Teman-teman baca sampai selesai, ya. Jangan lupa untuk selalu kasih like dan komentar. Semoga hari kalian menyenangkan dan sehat selalu.
***
Bab 4
"A-pa maksud Anda, Pak?" Akhirnya keluar juga suara dari tenggorokan Rela.
"Izinkan Azizah menjadi istri kedua Irwansyah. Agar dia bisa menyempurnakan agamanya," balas Pak Maulana.
"Maafkan saya, Pak. Saya tidak ingin berbagi suami dengan perempuan manapun," ucap Rela dengan tegas.
Ketika kebisuan terjadi di meja Rela dan Pak Maulana, Irwansyah mendatangi mereka. Dia pun berkata, "Sayang, mama menelepon barusan. Kita disuruh pulang secepatnya! Maaf, Pak. Kami tinggal dahulu."
"Iya. Maaf sudah mengganggu waktu kebersamaan kalian," kata Pak Maulana.
***
Dalam perjalanan pulang pun Rela terdiam dan bermuka masam karena moodnya kini sedang buruk. Dia berpikir kalau suaminya itu benar-benar ingin berpoligami.
Irwansyah ingin sekali berbicara dengan Rela, tetapi dilihat dari raut wajahnya, dia mengurungkan dirinya. Dia yakin kalau istrinya saat ini sedang tidak ingin diajak bicara.
Hanya ada celoteh dari dua anak kecil yang duduk di jok belakang meramaikan perjalan pulang itu. Sementara itu, baik Irwansyah maupun Rela hanya sesekali membalas ucapan kedua anaknya.
***
Malam harinya Irwansyah mencoba membuat suasana hati Rela agar menjadi baik lagi. Dia pun membuat suatu rencana untuk istri tercinta.
"Sayang, kita jalan-jalan dan makan di luar, yuk!" ajak Irwansyah sambil mengusap kepala Rela.
"Tidak mood," balas Rela tanpa membalikan badannya.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Irwansyah dan berusaha membalikan badan Rela.
Terlihat mata istrinya yang sembab. Irwansyah pun menghapus air matanya yang membasahi pipinya.
"Apa, Abang ingin sekali menikah lagi?" Rela balik bertanya.
"Bukannya kamu tidak mengizinkan abang untuk berpoligami? Mana mungkin abang akan melakukan itu," balas Irwansyah.
"Pokoknya aku tidak mau Abang menikah dengan Azizah!" ucap Rela dengan tegas.
Tanpa mereka tahu kalau sejak tadi ada yang mendengarkan pembicaraan itu di balik pintu. Fatonah, ibunya Irwansyah menahan amarahnya saat mendengar putranya itu berencana untuk melakukan poligami.
"Sayang, dengarkan abang dulu. Memang dulu Pak Maulana sempat meminta abang untuk menikahi Azizah, tetapi abang menolaknya karena kamu tidak mau dimadu. Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan hal itu lagi. Abang juga tidak menyangka kalau tadi Pak Maulana akan membicarakan hal itu lagi dengan kamu. Mungkin, dia berpikir kalau bicara langsung kepada kamu, akan diizinkan abang untuk menikahi Azizah," jelas Irwansyah.
"Irwansyah
! Kamu mau berpoligami? Langkahi dulu mayat mama!" teriak Fatonah setelah mendorong pintu yang sejak tadi terbuka sedikit.
Tentu saja Irwansyah dan Rela sangat terkejut dengan suara ibunya yang tiba-tiba saja datang membuka pintunya. Terlihat wajah Fatonah yang merah padam.
"Mama tidak sudi kamu menghianati Rela, menantu kesayangan mama ini!" lanjutnya masih dengan suaranya yang tinggi.
"Mama … ini salah paham," ucap Irwansyah.
"Tentu saja, Ma. Aku juga tidak mau dipoligami," timpa Rela.
"Memangnya dengan siapa kamu ingin menikah lagi? Apa perempuan itu lebih cantik dari Rela? Apa dia itu wanita yang kaya raya? Jawab mama, kenapa kamu ingin menikah lagi?" tanya Fatonah dengan suara yang menggelar. Untungnya kedua anak mereka sudah tidur pulas dan tidak mendengar perkataan orang tua dan neneknya.
"Mama ingat dengan guru aku saat SD yang bernama Pak Maulana? Dia mempunyai seorang putri dan ingin menikahkan dirinya dengan aku. Tapi—"
"Tidak boleh. Kamu jangan mau menikahi wanita itu. Bagaimana kamu bisa berhubungan lagi dengan guru kamu itu?" potong Fatonah dengan menggebu-gebu.
"Kami sering bertemu di Masjid Agung Hidayatullah," jawab Irwansyah.
