Asisten Andi berdiri dibawah ranjang Kesya berada, dengan sabar lelaki itu menunggunya Kesya sampai bangun. Andi memang baru mengenal perempuan itu, tapi entah mengapa ia merasa kasihan sekali dengan kondisi Kesya.
"Tidakkah sebaiknya kita membawa perempuan ini ke rumah sakit? Kenapa dari tadi perempuan ini tidak membuka matanya?" tanya Andi pada Dokter Ayu yang merawat Kesya.
Wanita paruh baya itu tersenyum sambil menatap Asisten Andi lalu berkata, "Perempuan ini pasti belum istirahat selama beberapa hari, jadi tubuhnya terlalu lelah karena sebab itu dia belum bangun, tapi percayalah, kondisinya baik-baik saja. Bahkan sekarang demamnya juga sudah berkurang," jelas Dokter Ayu setelah menyentuh dahi Kesya dengan punggung tangannya seakan memastikan jika apa yang ia katakan adalah benar.
"Oke," sahut Asisten Andi kepada Dokter Ayu.
Asisten Andi menatap kasihan pada remaja yang berbaring di tempat tidur ini, dia tidak sengaja melihat setetes cairan bening keluar dari sudut mata perempuan itu, entah mengapa muncul perasaan ingin melindungi perempuan di depannya saat ini padahal Andi tidak mengenal Kesya lebih jauh dan hanya sekilas saja namun, instingnya mengatakan jika Kesya perempuan baik-baik yang sedang mengalami kesulitan dan sedang membutuhkan dukungan seseorang.
"Kak Indah, tolong izinkan Kesya bertemu Papa, Kesya berjanji untuk tidak meninggalkan perusahaan ini dan Kesya akan memberikan gaji pertamanya nanti," racau Kesya mengigau dalam keadaan tidak sadar.
Asisten Andi mendengar dengan sangat jelas apa yang dikatakan gadis itu, meskipun suaranya serak dan pelan.
“Kesya, masalah apa yang kamu hadapi? Kamu masih remaja tetapi kamu sudah memiliki banyak masalah,” batin Asisten Andi sembari mengusap perlahan pipi Kesya dengan gerakan lembut.
Perlahan tapi pasti, perempuan itu mulai membuka matanya, samar-samar dia bisa melihat bayangan seorang laki-laki, dan bayangan itu menjadi jelas setelah Kesya mengerjapkan manik matanya beberapa kali.
"Asisten Andi, tolong beri tahu Bu Rani untuk tidak memecat saya, saya sudah memberi tahu dia tentang seragam itu tetapi Bu Rani salah paham dan malah menuduh saya berbohong," ucap Kesya menjelaskan kepada Asisten Andi apa yang terjadi sebenarnya.
"Aku sudah mengatakan padanya kalau aku yang menyuruh kamu. Kamu tidak perlu khawatir dan tidak ada yang akan mengusirmu dari perusahaan ini," tegas Asisten Andi untuk meredakan kekhawatiran perempuan di depannya.
"Terima kasih Asisten Andi sudah baik pada saya. Saya masih takut melihat sosok lelaki itu, jadi tadi saya mencoba menghindarinya," cerita Kesya lagi yang masih belum tahu bahwa orang yang hampir ia tabrak adalah Tuan Geovan putra Herlambang-pemilik perusahaan Herlambang Group. Kesya hanya tahu jika lelaki itu mencoba untuk menodainya semalam dan tidak lebih.
"Tidak masalah, aku bisa mengerti perasaanmu," sahut Asisten Andi. "Apakah kamu bisa berjalan? karena seseorang ingin bertemu denganmu," imbuh Asisten Andi menyampaikan titah dari Geovan tadi.
"Aku merasa jauh lebih baik, tentu saja aku bisa berjalan dan kalau boleh tahu siapa orang yang mau bertemu dengan saya?" tanya Kesya dengan nada suara terdengar cemas dan juga penasaran.
"Orang itu adalah pemilik perusahaan Herlambang," sahut Asisten Andi jujur.
Pikiran Kesya langsung berkelana ke mana-mana saat mengetahui bahwa pemilik perusahaan Herlambang meminta untuk bertemu dengannya. Tadi Asisten Andi mengatakan kalau dirinya tidak akan di pecat, tapi kenapa pemilik perusahaan ini ingin bertemu dengannya sedangkan Kesya bukanlah orang penting didalam perusahaan ini. Kesya sungguh tidak tenang sekali dan kecemasan itu kini nampak nyata di wajahnya.
"Kamu tidak perlu merasa cemas seperti itu karena semuanya akan baik-baik saja," ucap Asisten Andi pada Kesya.
Sangat mudah sekali bagi Asisten Andi untuk membaca pemikiran Kesya lebih lagi perubahan air muka perempuan itu yang tadinya tenang langsung berubah menjadi cemas setelah mendengarkan jika Asisten Andi mengatakan kalau pemilik perusahaan ini ingin bertemu dengannya.
"Saya membutuhkan pekerjaan ini dan karena sebab itu saya merasa cemas," jawab Kesya sembari beranjak berdiri perlahan dari atas ranjang dan Asisten Andi berinisiatif hendak membantunya namun di tolak oleh Kesya dengan cara halus.
"Biasanya perempuan lain akan dengan senang hati menerima bantuan dariku, tapi dia berbeda sekali," gumam Asisten Andi didalam hati menyukai sikap Kesya yang seakan menjaga diri dari orang lain termasuk buaya darat seperti dirinya.
"Jika sampai kamu di pecat dari perusahaan ini maka aku yang akan mencarikan pekerjaan baru untuk kamu," ucap Asisten Andi dengan tulus.
