Aya membuka matanya dengan perlahan. Dia merasa kepalanya berat sekali pagi ini. Begitu juga dengan Alfa. Dia membuka matanya dengan perlahan. Mereka merasa ada yang aneh ketika membuka matanya.
Saat menyadari bahwa dirinya tidak menggunakan baju membuat Aya mengarahkan matanya ke sebelah kanannya. Tiba-tiba mata Aya dan Alfa bertemu.
"Aaaaaaaaaaaa." teriak keduanya bersamaan.
Aya lansung menutup tubuhnya dengan selimut. Dia menarik selimut karena hendak lari menuju kamar mandi. Akan tetapi Alfa menarik kembali. Terjadilah tarik menarik selimut di pagi hari.
"Kamu apain aku? liat aja setelah ini aku akan beri kamu perhitungan." ucap Aya bergegas menarik selimut dengan sekuat mungkin.
Karena selimut di tarik oleh Aya membuat Alfa menutupi peliharaannya dengan bantal. setelah Aya masuk kedalam kamar mandi, dai lansung memakai celananya yang berceceran di lantai.
Sementara itu Aya semakin panik dengan apa yang terjadi kepadanya.
"Gila, apa yang terjadi tadi malam?" ucapnya sambil memikirkan apa yang terjadi tadi malam.
Aya mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam.Tiba - tiba dia ingat bahwa setelah makan malam, dia merasakan bahwa tubuhnya kepanasan.
Aya mencoba untuk mandi malam itu juga. Namun bukannya suhu tubuhnya mendingin, tapi dia semakin merasa kepanasan. Dia mengingat semua yang terjadi tadi malam antara dirinya dan Alfa.
Dia tidak bisa menyalahkan Alfa karena dia ingat betul bahwa dirinyalah yang minta di sentuh oleh Alfa. Dia juga ingat bagaimana Alfa juga mendambakan belaiannya.
"Apa ada yang salah? bagaimana aku berani muncul di depannya?" ucapnya dengan pelan.
Sementara di dalam kamar Alfa juga mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam. Dia ingat betul apa yang terjadi antara dirinya dan Aya. Dia sudah merenggut kesucian wanita itu.
Akan tetapi dia merasa ada yang salah dengan kejadian ini. Alfa sangat tau betul dirinya. Dia tidak semudah itu tergoda dengan hal seperti itu. Apalagi mengingat mereka bukan pasangan yang di mabuk cinta.
"Ada yang salah dengan tadi malam? apakah ini pekerjaan bos?" tanyanya curiga dengan bosnya Daffin.
Selain bosnya masih ada papa mertuanya yang harus masuk daftar orang yang wajib dicurigai. Karena Alfa tau bagaimana ayah dan anak ini bekerja sama untuk menggagalkan pernikahan Aya.
Alfa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia merasa ini karma atas perbuatannya juga. Dia yang menyingkirkan Daren atas perintah bosnya. Akan tetapi dia tidak tahu bahwa dirinya yang akan dipilih oleh sang nona untuk menjadi suaminya.
Dia terjebak dengan ulah bosnya. Bahkan saat ini dia semakin terjebak karena sudah tidur dengan Aya.
Tidak lama kemudian Aya keluar dari kamar mandi dengan wajah yang kesal.Wanita itu tidak pernah nampak sekesal itu.
"Untuk tadi malam aku minta maaf, aku akan bertanggung jawab." ucap Alfa merasa bersalah.
"Tanggung jawab? apakah kamu bisa mengembalikan seperti semula?"
Alfa terdiam tidak tau harus menjawab apa. Karena permintaan Aya sangat mustahil baginya.
"Diamkan? nggak bisa jawab, udahlah anggap saja tidak pernah terjadi, ini kesalahan." jawab Aya berjalan keluar kamar mereka.
"Mau kemana?" tanya Alfa melihat sang istri keluar dari kamar.
"Nggak usah bertanya nggak penting, kita memang menikah tapi mari untuk saling tidak peduli." jawab Aya menghentikan langkahnya.
"Baik, jika itu mau kamu."
"Panggil aku dengan panggilan yang sopan."
"Saya tidak akan mengikuti untuk hal itu karena kamu bukan bos aku melainkan istri aku, harusnya kamu yang belajar memanggil saya dengan sebutan yang sopan."
"Ah bacotlah, dalam mimpimu saja."
"Tidak menyangka anak terhormat dari keluarga terpandang seperti kamu bisa berbahasa yang tidak pantas, wajar Daren meninggalkan kamu." ucapan Alfa membuat Aya semakin terpancing emosi.
