Sejak tadi pagi Aya tidak menemukan keberadaan Alfa. Dia pun merasa heran kemana perginya lelaki itu. Aya merasa bete di kamar hotel sendirian.
"Kemana dia? kok nggak ada kabar?" ucap Aya sambil memainkan ponselnya karena bosan.
"Kenapa aku harus cariin dia? mau kemana terserah dia, mending aku mencari keberadaan Daren." ucapnya mencoba menghubungi teman - temannya untuk mencari keberadaan Daren.
Namun dari semua teman yang dia hubungi tetapi tidak ada yang tau di mana keberadaan lelaki pujaan hatinya itu.
"Aku yakin bahwa Daren tidak meninggalkan aku, dia laki yang baik, kenapa semua orang tidak percaya bahwa Daren adalah lelaki yang baik."
Ditempat lain Alfa nampak murung masuk kedalam rumah orang tuanya. Entah apa yang membawanya ke rumahnya sewaktu kecil.
Ibunya kaget saat melihat anak lelakinya pulang dengan kusut. Ibunya lansung menghampiri Alfa yang duduk di sofa ruang tamunya.
"Ada apa anak?" tanya Ibunya.
"Bu maafkan Alfa." ucapnya dengan lesu.
Ibunya heran kenapa anaknya datang meminta maaf. Dia merasa ada yang salah dengan anaknya itu.
"Ada apa?"
"Alfa harap ibu tidak marah sama Alfa, sebelumnya Alfa minta maaf kepada ibu karena Alfa tidak memberitahu ibu bahwa Alfa sudah menikah."
Ibunya yang duduk di sebelah Alfa merasa kaget mendengar pengakuan lelaki itu. Dia tidak menyangka bahwa anaknya membawa berita telah menikah.
"Apa yang terjadi? apa kamu menghamili seseorang?" tanya ibunya kepada Alfa.
"Bukan begitu Bu, Alfa di paksa buk."
"Di paksa? nggak mungkin kamu di paksa jika tidak terjadi sesuatu Alfa " jawab Ibunya.
"Alfa menikahi adiknya bos Daffin buk, nona Aya Shopia Arkarna."
Ibunya semakin kaget saat mendengar siapa wanita yang di nikahi anaknya. Wanita yang di nikahi bukan sembarang wanita.
"Apa yang terjadi?"
"Nona Alya hampir batal menikah karena calon mempelainya tidak hadir, jadi keluarga bos Daffin menjodohkan nona Aya dengan tuan Azzam dari keluarga Alan Adha, namun nona Aya sendiri yang memilih Alfa Bu, Alfa tidak bisa menolak lagi karena pak Abian juga menyetujuinya."
Alfa tidak mungkin menceritakan bahwa calon pengantin nona Aya diculik oleh Papa dan kakaknya sendiri, termasuk dirinya. Bisa - bisa dia di tebas lehernya oleh bos dan ibunya.
"Mungkin sudah jalan jodohmu dengan nona Aya, kamu harus menjalaninya dengan sungguh-sungguh, tidak ada permainan dalam pernikahan, nikah adalah menyempurnakan agama kita, jagalah nona Aya dengan baik, itu artinya pak Abian percaya dengan kamu." nasehat ibunya.
"Tapi Alfa dan nona Aya tidak saling mencintai Bu?"
"Berjalannya waktu cinta akan tumbuh di antara kalian, belajar mencintai nona Aya, bagaimana pun nona Aya saat ini adalah tanggung jawab kamu." nasehat ibunya lagi.
"Apakah bisa Bu? nona Aya wanita yang manja dan kadang juga arogan, dia akan semena terhadap Alfa, Apalagi dia punya apa yang dia mau."
"Apakah selama ini nona Aya seperti itu sama kamu?"
"Kan beda ceritanya Bu, sama asisten dia pasti baik, sekarang ini Alfa suaminya Bu."
"Sekarang nona Aya dimana?"
"Masih di hotel Bu."
"Pulanglah ke hotel, pasti nona Aya mencari kamu dan menunggu kamu di sana sendirian."
"Tapi Bu Alfa masih ingin di sini."
"Kamu tidak boleh seperti itu, kamu ini lelaki yang sudah beristri, mana boleh meninggalkan istri sendirian, pulang sana." usir ibunya.
"Baiklah Bu, nanti Alfa pulang bulan depan, semoga ibu sehat selalu, ini uang untuk ibu dan adik - adik." ucap Alfa mengeluarkan duit dari dompetnya.
"Mungkin duitnya ada baiknya kamu simpan, kamu dan istrimu mungkin lebih membutuhkan." ucap ibunya menolak pemberian anaknya.
