Teman-teman baca sampai selesai, ya. Jangan lupa kasih like dan komentar. Semoga hari kalian menyenangkan dan sehat selalu.
***
Bab 2
Teriakan seorang wanita yang berdiri di depan Azizah, membuat langkahnya terhenti. Dilihatnya seorang wanita dengan dandanan full make up. Lalu, dia mengguyurkan segelas minuman ke muka Azizah.
"Hei, pelakor! Berani-beraninya kamu menggoda suami aku," teriak wanita itu.
Beberapa murid dan orang tuanya, juga pedagang yang ada di depan sekolahan, langsung melihat ke arah keduanya. Mereka sangat terkejut mendengar perkataan wanita yang memiliki tubuh gempal dengan memasang wajah murka.
"Apa maksud Anda?" balas Azizah dengan nada tinggi. Dia tidak merasa sudah menjadi perebut suami orang.
"Aku dengar kamu menggoda suami aku dan ingin dijadikan istri kedua!" teriaknya sambil menarik jilbab dan baju bagian depan milik Azizah. Untungnya tersemat bros, sehingga tidak terlepas kain yang menutup kepalanya itu.
"Sepertinya Anda salah orang. Saya tidak kenal dengan suami Anda," ujar Azizah sambil menarik tangan wanita itu agar terlepas dari jilbabnya.
"Bohong! Mana mungkin tiba-tiba suami aku minta izin untuk poligami agar bisa menikah dengan kamu," hardik wanita itu.
Azizah teringat laki-laki yang pernah meminta dirinya untuk menjadi istri siri. Tentu saja dia sudah menolaknya. Laki-laki itu hanya menginginkannya sebagai pemuas napsunya saja, bukan niat untuk beribadah.
"Maaf, dari dulu saya menolak laki-laki itu. Dan saya juga tidak punya keinginan untuk menjadi istri kedua dari suami Anda. Sebaiknya perhatikan suami Anda jangan sampai mengajak menikah seorang perempuan lajang lainnya," tukas Azizah dengan tegas dengan tatapan mata tajam.
***
Kejadian di sekolahan itu menjadi bahan gosip orang-orang di kampung Azizah. Mereka ada yang simpati ada juga yang mencibir dirinya.
Hal yang paling membuat Azizah dan keluarganya semakin muak adalah semakin banyak laki-laki yang tidak jelas dan buruk perangainya menginginkan Azizah menjadi istrinya. Mau itu duda, perjaka tua, berondong, bahkan yang menginginkan untuk jadi istri kedua atau ketiga juga semakin banyak.
Saat Azizah dan keluarganya menolak pinangan mereka karena bukan niat karena Allah. Sumpah serapah dan hinaan keluar dari mulut mereka untuk Azizah. Tentu saja ini membuat dirinya semakin sedih dan terluka.
"Pak, apa tidak ada laki-laki sholeh dan baik yang mau menikahi Azizah?" Ibu Rosyidah menatap nanar ke arah suaminya.
"Bapak akan cari laki-laki dan keluarganya yang mau menerima Azizah apa adanya," ujar Pak Maulana dengan mata berkaca-kaca.
Orang tua mana yang tidak sakit saat mendengar orang-orang menyebut putrinya sebagai perawan tua, pelakor, dan matre karena ingin mencari laki-laki kaya dan masih muda.
***
Pak Maulana pergi ke Masjid Agung Hidayatulloh di kecamatan, hari ini ada bagian pengajian bulanan. Semenjak sudah pensiun jadi kepala sekolah setahun yang lalu. Dia aktif di pengajian sampai tingkat kecamatan. Biasanya dia hanya aktif di masjid-masjid yang ada di desanya karena lumayan jauh jika harus ke kecamatan.
"Assalamualaikum, Pak Maulana," salam Irwansyah saat mereka berpapasan keluar dari masjid.
"Wa'alaikumsalam. Eh, Irwansyah? Kamu juga suka ikutan pengajian di sini?" tanya Pak Maulana yang tidak menyangka bisa bertemu dengan salah satu murid kesayangannya dulu.
"Iya, Pak. Sejak pindah dan tinggal di sini, aktif lagi di Masjid Agung Hidayatulloh," jawab Irwansyah dengan senyum simpulnya.
"Sudah berapa lama kamu tinggal lagi di sini?" tanya laki-laki yang sudah mulai memasuki usia senja itu.
"Satu tahun yang lalu. Setelah papa meninggal dan mama tidak mau diajak ke ibu kota. Sekalian meneruskan usaha papa yang sempat terbengkalai semenjak beliau sakit dahulu," jawab Irwansyah.
