Laras dan Alex keluar dari ruang kerja Aarav karena masih ada banyak pekerjaan, apalagi Adelio akan segera pulang. Laras ingin sekali membuat sebuah pesta indah untuk menyambut kedatangan si putra kembar nomor lima.
"Baby, Adelio lebih mirip aku ya sepertinya," ucap Alex sok kepedean.
"Tentu saja aku, dia mampu melakukan segala macam bela diri juga karena aku, apa kau lupa? aku juga memiliki kemampuan itu," jawab Laras.
Wanita yang saat ini berusia 40 tahun lebih itu, terlihat sangat segar penampilannya karena sangat giat berolahraga.
Apalagi izin mengikuti kelas bela diri, membuatnya semakin awet muda.
Alex juga tidak terlalu tua untuk menyanggupi setiap ajakan sang istri di malam hari, keduanya masih mampu melakukan banyak hal seperti saat muda dulu.
"Hm, okelah. Aku mengalah saja, kau yang lebih mirip Adelio, tapi nanti malam jangan lupa," bisik Alex daddy singa yang masih on saja meski sudah berumur.
"Haha ... okelah, itung-itung buat olahraga."
Sang istri mencium pipi Alex, membuat sang suami terkejut.
"Wow, DP kah ini?" tanya Alex.
"Iya sayang," jawab Laras.
Laras dan Alex masih selalu mesra, Laras yang tak segan memperlihatkan rasa cintanya lebih agresif saat lima putra sudah beranjak dewasa.
Si wanita dewasa yang suka beradegan dewasa, itulah Laras.
Saat kedua orang itu melewati meja pengunjung restoran yang kebetulan sangat ramai, Laras melihat ada hal yang berbeda dari Adya.
Si bungsu sedang menatap wajah si udik dengan sangat intens sambil senyum-senyum sendiri.
"Lex, coba kau lihat anak kita?" ucap Laras dengan menunjuk ke arah Adya yang sedang fokus memandang Anetta.
"Oh, mungkin sedang memberikan petunjuk, jadi Adya fokus. Aku sempat bertemu dengan gadis itu tadi, dia lumayan cantik dan baik. Namun, dia sangat sederhana, tidak cocok untuk Adya. Gadis macam dia harusnya menjadi istri Aarav, si berandal itu," ungkap sang daddy yang mulai menerka jodoh yang cocok untuk sang sulung.
Laras tidak setuju, dia lebih menyukai jika Aarav dengan putri teman satu tim bela dirinya bernama, Tifani.
"Tidak baby, dia bukan tipe Aarav, gadis udik, lusuh, aku kasihan dengannya kalau sampai menikah dengan Aarav, pasti akan dijadikan mainan saja, Hm ... dia dengan Adya saja. Adya dan si gadis udik tapi manis itu terlihat sangat serasi," ucap Laras penuh harap agar sang suami menuruti apa yang dia inginkan.
"Semuanya kita serahkan kepada anak-anak dan Tuhan saja, jadi kau jangan memohon hal yang belum tentu terjadi. Jika Aarav memang jodoh gadis itu, apa yang akan kita lakukan? hayo, kau harus realistis baby," ungkap Alex yang merasa terlalu menghabiskan banyak waktu berada di restoran milik sang putra sulung, padahal tujuannya datang ke sana hanya untuk memberi pelajaran kepada Aarav yang kurang ajar itu, tapi harus mendengarkan apa yang sang istri inginkan. Dia terlalu pusing dan bosan.
Alex menarik tangan sang istri dan memintanya segera pulang kerumah.
Mau tidak mau, Laras mengikuti apa yang dikatakan sang suami karena dia juga ingin mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan pesta penyambutan untuk Adelio.
...
Di tempat lain ...
Adya masih sibuk mengajari Anetta dalam mengerjakan tugas sebagai manager operasional, namun karena restoran dalam kondisi ramai, keduanya bergotong royong melayani para pelanggan yang sepertinya tak ada habisnya.
"Udik, kau lelah tidak?" tanya Adya saat membereskan piring dan gelas dari meja pelanggan.
"Tidak Tuan bos, kan aku karyawan, memang sudah tugasnya bekerja dan lelah," jawab si udik polos.
"Bukan itu maksudku, aku lapar, aku ingin mengajakmu istirahat," cakap Adya yang sebenarnya ingin mengajak Anetta makan siang bersama serta beristirahat karena sudah sangat bekerja keras dalam bekerja.
"Oh, aku nanti saja Tuan bos. Aku duluan saja," cakap sang gadis sambil membawa nampan yang berisi bekas piring dan gelas pelanggan ke dapur untuk di cuci.
Sedangkan Adya masih saja memaksa si udik untuk ikut bersamanya.
