Akmal tidak mungkin dia menduakan cintanya Rianti sampai kapan pun walaupun Rianti harus meninggal dunia sekalipun.
Prinsip Akmal adalah hidup sekali, jatuh cinta sekali, menikah sekali dan matipun cuma sekali.
Bu Dewi juga tidak tahu harus berbuat apa, karena mereka lah yang menjalani walaupun penyakit dan kondisi dari anak menantunya sudah tinggal menghitung hari saja dan kapan saja bisa merenggut nyawanya.
"Ya Allah… kalau memang harus seperti ini jalannya maka permudahlah semuanya untuk menuju jalanMu, aku sudah tidak sanggup dan tidak rela melihatnya setiap saat harus menderita," batinnya Bu Dewi sembari melap peluh keringat yang bercucuran membasahi seluruh wajah dan tubuhnya Rianti.
"Aaaahhhhhh!!!" Teriak Akmal yang memukul setir mobilnya.
"Aku sangat mencintaimu Rianti!! mana mungkin aku bisa melakukan hal itu, aku tidak mungkin tega melihatmu menderita dan sedih jika aku harus menikah lagi dengan wanita lain," sesalnya dengan memegang bajunya di bagian dadanya itu.
Akmal segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Pikirannya kalut, dia tidak bisa berpikir dengan baik. Perasaannya sangat sedih dengan permintaan dari istrinya yang sudah hampir dua bulan itu dia ucapkan.
Kondisi kesehatan Rianti semakin hari semakin bertambah parah dan memprihatinkan.
"Rianti!!!! cintaku dan kasih sayangku padamu tidak akan pernah berubah hingga akhir waktuku, walaupun hingga nanti kamu tidak bisa lagi melayaniku di atas ranjang!!" Teriaknya sambil terus mengemudikan kendaraannya.
Sedangkan di tempat lain, Akmal memarkirkan mobilnya di pinggir pantai,dia menatap ke arah laut seakan-akan dia mengabarkan kepada angin, kepada laut, ombak, matahari jika dirinya sedang kebingungan dan dilema dengan permintaan istrinya.
"Rianti!!! aku tidak mungkin menduakan cintamu sampai kapanpun hingga akhir waktuku di dunia ini sekalipun kamu sudah tiada," teriak Akmal yang duduk di atas kap mobilnya sambil melempar sebuah botol minuman kaleng yang bersoda ke arah laut.
Air matanya menetes membasahi pipinya, memang selama ini sudah menikah dengan Rianti kurang lebih empat tahun tapi, berhubungan intim dengannya hanya baru beberapa kali dan itu pun dalam keadaan yang sudah sering sakit-sakitan sehingga ia memutuskan untuk tidak menuntut sedikit pun haknya sebagai suami.
"Aku harus bagaimana lagi Rianti, aku tidak mungkin menduakan cintamu!! aku sangat mencintaimu melebihi diriku sendiri," Akmal menangis tersedu-sedu.
Awalnya dia ingin berangkat ke Kantornya, tetapi hatinya yang tidak tenang sehingga melarikan mobilnya hingga ke Pantai.
Beberapa jam sudah ia lewati di pantai tersebut. Hingga dering dan getar hpnya mampu membuyarkan lamunannya.
"Mami!" gumamnya saat melihat siapa orang yang telah menelponnya.
Dia pun buru-buru mengangkat telponnya karena mulai ketakutan dan khawatir dengan keadaan Istrinya.
"Assalamualaikum Mi," sapanya Akmal.
Tapi bukannya menjawab salam dari putranya dia hanya menangis tersedu-sedu di balik telpon. Perasaan Akmal langsung tidak enak dan kepikiran dengan kondisi dari istrinya.
"Mami! Tolong bicaralah, jangan hanya menangis saja, katakan kepadaku apa yang terjadi dengan istriku?" Tanyanya Akmal dengan raut wajahnya yang sudah sendu dengan matanya yang memerah.
Ibu Dewi yang menangis tersedu-sedu segera mengatur nafasnya dan menyeka air matanya lalu segera menjawab pertanyaan dari anaknya.
"Rianti Nak, dia su-dah…" ucapannya yang terbata langsung terpotong karena kembali melanjutkan tangisannya itu.
"Apa yang terjadi dengan Rianti Mi?" Tanyanya Akmal yang sudah mendesak maminya untuk segera berbicara jujur dan berterus terang kepadanya apa yang sudah terjadi.
"Istrimu Rianti sudah pergi untuk selamanya," jawabnya Bu Dewi.
Bagaikan tersambar petir di siang bolong itu, Akmal spontan menjatuhkan hpnya stelah mendengar perkataan dari mulut Maminya jika perempuan ke dua dalam hidupnya sudah meninggal dunia.
Akmal tergugu dalam tangisnya, dia segera berjalan ke arah mobilnya lalu mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi.
"Ya Allah... kenapa engkau tega memanggil istriku disaat aku tidak ada di sampingnya, maafkan aku Rianti, aku sangat mencintaimu dan aku berjanji untuk selamanya kamu tetap nomor satu di dalam hatiku dan hidupku untuk selamanya hingga akhir waktu," sungutnya Akmal yang sangat sedih atas kematian istrinya tercinta karena penyakit yang sudah lama diidapnya itu.
Kematian selalu menyisakan luka yang mendalam bagi setiap orang. Terlebih saat keluarga atau orang-orang terdekat telah menemui ajalnya, tentu hal ini menjadi peristiwa yang sangat memilukan.
Sebagai manusia yang masih diberi kesempatan untuk hidup, sudah seharusnya selalu mendoakan orang yang sudah meninggal agar diberi tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.
......................
Silahkan mampir juga ke novel Aku yg lainnya judulnya ada di bawah ini:
Dilema Diantara Dua Pilihan
Cinta dan Dendam
Pelakor Pilihan
Pesona Perawan
Cinta ceo Pesakitan
Ketika Kesetianku Dipertanyakan
Kau Hanya Milikku
Makasih banyak bagi kakak Readers yang telah memberikan dukungannya, i love you all…
Tetap Dukung Cinta Kedua CEO dengan cara, Favoritkan, Rate Bintang 5, like Setiap Episodenya, gift poin dan koin seikhlasnya..
Mohon maaf jika banyak terdapat beberapa kesalahan dalam penulisannya atau typo yang meresahkan Readers..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
y1n hu
sehat selalu kakak author
2023-02-03
0
aina ayatun arta
kematian pasti akan datang
2023-01-03
0
Amaira Singkil
maut, jodoh, Resky semuanya sudah ditentukan
2022-09-29
0