Dikira Pelayan Cupu Ternyata Suhu

Dikira Pelayan Cupu Ternyata Suhu

Ciuman Paksa

"Akhirnya selesai juga pekerjaanku, kalau tidak ada vas yang jatuh aku pasti sudah pulang dengan rekan kerja yang lain, hanya karena aku orang baru mereka menyuruhku membereskan kekacauan yang dibuat kepala pelayan itu," gerutu Kesya mengeluh sambil terus mengajak kakinya berjalan menyusuri koridor perusahaan yang tampak sepi.

Keysa adalah seorang remaja yang baru berusia 18 tahun, baru seminggu lulus SMA dan sekarang bekerja sebagai pegawai di perusahaan Herlambang Group yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di kota A. Rencananya untuk melanjutkan kuliah pupus ketika Kesya mengetahui bahwa ayahnya menderita penyakit jantung kronis, dan karena kekurangan dana, Kesya akhirnya terpaksa bekerja untuk membayar biaya pengobatan ayahnya. Sebenarnya Kesya tidak harus menanggung semuanya sendiri karena ia masih memiliki seorang kakak perempuan bernama Indah namun, Kesya tidak bisa berpangku tangan pada kakak tirinya, sehingga ia turun tangan untuk membantu membayar biaya pengobatan ayah tercintanya yang saat ini terbaring di rumah sakit.

"Ngomong-ngomong, ada lift yang terbuka, aku harus naik lift agar aku bisa sampai ke lobi utama secepatnya," pikir Kesya dalam hati.

Kesya baru saja masuk ke dalam lift dan bau alkohol menyerbu hidungnya, Kesya yang tidak terbiasa dengan bau alkohol mulai merasakan perutnya bergejolak hingga terasa mual, sehingga ia langsung menutup hidungnya dengan tangan. Matanya yang berwarna karamel menatap pria itu yang kini berdiri di ujung lift dengan kepala tertunduk. Andai Kesya tahu lebih awal pasti dia memilih untuk naik tangga darurat saja atau memilih lift yang lain, tapi semua sudah terlambat dan kini ia terjebak bersama lelaki mabuk ini.

Kesya yang masih baru tidak tahu jika lift ini hanya boleh digunakan oleh orang penting saja dan lelaki mabuk itu adalah pemilik perusahaan raksasa ini-- Bos Kesya sendiri.

"Aku tidak menduga jika perusahaan yang terkenal akan kedisiplinan para pekerjanya malah membiarkan lelaki mabuk berkeliaran seperti ini," gerutu Kesya dalam hati.

Gadis itu langsung terlihat terkejut saat melihat pria itu mendongak dan mata merah menyala itu membuat tubuh Kesya langsung gemetar ketakutan, pria itu tidak berbicara tetapi mulai berjalan dan membuat jarak mereka semakin terkikis hal itu membuat Kesya segera memberikan tatapan waspada. Kesya memilih lebih dekat ke pintu keluar lift dengan memeluk tas jinjingnya erat-erat. Dan satu tangan lainnya dia gunakan untuk menutupi hidungnya agar tidak mencium pekatnya aroma alkohol didalam ruangan sempit ini.

“Ayo cepat buka,” kata Kesya dalam hati sambil terus menatap lurus ke depan. Tapi pintu dihadapannya masih tertutup rapat bahkan detik jam juga seakan berjalan melambat hingga membuat atmosfir didalam ruangan ini semakin mencekam saja.

“Santi, kenapa kau begitu kejam meninggalkanku dengan pria brengsek itu?” gerutu si pemabuk sambil terus melangkah mendekati Kesya dan menganggap gadis di hadapannya saat ini adalah orang yang tadi dia sebutkan namanya.

Pria itu kini berdiri di depan Kesya dengan tatapan membara dari tatapan itu seolah ingin mencabik-cabik tubuh kecil ini hidup-hidup. Kesya semakin gemetar dengan dahi yang sudah basah oleh keringat dingin. Kedua tangan kekar pria itu mencengkram bahu Kesya dengan erat. Rasa mual dan takut kini mulai mendominasi tubuh Kesya yang semakin terguncang.

“Brengsek, kenapa kamu diam?” sentak lelaki mabuk itu sambil memindahkan tangannya dari bahu Kesya untuk mengangkat dagu gadis malang itu.

"Pak, saya bukan wanita yang Anda sebutkan tadi, tolong lepaskan saya," pinta Kesya dengan tubuh bergetar hebat.

“Kamu pikir penglihatanku tidak berfungsi lagi, Santi,” suara bariton itu membuat bulu kuduk Kesya berdiri sempurna.

Tanpa bicara lelaki mabuk itu langsung mencium bibir Kesya dengan tangannya yang besar meremas gunung kembar gadis itu, Kesya terus meronta sambil memukul dada lelaki itu namun sia-sia karena kekuatan kecilnya tidak mempan pada lelaki berotot di hadapannya saat ini. Kesya yang malang mau tak mau menangis sedih atas hari buruknya di perusahaan ini.

Suara pintu lift terbuka membuat harapan Kesya melambung setinggi langit, dia dengan sekuat tenaga langsung menggigit bibir pria itu hingga melepaskan ciuman sialan ini, "Tolong...tolong" teriak Kesya keras mengharapkan bantuan.

