu mencoba menggoda aku," ucap Geovan yang masih belum ingat seluruh kejadian saat didalam lift semalam.
Geovan langsung membulatkan kedua bola matanya saat melihat apa yang terjadi di dalam lift. Hatinya bergetar saat melihat cairan bening menetes dari kelopak mata perempuan itu dengan tubuhnya yang bergetar hebat menahan ketakutan yang sebelumnya tidak pernah Geovan bayangkan. Bahkan mata Geovan melihat dengan sangat jelas jika perempuan itu mencoba untuk mendorong tubuhnya menjauh. Tapi dirinya sendiri justru makin brutal mendekati perempuan itu.
Andi melihat perubahan wajah Geovan yang sangat nyata dan ia tersenyum puas karena sahabat sekaligus bosnya itu bisa menyadari kesalahannya pada perempuan malang itu.
"Panggil perempuan itu setelah dia bangun!" titah Geovan pada Asisten Andi dengan tatapan tak terbaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
🍇🐍SitiRohmat🐊⃝⃟🌽☀
benih benih cinta udah mulai tumbuh nampak nya
2022-09-07
0
🍇🐍SitiRohmat🐊⃝⃟🌽☀
sabar ya kesya
2022-09-07
0
💫✰✭𝕮𝖊𝖚𝖈𝖊𝖚𓅓 𝓝𝓛✰✭🌹
bu rani iri dengan kecantikan key
2022-09-07
0