Bab 5- Hari Pernikahan

Hari yang bersejarah bagi Talisha Putri. Ya, hari ini ia resmi dinikahi pengusaha muda dan tampan Ezaz Alexander. Namun, Talisha tidak merasa bahagia dengan pernikahannya karena terpaksa.

Talisha memasuki ruang di mana tempat suaminya mengucapkan janji pernikahan, tampak keluarganya hadir dalam acara sakral tersebut.

Berbeda dengan istrinya, Ezaz datang bersama asistennya. Pria itu sengaja tak menunjukkan keluarganya.

Dari awal kakek merasa jika calon suami cucunya menyimpan sesuatu. Ia juga sudah menyakinkan Talisha untuk tidak melanjutkan pernikahan namun wanita itu tetap memaksa.

Akhirnya pria lansia itu pasrah dengan keputusan cucunya dan mendoakan kebaikan untuknya.

Acara janji pernikahan berlangsung selama 2 jam, Kakek menjadi saksi penyatuan hati cucunya.

Sepanjang acara Talisha memilih diam, beruntung tamu yang hadir berjumlah tak lebih dari 50 orang.

Selesai acara, Ezaz membawa istrinya ke rumah pribadinya. Di bantu Dena dan Dika membawakan barang-barang milik Talisha.

Kini keduanya berdiri di depan dua kamar yang saling berdampingan.

"Kau ingin kita tidur terpisah," ujar Talisha.

"Ya."

"Apa kau takut akan tertarik padaku?" Talisha menyindir sembari menatap wajah suaminya.

"Ciih.. Kau pikir aku tertarik padamu!"

"Di luaran sana banyak pria yang ingin dekat denganku bahkan menikah denganku. Apa kau benar-benar tidak tertarik padaku sama sekali?"

Ezaz menatap wajah istrinya. "Aku sama sekali tidak tertarik padamu!"

"Lalu kenapa kau ingin menikah denganku jika tidak tertarik?"

"Apa aku harus memberitahu alasanku?"

"Ya, jika kau mau," jawabnya.

"Itu tidak penting, taati saja peraturan yang tertulis di surat kontrak itu!"

"Ya, baiklah," ujar Talisha, ia lalu mendekati wajah suaminya hingga jarak keduanya hanya 5 centimeter. "Apa kau pria normal?" tersenyum meledek

Ezaz mengepalkan tangannya melihat senyum mengejek dari istrinya. "Kau ingin kita membuktikannya?"

Seketika wajah Talisha mendadak berubah.

Ezaz pergi ke kamarnya meninggalkan istrinya masih terpaku.

Talisha menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia pun buru-buru ke kamarnya. Merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan memejamkan matanya.

Sementara itu, Ezaz mengganti pakaiannya kemejanya dengan kaos dipadukan celana pendek dibawah lutut.

Ia keluar kamar menuju ke ruang kerja miliknya mengerjakan tugas-tugas kantornya sebelumnya dirinya menelepon kedua orang tuanya.

Talisha baru bangun dari tidurnya yang sejam saja, keluar kamar dengan celana pendek di atas lutut dan kaos besar menutupi celananya berjalan ke arah dapur. Ya, dia sangat lapar apalagi ketika acara pernikahannya ia tak bisa makan banyak.

Talisha mengedarkan pandangannya melihat sekeliling ruangan sudut rumah, tak ada foto-foto suaminya maupun keluarga.

"Ke mana para pelayan di rumah ini?" Bertanya pada diri sendiri. Seingatnya saat dirinya tiba, ada 4 orang pelayan wanita menyambutnya.

Talisha membuka penutup saji makanan tampak 2 piring berisi sop sayur dan balado telur dengan tersenyum ia mengambil piring lalu menarik kursi dan mulai menikmatinya.

Di tengah aktivitas makannya, ia berhenti lalu menutup mulutnya. "Kenapa aku memakannya? Bisa jadi ada racunnya," ia berkata dalam hati. Berpikir buruk karena dirinya dan suami baru beberapa hari bertemu.

Lalu ia berpikir lagi, "Kalau ada racunnya sudah dari tadi aku muntah-muntah."

Talisha melanjutkan makannya hingga tak tersisa. Tak lupa ia mencuci piringnya. Setelah itu ia mengambil buah apel yang terletak di meja makan lalu menggigitnya.

Sembari mengunyah buah, ia berjalan mengelilingi sudut rumah. "Dimana dia?"

Talisha berdiri di depan ruangan yang tampak pintunya terbuka. Penasaran, ia memegang kenop dan seketika matanya mendelik kala menatap suaminya berdiri dihadapannya dengan melipat kedua tangannya.

"Kenapa kau di sini?"

"Aku bosan saja di kamar," jawabnya.

Ezaz memandangi tubuh istrinya dari kepala hingga ujung kakinya. "Kenapa kau berpakaian seperti ini?"

"Aku terbiasa dengan pakaian ini, lagian juga kau suamiku. Tidak masalah, kan?"

Ezaz mendekati wajahnya, "Kau ingin mencoba merayuku?"

