Adriana terdiam sambil mengingat tentang gadis yang dimaksudkan oleh ibunya. Selama ibunya mulai merambah ke dunia catering di rumahnya itu ia sibuk di kampusnya sehingga lupa dengan orang yang dimaksud ibunya.
Ibu Laila bersyukur setiap hari mereka mendapatkan pesanan dari berbagai penjuru Kota. Berkat kegigihan dan keuletan putri tunggalnya memperkenalkan dan mempromosikan usaha katering Ibunya.
Pundi-pundi bisa mereka rauf dengan mudahnya. Kemajuan teknologi membantu mereka untuk mengembangkan dan memajukan usaha kecil-kecilannya.
"Kalau menurut Riana sih Bu, itu ide yang bagus kasihan juga mereka yang katanya sudah mencari pekerjaan kemana-mana tapi selalu ditolak karena tersandung masalah ijazah mereka yang hanya tamatan SMP saja," terangnya yang teringat perkataan keduanya saat mereka bertemu beberapa hari yang lalu.
"Kamu saja yang hubungin mereka Nak, kebetulan Ibu tidak punya nomor hp satu pun dari mereka," jawabnya dengan merapikan beberapa perlengkapan makan mereka.
"Bu bagaimana dengan toko kue yang akan kita bangun? Menurut Bad, kita harus menambah satu ruangan khusus untuk tempat masak jika ada pesanan yang berskala besar seperti ini, kalau kita masak masih dalam rumah sepertinya terlalu sempit Bu," timpalnya lagi.
"Itu ide yang bagus juga, lagian lahan depan rumah masih cukup luas untuk membuat ruangan itu, kamu saja yang ngatur itu semua, karena menurut ibu kamu selalu tahu apa yang terbaik untuk urusan usaha kita," balasnya dengan tersenyum bahagia karena mendapat solusi yang tepat.
Beberapa saat kemudian, Adriana melihat jam tangannya, tersisa beberapa menit saja waktu yang tersisa untuknya, sehingga dia harus terburu-buru untuk ke perusahaan tersebut.
"Bu aku pamit yah, gara-gara keasyikan bicara, aku hampir terlambat, assalamu alaikum," ucapnya lalu mencium punggung tangan Ibu Laila dengan menyambar helm serta tas selempangnya.
"Waalaikum salam nak, Ibu doakan semoga apa yang kamu lakukan berjalan sesuai dengan harapanmu," sedikit berteriak karena anaknya sudah berada di atas punggung motornya.
"Bismillahirrahmanirrahim," ucapnya sebelum menyalakan mesin mobilnya.
Adriana menjalankan motornya lebih cepat dari biasanya. Karena waktu semakin mendekati pendaftaran ditutup. Beberapa saat kemudian, dia mematikan motornya tidak jauh dari pintu masuk Perusahaan.
Dia tidak memperhatikan lokasi tersebut yang ternyata ada tanda dilarang parkir. Saking terburu-burunya, dia pun melupakan kunci motornya.
"Ya Allah, semoga aku tidak terlambat?" Tanyanya sambil berlari ke arah dalam Lobi Perusahaan.
Apa yang dilakukan olehnya mendapatkan perhatian khusus dari orang-orang yang kebetulan lewat dan berpapasan dengan mereka. Kebanyakan dari mereka menertawainya. Dan tidak sedikit juga yang sudah berkomentar julid.
Dia melewati beberapa ruangan yang khusus diperuntukkan untuk tempat menerima karyawan baru khusus yang melengkapi dan memenuhi persyaratan yang sesuai dari aturan Perusahaan. Hatinya sempat terenyuh melihat mereka yang sudah berjejer dengan rapi untuk antri menunggu giliran mereka diinterview.
"Ya Allah… semoga saja aku diterima bekerja di Perusahaan besar ini," gumamnya Adriana.
Dia melangkahkan kakinya dan hingga detik itu dia belum menyadari jika helm masih terpasang dengan cantik di atas kepalanya yang menutupi mahkota rambutnya.
Dengan nafas yang ngos-ngosan, dia pun sampai di depan ruangan khusus untuk menerima karyawan. Dia dengan ikhlas aka menerima apapun hasil dari tes tersebut. Diterima Alhamdulillah, tidak dia akan terus berusaha untuk mencari pekerjaan di tempat lain.
"Maafkan saya Pak harus terlambat," ucapnya dengan penuh penyesalan saat sudah berada di depan pegawai khusus yang menerima karyawan.
"Minta maafnya diterima, tetapi tolong helmnya dibuka dulu Mbak, pasti berat rasanya sedari tadi terpasang di kepala Mbak," ucap pegawai perempuan yang tertawa cekikan melihat Adriana yang melupakan helmnya.
Adriana spontan memegang dan memeriksa kepalanya dan betapa terkejutnya dan malunya setelah menyadari hal tersebut. Nafeesa tersenyum malu-malu dengan kejadian yang dialaminya akibat dari keteledorannya sendiri.
"Eehhh maaf Bu, tidak sengaja," ujarnya dengan tersenyum malu-malu.
"Tidak apa-apa, itu sudah biasa terjadi, kalau gitu silahkan duduk Mbak," balasnya pegawai itu.
"Makasih banyak Bu," ucapnya lalu mendudukkan tubuhnya di atas kursi yang berhadapan langsung dengan pegawai yang akan menginterviewnya itu.
Ibu itu baru ingin membuka mulutnya lebar-lebar, tindakannya terhenti saat hpnya berdering di atas meja. Dia melihat siapa yang menelponnya disaat penting seperti sekarang.
"Maaf yah Mbak, aku angkat dulu telponnya," tuturnya lalu berdiri dari duduknya agar tidak menggangu orang lain saat bertelepon.
Setelah beberapa saat, pegawai itu sudah kembali duduk di tempatnya semula.
"Maaf, kita mulai sekarang yah, apa alasan Mbak untuk melamar pekerjaan di perusahaan sebesar ini di bagian keuangan?" Tanyanya sembari membaca cv nya Adriana.
"Kenapa? Karena hanya itu yang mampu saya lakukan saat ini dan kebetulan saya lulusan di bidang menejemen keuangan," jawabnya dengan santai.
......................
Silahkan mampir juga ke novel Aku yg lainnya judulnya ada di bawah ini, ceritanya pasti berbeda dan tetap recehan dan insya Allah menghibur..
Dilema Diantara Dua Pilihan
Pelakor Pilihan
Pesona Perawan
Cinta ceo Pesakitan
Ketika Kesetianku Dipertanyakan
Kau Hanya Milikku
Makasih banyak bagi kakak Readers yang telah memberikan dukungannya, i love you all…
Tetap Dukung Cinta Kedua CEO dengan cara, Favoritkan, Rate Bintang 5, like Setiap Episodenya, gift poin dan koin seikhlasnya..
Mohon maaf jika banyak terdapat beberapa kesalahan dalam penulisannya atau typo yang meresahkan Readers..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Amaira Singkil
feeling aku jodohnya Akmal nih
2022-09-29
0
Puspita Sari
wah kayaknya terbayar deh kerinduan sama Nafeesa Thor 🤭🙏
2022-09-12
1