"Kamu tidak tau apa-apa tentang Daren, jangan seolah kamu mengenal dia, dan jangan pernah kamu menyebut namanya."
"Nggak penting."
"Kamu itu memang sungguh mengesalkan."
"Jika saya mengesalkan kenapa kamu memilih saya sebagai suami kamu? apa kamu menyukai saya diam-diam?"
Pertanyaan Alfa membuat Aya semakin kesal.Dia tidak percaya bahwa lelaki yang bekerja sebagai asisten kakaknya ini sangat percaya diri.
"Kamu nggak punya kaca di rumah?" tanya Aya.
"Nggak perlu kamu tau saya punya kaca atau nggak."
"Saya hanya mau menyuruh kamu untuk berkaca, biar kamu tahu apakah kamu pantas untuk saya."
"Harusnya pertanyaan itu saya tujukan kepada anda nona? apakah pantas wanita seperti anda bersanding dengan saya? Wanita manja yang nggak punya prestasi."
Mendengar ucapan Alfa membuat Aya semakin emosi. Dia tidak terima dengan ucapan lelaki itu.
"Hey diluar sana banyak lelaki yang ingin menikahi saya, kamu tau nggak?"
"Wah maaf, saya belum mendengar hal itu, yang saya dengar hanya ada satu lelaki tolol yang mau menikahi wanita bodoh hanya karena harta, saking bodohnya wanita ini dia tidak tau sedang di manfaatkan." jawaban Alfa semakin membuat Aya semakin sakit hati.
"Kamu bilang saya bodoh?"
"Jika anda pintar maka anda akan bisa menilai lelaki dengan cermat, buktinya sampai saat ini anda masih bergantung dengan nama keluarga anda."
"Hey saya akan membuktikan kepada kamu bahwa saya akan menjadi orang hebat nanti."
"Nanti? dalam mimpimu saja, apa keahlian yang anda punya?" tanya Alfa sambil tersenyum mengejek.
"Anda liat saja nanti." ucap Aya kesal lalu berjalan keluar dari kamar.
"Jangan lupa bangun." ucap Alfa sebelum Aya menutup pintu.
Aya berjalan menuju area restoran yang ada di hotel. Ketika memasuki area restoran, dia melihat keluarga dan sahabat mamanya sudah ada di sana.
"Haduw, mana ada Azzam di sini." gumamnya kesal.
Aya berpikiran bagaimana caranya agar nampak bahagia dengan pilihannya. Dia tidak mau Azzam mengejeknya karena memilih Alfa. Apalagi jika lelaki itu tau bahwa dia pagi ini baru saja bertengkar dengan Alfa.
"Mana suami kamu ai? kok nggak turun bareng?" tanya Dita melihat anaknya turun sendiri.
"Maaf ma tadi....."
"Maaf ma saya agak terlambat, tadi saya menyuruh Aya jalan duluan karena ada yang tertinggal di kamar."
Tiba-tiba Aya melihat Alfa berada di sebelahnya. Demi kelancaran aktingnya, Aya lansung menggandeng tangan suaminya. Dia tersenyum seakan-akan sangat bahagia pagi ini.
"Alhamdulillah kamu bahagia dengan pilihan kamu, semoga kalian rukun selalu." ucap Dita melihat mesranya anak dan menantunya.
"Bisa jadi sedang akting tante." jawab Beby dengan cengengesan.
Aya dan Alfa nampak salah tingkah dengan celetukan Beby. Mereka tau bawah Beby ini tipe anak yang heboh.
"Hust Beby, jangan bicara sembarangan." tegur Zayyan sang suami.
"Kami memang baru mencoba untuk saling memahami, baru mencoba saling belajar mencintai, jadi maklum jika kami masih nampak masih kaku." jawab Aya.
"Wow aktingnya sungguh luar biasa, bisa dapat aktris terbaik jika ada penghargaan." gumam Alfa dalam hatinya.
"Iya, kami cukup paham, dulu awalnya Tante sama om juga begitu, malah kami nggak akur, tapi seiringnya waktu kami akhirnya saling mencintai, mama dan papa kamu juga seperti itu, tanya aja." jawab Tante Siska.
"Iya." Jawab Dita.
Sedangkan yang lain masih nampak sibuk tampa memperhatikan Aya dan Alfa sedetail itu.
"Semoga kalian benaran bisa bahagia."ucap Azzam di dalam hati memandang wanita yang dia puja - puja dalam hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments