Dengan gaun panjang berwarna gold dan bawah gaun itu sedikit mengembang, membuat Kayla sangat cantik.
“Astaga, kenapa gaun ini ribet sekali?” gumam Kayla pelan.
Tok!tok!
“Ck! Siapa lagi itu?” Kayla berjalan dengan perlahan ke arah pintu kamar.
Kriet!
Pintu dengan lapisan emas itu terbuka.
Terlihat seorang maid berdiri di depan pintu kamar Kayla.
“Mohon maaf, Tuan Putri. Paduka Raja telah tiba” ucap Maid itu sopan sembari menunduk hormat.
“Paduka Raja?” gumam Kayla pelan.
‘Apa itu Ayah nya putri Leona?’ batin Kayla berpikir.
“Tuan putri diminta untuk turun ke bawah dan menyambut Paduka”
“Baiklah, sebentar lagi aku akan turun” ucap Kayla lembut.
Menurut Kayla suara putri Leona benar-benar sangat merdu dan mendayu-dayu.
Maid itu pergi undur diri dan Kayla menutup pintu kembali.
Tak lama kemudian dia berjalan turun ke lantai bawah untuk menyambut sang Ayah. Dengan anggun, Kayla berjalan menuruni anak tangga yang sudah di gelar karpet merah.
Terlihat seorang pria paruh baya yang usianya sekitar 60-an tetapi masih tampan dan gagah memasuki istana.
Pria itu tersenyum ke arah Kayla yang telah menunggu di dekat tangga.
“Putriku,” Paduka Raja memeluk tubuh Kayla.
Kayla pun membalas pelukan Ayah putri Leona. “Aku sangat merindukan Ayah,” ucap Kayla di sela-sela pelukannya.
“Ayah juga merindukanmu. Maaf jika Ayah pergi lama dan baru pulang,” ucap Ayahanda dengan lembut.
Ayahanda yang bernama Vincent sudah pergi selama satu bulan dan baru kembali.
Dari kejauhan, Aurora dan Elisabeth menatap anak dan Ayah yang tengah melepas rindu itu.
“Ibunda, semoga saja tikus kecil itu tidak menceritakan hal yang telah kita perbuat padanya selama Ayahanda pergi,” ucap Aurora was-was.
“Kamu tenang saja sayang, Ibu yakin jika Leona tidak akan buka mulut. Lihat saja kalau dia berani menceritakan semuanya.”
Elisabeth dan Aurora berjalan ke arah Paduka Raja.
“Suamiku...” seru Elisabeth saat berada didekat Vincent.
Vincent melepaskan pelukan pada tubuh Leona. Dia tersenyum dan memeluk Elisabeth.
“Perjalananmu tidak ada halangan bukan?” ucap Elisabeth berbasa-basi.
“Tidak, semuanya lancar” Vincent melepaskan pelukan pada tubuh Elisabeth.
“Ayahanda,” Aurora pun bergantian memeluk tubuh Vincent.
Setelah melepas rindu, mereka duduk di ruang tengah istana.
“Leona, kenapa tanganmu?” Vincent memperhatikan tangan Leona yang seperti terbakar.
Kayla menatap kedua musuh putri Leona, yaitu Elisabeth dan Aurora.
“A! Tidak apa Ayahanda. Ini hanya tersulut api,” ujar Kayla berbohong.
Vincent hanya mengangguk. “Apa kau sudah memikirkan tentang perjodohan itu?”
Kayla terdiam dan menatap Vincent. “Perjodohan? Aku, aku belum memikirkannya Ayah” sahut Kayla sekenanya.
“Ayah berharap kau mau menerima pinangan dari putra keluarga Wicaksana”
Kayla menatap Elisabeth dan Aurora yang tersenyum puas. Vincent seperti ini karena ramuan obat-obatan yang Elisabeth berikan, maka Vincent selalu mengikuti apa yang Elisabeth ucapkan.
“Putri Leona, kamu harus mendengarkan apa yang Ayahanda mu katakan.” Elisabeth menimpali.
‘Cih! Sok baik, dasar nenek sihir’’ batin Kayla kesal.
“Aku akan memikirkannya lagi, Ayahanda. Tolong beri aku waktu beberapa hari saja”
“Jika beberapa hari tidak bisa, Putri. Ayah akan memberimu waktu satu hari untuk berpikir. Setelah itu keluarga Wicaksana akan datang ke istana ini untuk membicarakan soal perjodohanmu dan putra mereka”.
Kayla hanya menghela nafas berat, dia pun mengangguk pasrah.
•
•
•
•
Keesokan paginya.
Dengan terburu-buru Aurora masuk ke dalam kamar Leona. Dia masuk tanpa permisi terlebih dahulu, terlihat Kayla masih tertidur pulas.
