2. Suami Tak Pengertian

Pekerjaan ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang tak pernah dipandang oleh sebagian besar orang, terutama oleh pria. Mereka selalu menganggap bahwa kami adalah pengangguran. Pekerjaan yang tak ada habisnya dari pagi hingga bertemu pagi lagi.

Dengan tiga orang anak yang masih kecil seperti aku, bukan pekerjaan yang mudah jika harus mengerjakan semuanya seorang diri. Hal itu selalu di protes oleh mas Anang saat pulang kerja dan mendapati rumah yang di penuhi mainan berserakan, tumpukan baju yang belum aku setrika, atau cucian piring yang masih menggunung di dapur.

"Kerjaan kamu di rumah ngapain sih dek, masak setiap aku pulang ada aja yang belum beres?" Protes mas Anang saat aku baru saja melahirkan si bungsu, Anin.

"Mas, aku apa-apa ngerjain sendiri. Anak kita ada tiga mas, mungkin aku bisa menyelesaikan pekerjaan rumah dengan cepat tapi anak kita nggak keurus. Aku harus bagi waktu dengan ketiga anak kita dan kerjaan rumah. Itu nggak gampang mas. Belum lagi anak kita si bungsu, di usianya yang segitu dia lagi banyak-banyaknya butuh asi," jawabku dengan lembut.

Sumpah Demi apapun yang ada di dunia ini beserta isinya, aku selalu bicara lembut pada mas Anang meskipun aku sedang marah dan kesal padanya seperti sekarang ini. Aku menghargainya sebagai suami dan juga surgaku. Meskipun dia tak pernah melihat betapa susah dan riweh nya aku mengurus tiga anak sendirian.

"Kamu kalau anak-anak tidur semua juga ikut tidur kan? Mangkanya kerjaan rumah nggak pernah beres."

"Astaghfirullah mas, bagaimana bisa aku tidur siang kalau jam tidur Alif sama Agil aja beda. Kamu kan tahu sendiri kalau kamu libur kerja, jam tidur mereka beda. Kenapa kamu masih tanya mas?"

Hari-hari ku selalu saja di penuhi dengan aksi dan kata pembelaan untuk diriku sendiri. Sekekeh apapun aku menjelaskan, mas Anang tak akan pernah bisa mengerti sebelum dia bersedia bertukar tempat dengan ku.

Hari-hari ku tak mudah setelah menjadi istri mas Anang. Jika dahulu aku bisa memanjakan diriku ke salon, maka tidak untuk enam tahun belakangan ini. Sejak menikah, aku diminta berhenti bekerja oleh mas Anang. Aku iyakan saja, karena jujur aku senang mas Anang melarangku bekerja. Itu artinya dia sayang padaku, dan dia pun mengatakan akan memenuhi seluruh kebutuhan termasuk ke salon untuk merawat diri.

Namun, semua berubah saat satu tahun usia pernikahan kami. Ayah mertuaku meninggal dunia, dan dengan entengnya, ibu mertuaku mengatakan bahwa kehidupan dirinya dan juga anak bungsunya di tanggung oleh mas Anang selaku anak sulung.

Padahal ibu tahu bahwa mas Anang masih menjadi karyawan biasa dengan pendapatan yang cukup untuk kami bertiga, kala itu anakku masih satu. Sempat aku layangkan keberatan ku kala itu.

"Bu. Kan masih ada Galuh, dia lebih sukses dari mas Anang, dia punya usaha di kota besar. Maskudku, tidak seharusnya ibu menumpahkan segala tanggung jawab ke mas Anang. Bukannya apa-apa bu, tapi alangkah baiknya kalau Galuh juga diikutsertakan dalam menanggung biaya hidup dan kuliah Fadil. Kalau mas Anang semuanya, jelas itu keberatan untuk mas Anang bu."

"Kok kamu jadi atur saya. Galuh punya dua anak yang masih kecil Yu. Kehidupan di kota mahal, lagipula Anang kan anak sulung. Dia yang jadi pengganti ayahnya. Bilang aja kalau yang keberatan itu kamu. Pakai bawa-bawa anak saya. Ibu yakin Anang bersedia kok nanggung hidup kami juga. Iya kan Nang?"

