3. Ibu Mertua Menyebalkan

Aku mengerjakan pekerjaan rumah dengan berpikir bagaimana caraku untuk mendapatkan penghasilan lebih. Kebutuhan semakin mahal, di tambah lagi Alif sudah sekolah, pasti akan perlu banyak biaya. Aku tidak bisa mengandalkan uang dari mas Anang dan juga uang dari jualan ku saja. Aku khawatir jika suatu saat nanti ada kebutuhan mendesak dan aku tak ada tabungan. Hutang adalah bukan pilihan terbaik, karena pasti akan berujung pada jatah bulanan ku yang berkurang.

"Yu." Di saat aku sedang sibuk dengan tumpukan pakaian yang belum tersetrika aku mendengar ibu mertua ku yang berteriak dari teras.

Sudah menjadi kebiasaannya berteriak memanggil namaku. Dan sudah dipastikan beliau ke rumah ku hanya untuk meminta sesuatu.

Aku terus melanjutkan kegiatan ku tanpa menoleh apa lagi menjawab teriakan beliau.

"Ibu minta nasi ya buat makan Fadil. Beras ibu habis, tapi tadi udah nitip beras ke suami kamu kok." Seperti biasa, ibu meminta izin terlebih dahulu namun, tangannya terus bergerak mengambil nasi dan piring meskipun permintaannya itu belum aku iyakan.

"Nggak sekalian lauknya bu?" Aku sengaja menawari bermaksud untuk menyindir. Tapi sepertinya sindiran ku mental di telinga beliau.

"Emang kamu masak apa?" tanya ibu dengan membuka tutup meja makan ku.

Aku hanya menoleh tanpa menjawab. Entah kenapa ibu mertua ku ini seakan mukanya sudah sangat tebal. Beliau sama sekali tak punya malu, sering meminta apa yang aku punya namun, jika aku butuh sesuatu beliau seakan tutup mata, mulut dan telinga. Jangankan aku, anakku saja tak pernah beliau sentuh. Dari anakku Alif hingga Anin, beliau sama sekali tak pernah menggendong mereka.

"Kamu nggak bosen apa tiap hari masak sayur? Sekali kali masak ayam nggak apa-apa kali, Yu. Buat nyenengin anak sama suami kamu."

"Ibu lupa atau perlu aku ingatkan? Bagaimana bisa aku masak ayam atau masak enak kalau pendapatan mas Anang saja harus dibagi juga sama ibu. Memang ibu bisa kalau dikasih uang dua ratus ribu per bulannya masak ayam? Kalau buat aku yang penting anak-anak bisa makan bu, suami aku juga nggak pernah protes aku sering masak sayur yang sederhana. Yang aku masak bukan sampah, ada gizinya kok bu. Mungkin mas Anang juga sadar diri nggak minta makan yang enak-enak karena ngasih uang yang nggak seberapa." Aku menjawab dengan nada yang halus dan lembut.

Seperti yang sudah aku bilang di awal. Aku selalu menghormati suami dan juga ibu mertuaku. Biar bagaimana pun mereka adalah orang yang bersedia menanggung hidupku. Sekali lagi aku tekankan, aku tidak bermaksud kurang ajar dengan beliau. Aku hanya manusia biasa yang punya titik dimana aku merasa lelah dan bosan dengan tingkah ibu.

Aku tidak peduli dengan apa yang di pikirkan oleh ibu mertua ku. Jujur saja aku sudah muak dengan semua ini. Selalu saja mengalah dan selalu dipersalahkan. Aku menghormati beliau bukan berarti aku harus terus mengalah dan diam. Sudah cukup selama hampir tujuh tahun pernikahan aku diinjak seperti ini. Aku perlu menyuarakan apa yang menjadi beban hidup dan hatiku. Kalau tidak begitu aku bisa menjadi daftar orang baru yang mengisi ranjang rumah sakit jiwa.

"Ya ampun Yu, harusnya Kamu bersyukur punya suami seperti Anang. Dia tidak pernah nuntut kamu ini itu. Lihat penampilan kamu sama ibu-ibu yang lain. Masih untung kamu dapat anak ibu. Bukannya kamu selalu mengeluh dengan apa yang diberi Anang." Entah aku yang salah dengar atau mulut ibu mertua ku tercinta yang memang harus dipukul dengan parutan kelapa.

