Rendra saat ini berada di kosan Ayu, ia duduk di ruang tamu. Sebenarnya Rendra sedikit risih dilihat beberapa penghuni kosan yang sedang berlalu lalang. Tak tahan dengan tatapan banyak mata akhirnya Rendra masuk kedalam kamar Ayu.
"Astagfirullah!"
Ayu begitu sangat terkejut saat Rendra tiba-tiba masuk kedalam kamar, pasalnya dirinya baru saja selesai mandi dan tubuhnya hanya dibalut dengan handuk. Beruntung handuknya tidak lepas dari tubuhnya. Rendra tak berkedip saat melihat sebagian tubuh Ayu yang terlihat mulus, terlebih bagian leher dan pundaknya yang begitu menggoda imannya.
"Om kenapa masuk, balik badan!" seru Ayu sambil memegang handuknya sedangkan Rendra masih terkesima dengan pemandangan indah di depannya sampai tidak begitu mendengar seruan Ayu.
"Balik badan?” pekik Ayu seraya memutar tubuh Rendra.
"Kenapa tiba-tiba masuk sih Om, Ayu udah bilang, Ayu mau mandi, Nyebelin,” gerutu ayu sambil memakai bajunya.
"Ya habisnya kamu juga lama, aku nunggu dari tadi sampai di liatin temen- temen kos kamu."
"Namanya juga mandi, yang pasti lama!" Cicit Ayu.
Tanpa di sadari Ayu ternyata Rendra sedari tadi melihat ayu dari pantulan cermin yang ada di kamarnya, Rendra hanya diam terpesona melihat lekuk tubuh Ayu. Terlebih saat Ayu menggunakan penutup dadanya, terlihat jelas sembulan bulat yang membuat Rendra menelan kasar silvanya.
"Udah Om," ucap Ayu yang sudah selesai menggunakan bajunya, lalu meletakkan handuk di tempatnya.
Rendra membalikkan badan dan berjalan kearah tempat tidur kemudian Rendra dengan seenaknya berbaring di tempat tidur milik Ayu.
Ayu sudah sangat risih berduaan dengan laki-laki di kamarnya. Tempat kos ayu memang sedikit bebas tidak ada larangan membawa laki-laki masuk kedalam kamar yang penting semua anak kos bayar tepat waktu.
"Om, kapan pulang?" Ayu sekilas melihat Rendra yang berbaring tengkurap di sisi ia duduk.
"Boleh menginap disini?"
"Gak boleh! Enak aja, kita baru kenal. Om main nginap-nginap aja." Cegah Ayu dengan cepat, Rendra tertawa kecil melihat ekspresi ayu yang seakan tertekan dan memang tertekan dengan keberadaan dirinya.
Ayu kemudian mengambil dompet dan melihat isi dompetnya, uangnya benar-benar sudah sangat menipis hanya tersisa 30 ribu.
"Tinggal segini lagi," gumamnya sedih lalu melihat Rendra yang sedang memperhatikannya dirinya. Ayu terbesit ide untuk meminta uang dengan laki-laki yang sudah mengaku calon suaminya.
"Om.”
"Hem.”
"Bagi duit.”
"Apa?!"
"Gak jadi!" Seketika nyali Ayu ciut dan tidak berani menatap wajah Rendra.
Ayu tersadar ia bukan wanita yang suka meminta uang, lebih tepat disebut matre. Ia juga tidak ingin dicap wanita matre, walau kenyataan ia juga sangat membutuhkan uang. Akan tetapi Rendra saat ini adalah tamunya yang harus ia jamu walau dengan keterbatasannya.
"Ya udah Om, saya mau membeli makanan di luar, Om mau apa?"
"Terserah!" Rendra kemudian membalikkan badannya dan memeluk guling sementara Ayu keluar membeli makanan.
Saat Ayu keluar Rendra memejamkan matanya memikirkan rencana selanjutnya. Sebenarnya ia kasihan melihat Ayu terlebih ia juga sempat melihat isi dompet Ayu, namun ia pura-pura tidak mengetahui, ia juga ingin tahu apakah Ayu sama dengan wanita kebanyakan yaitu materialistis. Ia juga mendengar ucapan Ayu yang meminta uang padanya dan memilih mengabaikan dan juga ingin melihat tabiat Ayu
Cukup lama Rendra menunggu Ayu pulang dari entah ke warung mana ia membeli makanan. Rendra duduk dan melihat sekitar kamar Ayu, begitu sederhana apa adanya. Matanya berhenti di bingkai foto yang memperlihatkan foto Ayu dan seorang bocah kecil dan seorang wanita yang cukup terlihat masih muda di matanya.
Rendra menduga sudah pasti itu adik dan ibunya akan tetapi di mana ayahnya. Tak lama Ayu datang dan membawa kantong plastik berisikan makanan.
"Lama ya om?" ucap Ayu melihat Rendra duduk di lantai.
"Lumayan, kamu beli apa?"
"Nasi padang."
