Beautifull Revenge
"Terus mas, lebih dalam," kata Monica saat berada di bawah Kungkungan Radit kekasihnya.
Kenikmatan yang Radit berikan membuat Monica terus meminta Radit memompa lebih cepat.
Radit yang melihat sang kekasih mengerang penuh nikmat semangat sekali memaju mundurkan pinggulnya dan kini telah sampailah mereka berada di puncak kenikmatan.
Radit terkapar tak berdaya di atas Monica sebelum dia mencabut batang ******** miliknya.
"Mas turun dong lelah nih," pinta Monica.
Radit segera mencabut miliknya lalu terlentang di samping Monica.
Ya begitulah cara berpacaran Radit dan Monica, mereka selalu melakukan hubungan layaknya suami istri setiap bertemu meski dalam keyakinan mereka berdua hal tersebut sangat dilarang.
"Aku harus pergi karena ada meeting dengan klien bersama pak Brata," kata Radit lalu beranjak memunguti pakaiannya.
"Selalu pergi setelah dapat jatah, enak sekali kamu mas," protes Monica dengan memajukan bibirnya.
Radit tersenyum kemudian menatap kekasihnya tersebut.
"Nanti kalau aku gajian aku tambah deh jatah kamu," bujuk Radit supaya Monica tidak merajuk padanya karena kalau sampai merajuk dia tidak dapat jatah dari sang kekasih.
Mendengar tambahan jatah, Monica langsung tenang dan segera menyuruh Radit segera menjemput bosnya.
***********
"Radit, setelah meeting nanti ada yang ingin aku bicarakan padamu," kata Pak Brata.
Radit mengerutkan alisnya, penasaran apa yang ingin pak Brata bicarakan padanya.
Tambahan gaji kah?
Atau pak Brata ingin mengangkatnya menjadi CEO? atau ada hal lainnya lagi?
Berbagai asumsi datang satu persatu ke kepala Radit dan ini membuat Radit senyum-senyum sendiri.
Tiga jam berlalu, Radit dan Pak Brata bersiap untuk pulang.
"Alhamdulilah ya pak meeting kita lancar, mereka juga mau kerja sama dengan kita," kata Radit.
"Kamu memang luar biasa Radit, gak salah saya pilih kamu sebagai asisten," sahut Pak Brata.
"Bapak terlalu memuji saya padahal ini karena memang sepak terjang perusahaan yang sudah plus di mata dunia," pungkas Radit.
Mobil terus melaju di keramaian malam dan tak berselang lama mobil kini memasuki halaman sebuah rumah mewah yang bergaya klasik modern.
"Kita bicara di dalam," kata pak Brata.
Radit mengangguk lalu keluar dari mobil, dia berlari untuk membukakan pintu mobil bosnya.
Dengan menunduk dia mengikuti pak Brata, sikapnya sungguh sopan sehingga pak Brata sangat menyukai Radit.
"Duduklah Radit," titah pak Brata saat memasuki ruang kerjanya.
Radit pun duduk di sofa yang kemudian disusul pak Brata dengan minuman kaleng di tangannya.
"Minum dulu Radit," kata pak Brata dengan menyodorkan minuman kaleng pada Radit.
"Terima kasih pak," kata Radit.
Pak Brata duduk di samping Radit, beliau merasa ragu untuk menyampaikan keinginannya, takut kalau Radit menolaknya.
Pak Brata nampak terdiam dan ini membuat Radit penasaran.
"Bapak mau ngomong apa?" tanya Radit.
"Bapak takut kalau kamu tidak mau menerimanya," jawab pak Brata.
Radit kini terdiam, berbagai asumsi negatif kini berganti hinggap di kepalanya.
Apa aku akan dipecat? atau jabatan sebagai asisten akan dicabut? atau aku akan diroling?
Seketika wajah Radit memucat kalau sampai asumsinya benar bagaimana dengan nasib Monica? hanya dialah yang bisa membuat Radit bergejolak dan memanas saat di ranjang.
Puas memikirkan asumsi yang datang kini Radit menatap bos nya tersebut.
"Ada apa pak sebenarnya?" tanya Radit.
"Sebelumnya saya minta maaf," kata Pak Brata.
Wajah Radit kian memucat. Dia sungguh takut kalau ini mengenai pekerjaannya.
"Pak tolong jangan pecat saya," sahut Radit.
Mendengar kata Radit tentu membuat Pak Brata tertawa.
"Siapa yang akan memecat kamu Radit, kinerja kamu sangat bagus, saya membutuhkan kamu untuk selalu di samping," timpal pak Brata.
"Lalu bapak mau bicara apa?" tanya Radit.
"Saya ingin menjodohkan kamu dengan anak saya Radit," jawab Pak Brata.
Duarrrrr
Radit mematung mendengar keinginan pak Brata, yang mau menjodohkan dirinya dengan Putri beliau.