"Aku sangat bersyukur bu punya mas Anang, kalau aku nggak besyukur kan aku nggak mungkin masih ada di sini. Ibu ini ada-ada aja. Dan untuk penampilan aku yang kalah jauh sama tetangga kita, ya itu jelas lah bu. Ibu-ibu muda lainnya diberi uang lebih suaminya untuk merawat diri, ke salon, liburan, me time. Mereka juga nggak ngurus anak sendirian. Ibu-ibu mereka bantu bu, entah hanya menggendong ketika ibunya sedang dandan atau sedang belanja. Apakah hidup aku seperti itu bu? Aku juga bisa seperti mereka kalau aku diberi materi, waktu dan wadah." Aku menjawab dengan santai seraya terus menggosok pakaian. Sama sekali aku tak mendongak menatap ibu. Mungkin saja sekarang wajahnya sangat kesal dan bisa jadi memerah menahan amarah.

"Semakin ke sini kamu kalau di beri tahu semakin ngelunjak dan melawan." Dari jawaban beliau bisa aku simpulkan bahwa beliau kesal. Entah karena sudah kehabisan akal untuk mencela ku atau memang sudah sangat kesal, beliau langsung pulang tanpa pamit.

Selesai dengan tumpukan baju, aku segera membersihkan rumah dan mainan anakku. Sebentar lagi mas Anang pasti akan pulang dan anak-anak masih main dengan teman-temannya.  Ah biarkan saja mereka mandi sedikit terlambat, toh tidak setiap hari.

Selesai dengan rumah dan cucian piring. Aku mendudukkan diriku di lantai dengan selonjoran. Rasa lelah yang setiap hari aku rasakan, nyatanya tak mampu membuat aku terbiasa dengan keletihan ini.

Masih jam setengah empat. Aku meraih ponsel dan membuka sosial media ku. Aplikasi biru yang penuh dengan postingan teman-temanku yang jujur saja membuat aku iri, kenapa nasibku tak seberuntung mereka.

Astaghfirullah, kenapa aku jadi membandingkan hidupku dengan hidup mereka? Yang aku tahu hanya kebahagiaan mereka di sosial media yang entah itu palsu atau tidak. Aku tak tahu kehidupan sehari-hari mereka bagaimana.

Aku terus menggulir layar ke bawah, hingga aku temukan postingan Risa. Tetangga baru yang baru saja tadi pagi aku bertemu dengannya. Hal itu aku tahu dari foto profilnya yang bergambar dirinya dan juga anak suaminya.

Melihat postingan yang baru saja aku lihat, dia berjualan produk-produk yang di kenal banyak orang. Tak mau buang waktu, aku segera meng klik profil Risa untuk mengetahui apa saja yang dia jual.

Aku sedang mencari uang tambahan untuk sehari-hari, syukur-syukur jika aku bisa menabung. Dan detik ini juga Allah mengirimkan jawaban atas apa yang aku inginkan.

Berdasarkan profil Risa di aplikasi biru, dia tak hanya berjualan satu produk saja. Tapi banyak sekali, dan semua barang yang dia jual barang bermerk yang di kenal banyak orang dari kalangan manapun.

Tidak ada yang tidak kenal dengan barang tuppercare, mis glowing, shoppa, dan juga alat peralatan dapur yang bermerk bolda. Dari komentar yang aku lihat pun banyak sekali yang berminat dan berniat membeli produk-produk yang di pamerkan Risa. Jika aku melihat daftar harganya pun, punya Risa jauh lebih murah.

Melihat hal itu aku berniat untuk jadi membernya, dengan harapan aku bisa memperbaiki apa yang tidak bisa diperbaiki suami ku. Aku bukan merendahkan, menghina atau apapun, aku bicara realita. Kenyataan yang akun hadapi tidaklah mudah. Sudah hampir tujuh tahun aku diam, diam dengan keadaan tapi tidak ada yang mengerti apa yang aku rasakan.