"Ini memang kewajiban Alfa Bu tiap bulan, Alfa masih ada uang untuk Alfa di sana, ibu nggak usah kuatir."
Alfa menyodorkan uang itu kembali ke tangan ibunya. Ibunya akhirnya mengambil uang pemberian anaknya.
"Walaupun nona Aya wanita kaya, tapi kamu tetap memberinya nafkah." ucap ibunya.
"Pasti Bu, Alfa pamit dulu Bu nanti berkunjung lagi."
"Baik - baik sama nona Aya, jika menasehatinya jangan emosi apalagi sampai memukulnya." nasehat ibunya sebelum anaknya pergi.
Alfa membawa mobilnya kembali ke kota. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Pikirannya saat ini kembali kepada Aya. Dia tau bahwa wanita itu sedang galau.
"Bagaimana jika dia nekat melakukan apa-apa?" tanya Alfa terpikir hal yang jelek.
"Jika dia kenapa - Napa, aku bisa mati oleh pak Abian atau bos Daffin." ujarnya semakin mempercepat lajunya mobilnya.
Ketika Alfa sampai di hotel di mana dia dan keluarga Arkarna menginap, Alfa lansung bergegas menuju kamarnya dan Aya.
Ketika sedang menunggu lift turun, dia melihat Daffin juga berdiri di sampingnya. Daffin juga kaget saat melihat keberadaan Alfa di depan lift.
"Darimana Fa?" tanya Daffin.
"Dari luar bos."
"Kamu ngapain keluar tanpa Aya? mau kabur ya?" tanya Daffin sedikit bercanda dengan Alfa yang masih kaku dengan dirinya.
"Saya rasa bukan tipe saya seperti itu bos,emangnya kisah cinta bos yang di tinggal kabur." jawab Alfa lansung masuk ke dalam lift saat pintu lift terbuka.
Daffin semakin kesal karena jawab Alfa yang semakin berani.
"Kamu semakin berani ya." ucap Daffin ikut masuk kedalam lift.
"Maaf bos, saya sedang tidak di kantor, ini jam di luar kantor jadi kita sama." jawab Alfa yang berdiri di sebelah kiri Daffin.
"Kamu lupa sekarang kamu adik ipar ku, kamu jangan macam-macam."
"Setidaknya abang ipar tidak menakutkan kayak bos Daffin di kantor, saya bukan takut sih sebenarnya, tapi hanya takut dipotong gaji aja."jawab Alfa tersenyum penuh kemenangan.
"Hey kamu itu asisten bukan karyawan kantor, jadi di manapun kamu tetap pekerja aku." jawab Daffin menjelaskan.
"Tetapi bos sendiri yang berkata seperti itu dulu, bos selalu mengatakan kalau di luar kita teman, sama sebelum saya bekerja di sini." Alfa semakin berani menjawab Daffin.
"Itu sudah saya rubah kontraknya karena kamu sendiri yang selalu bilang bahwa kamu tidak enak terhadap saya, karena bagaimanapun saya tetap bos kamu, kamu lupa dengan ucapan kamu sendiri?" Kali ini Daffin membalikkan keadaan.
"Bos ternyata ingat juga, karena saya dah sampai maka saya mau masuk ke kamar, daa bos." ucap Alfa berjalan keluar ketika pintu lift terbuka di lantai yang ia tuju.
Daffin mensejajarkan jalannya dengan Alfa.
"kamu harus bisa bertahan dengan Aya, saya yakin kamu lelaki tepat untuk Aya, kurangin wajah dingin kamu sedikit agar Aya lebih cepat jatuh cinta sama kamu." nasihat Daffin.
"Ini karena bos saya yang kena getahnya."
"Ini getahnya bermanfaat."
"Saya akan ajak Aya tinggal di apartemen milik saya." Alfa mengutarakan keinginannya.
"Bagus, untuk awal menikah mungkin bagus, tapi kamu yakin apakah papa akan setuju? karena kabarnya papa dan mama mau ke luar negeri dalam waktu dekat."
"Jika Aya masih di rumah utama Arkarna, maka saya akan kesulitan menghadapinya."
"Ini bukan jalan agar mama dan papa mengetahui sandiwara kalian kan? apa kalian buat nikah kontrak segala kayak drama atau cerita novel gitu?" tanya Daffin.
"Nikah itu menyempurnakan separuh ibadah bos buat apa ada sandiwara." jawab Alfa.
"Tinggal di rumah utama saja, karena siapa lagi yang menjaga rumah itu, apalagi kami sudah pindah juga, kasian papa dan mama, jika bisa kamu ajak saja keluarga kamu tinggal di sana."
"Terimakasih sarannya Abang ipar, saya masuk dulu." pamit Alfa sudah sampai di pintu kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments