Ku Pasrahkan Takdirku Pada Mu
Matahari mulai menyingsing kearah barat. Hawa panas mulai terganti oleh sepoinya angin sore hari. Segerombol anak kecil berusia sekitar tujuh sampai sepuluh tahun tampak duduk melingkar di sebuah gubuk yang terdapat di pinggir sungai. Seorang gadis cantik dengan kerudung berwarna hitam duduk di hadapan mereka dengan sebuah buku di tangannya.
Kisah tentang nabi sedang di bacakan oleh gadis tersebut dengan mimik wajah yang sangat menghayati kisahnya. Anak-anak begitu antusias mendengar kisah yang di bacakan gadis cantik tersebut.
Dialah Alfiani Nur Azizah,kembang desa yang memiliki paras dan akhlak yang cantik. Senyum ramah selalu terlukis dibibir merah muda meski tanpa polesan lipstik. Wajah ayu dengan kulit seputih susu dan terlihat begitu lembut. Kecantikan alami dengan pancaran aura kecantikan hatinya menambah pesona gadis tersebut.
" Bagaimana adik-adik ?,sudah mengerti kan apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah yang Kak Alfiani bacakan ?'' tanya gadis berusia 22 tahun tersebut. Setelah menjelaskan apa pelajaran yang bisa diambil dari kisah yang ia bacakan pada anak-anak yang masih setia duduk bersama nya.
" Mengerti Kak" sahut anak-anak serentak. Anak-anak yang ke semuanya adalah perempuan itu selalu antusias saat diajari oleh Alfiani. Gadis cantik yang ramah dan mudah bersahabat .
'' Bagus ada yang ingin kalian tanyakan ?''tanya Alfiani seraya mengedarkan pandangan pada anak-anak yang duduk di hadapannya.
'' Tidak Kak '' sahut mereka nyaris serempak. Alfiani tersenyum,menatap gadis-gadis cilik yang selalu memancarkan aura kebahagiaan di wajah mereka.
''Kalau begitu kita sudahi pertemuan kali ini ya,besok kita mau belajar di mana ?'' Tanya Alfi,ia selalu punya cara untuk membuat anak-anak tidak bosan. Salah satunya dengan belajar di luar ruangan. Madrasah tempat Alfi mengajar bukanlah madrasah formal.
Madrasah itu adalah madrasah yang didirikan sang ayah untuk mengenalkan anak-anak kecil di daerah mereka tentang hal-hal mendasar dari ibadah mereka sehari-hari. Dari pengenalan huruf Hijaiyah, tajwid dan fiqih serta pendidikan akhlak yang di ceritakan dari kisah-kisah para pendahulu yang memiliki akhlak yang layak di contoh.
Alfiani sendiri adalah seorang Mahasiswi semester akhir di sebuah universitas Islam yang berada di Kabupaten daerah tersebut. Jarak yang bisa di tempuh dalam waktu satu jam membuat Alfiani memilih untuk pulang,tidak nge kost .
'' Di dekat danau saja kak '' sahut salah satu gadis kecil setelah sebelumnya mereka berdiskusi bersama. Waktu pertemuan dengan Alfiani hanya seminggu sekali. Alfiani hanya membantu saja,dan dia memilih untuk mengambil cerita keteladanan. Sehingga dia bisa mengajak anak-anak untuk belajar di luar ruangan.
''Baiklah, pertemuan selanjutnya di dekat danau ya. Sekarang kita akhiri pertemuan hari ini. Ayo Khalisa pimpin doa setelah belajar'' titah Alfiani yang langsung di iyakan oleh gadis yang duduk di hadapannya. Usai dengan doa di tutup salam,mereka beranjak dari tempat itu.
Berjalan hati-hati di tepi sungai yang menampakkan air sedikit keruh dan lumayan dalam. Karena hujan semalam yang mengguyur daerah tersebut. Langkah mereka diiringi lantunan sholawat yang di pimpin Alfiani. Suasana ceria mengiringi senja yang nampak memancarkan warna jingganya.
'' Kak,itu apa ?'' suara gadis yang berjalan sedikit jauh dari Alfiani. Membuat mereka semua menghentikan langkah dan juga lantunan sholawat dari bibir mereka. Semua mata tertuju pada gadis yang menunjuk kearah sungai. Sejurus kemudian tatapan mereka tertuju pada objek yang sama.