Aku sudah memikirkan hal ini, jika aku berhasil menjadi member Risa, tidak ada yang boleh tahu jika aku mempunyai kerjaan sampingan selain berdagang sosis goreng. Jika ada yang tahu maka aku akan jadi mesin ATM untuk keluarga suamiku.

Setelah beristirahat cukup lama dan menghilangkan sedikit letih di tubuh ku, aku bangkit dan menjemput ketiga anakku yang sedang bermain di rumah sebelah. Entah kenapa hatiku sedikit lega, laksana seluruh bebanku terangkat. Padahal, aku belum melakukan apapun. Aku hanya ada niatan untuk memulai merubah hidupku.

Terpopuler

Comments

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

pgn tak suwek lambemu Bu, hak nafkah mantumu mbok embat seh iso ngomong mangan ayam.. iso nyepak i nasi sayur mgkn kui yo duite mantumu hora anakmu.

2025-04-16

0

Rina Mariana

Rina Mariana

fakta kehidupan sekarang spt ini, klu perempuan ga kerja, ya sengsara, tapi ga semua si

2025-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 1. Tak Adil
2 2. Suami Tak Pengertian
3 3. Ibu Mertua Menyebalkan
4 4. Fakta Tersembunyi
5 5. Terbongkarnya Penipuan
6 6. Mulai Usaha Baru
7 7. Suami Tak Tahu Malu
8 8. Winda Ku
9 9. Ketahuan
10 10. Karma Kecil Ibu Mertua
11 11. Hinaan Suami
12 12. Bertemu Lagi
13 13. Terungkap
14 14. Misi Rahasia
15 15. Luka Yang Dalam
16 16. Cahaya Dalam Gelap
17 17. Suami Tak Tahu Diri
18 18. Babak Belur
19 19. Pergi
20 20. Teman Rasa Keluarga
21 21. Karma Instan
22 22. Ada Yang Berbeda
23 23. Kehilangan
24 24. Sakit
25 25. Dara
26 26. Dipermalukan Lagi
27 27. Kenapa Jadi Sewot?
28 28. Berubah Pikiran
29 29. Perhatian
30 30. Misterius
31 31. Bertemu Om Lagi
32 32. Penolakan
33 33. Wanita Tua Kembali Berulah
34 34. Kehilangan Anak
35 35. Terkejut
36 36. Murka
37 37. Kritis
38 38. Pamit
39 39. Bertemu
40 40. Janji Alif
41 41. Mulai Merasa Kehilangan
42 42. Insecure
43 43. Tenggelam Dalam Penyesalan
44 44. Membawa Perubahan
45 45. Jaka Patah Hati
46 46. Pendirian Yang Masih Sama
47 47. Bucin
48 48. Aneh
49 49. Merindukan Ibu
50 50. Ulang Tahun
51 51. Melamar
52 52. Karma Tak Semanis Kurma
53 53. Penyesalan Tiada Akhir
54 54. Penolakan
55 55. Sekarat
56 56. Duka
57 57. Sudah Takdir
58 58. Gara-gara Maling
59 59. Janji Jaka
60 60. Di Luar Rencana
61 61. Sudah Dewasa
62 62. Harga Diri Rifki Terluka
63 63. Kekasih Semalam
64 64. Ribut
65 65. Sah
66 66. Rintihan Malam
67 67. Modus
68 68. Bertemu
69 69. Hampir
70 70. Terus Terang
71 71. Dara Kumat
72 72. Firasat
73 73. Rumah Sakit
74 74. Kelahiran Dan Kematian
75 75. Surat
76 76. Caper
77 77. Caper Berakhir Baper
78 78. Kumpulan Keluarga
79 79. Musibah
80 80. Ditemukan
81 81. Ujian
82 82. Sentuhan Rindu
83 83. Sayang Kembali
84 84. Bahaya
85 85. Bahaya 2
86 86. Khawatir
87 87. Usaha Yang Gagal
88 88. Kecurigaan Jaka
89 89. Hilang
90 90. Terlantar
91 91. Serba Salah
92 92. Trauma
93 93. Histeris lagi
94 94. Diuji untuk kuat
95 95. Hancurnya Hati Seorang Kakak
96 96. Nekat
97 97. Awal Yang Baik
98 98. Rasa Sesungguhnya
99 99. Cinta Seorang Kakak
100 100. Sekarang Jam Berapa, Bu?
101 101. Seperti Lahir Kembali
102 102. Bertemu
103 103. Aku Sayang Kamu
104 104. Jalan-jalan
105 105. Taman
106 106. Dek
107 107. Bertemu Lagi
108 108. Lamaran
109 109. Kekhawatiran Dara
110 110. Belum siap
111 111. Hampir
112 112. Dara Yang Polos
113 113. Selesai Sudah
Episodes