Suamiku hanya mengangguk kala itu. Meskipun aku tahu dia keberatan, tapi mungkin saja dia tak ada pilihan. Karena keras kepalanya ibu yang tak ada obat hingga sekarang.

Dan apa yang aku takutkan benar-benar terjadi. Hidupku jadi pontang panting karena perekonomian kami yang jadi berkurang. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk berjualan karena yang yang diberikan mas Anang tidak lagi cukup seperti dahulu. Tentu saja itu terjadi karena anggota keluarga kami yang bertambah.

"Dek ini uang buat bayar daftar sekolah Alif ya. Ini aku ambil dari jatah ibu dan Galuh. Jadi sebulan kedepan aku hanya bisa kasih kamu separuh dari biasanya ya," kata suamiku dengan entengnya.

"Ya Allah mas, kamu hanya kasih aku dua ratus ribu perbulannya. Itu aja aku harus tambah pakai uang pribadi aku dari jualan. Terus kamu bulan depan mau kasih seratus ribu aja? Mas, pikirin kita juga dong mas. Kalau kamu kurangi jatah aku, gimana caranya aku nambahinnya mas."

"Ya dari jualan kamu dek. Pasti bisa kok. Hanya sebulan aja."

Aku diam, rasanya tak perlu lagi menjawab apa yang diucapkan suamiku. Rasanya sangat sulit untuk membuka logikanya bahwa aku ini harus jungkir balik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Aku tidur dengan membelakangi suamiku, karena mataku sudah berembun dan tak dapat ditahan lagi agar tak menetes. Aku sangat nelangsa dengan kehidupan yang akun jalani. Aku tetap harus banting tulang agar kebutuhan ku tercukupi. Dan mas Anang sekaan buta dengan apa yang aku lakukan. Di masih saja membela ibunya yang hanya benalu buatku.

Bukannya aku kurang ajar, tapi apa yang beliau lakukan sangatlah tidak adil bagiku. Ah sudahlah, tidak ada habisnya jika aku memikirkan beliau. Lebih baik aku memilih bagaimana caranya agar aku bisa memperbanyak uang, agar aku tak bingung saat anak-anak ku sudah sekolah ke tingkat yang lebih tinggi. Saat Alif baru masuk TK saja jatahku di kurangi. Bagaimana kalau nanti masuk SD?

*

Hari ini aku akan ke sekolah untuk mendaftarkan anakku menjadi murid di TK. Untunglah jarak rumah dan sekolah sangat dekat, jadi tak perlu tambahan biaya. Cukup dengan berjalan kaki saja sudah sampai.

Aku mengajak serta kedua adik Alif, karena memang tak ada yang bisa aku mintai bantuan untuk menjaga mereka atau salah satu dari mereka. Rumahku memang dekat dengan ibu mertuaku, tapi sayangnya beliau tak terlalu sayang atau peduli dengan anak-anakku. Yang beliau sayangi hanya cucu dari Galuh.

Ya, hanya karena aku yatim piatu dan tak punya apa-apa, ibu mertuaku memandang rendah diriku. Berbeda dengan istri Galuh yang berasal dari kota, kaya raya dan lebih segalanya dariku.

Jika kalian bertanya bagaimana bisa aku menikah dengan mas Anang sementara ibuya tak suka padaku. Jawabannya adalah karena dahulu mas Anang sangat mencintai ku, bertahun-tahun lamanya mas Anang mempertahankan aku dan berusaha untuk meluluhkan hati ibunya. Dan usaha mas Anang tak sia-sia, meskipun dengan terpaksa, kedua mertuaku akhirnya mengizinkan kami menikah.

"Permisi mbak maaf, ini saya harus kemana ya kalau mau daftar?" tanya seorang wanita yang belum pernah aku jumpai selama enam tahun aku tunggal di ujung kota ini.

"Oh masuk sini aja mbak, saya juga baru selesai daftar kok. Mbak orang baru kah di sini?" tanyaku penasaran.

"Iya mbak. Saya tinggal di kontrakan ujung sana. Kebetulan suami dipindah tugaskan ke sini," balas wanita itu dengan menunjukkan arah rumah yang sudah lama kosong.

"Oh gitu, kenalin saya Ayu. Rumah saya di depan sana, yang halaman luas dan ada etalase jualan." Tak lupa aku menyodorkan tangan untuk berkenalan.

"Saya Risa. Senang bisa kenalan dengan mbak."