Seketika mereka menjerit histeris,melihat sebujur tubuh tergeletak di pinggir sungai dengan sebagian tubuh masih terendam air.
" Tenang adik-adik,tenang dulu. Kak Alfi,cek dulu. Kalian tunggu di sini." Alfiani mencoba menenangkan anak-anak yang histeris. Dari posisi yang terlihat, tampak seperti mayat yang terdampar di pinggir sungai karena terbawa arus.
Alfiani yang mengenakan rok panjang cukup kesusahan menuruni sungai. Turunan cukup curam di tambah licinnya tanah yang ia pijak. Namun akhirnya ia mampu mendekati sosok manusia yang terdampar itu. Hatinya berdebar keras,rasa takut dan was-was menguasai dirinya. Lantunan lafadz Alloh terucap menyertai langkahnya.
" Astaghfirullah,ya Rabb " ucap Alfi yang melihat seorang lelaki dengan kemeja putih dan celana bahan panjang warna hitam tampak terpejam. Ragu-ragu Alfi semakin mendekat. Rasa gusar dan waspada melingkupi hatinya. Tapi matanya sedikit melihat pergerakan di bagian dada lelaki tersebut.
" Innalilahi wa innailaihi rojiun" lirih Alfi melihat luka di kepala lelaki itu. Dengan sedikit takut Alfi menempelkan tangan di dada lelaki itu. Karena ia seperti melihat sebuah pergerakan halus. Mungkinkah lelaki itu masih hidup ?, dan benar masih ada detak di dadanya meski samar. Alfiani meraih pergelangan tangan, merasakan nadi di tangan ya g terasa dingin itu. Masih ada denyut nadi meski lemah.
" Dek,tolong cari bantuan ! " teriak Alfiani pada anak-anak yang berdiri saling berhimpit di pinggir sungai.
" Iya kak " sahut mereka serempak. Dan mereka semua hendak pergi dari sana. Sampai Alfi kembali bersuara.
" Jangan semuanya. Bilang ada orang hanyut di sungai. Dia masih hidup " ujar Alfi lagi. Dan dua anak yang paling besar langsung berlari pergi dari sana.
Tak berselang lama,dua orang lelaki paruh baya datang tergesah.
" Dimana orangnya ?" tanya salah satu dari mereka pada anak-anak yang langsung menunjuk kearah sungai. Dengan cepat mereka turun menghampiri Alfi yang hanya berdiri dengan mulut terus menyebut asma Alloh.
" Pak Lek tolong, dia masih hidup" ucap Alfi yang langsung mundur dari tempat. Memberi jalan pada lelaki yang di panggil Pak Lik itu.
" Iya,dek Alfi keatas saja,biar pak Lik angkat " .ucap salah satu dari mereka. Alfiani menurut,ia naik ke tanggul sungai. Sementara dua lelaki itu berusaha mengangkat tubuh lelaki yang basah kuyup,agar keluar dari air. Dengan susah payah mereka bisa mengangkatnya ke atas batu. Tapi untuk bisa mengangkat hingga tanggul sungai, membutuhkan lebih banyak orang.
Dan tak lama beberapa orang datang. Tampak Fariz,kakak dari Alfiani serta Ayah Farhan ikut lari tergopoh-gopoh.
" Bagaimana Dek ?" tanya Fariz mendekati Alfi.
" Itu mas di bawah,belum bisa ngangkat ke atas. Dia masih nafas, masih hidup " ucap Alfi dengan wajah pias. Fariz langsung berlari kebawah diikuti beberapa orang lainnya.
Kegemparan terjadi sore itu. Di kampung yang biasanya tenang,sore itu gempar dengan penemuan sesosok lelaki tanpa identitas dalam keadaan tak sadarkan diri. Dengan saling bahu-membahu mereka bisa mengangkat tubuh yang tampak pucat itu.
Saat kumandang adzan Maghrib terdengar,lelaki itu telah di bawah sebuah mobil menuju klinik terdekat. Fariz ikut disertai dua orang lainnya. Alfiani bernafas lega,ia terlalu kaget dengan apa yang terjadi sore itu. Semoga lelaki tanpa identitas itu bisa terselamatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Ririn Rohman N
Aku mampir Kak Authoor
2023-05-10
1
lie2k
bkin penasaran crtnya thor....
2023-03-12
1