Alya yang ingin pergi mengambil minum melihat Monica, Bu Mery dan Radit tertawa menonton film lucu di tv, dia menggelengkan kepala sungguh enak sekali mereka yang ongkang-ongkang kaki di rumahnya. Apalagi Radit baru pukul tiga sudah pulang dari kantor.
"Ini tidak bisa dibiarkan," kata Alya dengan kesal.
Dia berjalan mendekati mereka yang asik tertawa menonton TV.
Alya segera mengambil remote TV dan mematikan TV yang masih mereka lihat.
"Kamu apa-apaan sih Alya, kami masih melihatnya," protes Radit.
"Iya nih ganggu kesenangan orang saja," sahut Monica.
"Sudah nyalakan lagi," suruh Ibu Mery.
Alya menatap mereka satu persatu dengan tatapan tajamnya.
"Enak sekali kalian, lihatlah semua pelayan sedang bersih-bersih sedangkan kalian malah enak-enakkan lihat TV," kata Alya.
"Seharusnya kamu yang ikut bersih-bersih mereka bukannya kita," sahut Monica.
Alya tertawa keras mendengar kata Monica.
"Dasar sinting, otak kamu bisa mikir apa nggak dimana-mana sang pemilik yang ongkang-ongkang kaki dan benalu seperti kalian yang ikut bersih-bersih," timpal Alya.
"Jaga ucapan kamu Alya!" hardik Radit.
"ups, ga terima ya istri tercinta aku jadikan pembantu kalau nggak aku sana keluar dari rumah ini," sahut Alya yang seketika membuat Radit terdiam.
"Kamu juga, baru pukul tiga kenapa sudah ada di rumah, memangnya itu perusahaan nenek moyang kamu jam tiga sudah pulang," sambung Alya.
Radit mengepalkan tangannya, kali ini dia benar-benar kesal dengan Alya.
"Kerjaan udah kelar semua, lagipula aku adalah seorang CEO jadi aku rasa tidak masalah pulang cepat," sahut Radit.
Alya tersenyum menyeringai, dia membanting remote TV yang dipegangnya sehingga membuat mereka semua tersentak kaget.
"Kalian berdua sapu dan pel lantai dan kamu bersihkan halaman belakang," titah Alya.
Monica, ibu Mery dan Radit tertawa keras, mereka menyepelekan titah Alya yang meminta mereka untuk bersih-bersih.
"Kalau kalian bersikeras tidak mau angkat kaki dari sini, jika melawan akan aku lapor polisi," ancam Alya.
Seketika mereka terdiam, nampak kekesalan di mata masing-masing.
"Cepat! atau aku usir kalian dari sini biar jadi gembel di luar sana!" bentak Alya.
"Keterlaluan kamu Alya," maki Adit
"Nggak usah banyak bacot segera bersihkan halaman belakang," sahut Alya.
"Oh ya mulai sekarang itu tugas kalian, setiap pagi dan sore pelayan hanya boleh melayani aku bukan kalian," imbuh Alya.
Radit dan semuanya protes sehingga terjadinya debat namun tetap Alya yang menang karena bagiamana pun Alya lah pemilik atas semuanya.
Mau nggak mau mereka melakukan perintah Alya, Ibu Mery dan Monica membersihkan rumah sedangkan Radit membersihkan halaman belakang.
Monica dan Bu Mery sangat kelelahan karena rumah sebesar ini mereka membersihkannya sendiri.
Alya tersenyum puas, dia ingat bagaimana dua orang ini memperlakukan pemilik tubuh terdahulu dengan tidak manusiawi, Alya yang merupakan pemilik rumah harus melayani suami, ibu mertua serta madu durjana seperti Monica.
"Ini baru awal, aku akan mengembalikan perlakuan kalian pada tubuh ini," batin Alya.
Hari berlalu dengan cepat, mereka kini tidak bisa ongkang-ongkang kaki seperti dulu karena semua harus mereka kerjakan sendiri, Alya juga meminta mereka untuk melayaninya seperti apa yang mereka perintahkan pada pemilik tubuh terdahulu.
"Alya makin kesini kamu makan keterlaluan, dia ini ibu aku dan Monica ini istri aku," protes Radit.
"Jangan banyak protes, bukankah kalian yang mengajarinya, apa kalian lupa kalau dulu kalian yang mengajari aku jadi babu yang baik dan benar nah sekarang aku pun sama ingin mengajari kalian jadi babu yang baik dan benar supaya baik di mata tuan rumah," sahut Alya.
