Rencana licik

Pak Brata rencananya hari ini ingin mempertemukan Radit dan Alya, memang Radit beberapa kali datang ke rumah tapi dia tidak pernah sama sekali bertemu dengan Alya

"Baik pa, jam berapa dia akan datang?" tanya Alya

"Nanti mungkin jam sepuluhan," jawab pak Brata.

Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh, seorang pelayan datang melaporkan kalau ada Radit menunggu di ruang tamu.

Alya dan pak Brata segera menemui Radit.

"Pagi Radit," sapa Pak Brata.

Dengan sopan Radit berdiri dan mengangguk seraya membalas sapaan pak Brata.

"Pagi juga pak," balas Radit.

Mata Alya dan Radit bertemu nampak senyuman merekah dari bibir Alya begitu pula dengan Radit.

"Pagi mas," sapa Alya.

"Pagi Non Alya," balas Radit.

Pak Brata mempersilahkan Radit duduk kembali, Alya dan pak Brata duduk berseberangan dengan Radit.

"Jangan panggil non Radit, panggil saja namanya," kata Pak Brata.

"Siap pak Brata," sahut Radit.

Meski nampak malu-malu tapi Radit dan Alya langsung akrab dan ini membuat pak Brata senang.

"Karena kalian kelihatan saling suka jadi saya percepat saja pernikahan kalian," kata Pak Brata.

"Dan untuk kamu Radit, segera ajak orang tua kamu kesini ya," imbuh Pak Brata.

"Siap pak," sahut Radit.

Radit dan Alya saling pandang, inilah kali pertama Alya merasa bergetar saat melihat seorang pria. Senyum manis Radit mempu membuat Alya kesengsem hingga jatuh hati pada pandangan pertama.

*********

"Papa perhatian sepertinya kamu senyum-senyum sendiri," ucap pak Brata yang membuat Alya malu.

"Iya pa, Alya masih teringat dengan mas Radit," sahut Alya.

"Kamu jatuh cinta padanya ya," goda pak Brata.

Alya nampak malu-malu, dia sungguh tak percaya secepat ini bisa jatuh cinta dengan Radit.

"Papa lega Alya karena sebentar lagi kamu akan segera menikah dengan Radit, papa yakin dia akan bisa membahagiakan kamu," kata Pak Brata.

"Iya pa, mas Radit sangat sopan dan sangat tampan," sahut Alya.

"Jadi papa nggak salah pilih kan," kata Pak Brata.

Alya tersenyum dan mengangguk.

Waktu berlalu dengan cepat kini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh keluarga Pak Brata yaitu pernikahan Alya dan Radit.

Pak Brata sungguh bahagia karena Alya telah mendapatkan suami yang menurutnya baik.

"Selamat untuk kalian," kata pak Brata.

"Selamat ya untuk kalian berdua," ucap Bu Mery ibunda Radit.

"Iya Pa, Bu," ucap Alya dengan tangis bahagia.

Seusai acara pernikahan yang megah kini Radit dan Alya segera menuju kamar pengantin mereka berbeda dengan Radit, Alya nampak gugup bahkan bibirnya nampak kering.

"Sayang, rileks jangan gugup," bisik Radit.

Alya mengangguk, seusai melepas semua pakaian pengantin dan membersihkan riasannya Alya dan Radit bersua di atas ranjang pengantin mereka.

Radit membawa Alya dalam pelukannya.

"Aku sangat bahagia bisa menikah dengan kamu, bagiku kamu adalah anugerah terindah dari Tuhan sayang," kata Radit bergombal.

"Benarkah mas," sahut Alya.

Tak ingin bergombal lebih lagi, Radit mulai melepas pakaian Alya. Setelah Alya polos Radit langsung saja mengerjainya.

Tubuh Alya berbeda dengan tubuh Monica kekasihnya, tubuh Alya serba kecil, tak berisi dan dadanya kurang sintal namun meskipun begitu Radit tetap menikmati tubuh sang istri.