Talisha menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak suka, kau berpakaian seperti ini," ujarnya.

"Kenapa kau mengatur cara berpakaian ku?"

"Ini rumahku, jadi ikuti perintahku!"

"Suamiku, di peraturan kontrak tidak ada larangan tentang berpakaian. Kenapa jadi mengurusinya? Bukankah kau bilang takkan mengurusi urusan aku?"

Ezaz tak mampu menjawab pertanyaan dari istrinya, ia pun memilih pergi ke kamarnya. Talisha mengikutinya.

Ezaz membalikkan badannya.

"Aku cuma mau tanya, kapan dimulai pekerjaan untukku?"

"Kita akan mengadakan konferensi pers dan mengumumkan pernikahan ini," jawab Ezaz.

"Baiklah, aku akan ikuti rencanamu."

"Sekarang kembali ke kamarmu, jangan mengikuti aku!"

"Aku bosan dikamar, ponselku mati. Bisakah kita mengobrol berdua?"

"Aku tidak memiliki waktu!" Ezaz memilih masuk ke kamarny dan menutup pintunya.

Talisha kembali ke kamarnya menyalakan televisi.

Ezaz yang sedang memainkan ponselnya di kamar mendadak mengeraskan rahangnya mendengar suara Talisha tertawa keras. Ia pun berjalan ke kamar istrinya, mengetuk pintu berulang kali.

Tak lama Talisha membuka pintu, "Ada apa?"

"Bisakah suara tertawamu dikecilkan?"

"Aku tidak bisa!"

"Ini rumahku, jangan melakukan sesuatu dengan sesuka hatimu!"

"Aku sedang mengusir rasa bosanku, jika kau merasa terganggu temani diriku," ujar Talisha.

"Kau pikir aku tidak ada pekerjaan harus menemanimu."

"Kalau begitu, pergilah. Jangan mengganggu kesenanganku!"

"Harusnya kau yang pergi!"

Talisha tersenyum, "Baiklah, dengan senang hati ku akan melakukannya!"

"Tidak, tidak, kau tetap di sini. Lanjutkan saja menontonnya!" Ezaz memilih berlalu.

Talisha mengulum senyum, ia lalu melanjutkan menontonnya.

Beberapa menit kemudian, Ezaz kembali kesal. Ia menutup telinganya dengan kedua tangannya. "Kenapa dia berisik sekali?"

Talisha menatap layar televisi, ia bernyanyi dengan suara kuat hingga memekakkan telinga.

Ezaz kembali ke kamar istrinya untuk menegurnya. "Kenapa kau berteriak-teriak?"

"Aku sedang bernyanyi!"

"Suaramu sangat jelek, mengganggu pendengaranku!"

"Kau tinggal menutup telingamu!"

Ezaz mengangkat kedua tangannya dan meremasnya di depan wajah istrinya.

Talisha perlahan mundur.

"Jika kau berani seperti tadi, aku tidak akan segan......."

"Kau ingin melenyapkan aku?" Tebaknya.

"Aku tidak akan segan membuat karirmu semakin hancur," jawabnya.

Talisha menelan salivanya.

Ezaz pun berlalu.

...----------------...

Keesokan paginya, Talisha kini sudah berada di meja makan menikmati sarapan bersama suaminya. Tak ada pembicaraan diantara keduanya. Hanya beberapa pelayan yang tampak mondar-mandir melayani.

Selesai sarapan, keduanya berangkat ke tempat di mana mereka akan mengadakan konferensi pers. Beberapa wartawan telah menunggunya.

Ezaz dan Talisha duduk berdekatan, saling berpegangan tangan, berpandangan dan melemparkan senyuman.

"Apa benar kalian sudah menikah?"

"Ya, kemarin pagi kami menikah," jawab Ezaz.

"Apa benar pria yang bersama Talisha itu anda?"

"Ya, itu saya kebetulan kami menginap di hotel yang sama. Tapi kejadiannya tidak seperti yang diberitakan kalau kami melakukan hubungan terlarang itu," jelas Ezaz.

"Kenapa Talisha tidak pernah memberitahu jika menjalin kasih dengan anda?"

"Karena saya yang memintanya untuk tidak memberitahu tentang hubungan kami."

"Kenapa kalian melakukan pernikahan secara mendadak?"

"Ya, karena saya juga yang memintanya. Kami melangsungkan pernikahan secara tertutup dan tak tidak mengundang banyak tamu. Hanya keluarga terdekat saja," jelas Ezaz.

Talisha hanya diam karena suaminya yang memintanya.

"Tuan, apa benar kalau Talisha telah berbadan dua?"

Talisha mendelikkan matanya mendengar pertanyaan itu.

Ezaz tertawa kecil. "Itu tidak benar, kalian tunggu saja beritanya apa Talisha melahirkan dalam waktu dekat ini atau tidak."

"Sudah cukup wawancara hari ini," panitia mengakhiri jumpa pers.

Ezaz dan Talisha berdiri, keduanya meninggalkan tempat dan berjalan memasuki mobil dengan bergandengan tangan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!