“Santi, kamu tidak akan pernah lepas dariku,” kecam lelaki mabuk itu pada Kesya sembari mengikutinya.

“Geovan, apa yang kamu lakukan pada gadis ini!" seorang lelaki langsung menarik kasar tubuh Geovan agar menjauhi Kesya yang masih mencoba melepaskan diri.

"Andi, jangan ikut campur." Geovan meminta dilepaskan tapi Andi tidak peduli dan malah memegang sahabatnya itu dengan sangat erat agar tidak melukai gadis malang dihadapannya sekarang.

"Kamu tidak tahu apa yang kamu lakukan, aku sudah menyuruhmu untuk melupakan wanita sialan itu," kata Andi kepada Geovan dengan suara tegas dan penuh nada kebencian.

Kesya berdiri di depan pintu lift dengan tubuh gemetar dan kini seragam kerjanya robek akibat ulah pria mabuk itu. Andi menatap Kesya dengan tatapan kasihan dan juga iba. Andi harus membereskan sikap brutal sahabat sekaligus bosnya ini setiap kali Geovan membuat masalah.

"Siapa namamu?" tanya Andi pada Kesya.

"Nama saya Kesya. Pak sungguh, saya tidak melakukan apa-apa, pria itu sendiri mencoba menyakiti saya," kata Kesya dengan air mata yang terus berjatuhan tanpa henti.

"Aku tahu, sekarang pulanglah dan kembali bekerja besok, masalah seragam ini kamu bisa meminta yang baru kepada kepala pelayan dan katakan jika Asisten Andi yang menyuruh kamu," kata Andi. "Ini uang untukmu," kata Andi mencoba membungkam mulut gadis itu dengan uangnya agar sikap memalukan yang Geovan lakukan barusan tidak menyebar ke publik.

"Anda datang untuk menyelamatkan saya, saya sudah berterima kasih." Setelah berbicara Kesya langsung pergi menjauhi Andi begitu saja tanpa menerima uang yang lelaki itu sodorkan padanya.

Andi menatap punggung Kesya yang berjalan pergi dengan tubuh masih gemetar. Jika dilihat dari kepolosan dan juga caranya bicara pastilah dia baru lulus sekolah, pasti karena kekurangan biaya jadi memilih langsung bekerja. Kira-kira itu yang sedang dipikirkan oleh Andi sekarang.

"Andi, kenapa kamu membantu Santi?" tanya Geovan yang masih belum menyadari apa yang baru saja dilakukannya.

"Diam, kamu benar-benar merepotkan saja. Perempuan sialan seperti itu masih saja kamu cintai entah apa yang sedang ada di otakmu ini," keluh Andi kepada sahabatnya saat dia membantu Geovan keluar dari perusahaan.

Kesya yang malang meninggalkan perusahaan dengan langkah gontai, dia menutupi bibirnya yang sakit karena sikap brutal orang asing itu. Kesya tidak bisa bekerja terus di perusahaan terkutuk ini dan lebih baik besok dia menyerahkan surat pengunduran diri saja dan mencari pekerjaan lain.

"Aku pasti bisa mendapatkan pekerjaan lain secepat, dan aku harus berusaha lebih giat lagi demi Papa." Kesya mencoba untuk memotivasi dirinya sendiri agar terus berjuang.

Getaran ponsel yang ada di tasnya membuyarkan lamunan Kesya. Dengan tangan yang masih bergetar dia melihat nama Indah tertera dilayar ponselnya dan tanpa menunggu waktu lama Kesya segera menggeser tombol hijau.

[Ada apa Kakak menghubungi saya? Apakah Papa baik-baik saja?] tanya Kesya dengan suara gemetar.

[Dokter berkata bahwa Papa harus segera dioperasi. Jangan berpikir untuk berhenti bekerja!] Indah secara tidak langsung mengancam Kesya dan ini sudah hal biasa tapi tetap saja Kesya merasakan sakit hati dan juga tertekan.

[Kakak, sesuatu yang buruk terjadi pada saya, saya berjanji akan mendapatkan pekerjaan baru sesegera mungkin.] Kesya mencoba untuk bernegosiasi. Dia tidak mau menceritakan hal yang lebih detail lagi pada Indah sebab wanita itu tidak akan pernah mau mengerti penjelasan yang akan ia berikan.

[Kesya ingat ini baik-baik. Jika kamu berani keluar dari pekerjaanmu, maka Kakak tidak akan pernah membiarkanmu melihat Papa lagi.] Setelah berbicara Indah segera mengakhiri panggilan teleponnya secara sepihak.

Kesya hanya bisa tersenyum getir meratapi takdir.

Terpopuler

Comments

Hikayah Rahman

Hikayah Rahman

nyimak thor 😊

2022-10-06

1

🍇🐍SitiRohmat🐊⃝⃟🌽☀

🍇🐍SitiRohmat🐊⃝⃟🌽☀

yang sabar ya kesya

2022-09-07

1

💫✰✭𝕮𝖊𝖚𝖈𝖊𝖚𓅓 𝓝𝓛✰✭🌹

💫✰✭𝕮𝖊𝖚𝖈𝖊𝖚𓅓 𝓝𝓛✰✭🌹

👍👍👍👍👍

2022-09-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!