“Huh, dasar pemalas. Jika ada Ayahanda dia selalu begini, bangunnya selalu siang.” Aurora berjalan ke ranjang king size milik Leona.
Byur!!
Guyuran air membasahi wajah Kayla, dengan tergagap Kayla duduk di atas ranjang.
“Banjir!!!” teriaknya spontan.
Aurora hanya tertawa saja, dia menatap wajah Kayla yang sudah basah karena air. “Hei, dengarkan aku tikus kecil. Kau harus nurut dengan apa yang Ayahanda katakan, jika beliau mengatakan ya maka kau juga harus berkata ya.”
Kayla tersenyum miring sembari mengelap wajahnya dengan telapak tangan, dia berdiri dari duduknya.
“Baiklah, sebelum aku menjawab ucapanmu, maka aku ingin memberikan salam selamat pagi terlebih dahulu... Wahai kakak tiri!” ujar Kayla berjalan ke arah meja kecil yang tak jauh dari ranjangnya.
Kayla kembali menghampiri Aurora dengan membawa segelas air putih.
Aurora hanya melotot ke arah Kayla ketika Kayla berdiri tepat di hadapannya.
“Uh.. Aku sangat takut dengan matamu,” ejek Kayla lalu menyiram wajah Aurora menggunakan air di gelas yang dia pegang.
Aurora terkejut, dia membelalakkan matanya. “HEI! APA YANG KAU LAKUKAN? BERANINYA —“ ucapan Aurora terpotong karena Kayla dengan cepat membanting gelas sehingga gelas kaca itu hancur berantakan di lantai.
“Dengarkan aku Aurora! Aku bukanlah Leona yang dulu, Leona yang hanya diam saja saat kau dan Ibumu memperlakukan aku seperti budak. Aku sudah berubah! Ini belum seberapa, kau tunggu saja kejutan selanjutnya.” Kayla langsung melangkah ke dalam kamar mandi.
Sebenarnya para maid ingin memandikan Kayla, tetapi Kayla merasa risih dengan itu semua. Ya, Leona adalah seorang putri, maka maid banyak yang akan melayani Leona dalam hal apapun. Ada juga pelayan pribadi Leona bernama Minna, wanita paruh baya berusia 45 tahun yang sangat menyayangi Leona, bahkan dia rela di siksa demi melindungi Leona saat mendapatkan perlakuan kasar dari Aurora dan Elisabeth.
“Kurang ajar! Sekarang tikus kecil itu sangat berani melawanku. Baiklah Leona, aku akan ikuti dan layani permainanmu.” Aurora berjalan keluar dari kamar Leona dengan wajah kesal.
Sementara di kamar mandi.
Kayla membaringkan tubuhnya di dalam bathtub dengan memakai sabun cair beraroma mawar. Wangi itu sangat menenangkan bagi Kayla.
“Ternyata kesukaanku dan putri Leona sama, sangat suka wangi bunga mawar” gumam Kayla sambil memejamkan mata dan mendongakkan kepala ke atas.
“Huft! Menyebalkan sekali Aurora itu, aku harus bisa merubah alur tentang kehidupan putri Leona ini. Aku sama sekali tidak setipe dengannya, aku adalah perempuan yang nakal, tidak suka diatur, ataupun menyerah. Sementara Putri Leona, sangat berbanding terbalik sifatnya denganku.” Kayla terdiam sejenak, tak lama kemudian dia membuka mata dan menegakkan badannya.
“Perjodohan? Ya, perjodohan itu! Aku belum membacanya sampai halaman itu, bagaimana aku bisa mengerti bahwa putri Leona menerima perjodohan itu atau tidak? Aku juga tidak tau bagaimana penjelasan wajah putra bungsu keluarga Wicaksana. Apa dia tampan atau jelek? Atau malah bahkan sangat tampan?” Kayla jadi pusing sendiri.
Istana Hedder
•
**TBC
HAPPY READING
SEE YOU NEXT PART
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DAN DUKUNGANNYA, TERIMAKASIH 😘😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Renata Maharani
Bru Nemu novel nama marganya Indonesia Raya sekali 😁✌️
2023-06-08
0
📴🍀⃟🐍 🥜⃫⃟⃤
kayaknya bakal ada anu lgi deh kok maksa banget yaaa tuh nenek lampir sama nenek sihir buat Leona nerima perjodohan itu..
2022-10-01
1
ㅤㅤ💖 ᴅ͜͡ ๓ᵕ̈✰͜͡v᭄ ᵕ̈💖
suruh aurora aja yg menikah n menerima pinangan 😂😂😂
good kay, lawan aja tuh kakak tiri
eh thor kehidupan asli Kayla gimana🙄 apa gak ada yang khawatir kehilangan kayla🙄
2022-09-11
50