"Bagaimana kabar istri dan anak-anak kamu?"
"Alhamdulillah, semua dalam keadaan baik."
"Mama, kamu?"
"Alhamdulillah, sama dalam keadaan baik. Bahkan masih mampu mengejar-ngejar putri saya yang masih kecil."
"Alhamdulillah. Irwansyah apa boleh bapak membicarakan sesuatu yang bersifat pribadi?"
"Mengenai apa, ya, Pak?"
"Sebaiknya kita bicara di teras masjid. Takut agak lama," ajak Pak Maulana.
Kedua orang itu pun duduk di teras masjid sebelah samping yang menghadap ke arah taman masjid. Suasana di sana sudah sepi karena para jemaah sudah pulang.
"Irwansyah, apa kamu punya niat ingin punya istri lebih dari satu?" tanya Pak Maulana dengan gugup dan pelan suaranya.
"Astaghfirullahal'adzim. Tidak, Pak! Saya sangat mencintai Rela. Tidak ada niatan untuk mempoligami dirinya," jawab Irwansyah.
"Ah, maaf sudah mengganggu waktu kamu," ucap Pak Maulana, lalu dia pun berdiri.
"Kenapa Bapak membicarakan soal poligami kepada saya?" tanya Laki-laki yang masih terlihat sangat muda meski sudah punya dua orang anak.
Kemudian Pak Maulana pun menceritakan tentang Azizah dan perlakuan orang-orang yang dilakukan terhadap putrinya. Mendengar hal ini membuat Irwansyah terenyuh hatinya. Bahkan dia pun sangat marah pada laki-laki yang sudah kurang ajar terhadap gadis yang baik itu.
"Setelah kejadian dia hampir diperkosa, Azizah tidak pernah lagi keluar rumah seorang diri. Bapak juga sekarang yang antar jemput dia ke sekolah," kata Pak Maulana.
"Astaghfirullahal'adzim, semoga Azizah disegerakan dan dipertemukan dengan jodohnya," ucap Irwansyah dengan lirih.
"Tadinya bapak mau meminta kamu untuk menikahi Azizah. Tentu saja harus dengan izin dari istri kamu," ucap Pak Maulana.
"Istri mana yang ingin dimadu, Pak. Pastinya akan ada perselisihan dari mereka nantinya. Ada yang merasa cemburu atau merasa diperlakukan secara tidak adil," balas Irwansyah. Dia tidak mau menyakiti hati dari wanita yang sudah menemani hidupnya selama 10 tahun ini.
"Hanya kamu yang terlintas dalam pikiran bapak. Seorang laki-laki baik yang bisa menjadi imam untuk Azizah," ujar Pak Maulana dengan air mata yang sudah tidak bisa dibendung lagi.
"Maaf, Pak. Saya akan bantu carikan laki-laki sholeh yang mau menikah dengan Azizah. Aku punya beberapa karyawan toko yang masih lajang ada juga yang duda tanpa anak. Siapa tahu ada jodohnya Azizah di antara mereka," kata Irwansyah.
"Terima kasih, sudah mau membantu. Bapak merasa senang sekarang," ucap Pak Maulana dengan senyum menghiasi wajahnya.
***
Ternyata tidak ada seorang pun karyawan toko yang mau meminang perempuan mandul. Bahkan yang duda juga tidak mau. Irwansyah pun menghubungi beberapa kenalannya yang tidak punya pasangan hidup dan mereka juga sama saja.
"Abang, kenapa melamun?" seorang wanita cantik menghampiri Irwansyah.
"Ada yang sedang abang pikirkan," balas Irwansyah dan merangkul istrinya.
"Apa itu? Ayo, berbagi dengan aku, Bang. Biar bisa cari solusinya bersama-sama," ucap Rela pada suaminya.
Irwansyah menadang wajah istrinya, lalu bertanya Irwansyah dengan hati-hati. "Sayang, jika abang minta izin untuk melakukan poligami, apa kamu akan menyetujuinya?"
"Apa? Abang punya niat untuk berpoligami!" teriak Rela Ambarita saking terkejutnya.
***
Apakah akan terjadi pertengkaran suami istri? Atau Rela malah mendukungnya? Tunggu kelanjutannya, ya!
Sambil menunggu up bab berikutnya, yuk baca juga karya teman aku ini. Ceritanya oke punya. Kepoin, yuk!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Lina aja
moga Azizah bertemu jodoh yg baik
2023-09-15
1
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
kl smp rela memberi izin wow bgt ini
2022-09-28
1