Andreas Wiratama

Andreas Wiratama, seorang lelaki yang sukses di usia muda. Umurnya baru 28 tahun namun telah mampu mendirikan sebuah usaha sendiri di bidang jasa pengiriman. Di era di mana semua serba online,usaha yang didirikan lelaki berpawakan gagah ini berkembang cukup pesat. Di berbagai daerah telah memiliki anak cabang.

Hari itu,ia berangkat dari kotanya menuju sebuah kota kecil untuk mensurvei lokasi yang hendak ia jadikan kantor cabang baru. Bersama dengan sopir kantor ia pergi menuju bandara. Karena lokasinya berada di luar kota.

Saat kakinya menginjak bandara dering ponselnya berbunyi. Nama Yudis Pratama tertera di layar ponsel. Ia langsung menggeser icon berwarna hijau untuk mengangkat panggilan dari sahabatnya yang kini bertugas di daerah yang akan ia datangi.

" Ya ,Hallo,gimana bro ?" tanya Andreas tanpa menunggu sahabatnya menyapa.

" Lo udah jalan ?" tanya Yudis di seberang sana.

" Udah,gue udah jalan. Ini lagi di Bandara. Jadi kan Lo jemput gue ?" lanjut Andreas masih dengan langkah panjangnya dengan sebelah tangan menyeret koper. Dan tangan lainnya memegang hp.

" Jadi,ya udah gue otewe. Lumayan jauh nih dari bandara."

" Oke" dan Andreas langsung mematikan sambungan telepon. Andreas menuju tempat tunggu. Tak lama panggilan masuk untuk pesawat yang ditumpanginya menggema. Masih dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Serta topi menutupi kepala. Andreas melangkah masuk.

Tampilan Andreas hari itu cukup menyita perhatian ,apalagi perempuan. Mata mereka langsung memindai penampilan sempurna Andreas , celana jeans panjang dengan jaket kulit membalut tubuh atletisnya. Langkah tegap penuh percaya diri membius setiap mata yang memandang.

Penerbangan dari kota Andreas sampai tempat tujuan tak memakan waktu lama. Tak sampai satu jam tampak Andreas sudah keluar dari Bandara.

Tampak seorang pria gagah lainnya mendekati. Menyambut hangat kedatangan Andreas.

" Selamat datang bro !" sambut lelaki yang tak kalah tampan dengan Andreas. Keduanya saling berpelukan. Menepuk punggung satu sana lain.

" Long time no see,gimana kabar Lo ?, makin ganteng aja Lo " ucap Andreas pada sahabatnya yabg bernama Yudis itu .

" Baik-baik,Lo sendiri gimana ?, kayaknya makin sukses nih,wih makin keren aja Lo " sambung Yudis sembari menepuk bahu tegap milik Andreas.

Percakapan itupun berlangsung akrab dan hangat. Sampai Yudis menggiring Andreas masuk kedalam mobil putih yang terparkir tak jauh dari sana. Karena,memang Yudis tak menjemput Andreas sampai dalam bandara.

'' Berapa tahun ya kita gak ketemu ?'' tanya Andreas setelah duduk tenang di samping Yudis yang sedang menyetir mobil.

''Ada kali ya lima tahunan, dari aku mulai kerja di sini,belum pernah ketemu Lo. Soalnya pas balik juga cuma bentaran doang. Pas agak lama Lo yang gak di rumah'' sahut Yudis yang masih tetap fokus pada jalanan di hadapannya.

Lamanya perpisahan mereka membuat mereka memiliki banyak cerita. Terkadang tampak tawa renyah keduanya mengisi mobil yang melaju dengan kecepatan sedang itu.

Cukup lama perjalanan dari bandara sampai rumah Yudis. Namun keduanya tak kehabisan bahan cerita. Sampai mereka melewati hamparan sawah yang menghijau di tumbuhi padi-padi yang tumbuh subur di area persawahan yang terbentang luas.

Sampai Yudis menghentikan laju mobilnya di sebuah halaman rumah yang lumayan luas. Rumah bertingkat dua dengan gaya minimalis . Rumah yang tampak asri dengan beberapa pohon buah-buahan yang tampak rimbun tumbuh di depan dan samping rumah.

" Selamat datang di rumah gue,bro !'' ucap Yudis seraya turun dari mobil diikuti Andreas yang menatap sekeliling rumah sang sahabat.

" Ayo masuk !'' ajak Yudis dan diikuti Andreas masuk kedalam rumah.

✨✨✨

Pagi itu, Andreas hendak meninjau lokasi langsung. Dimana tempat ia akan membangun kantor cabang di daerah tersebut. Sayangnya orang yang seharusnya mengantar dia. Justru mendapat musibah. Salah satu anggota keluarganya ada yang meninggal. Akhirnya ia memutuskan untuk berangkat sendiri. Meski ia tak memiliki bayangan tentang tempat yang hendak ia sambangi. Yudis,sang sahabat tak bisa meninggalkan pekerjaannya.

Dengan berbekal nekat Andreas mengendarai mobil yang telah ia rental. Ia bertanya pada orang saat bingung kearah mana daerah yang ia tuju. Sampai di sebuah pertigaan,dan ia kebingungan hendak melaju kemana. Dan sialnya tak ada orang di sekitar sana.

Menuruti feeling-nya sendiri,ia mengambil jalur,yang ternyata membawanya naik ke sebuah pegunungan. Ia hanya berharap bisa bertanya pada seseorang. Namun sudah cukup jauh ia melaju tak di jumpai nya orang di sana.

Ditengah kebingungannya,suara ponsel Andreas berbunyi. Sebuah nama tertera di layar ponsel. Membuat Andreas lantas mengangkat panggilan.

" Iya ,Haloo '' sapa Andreas,dan belum ada jawaban yang terdengar di seberang sana. Andreas terbelalak kaget mendapati jalan di hadapannya. Jalan tiba-tiba menurun terjal. dan berbelok cukup tajam,dan tebing yang curam.

Tanpa sengaja ponselnya terjatuh, kemudian ia berusaha mengendalikan laju mobilnya. Namun tak mampu mengendalikan mobil yang terlanjur hilang kendali. Dan seakan terbang mobil itu masuk kedalam jurang. Teriakkan Andreas terdengar nyaring sampai akhirnya tak lagi terdengar suara. Yang ternyata di bawah sana aliran sungai dengan arus yang deras menyambut di bawah tubuhnya.

Kepalanya membentur batu,karena dirinya terlempar dari dalam mobil. Kesadaran Andreas menghilang, tubuhnya terbawa arus sungai yang cukup dalam.

Sebab itulah yang menyebabkan Andreas sampai di sungai dimana ia di temukan oleh Alfiani dan anak-anak. Dan kini dirinya terlelap dalam ketidaksadaran. Alat bantu pernafasan tampak terpasang di hidung lelaki yang kini tampak pucat. Kepalanya di bebat perban putih. Dan selang infus tertancap di tangannya.

" Terus ini bagaimana Riz ?'' tanya lelaki berumur sekitar empat puluhan pada Fariz saat mereka menunggu Andreas yang sedang di tangani dokter.

" Biar dia jadi tanggung jawab keluarga saya Pak,sampai dia sadar. Dan kita bisa mengantarkan pulang." sahut Fariz bijak. Dua lelaki lain yang berada di sana saling tatap lalu sama-sama mengangguk.

"Pak Lik ,tolong di sini dulu,saya mau sholat Maghrib. Nanti gantian,takut nanti dokter mencari wali dari orang tadi " ucap Fariz yang memang belum menjalankan kewajiban tiga rakaat nya.

" Oh iya Riz, silahkan kamu sholat dulu" sahut salah satu dari mereka. Fariz berpamitan untuk menjalankan kewajibannya.

Sedang di dalam ruangan sana. Dokter sudah selesai memasang berbagai alat. Keadaan lelaki itu sudah cukup memprihatinkan. Luka di keningnya cukup parah. Entah keajaiban seperti apa yang terjadi pada lelaki tersebut. Pasalnya di lihat sekilas keadaan dirinya terasa sulit di percaya jika mampu bertahan.

Ia pun terseret arus di sungai kemungkinan cukup jauh terlihat dari kulitnya yang tampak putih pucat. Belum lagi luka di keningnya,namun tetap saja kematian adalah tentang takdir. Dan lelaki itu tak tertakdir untuk mati dalam kecelakaan maut yang fi hadapinya.

Terpopuler

Comments

lie2k

lie2k

alhamdulilah msh dberi keselamatan....

2023-03-12

1

lihat semua
Episodes
1 Alfiani Nur Azizah
2 Andreas Wiratama
3 Sadar
4 Amnesia
5 Faiq Faizhurrahman
6 Pulang
7 Asing
8 Keluarga Yang Hangat
9 Perhatian
10 Wajah Yang Selalu Tertunduk
11 Sekilas Bayangan
12 Suara Yang Menentramkan
13 Mengagumi
14 Cinta Itu....?
15 Secangkir Kopi
16 Siapa Andreas ?
17 Sekilas Ingatan
18 Bayang Samar
19 Mengingat Kembali
20 Ku Pasrahkan Takdirku Pada Mu
21 Persimpangan Hati
22 Rasa Yang Tak Lagi Sama
23 Ikhlas
24 Ternyata
25 Hati Yang Lain
26 Tentang Hati
27 Bolehkah Egois ?
28 Tak Lagi Sama
29 Biar Menjadi Kenangan
30 Perpisahan
31 Kembali
32 Terselip Dalam Doa
33 Dua Hati Yang Terpisah
34 Tentang Mereka
35 Ketika Ego Merajai
36 Dalam Istikharah Ku
37 Memantapkan Hati
38 Menyadari Hati
39 Harus Memilih
40 Menjemput Takdir
41 Pantai
42 Tak Pernah ada Kita
43 Bertemu
44 Melepas mu
45 Menghibur Hati yang Patah
46 Berpasrah
47 Kenyataan Pahit
48 Menghindari Rasa
49 Kembali
50 Keluarga
51 Resah Hati Alfi
52 Rindu
53 Al Aku Datang
54 Mas Sayang Kamu Al
55 Melamar
56 Restu
57 Pagi yang Indah
58 Calon Suami Siaga
59 Asa Cinta
60 Perjalanan
61 Pulang
62 Meragu
63 Lamaran resmi
64 Akad
65 Siang Pertama
66 Makan Malam Bersama
67 Menginap di Hotel
68 Ungkapan Hati
69 Mencintai tanpa Karena
70 Obrolan Pengantin Baru
71 Petuah Ibu
72 Perpisahan
73 Langkah Baru
74 Apartemen
75 Pagi Pertama di Tempat Baru
76 Indahnya Cinta
77 Perawat Baru Itu ?
78 Siang di Apartemen
79 Suami Setia
80 Melepas Rindu
81 Sebaik-baiknya Tempat Mengadu
82 Keluarga Yang Hangat
83 Usaha Tak akan Pernah Sia-sia
84 Makan Malam Bersama
85 Menyambut Pagi
86 Sebuah Harapan
87 Gara-gara Parfum
88 Bertemu Mantan
89 Waktu Berdua
90 Kemesraan
91 Ingkar
92 Maaf
93 Berkunjung
94 Memelihara Rasa Cinta
95 Makan Siang
96 Rumah Baru
97 Sebuah Akhir
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Alfiani Nur Azizah
2
Andreas Wiratama
3
Sadar
4
Amnesia
5
Faiq Faizhurrahman
6
Pulang
7
Asing
8
Keluarga Yang Hangat
9
Perhatian
10
Wajah Yang Selalu Tertunduk
11
Sekilas Bayangan
12
Suara Yang Menentramkan
13
Mengagumi
14
Cinta Itu....?
15
Secangkir Kopi
16
Siapa Andreas ?
17
Sekilas Ingatan
18
Bayang Samar
19
Mengingat Kembali
20
Ku Pasrahkan Takdirku Pada Mu
21
Persimpangan Hati
22
Rasa Yang Tak Lagi Sama
23
Ikhlas
24
Ternyata
25
Hati Yang Lain
26
Tentang Hati
27
Bolehkah Egois ?
28
Tak Lagi Sama
29
Biar Menjadi Kenangan
30
Perpisahan
31
Kembali
32
Terselip Dalam Doa
33
Dua Hati Yang Terpisah
34
Tentang Mereka
35
Ketika Ego Merajai
36
Dalam Istikharah Ku
37
Memantapkan Hati
38
Menyadari Hati
39
Harus Memilih
40
Menjemput Takdir
41
Pantai
42
Tak Pernah ada Kita
43
Bertemu
44
Melepas mu
45
Menghibur Hati yang Patah
46
Berpasrah
47
Kenyataan Pahit
48
Menghindari Rasa
49
Kembali
50
Keluarga
51
Resah Hati Alfi
52
Rindu
53
Al Aku Datang
54
Mas Sayang Kamu Al
55
Melamar
56
Restu
57
Pagi yang Indah
58
Calon Suami Siaga
59
Asa Cinta
60
Perjalanan
61
Pulang
62
Meragu
63
Lamaran resmi
64
Akad
65
Siang Pertama
66
Makan Malam Bersama
67
Menginap di Hotel
68
Ungkapan Hati
69
Mencintai tanpa Karena
70
Obrolan Pengantin Baru
71
Petuah Ibu
72
Perpisahan
73
Langkah Baru
74
Apartemen
75
Pagi Pertama di Tempat Baru
76
Indahnya Cinta
77
Perawat Baru Itu ?
78
Siang di Apartemen
79
Suami Setia
80
Melepas Rindu
81
Sebaik-baiknya Tempat Mengadu
82
Keluarga Yang Hangat
83
Usaha Tak akan Pernah Sia-sia
84
Makan Malam Bersama
85
Menyambut Pagi
86
Sebuah Harapan
87
Gara-gara Parfum
88
Bertemu Mantan
89
Waktu Berdua
90
Kemesraan
91
Ingkar
92
Maaf
93
Berkunjung
94
Memelihara Rasa Cinta
95
Makan Siang
96
Rumah Baru
97
Sebuah Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!