Alya dan Radit mendesaaaaahhh, saat milik Radit berhasil menerobos goa sempit milik Alya.

"Sakit mas," kata Alya yang kesakitan saat Radit berhasil masuk area pribadinya.

"Iya kita lakukan dengan pelan ya," sahut Radit.

Alya mengangguk.

Meski Radit tidak mencintai Alya tapi dia mampu berakting epic untuk membodohi Alya dan Pak Brata.

Setelah mendapatkan pelepasannya Radit mengajak Alya untuk istirahat.

Hari berjalan sebagai mana mestinya, sudah setahun Radit dan Alya menikah. Sikap lembut dan sayang Radit membuat Alya semakin jatuh cinta pada sang suami dan ini membuat Pak Brata sangat bahagia dan lega bahkan dia berniat untuk menjadikan Radit sebagai penggantinya.

Meski Radit diminta untuk mengantikan dirinya sebagai CEO tapi semua aset milik Pak Brata tetap atas nama Alya.

"Radit sudah waktunya papa menyerahkan urusan perusahan kepadamu, papa yakin kamu bisa menghandle semua," kata pak Brata.

Radit tersenyum merekah akhrinya selama satu tahun akting jadi menantu dan suami yang baik kini waktunya mendapatkan semuanya.

"Baik pa, Radit janji akan membuat perusahan lebih maju lagi supaya papa bangga dengan Radit," sahut Radit dengan tersenyum licik.

Radit yang berhasil menjadi CEO, memiliki niatan jahat pada Pak Brata, dia tidak ingin berlama-lama pura-pura menjadi suami dan menantu yang baik.

Siang ini Radit menemui ibunya Merry, dia ingin ibu Merry membantunya untuk menyingkirkan pak Brata.

"Radit lelah Bu, berpura-pura mencintai wanita lemah seperti Alya," kata Radit.

"Sabar Radit, lalu apa rencana kamu selanjutnya?" tanya ibu Mery.

"Kita singkirkan pak Brata Bu, lalu Radit ingin menikahi Monica, kasihan dia terlalu lama menunggu Radit," jawab Radit.

Bukannya meluruskan anaknya yang salah jalan, ibu Mery malah mendukung sang anak untuk melenyapkan pak Brata besannya serta menikahi wanita lain.

Kegilaan akan harta membuat kedua orang ini buta, seperti kata pepatah Jawa dikasih hati masih menginginkan ampela, sudah dikasih kebahagian masih menginginkan yang lain.

Keesokan harinya ibu Mery ingin melancarkan aksinya, dia dikasih tau Radit kalau pak Brata memiliki penyakit jantung yang cukup parah sehingga Radit ingin ibu Mery menukar obat milik pak Brata dengan obat yang memicu serangan jantung.

Yang benar saja sesaat setelah meminum obat yang ditukar ibu Mery pak Brata mendadak mendapatkan serangan jantung sehingga membuat beliau meninggal seketika.

Kejam memang kejam, sadis memang sadis jiwa yang sudah dikuasai iblis tidak akan pernah puas akan sebuah kebaikan, air susu benar-benar dibalas dengan air tuba.

Pak Brata tergeletak tak berdaya di lantai, Alya yang kebetulan ingin melihat pak Brata kaget karena melihat papa tercintanya tergeletak di lantai sudah tak bernyawa.

Alya berteriak memanggil pelayan, ibu Mery yang masih berada di sana pura-pura masuk kamar untuk melihat apa yang terjadi.

Akting epic segera dijalankan, pura-pura bersedih akan meninggalnya sang besan.

"Papa kamu kenapa Alya?" tanya Bu Mery yang pura-pura panik dan cemas.

"Tidak tau ma," jawab Alya.

Pelayan memeriksa keadaan pak Brata, dia sungguh kaget karena pak Brata telah meninggal dunia.

"Maaf non, bapak telah meninggal," kata Pelayan.

Alya yang mendengarnya langsung histeris dia tidak menyangka kalau papanya akan pergi secepat ini padahal tadi pagi ayahnya masih sarapan bersamanya.

