"Om ini tempat apa? ini hotel?" tanya Ayu mengikuti langkah Rendra yang terus menggandeng tangannya masuk ke dalam lift apartemennya.
Rendra jengah mendengar Ayu memanggil dirinya dengan sebutan Om, karena ia merasa belum begitu tua. Rendra mendorong Ayu ke dinding Lift saat lift tertutup dan berjalan naik.
"Aku bukan Om kamu, jadi jangan panggil aku Om, emangnya aku setua itu di matamu, hah!" Ayu memundurkan wajahnya karena wajah Rendra sangat dekat dengan wajahnya di tambah tatapan Rendra begitu tajam bagai elang yang siap menerkam.
"Saya kan gak tahu nama Om, eh salah, eum..., nama kamu si-siapa!"
Ayu begitu gugup karena melihat wajah Rendra begitu dekat dan hidung mereka juga hampir bersentuhan.
Rendra memundurkan wajahnya dan bersikap santai, padahal hatinya begitu berdegup saat melihat mata indah Ayu dari jarak dekat, begitu sebaliknya Ayu tidak tahan melihat sorot mata tajam Rendra.
"Panggil aku Rendra saja, dan berapa usiamu?" tanya Rendra yang sudah berdiri normal di samping Ayu
"20 tahun," jawab santai Ayu.
"Hah! dua puluh?" Tanya Rendra tidak percaya sambil melihat Ayu dari atas sampai bawah. Memang ayu memiliki tubuh yang ideal, di usia yang menginjak dua puluh tahun, Ayu memang memiliki tubuh seperti usia 25 tahun, padat berisi wajahnya juga cantik, terlihat dewasa. mungkin tipe wajah boros.
"Muka boros!" Pekik Rendra di depan wajah Ayu.
"Apa? Om bilang muka saya boros!" Ayu tidak terima lalu memukul-mukul punggung Rendra.
"Sakit yu!" Protes Rendra mencekal tangan Ayu. Ayu dan Rendra bertatapan penuh dendam dan mereka tidak menyadari pintu lift sudah terbuka, hingga salah satu dari mereka bersuara
"Ayo!" ajak Rendra keluar dari lift sambil melepaskan tangannya dari tangan Ayu kemudian melangkah keluar sedangkan Ayu enggan melangkah.
Merasa Ayu tidak mengikuti langkahnya Rendra pun menoleh kebelakang dan melihat Ayu cemberut, Rendra dengan cepat menahan pintu lift dengan tangannya saat pintu lift akan tertutup.
"Ayo!" ajak Rendra
"Gak mau, emang Om siapa saya?" Rendra begitu kesal saat Ayu memanggil dirinya Om lagi untuk dirinya, namun ia tetap bersabar demi
memenangkan taruhan dari dua sahabatnya yang konyol itu.
"Kamu calon istriku, cepat keluar!" perintahnya dengan tegas.
"Gak mau!" tegas Ayu tak mau kalah.
Habis sudah kesabaran Rendra, Rendra terpaksa menarik paksa Ayu keluar dari Lift lalu memanggulnya seperti memanggul karung beras.
"Om lepasin! Seseorang tolong!!"
"kau mau teriak juga tidak ada yang akan menolong, " jawab Rendra santai dan terus berjalan menuju kamar Apartemennya sambil memanggul Ayu.
Sesampainya Di dalam Apartemennya Rendra menurunkan Ayu dan menyuruhnya duduk di sofa.
"Duduk, mau minum apa?" tanya Rendra
"Es bunga mawar!" Jawab asal Ayu sambil melihat kesal Rendra.
"Heh! udah kayak Mbah dukun aja minum rendaman air mawar." Rendra tertawa mendengar jawaban Ayu yang konyol, namun Ayu masih tetap saja diam.
"Om. Saya mau pulang, saya mau kerja. Hari ini pertama saya gajian Om." Mohon Ayu.
"Kamu bisa gak, panggil aku nama saja! Jangan panggil Om." Rendra merasa risih saat Ayu memanggilnya om.
"Situ kan udah tua, gak sopan!"
"Ya udah. panggil Mas! "
"Mas?"
"Hem." Rendra duduk di sampingnya. Ayu yang masih bingung memikirkan sebutan Mas untuk Rendra.
"Mas?" batin Ayu sambil melihat wajah Rendra sekilas.
"Emangnya dia siapa di panggil Mas," batin Ayu lagi.
"Kenapa melamun?" tanya Rendra.
"Gak! Eum..., saya mau balik ke restoran, mau kerja!"
"Bandel ya! Kan udah aku bilang kamu gak boleh kerja lagi, kamu itu calon istriku!"
"Cukup!!" Ana berdiri dari duduknya.
Habis sudah kesabaran Ayu, ia sudah tidak tahan dengan permainan Rendra. Seharusnya ia bekerja dan menerima gajinya hari ini untuk membayar uang kost dan mengirim sejumlah uang untuk ibu dan adiknya di kampung. Kini justru terjebak dengan situasi dan permainan Rendra yang konyol.
"Dengar ya Om! saya Ayu Medina, tidak mengenal Anda, saya tidak mempunyai hubungan apapun dengan Anda, jadi biarkan saya kembali bekerja di tempat saya bekerja! Dan Anda jangan mempermainkan saya!" tegas Ayu berapi-api.
"Udah!" jawab Rendra santai, lalu mengambil ponsel Ayu yang sedari tadi berdering. Rendra tanpa permisi mengangkat sambungan ponsel Ayu.