Alya mengambil makannya, dia merasakan rasa masakan yang sangat asin sehingga dia marah.
"Masakan apa ini! asin sekali!" seru Alya.
"Aku yang masak," sahut Monica.
"Makan dan habiskan," titah Alya.
"Alya!" seru Radit.
"Oh mau belain istri tercinta kamu, ya sudah makan makanan itu bersamanya," kata Alya.
"Habiskan makanan itu lalu kita berangkat ke kantor," titah Alya.
"Apa maksud kamu dengan kita," kata Radit.
"Ya aku mau ke kantor aku, bukankah CEO sebenarnya adalah aku," ucap Alya.
Radit menggebrak meja tak terima kalau Alya sampai menggantikan posisinya.
"Kamu itu seorang istri, tugas kamu di rumah menunggu suami pulang," kata Radit tak terima.
"Eh ngaca dulu sana, model suami kaya serigala seperti kamu mana pantas ditunggu, lagian kamu kok protes sih, papaku mendirikan perusahaan itu susah payah demi aku ya terserah aku dong kalau sekarang aku mau memimpinnya," sahut Alya.
"Ingat Radit kamu hanya CEO pengganti bukan CEO yang sebenarnya jadi nggak usah protes, kamu nanti tetap jadi asisten aku seperti awal dulu kamu kerja sama papa," sambung Alya.
Radit sungguh kesal dan marah pada Alya namun dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima, dia tidak mungkin pergi dari rumah Alya tanpa membawa apa-apa.
Alya meminta Radit dan Monica untuk menghabiskan makanan asin yang dimasak Monica, mereka tidak bisa berkutik sekarang sehingga mau nggak mau mereka melakukan apa yang Alya perintahkan.
Alya yang tidak ingin Monica dan ibu Mery ongkang-ongkang kaki saat dia berkerja meminta pelayan untuk mengawasi kerja mereka.
"Awasi saat saat mereka bekerja, jangan biarkan mereka ongkang-ongkang kaki di sini, kalau sampai kalian menggantikan pekerjaan mereka, siap-siaplah aku lempar dari sini. Mengerti!" titah Alya.
Para pelayan mengangguk paham, mereka juga tidak bisa membantah ucapan Alya yang merupakan pemilik sebenarnya rumah ini.
Setelah selesai Alya meminta Radit untuk berangkat ke kantor.
"Ayo berangkat," titah Alya.
Radit tidak berkutik, untuk saat ini dia mencari aman terlebih dahulu sebelum merebut semua harta Alya.
Sesampainya di kantor Alya masuk dengan Aura yang dingin, tatapan matanya sambat tajam berbeda dengan Alya yang sebelumya sehingga para pegawai langsung menunduk hormat.
"Adakan meeting, aku ingin mengumumkan sesuatu pada semua staf dan juga petinggi perusahaan," kata Alya.
"Apa yang ingin aku umumkan?" tanya Radit.
"Nanti kamu akan tau sendiri," jawab Alya.
Alya berjalan menduduki kursi kebesaran Radit, dia memutar kursinya sambil menatap Radit yang bengong menatapnya.
Bola mata Alya menangkap tumpukan berkas di depannya, dia pun mengambil dan mengeceknya.
Bola matanya membola melihat grafik perkembangan perusahaan yang setiap bulannya mengalami penurunan.
"Ini apa? kenapa bisa setiap bulannya grafik turun," tanya Alya dengan melempar berkas di meja.
"Tau apa aku soal perusahaan," sahut Radit.
Alya menghela nafas, ingin sekali membunuh pria brengsek yang ada di depannya.
Setelah semua petinggi perusahaan berkumpul di ruang meeting, Alya dan Radit masuk untuk memulai meeting.
"Maksud dan tujuan saya mengumpulkan kalian di sini untuk mengumumkan kalau mulai hari ini saya adalah CEO di perusahaan ini dan untuk pak Radit beliau akan menjadi Asisten saya," kata Alya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
lupa🎃
aku suka kamu barbar kayak gini
2022-10-24
1
🍾⃝ͩɛᷞѵͧѵᷠ𝛄ͣHIAT✰͜͡w⃠N⃟ʲᵃᵃ࿐💋
woww mantap bener kau Alya,,, keren👍👍
mati kutu tu si Radit.. 😁😁😁
2022-10-24
0
Sulati Cus
ternyata berubah jd barbar menyenangkan 😂
2022-10-14
0