Sesudah makan, Azahra mengambil ponselnya dari dalam tas, menghidupkan layar ponsel, kemudian mengecek group pada aplikasi WatshApp. Sekitar 15 belas menit berbalas pesan, ia pun mengakhiri kegiatannya itu lalu meminum obat yang dibelikan Assagaf.
Sementara Zulfikar kembali ke Kampus dikarenakan Kulsum Ummu meminta pria itu untuk segera menjemputnya di sana. Dan hal itu tak membuat Azahra cemburu. Karena pada dasarnya dia tak mencintai suaminya.
"Dek, kami pulang dulu ya. Lekas sembuh, Sayang" Qonita menghampiri Azahra di kamar.
"Iya, Kakak. Makasih ya, Kakak udah mau nemanin aku di sini. Sampaikan rasa terima kasih ku pada Kakak yang cowok tadi" ucap Azahra menarik senyum.
Qonita menarik senyum. Segera wanita itu mengatur langkah karena dia harus ke kampus. Sepeninggal Qonita, Azahra kembali beristirahat.
Di tempat lain, Zul dan Kulsum berada di jalan Tello Baru menuju Mall Panakkukang, Makassar. kedua pasangan itu akan ke sana membeli kado untuk teman akrab mereka yang akan ulang tahun pukul 1 malam nanti.
Membelah jalanan kota, kedua pasangan itu terlihat mesra. Tentu saja dilihat dari sikap berani Kulsum yang memeluk Zul di atas motor. Setibanya di tempat tujuan, mereka segera masuk mencari apa yang mereka cari.
....
Diawali gerimis, perlahan mulai menjadi hujan badai. Di pukul 5 sore, Zul belum juga pulang. Azahra segera menghubungi pria itu. Berulang kali dihubungi tetapi tak di jawab oleh si pemilik nomor.
Menarik napas panjang, Azahra turun dari tempat tidur. Mengganti seragam sekolah yang masih melekat ditubuhnya, lalu bergegas mandi sebelum menyiapkan makan malam.
Usai mandi dan mengenakan pakaian, Azahra kembali meraih ponselnya di atas tempat tidur. Dan kembali menghubungi Zul namun lagi lagi pria itu tak merespon panggilan darinya.
"Mungkin Kak Zul lagi ngerjain tugas kampus bersama teman-temannya" gumam Azahra lalu ke keluar dari kamar menuju dapur. Membuka kulkas, wanita itu menghela napas kasar. Apakah kontrakan pria seperti itu, jangankan bahan makanan, air dingin pun tidak ada. Lalu, untuk apa ada kulkas di kontrakan.
Berhubung tidak ada yang bisa dimasak, Azahra kembali ke kamar mengambil tas lalu mengeluarkan buku serta pulpen dari dalam tasnya. Kemudian ke sofa bertujuan mengerjakan tugas matematika di sana.
Azahra menghidupkan layar ponsel, membuka aplikasi WatshApp, mencari nama group kelas 3 lalu mencari gambar yang dikirim oleh Asna di group. Tak ingin membuang buang waktu, Azahra segera mencatat dan terakhir mengerjakan tugas.
Frekuensi hujan semakin bertambah, namun Zulfikar tak kunjung memberi kabar pada Azahra. Melirik jam pada ponselnya, Azahra hanya bisa menghela napas panjang. Pantas saja Zulfikar kekeh tinggal di kontrak kan, nyatanya pria itu ingin bebas seperti saat ini.
Adzan berkumandang, Azahra segera mengambil wudhu sebelum menunaikan shalat magrib. Usai shalat, ia mengaji sebentar hingga shalat isya. Setelah shalat isya, Zulfikar belum juga kembali.
"Ya Allah, Kak Zul dimana? Kenapa nggak angkat teleponku" gumam Azahra mengintip dari jendela depan.
Mengingat besok dia harus ke sekolah, Azahra segera memesan makanan lewat aplikasi grab. Dia harus makan sebelum tidur. Jika tidak, dia akan menangis di larut malam.
Membuka aplikasi grab, Azahra mencari bagian grabfood. Mencari nama makanan yang mau dia makan, wanita itu menarik senyum dikedua sudut bibirnya.
"Lebih baik aku pesan bakso telur" gumamnya pelan. Setelah memesan, Azahra kembali mencoba menghubungi Zul.
"Halo, dengan siapa ini?" tanya seorang wanita yang tak lain adalah Kulsum.
"A_aku adiknya Kak, Zul. Kak Zul nya ada?" tanya Azahra sedikit terbata.
Wanita diseberang telepon mengangguk. "Iya, ada. Zul lagi mandi" jawabnya dengan santai.
Azahra terdiam. "Mandi? Kenapa dia harus mandi di sana" batinnya bertanya tanya.