"Pagi tadi papa baik-baik saja ma, Alya tadi sempat bercanda sama papa," kata Alya dengan menangis.

"Alya dengar, kita tidak atau kapan malaikat maut akan melakukan tugasnya. Ibu minta kamu sabar dan ikhlas menerima ini semua," bujuk ibu Mery.

Radit segera pulang saat mendengar Pak Brata meninggal dunia, dia pura-pura bersedih dan menghibur Alya sang istri.

"Sudah dong sayang jangan meratapi kepergian papa, kita dianjurkan untuk mendoakan bukan meratapi kepergian papa," bujuk Radit.

"Alya masih tak percaya saja mas, tadi papa baik baik saja," sahut Alya.

"Kita tidak tau kapan malaikat maut melakukan tugasnya sayang, sudah jangan menangis kita harus ikhlas, ingat kamu kan masih punya aku," hibur Radit.

Alya mengangguk, dia sungguh beruntung mendapatkan suami sebaik Radit.

Seminggu setelah kepergian pak Brata sikap Radit mulai berubah, dia tak sehangat biasanya.

Radit mulai kasar pada Alya dan ini membuat Alya heran dan bingung dengan perubahan sang suami.

"Kenapa sih mas, kamu bersikap kasar seperti ini," protes Alya saat Radit mendorong tubuh Alya yang memeluknya.

Radit tertawa keras mendengar penuturan Alya.

"Lihatlah nanti ada surprise buat kamu," kata Radit dengan senyuman menyeringai kemudian pergi.

Alya memandang Radit dengan tatapan tak biasa, apa surprise dari Radit nanti sore?

Sore harinya Radit datang dengan membawa Monica ke rumah. Alya yang melihatnya bertanya-tanya siapa yang dibawa pulang Radit?

"Ini siapa mas?" tanya Alya.

"Istri aku," jawab Radit.

Alya malah tertawa dia menganggap kalau Radit becanda.

"Mas nggak lucu tau candaan kamu, ultah aku masih lama jangan ngeprank ah," kata Alya.

"Siapa yang ngeprank kamu Alya, dia memang istri aku. Kami baru saja menikah," sahut Radit lalu memeluk Monica bahkan dia mencium Alya di depan mata Alya.

Alya sangat shock tubuhnya membatu melihat Radit dan Monica saling peluk hingga tak terasa air matanya keluar.

"Tanah kuburan papa masih belum kering dan kamu tega membawa wanita lain ke rumah ini mas," kata Alya dengan menangis.

Bukannya menenangkan istrinya Radit malah mencengkeram lengan Alya dengan kuat.

"Hey Alya, aku sudah lama menunggu momen seperti ini!" bentak Radit.

"Monica adalah kekasih aku, kami berhubungan jauh sebelum aku dijodohkan oleh tua bangka itu dengan kamu," imbuh Radit.

"Kenapa kamu nggak bilang kalau kamu telah memiliki kekasih mas," teriak Alya.

"Kalau aku bilang aku nggak akan jadi CEO dong, gimana ya jelasinnya ke kamu," sahut Radit dengan tertawa.

"Tega kamu mas," teriak Alya.

"Sudahlah jangan lebay lebih baik sekarang antar Monica ke kamar kita, lalu kamu ambili barang-barang kamu dan pindah ke kamar tamu karena sekarang Monica adalah ratu di rumah ini," ucap Radit.

"Enggak ini rumah aku," tolak Alya.

"Jangan membantah! atau aku buang kamu," ancam Radit.

Alya yang lemah tentu tidak bisa melakukan apa-apa selain menerima keputusan Radit yang sangat-sangat menyakitkan.

Terpopuler

Comments

lupa🎃

lupa🎃

astaga radit😠sabar ya al ujianmu baru dimulai

2022-10-23

0

lupa🎃

lupa🎃

ketipu km al...

2022-10-23

0

lupa🎃

lupa🎃

kasihan km alya,,,

2022-10-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!