Ayu duduk di depan Rendra dan membuka kantong plastiknya. Rendra melihat begitu lekat gadis manis didepan. Ada rasa kasihan sudah menjadikan dirinya sebagai taruhan. Sepertinya jika rencananya lancar Rendra harus pintar menjaga rahasianya.
"Ini Om, maaf hanya ini," ujar Ayu mengagetkan lamunan Rendra. Rendra tersenyum lalu ia makan bersama.
"Om, Om serius mau menikahi saya? Om tidak bercanda kan? Atau tidak sedang taruhan." Seketika Rendra tersedak mendengar kalimat Ayu seolah Ayu mengetahui rencananya.
Ayu dengan sigap memberikan Rendra minum dan sedikit menepuk-nepuk tengkuk Rendra. Ayu merasa bersalah sudah berbicara saat makan yang membuat Rendra tersedak.
"Maaf Om kalau pertanyaan saya buat Om tersedak," sesal Ayu.
"Gak apa-apa.” Rendra tersenyum tipis melihat Ayu, sungguh ia terharu dengan perhatian kecil dari Ayu, orang yang baru tadi siang ia kenal. Sedangkan Ayu merutuki dirinya yang sudah berbicara saat makan, ia takut terjadi sesuatu pada Rendra dan nanti ia yang disalahkan.
"Untung gak apa-apa anak orang, kalau terjadi sesuatu karena tersedak kan berabe, gue yang disalahin," gumam Ayu dalam hati.
Akhirnya Ayu memilih diam dengan sejuta pertanyaan di kepalanya tentang pria dewasa di depannya. Sedangkan Rendra juga sedang memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan Ayu.
Tak lama mereka selesai makan dan Ayu membuang bungkus nasinya ke tempat sampah, lalu kembali duduk di samping Rendra yang kini tengah asyik memainkan ponselnya.
"Aku serius mau menikah denganmu," ujar Rendra tiba-tiba membuat Ayu menoleh ke arahnya.
"Om pasti bercanda," balas Ayu masih tidak percaya.
"Tidak ada orang bercanda sampai berulang kali, Yu. Aku serius!"
"Om, mungkin usia saya masih terlalu muda dan mungkin menurut Om saya mudah ditipu dengan rayuan cinta tapi pernyataan om itu tidak masuk akal, saya masih 20 tahun dan Om?"
"40."
“Hah? tua amat om!" Rendra tertawa melihat ekspresi terkejut Ayu.
"Gak. Aku baru 30 tahun,” Jawab Rendra.
"Om saya serius?"
"Aku lebih serius, Ayu. Aku memang lagi cari istri, karena kalau gak, aku dijodohin sama orang tuaku dan aku gak mau!" bohong Rendra terlihat meyakinkan. Wajah Rendra dibuat begitu sendu agar Ayu percaya dengan ucapannya.
Sayangnya Ayu masih ragu dengan ucapan Rendra karena tidak masuk akal logikanya, tiba-tiba seorang Rendra melamar dirinya dan usianya jauh lebih tua darinya yaitu 10 tahun dan dengan cara yang tak terduga.
"Se-serius apa Om dengan saya?" Rendra tersenyum lalu mengeluarkan isi dompetnya. Rendra mengeluarkan salah satu kartu ATM-nya dan memberikan pada Ayu.
"Ini gunakan sesukamu, terserah mau membeli apa?"
"Apa ini Om?"
"ATM?
"Saya udah punya Om." Ayu masih nampak kebingungan.
"Ok. Ada isinya?"
"Ada."
"Berapa?"
"Lima puluh ribu." Wajah Rendra berubah skeptis, mana mungkin isi ATM hanya menyisakan uang lima puluh ribu.
"Yakin segitu?"
"Gak percaya! Ini." Ayu kemudian mengambil ponselnya yang menurut Rendra tidak begitu bagus dan seperti ketinggalan model.
Ayu mengecek saldo ATM miliknya melalui ponselnya lalu menunjukkan pada Rendra. Ayu seakan tanpa sadar menunjukkan kesulitannya pada Rendra. Rendra melihat saldo yang ada di ponsel Ayu, dan seakan tidak percaya. Bagaimana bisa ATM se-minus itu. Perlahan ia mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu di ponselnya sesekali melihat ponsel Ayu. Rupanya Rendra mengirim sejumlah uang ke rekening ayu.
"Sudah masuk. Itu tanda aku serius padamu, masalah perbedaan usia kita, tidak masalah, kan?"
Ayu tidak begitu mendengarkan ucapan Rendra ia masih memandangi layar ponselnya dan melihat saldo di rekeningnya.
"Iya Om tidak masalah, tapi masalahnya ini terlalu banyak. Tiga juta Om, gaji saya dua bulan." Balas Ayu tidak percaya Rendra mengirimkan uang yang menurut ia jumlahnya begitu banyak. Dan Rendra hanya tersenyum melihat Ayu yang masih kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Yusria Mumba
seru nih ceritany,
2022-09-30
0
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
tiga JT mah sedikit ayu, di banding dengan rasa sakit yg kamu alami
2022-09-10
0
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
lama lama jg kamu pasti bucin Rendra
2022-09-10
0