"Sayang ... ambilkan aku handuk dong ..." terdengar suara pria di seberang telepon..
Tut ... Tut ... Tut ...
Tanpa kata bahkan tanpa mengucap salam, Azahra memutuskan panggilan secara sepihak. Gadis SMA itu mengenal suara tadi, itu adalah suara Zul. Dia yakin, itu adalah Zul–Zulfikar, suaminya. Mendengus kesal, Azahra meletakkan ponselnya di atas meja. Tak lama menunggu, Om Grabfood menyalakan klakson motor. Azahra mengintip lewat jendela depan, wanita itu segera keluar menemui si Om Grabfood.
"Ini, Mbak. Total tagihannya 17 ribu" ucap Om Grabfood sembari menyodorkan pesanan Azahra.
Azahra menerimanya lalu menyodorkan selembar uang 50 ribu. "Om, ambil saja kembaliannya" ucapnya segera berlalu karena dingin.
"Lho Mbak ... kebanyakan ini ..." Om Grabfood memperbesar volume suaranya. Pasalnya, hujan semakin deras.
"Nggak papa, Om ..." tutur Azahra lalu masuk ke dalam kontrakan.
"Bakso panas-panas, pas dengan cuaca saat ini" gumam Azahra menggiring langkah ke dapur. Mengambil piring mangkok dan sendok serta garpu. Kemudian menuangkan bakso ke dalam piring tadi. Lalu menuangkan kecap dan bahan lainnya sebagaimana mestinya.
"Kenapa Kak Kulsum tak memikirkan Papa nya? Bukankah Agama melarang umatnya berpacaran selain dengan pasangan halalnya" gumam Azahra dengan polosnya. Wanita itu memang tak punya pacar. Bukan karena dia tak mempunyai pria idola, melainkan dia lebih memikirkan orang tuanya, terlebih papanya.
Sesuap demi sesuap, akhirnya bakso di piring telah habis dimakan. Menuangkan air di gelas, lalu meneguknya hingga berulang kali. Setelah makan, Azahra kembali ke ruang keluarga. Wanita itu lupa jika ponselnya tertinggal di atas meja ruang tamu.
Menatap jam dinding, arah jarum jam berada di angka 11. Dan Zulfikar belum juga pulang. Azahra masih setia menunggu sambil menyaksikan siaran televisi. Hingga tanpa sadar, waktu telah menunjukkan pukul 12 malam.
"Mungkin Kak Zul bermalam di rumah pacarnya" gumam Azahra. Gadis itu meregangkan otot ototnya, kemudian beranjak dari sofa menuju kamar.
Pukul 1 malam, Zulfikar tiba di rumah dalam keadaan basa kuyup. Melihat ruang tamu tampak gelap, Zul yakin, Azahra sudah tidur. Mengeluarkan kunci cadangan, Zul membuka pintu rumah. Dengan cepat, ia masuk ke kamar dan langsung ke kamar mandi. Setelah membersihkan diri, pria itu keluar dengan handuk yang terlilit di pinggang. Ia kembali menarik langkah hingga berdiri di depan lemari tiga pintu. Mengeluarkan sepasang pakaian tidur, kemudian menutup lemari kembali.
Setelah mengenakan pakaian, Zul menghampiri Azahra yang terlelap. "Dek, maafin Kakak ya" gumam Zul menatap lekat wajah Azahra yang cantik alami.
Ikut merebahkan diri, Zul terlelap dengan tangan yang melingkar sempurna di pinggang Azahra. Hingga pagi menyapa, Azahra tak membangunkan Zul. Bersiap ke sekolah, Azahra mencari ponselnya.
"Dimana ponselku?" gumam Azahra yang sudah siap dengan seragam sekolahnya. Sementara Zul masih terlelap di pembaringan. Setelah menemukan ponselnya, Azahra kembali ke kamar. Mengeluarkan notebook mini dari dalam tasnya, Azahra menulis sesuatu lalu meletakkannya di atas nakas ditindih dengan gelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Alivaaaa
waduh waduh Zul bener² gila 🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2023-01-07
0
💓🌹Nai_Zalfa🌹😘💓
itu sih bukan pacaran lagi kali zah tapi udah berzina.
buat apa mandi di tempat pacarnya pas lagi hujan lagi
2022-10-18
1
☠ᵏᵋᶜᶟ⏤͟͟͞R❦🍾⃝ͩɢᷞᴇͧᴇᷡ ࿐ᷧ
Suamiii macamm apa ituuuu, istri sakittt malah ditinggall. ya allah zul tipikal lakikkk yanggg bikin semua kalangannn merasa kesallll huffff. mana ku kira mereka pisah kamarrr lagiii, taunya 1 ranjanggg
2022-10-05
1