"Mulai sekarang kamu jangan berhubungan dulu dengan guru kamu itu sampai anak perempuan itu menikah dengan orang lain," tukas Fatonah.
"Ma, tidak bisa begitu. Kita tidak boleh memutus tali silaturahmi dengan orang lain. Apalagi dia itu guru aku sewaktu kecil," pungkas Irwansyah.
"Jadi, kamu mau membantah mama! Iya, begitu?" Mata Fatonah menatap nyalang kepada putra semata wayangnya itu.
"Tidak, Ma. Aku hanya memberi tahu untuk tidak memutus tali silaturahmi dengannya gara-gara masalah seperti ini," ujar Irwansyah dengan suara yang rendah.
"Mama tidak peduli dengannya. Pokoknya kalau mama mendengar lagi pembicaraan mengenai ini. Mama sendiri yang akan mendatangi rumah guru kamu itu," bentak Fatonah.
Ada rasa senang dalam hati Rela karena ibu mertua memberikan dukungan kepadanya. Jujur saja dia masih kesal kepada Irwansyah. Dia yakin kalau suaminya itu memiliki hubungan yang baik dengan gurunya itu. Otomatis berhubungan baik juga dengan Azizah. Berpikir seperti itu membuatnya sangat kesal pada suaminya.
***
Keesokan harinya suasana di rumah Irwansyah terlihat sepi dan agak mencekam. Rela dan Fatonah yang biasa bercengkrama dengan Ukasyah dan Oliv, kini keduanya terdiam. Rumah yang selalu dihiasi dengan tawa dan celotehan kedua anak kecil dan dua orang perempuan dewasa, sekarang tidak ada suara sama sekali. Bukan karena tidak ada penghuninya. Mereka semua masih ada di rumah itu, hanya saja suasana hati mereka sedang buruk.
Hari-hari berikutnya juga seperti itu. Meski Irwansyah berusaha memberikan pemahaman kepada istri dan mamanya. Namun, kedua wanita itu begitu kompak mendiamkan Irwansyah.
"Sampai kapan kalian akan seperti ini?" tanya Irwansyah setelah sebulan lebih dia diamkan oleh kedua wanita yang dia sayangi.
"Mama lihat kemarin kamu masih saja berhubungan dengan Pak Maulana. Apa kamu ngebet sekali ingin menikah dengan putrinya?" kata Fatonah menyindir putranya.
"Tidak, Ma. Aku hanya bicara seperlunya saja dengan Pak Maulana. Bagaimanapun juga aku tidak mau memutuskan tali silaturahmi dengan guruku," ucap Irwansyah berbalik kesal sama kekeras kepalan mama dan istrinya.
"Kita akan berdosa, Ma. Jika, memutuskan tali silaturahmi kita dengan guru kita, dengan orang yang baik, dan sholeh. Sampai sekarang pun—"
"Apa kamu diam-diam sudah menikah dengan anak perempuannya itu?" potong Fatonah.
PRANG!
Rela yang baru saja masuk ke ruang keluarga dari arah dapur menjatuhkan nampan yang berisi poci dan gelas kaca. Hal ini sontak membuat Irwansyah dan Fatonah mengalihkan perhatiannya ke arah Rela yang masih berdiri mematung.
"Sayang," lirih Irwansyah sambil berjalan mendekati istrinya
"Tidak! Jangan mendekat kamu, Bang!" teriak Rela memberi peringatan kepada Irwansyah.
"Tapi—"
"Aku benci kamu, Bang!" Air mata kini meluncur di pipi mulus milik Rela dan Irwansyah pun menghentikan langkahnya.
"Lihat gara-gara keegoisan kamu, Rela jadi menderita," ucap Fatonah.
"Kalian berdua sudah salah paham," kata Irwansyah frustrasi.
***
Apa yang akan terjadi pada Irwansyah dan Rela? Akankah pertengkaran terus menghiasi kehidupan mereka? Tunggu kelanjutannya, ya!
Sambil menunggu up bab berikutnya. Yuk, baca juga karya teman aku ini. Ceritanya nggak kalah seru, loh. Yuk, kepoin kisahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
siapapun pasti ga ada yg mau dimadu mskpn hal tsb diperbolehkan
2022-09-28
1
Susilawati Rela
haah...dilema... karena sukses kisah Mentari dan Zahra, mau coba lagi ya dengan Rela dan Azizah....wokeh aku penasaran bagaimana cara author mengolah konflik nya dikemas dalam satu cerita yg menarik....semangat Thor....🥰🥰🥰 kebetulan aku juga penjahit, tapi aku kuliah jurusan tata busana, hanya saja aku ga punya butik...🤭
2022-09-03
5