"Apa pak?" tanya Radit.
"Saya memiliki anak yang sudah cukup umur untuk menikah, dia sangat pemalu sehingga dia tidak bisa mencari kekasih. Saya ayahnya sangat khawatir bagaimana jika saat saya meninggal nanti dia masih sendiri," jawab pak Brata.
"Saya melihat kamu pas sekali untuk Alya anak saya, selain sopan kamu juga cakap dalam berbisnis sehingga suatu saat jika saya meninggal saya memiliki pewaris perusahan saya karena tidak mungkin mewariskan pada Alya yang sangat pemalu itu," imbuh pak Brata.
Radit terdiam mencerna kata-kata atasannya barusan, bagi Radit tentu ini adalah kesempatan emas untuk memiliki sebuah perusahan besar tapi bagaimana dengan Monica? apa dia harus merelakan hubungan mereka yang sudah berjalan lama?
"Radit," panggil pak Brata.
Radit yang asik memikirkan kata-kata Pak Brata tentu tidak mendengar panggilan atasannya sehingga pak Brata menepuk bahu Radit.
"Eh iya pak," kata Radit setelah keluar dari lamunannya.
Pak Brata nampak tersenyum, sangat terlihat kalau Radit bimbang dengan keinginan atasannya tersebut.
"Kalau kamu keberatan saya tidak akan memaksa, saya bisa memilihkan jodoh yang lain untuk anak saya," pungkas Pak Brata.
"Bukannya saya tidak mau pak, tapi saya takut jika anak pak Brata tidak mau menerima saya karena saya hanyalah asisten anda," ucap Radit.
Pak Brata tertawa mendengar ucapan Radit.
"Alya adalah anak yang penurut apa yang menjadi titah saya pasti dia akan menurutinya Radit jadi kamu nggak usah khawatir akan hal itu," kata pak Brata.
"Tinggal atur waktu saja untuk bertemu dengannya," imbuh Pak Brata.
Radit tersenyum sambil mengangguk.
Keesokannya sebelum berangkat ke kantor, Radit menyempatkan diri untuk ke rumah kontrak Monica dia ingin membahas tentang perjodohan yang bosnya tawarkan.
"Tidak mas, lalu aku bagaimana kalau kamu menikah dengan anak bos kamu?" tanya Monica.
"Aku akan tetap bersama kamu sayang, ini adalah kesempatan emas aku untuk menjadi seorang CEO, kuharap kamu mau mengerti," jawab Radit.
Monica cemberut dia sungguh tidak rela jika Radit menikah dengan anak bosnya.
"Enak sekali kamu menyuruh aku mengerti mas," protes Monica.
Radit tersenyum, melihat bibir Monica yang maju ke depan membuatnya ingin melahap bibir kekasihnya tersebut.
Radit menaikkan dagu Monica ingin melahapnya namun Monica menangkis tangan Radit.
"Nggak mas," kata Monica ketus.
Radit menghela nafas lalu membelai rambut kekasihnya tersebut.
"Begini, setelah aku menjadi suaminya aku akan menjadi kaya karena cepat atau lambat pak Brata akan mengangkat aku menjadi CEO dan saat itu tiba aku akan menikahi kamu," jelas Radit.
Monica mengerutkan alisnya.
"Menjadi nomor dua tapi dinomorsatukan pasti tidak jadi masalah buat kamu kan sayang," imbuh Radit lagi.
Monica menatap Radit dengan tatapan tak biasa, dia tidak yakin dengan kekasihnya tersebut.
"Kamu yakin mas?" tanya Monica meyakinkan.
"Yakinlah, nanti kita akan bulan madu ke Eropa seperti yang kamu impikan, pergi ke sungai Are di Swiss, pergi ke menara Eiffel, pergi ke Italia dan lain-lain lagi," jawab Radit.
Mendengar bulan madu ke Eropa membuta mata Monica menghijau, dia yang dasarnya wanita matre tentu dengan senang hati kini membiarkan Radit menikahi anak atasannya.
"Tapi jatah aku masih berjalan kan? dan jangan lupa akan janji kamu ya untuk menjadikan aku istri kamu dan bulan madu ke Eropa," kata Monica.
"Siap sayang, apapun akan aku lakukan," sahut Radit.
Radit kini tersenyum menyeringai, Dewi Fortuna benar-benar berpihak padanya karena sebentar lagi keinginannya akan terkabul semua mulai dari menjadi seorang CEO dan menikahi Monica serta jalan-jalan ke Eropa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
tukang nyimak
jd gemetarrrrr.. baca part 1 lg nganu2 dot kom..
😁😁
2023-04-19
0
TariLestari
hadir
2022-11-24
0
Aan_Putri
hadir Kk..,baru dibab awal aj sdh bikin resah & basah bikin pengen lnjutin bt baca...
2022-11-01
1