Updated 113 Episodes

1
1. Tak Adil
2
2. Suami Tak Pengertian
3
3. Ibu Mertua Menyebalkan
4
4. Fakta Tersembunyi
5
5. Terbongkarnya Penipuan
6
6. Mulai Usaha Baru
7
7. Suami Tak Tahu Malu
8
8. Winda Ku
9
9. Ketahuan
10
10. Karma Kecil Ibu Mertua
11
11. Hinaan Suami
12
12. Bertemu Lagi
13
13. Terungkap
14
14. Misi Rahasia
15
15. Luka Yang Dalam
16
16. Cahaya Dalam Gelap
17
17. Suami Tak Tahu Diri
18
18. Babak Belur
19
19. Pergi
20
20. Teman Rasa Keluarga
21
21. Karma Instan
22
22. Ada Yang Berbeda
23
23. Kehilangan
24
24. Sakit
25
25. Dara
26
26. Dipermalukan Lagi
27
27. Kenapa Jadi Sewot?
28
28. Berubah Pikiran
29
29. Perhatian
30
30. Misterius
31
31. Bertemu Om Lagi
32
32. Penolakan
33
33. Wanita Tua Kembali Berulah
34
34. Kehilangan Anak
35
35. Terkejut
36
36. Murka
37
37. Kritis
38
38. Pamit
39
39. Bertemu
40
40. Janji Alif
41
41. Mulai Merasa Kehilangan
42
42. Insecure
43
43. Tenggelam Dalam Penyesalan
44
44. Membawa Perubahan
45
45. Jaka Patah Hati
46
46. Pendirian Yang Masih Sama
47
47. Bucin
48
48. Aneh
49
49. Merindukan Ibu
50
50. Ulang Tahun
51
51. Melamar
52
52. Karma Tak Semanis Kurma
53
53. Penyesalan Tiada Akhir
54
54. Penolakan
55
55. Sekarat
56
56. Duka
57
57. Sudah Takdir
58
58. Gara-gara Maling
59
59. Janji Jaka
60
60. Di Luar Rencana
61
61. Sudah Dewasa
62
62. Harga Diri Rifki Terluka
63
63. Kekasih Semalam
64
64. Ribut
65
65. Sah
66
66. Rintihan Malam
67
67. Modus
68
68. Bertemu
69
69. Hampir
70
70. Terus Terang
71
71. Dara Kumat
72
72. Firasat
73
73. Rumah Sakit
74
74. Kelahiran Dan Kematian
75
75. Surat
76
76. Caper
77
77. Caper Berakhir Baper
78
78. Kumpulan Keluarga
79
79. Musibah
80
80. Ditemukan
81
81. Ujian
82
82. Sentuhan Rindu
83
83. Sayang Kembali
84
84. Bahaya
85
85. Bahaya 2
86
86. Khawatir
87
87. Usaha Yang Gagal
88
88. Kecurigaan Jaka
89
89. Hilang
90
90. Terlantar
91
91. Serba Salah
92
92. Trauma
93
93. Histeris lagi
94
94. Diuji untuk kuat
95
95. Hancurnya Hati Seorang Kakak
96
96. Nekat
97
97. Awal Yang Baik
98
98. Rasa Sesungguhnya
99
99. Cinta Seorang Kakak
100
100. Sekarang Jam Berapa, Bu?
101
101. Seperti Lahir Kembali
102
102. Bertemu
103
103. Aku Sayang Kamu
104
104. Jalan-jalan
105
105. Taman
106
106. Dek
107
107. Bertemu Lagi
108
108. Lamaran
109
109. Kekhawatiran Dara
110
110. Belum siap
111
111. Hampir
112
112. Dara Yang Polos
113
113. Selesai Sudah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!