Sang adik yang sudah tidak bisa berkata-kata lagi, kemudian memilih untuk masuk ke dalam ruangan lagi, sang gadis mencegah Aarav.
"Tuan bos Aarav masih main sapi uh ah tidak?" tanya sang gadis yang ternyata adalah Anetta.
"Sudah berhenti, kau ada urusan apa dengan kakakku?" tanya Adya.
"Aku ingin bertanya tentang stok ikan yang terus berkurang, padahal restoran sedang ramai dan menu ikan itu yang laris manis dipesan para pelanggan," ujar sang gadis absurd.
"Biar aku saja yang mengurusnya, dia akan melemparmu dengan sepatu hitamnya, sakit tauk!" ucap Adya dengan gayanya yang sok kocak.
"Anda lebih baik dari Tuan bos Aarav, anda baik," jawab Anetta si polos.
"Haha ... tidak juga, eh namamu siapa, aku baru melihat gadis aneh sepertimu ada disini," ungkap Adya.
"Aku sudah lama bekerja disini, hanya saja berada di dapur, kini aku menjadi manager operasional. Kata pembimbingku, aku bertugas ini itu, sesuai dengan data yang aku bawa ini Tuan bos," jelas si polos.
"Oh, kau pandai juga. Namun, kau sangat udik," ungkap Aarav saat melihat penampilan kuno Anetta.
"Aku memang udik Tuan bos, tapi karena ingin uang aku harus bekerja. Nah, kebetulan aku bisa memasak, alhasil masuk jadi karyawan restoran no.1 di kota Utara. Aku hanya anak nelayan Tuan bos, aku juga tidak bersekolah, baca, tulis, menghitung juga baru saja belajar."
Anetta menjelaskan segalanya kepada Adya, membuat Adya tersenyum.
"Kau luar biasa, kau harus bekerja keras agar menjadi CEO seperti Tuan bos Aarav, paham?" ungkap si Adya.
"Apa? bakso?" tanya si udik dengan raut muka aneh dan tidak paham.
"Kwkwkw bakso? CEO, udik. Itu lho, pemimpin perusahaan. Kalau Kak Aarav itu pemimpin restoran atau CEO nya restoran ini, jadi dia itu bersekolah sampai luar negeri agar mampu menjadi orang hebat!" cakap Adya membanggakan sang kakak.
Namun, saat tiba-tiba sosok sang mommy datang, dia langsung mundur teratur.
Tukang jodoh-jodoh mulai beraksi.
"Cie, sedang pendekatan dengan karyawan baru ya?" tanya sang mommy dengan raut bahagia.
"Apalah mommy, kami sedang berbincang mengenai pekerjaan," jelas sang putra bungsu.
"Iya Nyonya besar, kami sedang membicarakan bisnis," imbuh Anetta.
Si bungsu terlihat mengkode Anetta agar tidak ikut menjawab pertanyaan sang mommy, namun si telat mikir salah penafsiran.
"Oh iya, Tuan bos Aarav ada di dalam, silahkan masuk," kata si udik.
Adya tepok jidat, dia langsung menarik lengan sang gadis.
"Bukan itu maksudku, kau pergi lebih dulu, nanti aku menyusul, itu arti dari kode yang aku berikan kepadamu," bisik Adya.
"Ups ... maaf Tuan bos, aku tidak mengerti maksud Tuan bos," jelas sang gadis lugu bin ajaib itu.
Apapun yang Adya katakan, sepertinya tidak akan berpengaruh apapun terhadap si mommy.
Tanpa bisa menghentikan langkah sang mommy, si Adya pasrah.
Sang gadis masih saja bengong seperti orang linglung.
"Kau jangan seperti orang bodoh, lebih baik ikut aku saja," jelas si Adya.
Sang gadis mengekor langkah Adya yang memilih menjauh dari ruangan sang kakak yang sebentar lagi akan ada wanita ngamuk karena menemukan benda aneh yang ada di sekitar meja si putra pertama.
...
KLEK!
Tanpa basa-basi, Laras langsung membuka pintu itu dan terkejut dengan apa yang ada didepannya.
"Aarrraaaavvvvvvvvv!" teriak sang mommy yang melihat ruangan sang putra berantakan.
"Apa ini sayang! kau sudah membuat ruang kerjamu seperti kapal pecah! apa lagi ini, celana siapa? astaga, kau!" Sang mommy sampai stres menghadapi sang anak yang baik, penurut tapi nakal juga ini.