Kesya menatap kearah Asisten Andi dengan tersenyum tipis. "Terima kasih, saya lega mendengar ucapan Anda," jawab Kesya sembari menundukkan pandangannya kembali.
"Kesya, semoga cepat sembuh dan jangan pernah melupakan sarapan pagi serta kamu harus menjaga pola makan kamu," ucap Dokter Ayu setelah melihat perempuan itu berhenti dihadapannya.
"Terima kasih atas perhatiannya dan maaf jika saya sempat merepotkan Dokter," ucap Kesya.
"Kamu tidak merepotkan sama sekali, ini sudah menjadi kewajiban saya," ucap Dokter Ayu sembari mengusap lengan tangan Kesya lembut.
Setelah bicara Asisten Andi dan juga Kesya berjalan keluar dari ruangan ini. Terlihat banyak sekali pegawai terutama kaum perempuan menatap kearah Kesya dengan penuh kebencian. Mereka semua mengira jika Kesya sengaja berpura-pura pingsan untuk mencari perhatian Tuan Geovan dan juga Asisten Andi dan lihatlah itu semuanya terbukti saat para pekerja melihat Kesya bersama Asisten Andi masuk kedalam lift khusus petinggi perusahaan Herlambang.
"Lihatlah wajahnya yang sok polos, tapi memainkan trik murahan seperti itu," ucap seorang pekerja dengan sinis.
"Ayo kembali bekerja saja karena malam ini aku tidak ingin lembur," jawab pekerja lainnya yang tidak ingin ambil pusing dengan apa yang terjadi.
"Aku ajak gibah, kau malah sibuk kerja, nggak asik," sembur perempuan cantik yang tadi menatap Kesya dengan tatapan dengki.
Di dalam lift.
"Sebenarnya apa yang aku lakukan? Kenapa mereka menatapku seperti itu? Aku benar-benar takut," gumam Kesya sembari menundukkan pandangannya.
Kesya dan juga Asisten Andi baru saja keluar dari lift. Jarak ruangan pemilik perusahaan Herlambang semakin terkikis hal itu membuat Kesya semakin cemas. Dan hal itu sampai membuat tubuhnya menggigil ketakutan. Kini Asisten Andi menghentikan langkahnya di depan pintu bercat coklat tua yang Kesya yakini ruangan dari sang pemilik perusahaan raksasa ini.
"Asisten Andi, apakah ini ruangan pemilik perusahaan itu?" tanya Kesya polos.
"Ya." Asisten Andi menjawab singkat. "Masuklah kedalam setelah aku mengetuk pintu ini," ucap Asisten Andi menatap Kesya. "Aku tidak bisa ikut masuk, tapi aku akan menunggu di luar ruangan ini jadi kamu tenang saja." Asisten Andi sengaja berbicara seperti itu untuk menghilangkan kecemasan di hati Kesya.
"Baiklah, terima kasih."
Kini Kesya sudah berdiri di depan pintu bercat coklat tua yang sudah menjulang tinggi dengan sangat kokoh dihadapannya. Kesya kembali melirik kearah Asisten Andi yang langsung menggangukkan kepalanya seakan meminta Kesya agar segera masuk kedalam ruangan itu. Dengan ragu Kesya langsung mengarahkan tangannya untuk memutar knop pintu dan setelah memantapkan hatinya Kesya menjejakkan kakinya kedalam ruangan pemilik perusahaan ini.
Setelah masuk kedalam ruangan ini manik mata Kesya langsung disuguhkan oleh pemandangan yang sangat indah. Kesya tanpa sadar terpesona dengan ruangan yang sangat luas serta memiliki perabotan yang tentunya mahal harganya serta sebagian dinding ruangan ini yang terbuat dari kaca transparan sehingga bisa melihat apapun yang berada di bawah sana. Ya, kantor pemilik perusahaan ini berada di lantai yang paling tinggi sekali.
Kesya berjalan mendekati dinding kaca tersebut dan tanpa sadar rasa takutnya menguap begitu saja kemudian tergantikan dengan rasa takjub yang luar biasa ketika manik matanya melihat pemandangan yang ada di bawah sana. Rumah-rumah penduduk terlihat begitu kecil dari lantai atas gedung ini.
Kesya tidak sadar jika kini ada sepasang mata yang melihatnya dengan tajam dari sofa yang berada di sudut ruangan ini. Orang itu adalah Tuan Geovan memangnya siapa lagi, Geovan yang sudah tidak tahan melihat sikap lancang perempuan itu pun langsung menyemburkan kata-kata tajamnya tanpa ragu.
"Aku tidak menyuruhmu datang ke sini untuk melihat pemandangan." Semprot Geovan pada Kesya.
Kesya hendak mengarahkan tangannya untuk memegang kaca transparan yang ada di hadapannya saat ini namun, terdengar suara seorang laki-laki yang langsung membuat tubuh Kesya tersentak kaget. Dan Kesya pun segera sadar kenapa dia ada di ruangan ini. Kesya segera membalikkan tubuhnya untuk melangkah namun kakinya terasa berat seperti ada paku yang menancapkan kakinya ke lantai marmer ruangan ini, semua itu terjadi saat mata karamelnya bertemu dengan iris hitam gelap milik seorang lelaki yang ingin ia hindari.
"Siapa dia? Kenapa lelaki kurang ajar itu ada di sini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
🍇🐍SitiRohmat🐊⃝⃟🌽☀
jangan kaget kesya dia adalah masa depanmu🤭
2022-09-07
0
囚Mℜﷻzᴵᴼᴺ
sedih🥲
2022-09-07
0
Kiηg__ᴰ
iri bilang boss
2022-09-07
0