"Halo yu, kamu dimana? Bos Rudi sudah pecat kamu, dan gaji kamu di titipin sama Aku. oh ya kamu tadi katanya di bawa cowok ya? Kamu gak jual diri kan gara-gara mau bayar sekolah adik kamu? Cowok tadi gak ngapa-ngapain kamu, kan yu? Ayu jawab!” Ayu merebut paksa ponsel bututnya dari tangan Rendra setelah Rendra mematikan sambungan ponselnya.
Rendra merasa bersalah sudah membuat gadis di depannya itu kehilangan pekerjaan terlebih mengetahui jika Ayu mempunyai tanggung jawab menyekolahkan adiknya di kampung.
"Halo Siti...! CK! sudah mati lagi."
"Siti bilang apa Om?"
"Kamu dipecat."
"Dipecat?" Ayu terdiam tubuhnya lunglai terjatuh di lantai. Bagaimana tidak ia sudah susah payah mencari pekerjaan di Jakarta kini justru kehilangan dalam sekejap.
Ayu mulai menangis dan duduk meringkuk merangkul kedua kakinya. Ayu menangis di antara sela lututnya. Rendra duduk di sampingnya dan memperhatikan Ayu.
"Udah jangan nangis, kamu itu calon istriku. Jadi kamu tenang saja. semua kebutuhan kamu nanti aku penuhi." Rendra mulai mengusap pucuk rambut Ayu dan terus berusaha meyakinkan Ayu. Ayu mengangkat wajahnya dan menatap tajam Rendra.
'PLAAKK'
Ayu menampar Rendra dengan rasa begitu kesal dan marah. Dengan entengnya Rendra mengatakan jika ia calon istrinya dan bukan hanya itu masalahnya, gara-gara Rendra ia juga kehilangan pekerjaannya. Rendra terdiam memegang pipinya, baru kali ia ditampar seorang gadis.
"Om tau gak! Perjuangan saya mencari pekerjaan di Jakarta, hah! Gak mudah Om, saya bekerja bukan untuk diri saya sendiri, saya bekerja untuk keluarga di kampung. Walau saya tahu gaji saya tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya." Beber ayu dalam Isak tangisnya.
Rendra mendengar semua pun merasa bersalah, akan tetapi dirinya begitu gengsi untuk menunjukkan rasa iba, dan hatinya masih ingin memenangkan taruhan tersebut untuk menyelamatkan harga dirinya sendiri demi taruhan dengan dua sahabatnya tanpa memikirkan perasaan Ayu.
Ayu berdiri dan hendak melangkah keluar, namun Rendra mencekal pergelangan tangannya.
"Sudah aku bilang sama kamu, kamu calon istri ku!" Rendra menarik Ayu dan jatuh di pelukannya.
"Semua kebutuhanmu dan keluargamu akan saya penuhi." Ayu mendorong Rendra agar terlepas dari pelukannya
"Bullshit!" Ayu kemudian melangkah menuju pintu.
'CEKLEK'
Pintu pun tidak bisa terbuka karena sudah di kunci otomatis oleh Rendra dan hanya Rendra dan dua sahabatnya serta Sang Mama yang bisa membukanya.
'CEKLEK-CEKLEK'
Ayu berulang kali menekan kenop pintu akan tetapi tidak bisa terbuka. Rendra menatap Ayu begitu intens, lalu ia berdiri menghampirinya yang sedang menangis di depan pintu.
Rendra memeluk Ayu dari belakang. Ada rasa iba dan kasihan menyeruak di hatinya akan tetapi Rendra tetaplah Rendra, ia tidak bisa menghilangkannya egonya dan akan tetap melanjutkan taruhan tersebut, dan terus berusaha meyakinkan Ayu agar menerima dirinya.
"Ayu, aku serius. Aku ingin menikahimu dan dan menjadikanmu istriku." Ayu tetap diam tidak tahu harus berbuat apa. yang ada di pikirannya saat ini adalah ibu dan adiknya.
Tak lama Ayu membalikkan badannya melihat intens Rendra. Raut wajah Rendra begitu meyakinkan Ayu dan tentunya itu memang untuk meyakinkan Ayu.
"Kamu mau menikah dengan ku," tanya Rendra sekali lagi.
Ayu berfikir jika ia menolak bagaimana dengan keluarganya, sepertinya laki-laki di depannya ini termasuk orang berada dan begitu serius ingin menikahinya. Akan tetapi ayu tak lantas menjawab ‘Iya’
"Beri waktu saya berfikir, dan sekarang biarkan saya pulang." Rendra tersenyum kemudian memeluk Ayu.
"Makasih Yu! iya, aku akan mengantarmu pulang dan bertemu keluargamu, aku akan melamarmu." jawab antusias Rendra.
"Saya pulang ke kosan Om, bukan ke kampung halaman saya.”
"Oh, jadi..., kapan kamu mau pulang dan mengajakku bertemu orang tuamu."
"Lihat saja nanti, sekarang saya hanya mau pulang ke tempat kost saya."
"Ya udah, ayo aku antar."
Mereka berdua meninggalkan Apartemen dan menuju tempat kos.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
nampar nya yg kuat yu, sembarangan aja ngambil keputusan mau menikah tanpa berpikir panjang, seolah olah pernikahan itu pemain an😔
2022-09-08
0
⏤͟͟͞R◇Adist
🤣🤣🤣🤣🤣🤣boros ya wajhnya
2022-09-08
0
⏤͟͟͞R◇Adist
nah udah ada yng deg deg an nihhh...hayolohh🤣🤣🤣
2022-09-08
0