"Aku kira kau itu penurut, tenyata sama saja, kalau daddymu tahu, kau akan habis Aarav!" teriak sang mommy makin frustasi.
Aarav yang enggan keluar dari tempat persembunyiannya, hanya bisa diam dan tidak bergerak. Sedikit saja mengeluarkan suara, dia akan kena mental sama sang mommy yang akan menyergapnya.
BRUAK!
Sang mommy mengebrak meja dan membuat Aarav terkejut, dia terbentur meja dan terpaksa mengeluarkan suara.
"Aduh!"
Suara Aarav membuat sang mommy langsung bisa menemukan si anak sulung yang kini sangat nakal.
"Keluar tidak!" pinta sang mommy.
"I-ya mommy!" jawab sang putra sambil keluar dari bawah meja dan menunjukkan wajah merah merona akibat kecupan ganas si model cantik.
"Astaga! salahku apa Tuhan! kenapa dengan wajahmu? bajumu? binatang buas apa yang membuat penampilan tampanmu porak-poranda?" Sang mommy tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh putra sulung yang sangat ia kagumi dan banggakan itu.
Sang mommy tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
Dia hanya bisa duduk dan menelepon Alex agar sang daddy yang mengurusi ini semua.
"Lex, datang kemari. Lihat kelakuan anakmu!" ucap sang mommy penuh amarah.
"Mommy! jangan! Daddy akan menebas kepalaku jika tahu aku melakukan hal ini," pinta Aarav memohon, dia bersimpuh dihadapan sang mommy.
"Huft! aku juga tidak bisa menyalahkan dirimu sepenuhnya, karena Daddy juga seperti itu pada mommy tapi dia setia," bisik Laras yang membuat Aarav punya senjata untuk menghadapi sang daddy.
Namun, tetap saja dia takut.
"Daddy akan datang sebentar lagi, kau harus bicara baik-baik dengan daddymu, jangan memakai emosi," cakap sang mommy lemas.
Kepalanya berdenyut kala mengetahui kelakuan anaknya.
"Kau cuci muka dulu, aku dan Alex akan membahas perjodohan antara dirimu dengan teman mommy bernama Viona."
Mommy Laras terlihat sangat pasrah, dia tidak bisa protes ataupun memukul sang anak yang sudah kelewat batas.
Biar Alex yang menyelesaikan semuanya.
Sambil menunggu sang daddy datang, tiba-tiba saja mommy Laras teringat akan seorang gadis udik yang baru saja ia temui.
"Rav, kau tahu gadis yang berpakaian sederhana itu namanya siapa?" tanya sang mommy penasaran.
"Aku tidak tahu, tanya Adya atau Lexis saja. Dia yang selalu mengurus semua hal yang ada di restoran ini," jawab sang putra sulung dengan santai, membuat si mommy kesal.
"Astaga! apa yang kau lakukan di restoran? ha? semua pekerjaan adikmu yang kerjakan! Ya Tuhan! kenapa kau ...." Belum sempat sang mommy melanjutkan ucapannya.
Seorang pria gagah datang dengan gaya cool nya.
"Habislah riwayatmu Aarav, sudah ku bilang agar cuci mukamu!" bisik Laras.
Si cool mendekat ke arah sang istri," Baby, minggir, dia biar aku yang mengurusnya."
Sang mantan mafia meminta Aarav masuk ke dalam kamar mandi, si putra sulung sudah memahami apa yang dilakukan oleh Alex, dia pasrah.
"Basah dah, kena jewer kena apa lagi," ujar sang putra sudah paham hukuman yang akan dia dapatkan.
Namun, kali ini, Alex tidak terlihat seram, Aarav hanya bisa menatap wajah ayahnya yang lebih berseri.
Dia menyembunyikan amarah yang sesungguhnya.
'Daddy sedang senang sepertinya,' batin sang putra sulung mengira-ngira.
Dia tidak mengetahui jika sebenarnya sang ayah sedang melakukan hal yang akan membuat sang putra jera dan tidak mengulangi kegilaannya lagi.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
vhyra
🤣🤣🤣
2022-09-13
1
🌼Siti Sitek🌼
sunat lgi aja daddy
2022-09-03
1
Eva Karmita
Daddy kasih tu hukuman untuk anakmu yang nackallll 🤭🤭
2022-09-02
1