Aku tersenyum dan pamit pulang telebih dahulu, karena urusan ku selesai dan aku harus mengurus rumah yang masih acak adut.

Terpopuler

Comments

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

perempuan bisa apa? maunya y anak 1 dl smpe mapan. tp beda dg suami yg sk bercocok tanam tnpa pusing mkr kl istrinya smpe hamil lagi. hdp aja sesusah itu mesti mending2 pas blm nikah

2025-04-16

0

yuyunn 2706

yuyunn 2706

kok ndridil anaknya,kan bs KB

2025-01-01

0

AGhanteng

AGhanteng

Kesal juga ya dapat suami seperti ini...
Seperti kisah aku awal pernikahan 3thn.
Suami dulu bela bgt ibu mertua dan adik ipar.
3thn aku tinggal dirmh ibu mertua,bayangkan rasanya gmn?
Aku ttp sabar dan mnta dibukakan pintu hati & lembutkan hati suami ku kepd ku itu doa yg selalu ku ulang2.
Alhamdulillah suami aku sadar dan aku diajaknya pindah dr rmh ibu mertua.

2022-10-10

2

lihat semua
Episodes
1 1. Tak Adil
2 2. Suami Tak Pengertian
3 3. Ibu Mertua Menyebalkan
4 4. Fakta Tersembunyi
5 5. Terbongkarnya Penipuan
6 6. Mulai Usaha Baru
7 7. Suami Tak Tahu Malu
8 8. Winda Ku
9 9. Ketahuan
10 10. Karma Kecil Ibu Mertua
11 11. Hinaan Suami
12 12. Bertemu Lagi
13 13. Terungkap
14 14. Misi Rahasia
15 15. Luka Yang Dalam
16 16. Cahaya Dalam Gelap
17 17. Suami Tak Tahu Diri
18 18. Babak Belur
19 19. Pergi
20 20. Teman Rasa Keluarga
21 21. Karma Instan
22 22. Ada Yang Berbeda
23 23. Kehilangan
24 24. Sakit
25 25. Dara
26 26. Dipermalukan Lagi
27 27. Kenapa Jadi Sewot?
28 28. Berubah Pikiran
29 29. Perhatian
30 30. Misterius
31 31. Bertemu Om Lagi
32 32. Penolakan
33 33. Wanita Tua Kembali Berulah
34 34. Kehilangan Anak
35 35. Terkejut
36 36. Murka
37 37. Kritis
38 38. Pamit
39 39. Bertemu
40 40. Janji Alif
41 41. Mulai Merasa Kehilangan
42 42. Insecure
43 43. Tenggelam Dalam Penyesalan
44 44. Membawa Perubahan
45 45. Jaka Patah Hati
46 46. Pendirian Yang Masih Sama
47 47. Bucin
48 48. Aneh
49 49. Merindukan Ibu
50 50. Ulang Tahun
51 51. Melamar
52 52. Karma Tak Semanis Kurma
53 53. Penyesalan Tiada Akhir
54 54. Penolakan
55 55. Sekarat
56 56. Duka
57 57. Sudah Takdir
58 58. Gara-gara Maling
59 59. Janji Jaka
60 60. Di Luar Rencana
61 61. Sudah Dewasa
62 62. Harga Diri Rifki Terluka
63 63. Kekasih Semalam
64 64. Ribut
65 65. Sah
66 66. Rintihan Malam
67 67. Modus
68 68. Bertemu
69 69. Hampir
70 70. Terus Terang
71 71. Dara Kumat
72 72. Firasat
73 73. Rumah Sakit
74 74. Kelahiran Dan Kematian
75 75. Surat
76 76. Caper
77 77. Caper Berakhir Baper
78 78. Kumpulan Keluarga
79 79. Musibah
80 80. Ditemukan
81 81. Ujian
82 82. Sentuhan Rindu
83 83. Sayang Kembali
84 84. Bahaya
85 85. Bahaya 2
86 86. Khawatir
87 87. Usaha Yang Gagal
88 88. Kecurigaan Jaka
89 89. Hilang
90 90. Terlantar
91 91. Serba Salah
92 92. Trauma
93 93. Histeris lagi
94 94. Diuji untuk kuat
95 95. Hancurnya Hati Seorang Kakak
96 96. Nekat
97 97. Awal Yang Baik
98 98. Rasa Sesungguhnya
99 99. Cinta Seorang Kakak
100 100. Sekarang Jam Berapa, Bu?
101 101. Seperti Lahir Kembali
102 102. Bertemu
103 103. Aku Sayang Kamu
104 104. Jalan-jalan
105 105. Taman
106 106. Dek
107 107. Bertemu Lagi
108 108. Lamaran
109 109. Kekhawatiran Dara
110 110. Belum siap
111 111. Hampir
112 112. Dara Yang Polos
113 113. Selesai Sudah
Episodes