"Udik, ayo makan dulu. Nanti aku akan mengatakan kepada kakak bahwa kau terlalu semangat bekerja hingga lupa waktu makan, padahal kau adalah manager sekarang. Kalau kau sakit, nanti aku yang susah, restoran kakak akan rugi jika ada karyawan yang sakit dan tidak bekerja. Income akan berkurang dan banyak lagi hal buruk yang akan terjadi," jelas Adya memberikan informasi yang sama sekali tidak berfaedah dan cenderung tukang dusta.
"Astaga, apa seburuk itu Tuan bos?" tanya Anetta yang menghentikan aktivitas mencuci piring dan gelasnya.
"Iya, makanya! ayo, kau juga harus mempelajari ini itu, pembimbing akan marah padamu jika bekerja asal-asalan. Cepat! letakkan piring dan spons itu. Kita makan di Cafe karyawan," pinta Adya.
"Oh, oke. Aku cuci tangan dulu Tuan bos," jawab Anetta yang percaya saja dengan apa yang dikatakan oleh Adya.
Setelah cuci tangan usai, Anetta meninggalkan cucian piring dan gelas itu dan langsung dikerjakan oleh karyawan lain yang sudah standby menggantikan Anetta.
Kini kedua orang yang berjarak status sosialnya terlihat sedang berbincang.
Adya yang ramah, tidak membuat Anetta canggung, dia bebas saat bersama Adya.
"Tuan bos Aarav, apa dia baik-baik saja? aku lihat dia banyak bekas gigitan nyamuk di wajahnya," ujar Anetta yang tiba-tiba teringat akan akan Aarav.
"Haha, itu bukan gigitan nyamuk, gigitan siluman ular baru benar," jawab Adya yang memang mengakui Claudia seperti siluman ular saat bermain ganas bersama kakaknya, sudah berulang kali dia memergoki sang kakak bermain ular-ularan dengan Claudia hingga jadi seperti itu.
Langkah keduanya kini berada di depan Cafe karyawan, Adya meminta Anetta duduk terlebih dahulu karena dia yang akan memesan makanan.
Si udik yang merasa bawahan dari Adya dan Aarav, tidak mau mengikuti apa yang Adya katakan.
"Tuan bos, kau adalah atasanku, duduklah yang manis. Aku akan memesan makanan dan minuman yang spesial untuk Tuan bos," tegas sang gadis yang memang sangat menghormati atasannya dan tidak akan pernah membiarkan bos melakukan apapun, padahal ada karyawan yang harusnya bergerak cepat.
Adya makin terpesona dengan tindakan Anetta, dia mulai penasaran dan mencari tahu segala hal mengenai Anetta.
Si bungsu mengirim pesan ke bagian personalia dan meminta data tentang seorang gadis yang baru saja menjabat sebagai manager operasional.
Beberapa detik kemudian, sang personalia mengirimkan profil Anetta.
"Anetta, usia 16 tahun. Pendidikan : 0, bekerja di restoran itu awalnya karena rekomendasi dari seorang koki handal yang mengakui kehebatan Anetta saat kompetisi memasak bergengsi yang diselenggarakan oleh Aarav 2 tahun lalu untuk mencari bibit unggul chef masa depan yang masih muda dan fresh. Waktu itu Anetta terpilih menjadi juara 1 dan mendapatkan bonus bekerja di restoran ini," ucap Adya saat membaca pesan dari sang personalia.
"Astaga, dia si udik yang menang itu ya, aku yang bertanggung jawab atas lomba itu tapi tidak tahu jika si udik pemenang juara 1. Huh! sadar, aku pelupa!" imbuh Adya yang memukul kepalanya sendiri akibat pelupa.
Hal absurd ini diketahui oleh si udik, dia yang sedang membawa nampan berisi menu sea food andalan restoran itu, merasa aneh.
"Tuan bos? ada apa dengan kepalamu? apa kau merasa pusing?" tanya si udik sambil duduk dan meletakkan menu makan siang di atas meja.
"Oh, aku. Tidak apa-apa, hanya gatal saja," jawab Adya beralasan.
"Harusnya kalau gatal digaruk Tuan bos, bukan dipukul," ujar si udik yang kali ini berkata benar, tepat dan akurat.
Adya hanya bisa tersenyum seperti orang tidak berdosa karena saking malunya, Adya cemas jika Anetta tahu jika ia sedang mencari informasi lengkap mengenai si gadis udik.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
vhyra
gas pool adya
2022-09-13
1
🥰🥰 Si Zoy..Zoy..🤩🤩
Adya lebih cocok dengan Anetta...
Hayo Adya..pepet terus Anetta...
2022-09-03
1