Updated 113 Episodes

1
1. Tak Adil
2
2. Suami Tak Pengertian
3
3. Ibu Mertua Menyebalkan
4
4. Fakta Tersembunyi
5
5. Terbongkarnya Penipuan
6
6. Mulai Usaha Baru
7
7. Suami Tak Tahu Malu
8
8. Winda Ku
9
9. Ketahuan
10
10. Karma Kecil Ibu Mertua
11
11. Hinaan Suami
12
12. Bertemu Lagi
13
13. Terungkap
14
14. Misi Rahasia
15
15. Luka Yang Dalam
16
16. Cahaya Dalam Gelap
17
17. Suami Tak Tahu Diri
18
18. Babak Belur
19
19. Pergi
20
20. Teman Rasa Keluarga
21
21. Karma Instan
22
22. Ada Yang Berbeda
23
23. Kehilangan
24
24. Sakit
25
25. Dara
26
26. Dipermalukan Lagi
27
27. Kenapa Jadi Sewot?
28
28. Berubah Pikiran
29
29. Perhatian
30
30. Misterius
31
31. Bertemu Om Lagi
32
32. Penolakan
33
33. Wanita Tua Kembali Berulah
34
34. Kehilangan Anak
35
35. Terkejut
36
36. Murka
37
37. Kritis
38
38. Pamit
39
39. Bertemu
40
40. Janji Alif
41
41. Mulai Merasa Kehilangan
42
42. Insecure
43
43. Tenggelam Dalam Penyesalan
44
44. Membawa Perubahan
45
45. Jaka Patah Hati
46
46. Pendirian Yang Masih Sama
47
47. Bucin
48
48. Aneh
49
49. Merindukan Ibu
50
50. Ulang Tahun
51
51. Melamar
52
52. Karma Tak Semanis Kurma
53
53. Penyesalan Tiada Akhir
54
54. Penolakan
55
55. Sekarat
56
56. Duka
57
57. Sudah Takdir
58
58. Gara-gara Maling
59
59. Janji Jaka
60
60. Di Luar Rencana
61
61. Sudah Dewasa
62
62. Harga Diri Rifki Terluka
63
63. Kekasih Semalam
64
64. Ribut
65
65. Sah
66
66. Rintihan Malam
67
67. Modus
68
68. Bertemu
69
69. Hampir
70
70. Terus Terang
71
71. Dara Kumat
72
72. Firasat
73
73. Rumah Sakit
74
74. Kelahiran Dan Kematian
75
75. Surat
76
76. Caper
77
77. Caper Berakhir Baper
78
78. Kumpulan Keluarga
79
79. Musibah
80
80. Ditemukan
81
81. Ujian
82
82. Sentuhan Rindu
83
83. Sayang Kembali
84
84. Bahaya
85
85. Bahaya 2
86
86. Khawatir
87
87. Usaha Yang Gagal
88
88. Kecurigaan Jaka
89
89. Hilang
90
90. Terlantar
91
91. Serba Salah
92
92. Trauma
93
93. Histeris lagi
94
94. Diuji untuk kuat
95
95. Hancurnya Hati Seorang Kakak
96
96. Nekat
97
97. Awal Yang Baik
98
98. Rasa Sesungguhnya
99
99. Cinta Seorang Kakak
100
100. Sekarang Jam Berapa, Bu?
101
101. Seperti Lahir Kembali
102
102. Bertemu
103
103. Aku Sayang Kamu
104
104. Jalan-jalan
105
105. Taman
106
106. Dek
107
107. Bertemu Lagi
108
108. Lamaran
109
109. Kekhawatiran Dara
110
110. Belum siap
111
111. Hampir
112
112. Dara Yang Polos
113
113. Selesai Sudah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!