Kabar Buruk,

"Tambah satu gelas lagi dong, Bro!" ujar seorang pria bertubuh kekar, "Masa lo kalah sama mereka, Vin?" Pria tersebut menunjuk teman lain yang sedang menghabiskan minuman beralkohol langsung dari botolnya.

Arvin tak menggubris ucapan Raka, karena kepalanya sudah berdenyut. Arvin merogoh ponselnya setelah merasakan getaran di dalam saku celananya. Sayup-sayup, mata minimalis itu membaca pesan yang dikirim oleh asisten pribadi orang tuanya.

Setelah membaca pesan tersebut, Arvin segera beranjak dari tempatnya. Ia harus segera pulang untuk menyelesaikan pekerjaan yang harus selesai dalam kurun satu minggu. Ia belum memulai sama sekali desaign bangunan seperti yang diperintahkan orangtuanya.

"Lo mau kemana, Bro? Sebentar lagi tamu gue mau datang! Gak pengen liat barang baru nih?" Raka berusaha mencegah Arvin agar menemaninya di sana, akan tetapi temannya itu pergi begitu saja tanpa menghiraukan bujuk rayunya.

"Sial! Rencana gue gagal!" Raka mengepalkan tangannya setelah melihat Arvin pergi dari ruangan VIP itu.

Raka sangat membenci Arvin, karena adik perempuannya depresi gara-gara cintanya ditolak oleh Arvin. Dari situ Raka bertekad untuk menghancurkan Arvin. Musuh di dalam selimut, itulah perumpamaan yang cocok untuk Raka. Ia berlagak sebagai seorang sahabat di depan Arvin, akan tetapi di belakang pria tampan itu, Raka terus berusaha untuk menghancurkan kehidupan Arvin.

"Ka, mana katanya ada yang baru?" tanya teman Raka yang sudah mabuk.

"Mungkin belum datang kali. Kata tante Nella, malam ini ada barang baru kok! Udah gue booking untuk nemenin kita," ucap Raka sebelum menuang wine ke dalam gelasnya.

Ketiga pria tersebut pada akhirnya melanjutkan acara di dalam ruang VIP tersebut. Mereka menunggu kedatangan wanita yang sudah dipesan Raka dari tante Nella.

***

Sementara itu di tempat lain, Fay sedang memperhatikan setiap kata yang disampaikan oleh Angel. Seniornya itu memberikan arahan apa saja yang harus dikerjakan Fay malam ini. Meski berat Fay harus mengerjakan semuanya . Ia benar-benar risih dengan keadaan di sekitar. Hidup di Amerika selama enam tahun, nyatanya tidak bisa mengubah pribadi Fay. Ia tetap tidak suka berada di tempat berisik seperti ini.

"Hai Sayang. Bagaimana? Apa Angel sudah menjelaskan pekerjaanmu?" tanya tante Nella setelah datang menghampiri Fay dan Angel.

Fay hanya diam sambil mengangguk pelan. Ia enggan untuk bicara dengan wanita yang ada di hadapannya itu. Tante Nella memberikan beberapa arahan tambahan yang harus dilakukan Fay saat ini.

"Antarkan minuman itu ke ruangan VIP 01, Fay!" ujar tante Nella seraya menunjuk minuman yang sudah disiapkan di atas bar, "ingat! Perlakukan tamu dengan baik! Jangan sampai tamu langganan Tante kecewa!" Tante Nella memberikan peringatan kepada Fay.

Tanpa banyak protes, gadis cantik itu segera meraih nampan berisi beberapa botol minuman sesuai yang disebutkan tante Nella. Ia berjalan di tengah ramainya club malam ini.

"Hanya mengantar minuman 'kan! Kamu pasti bisa!" Fay memberi semangat kepada dirinya sendiri.

Setelah sampai di depan pintu ruangan VIP, Fay mendorong pintu kaca tersebut dengan lengannya. Ia masuk ke dalam ruangan berisikan tiga pria muda yang sedang asyik minum.

"Selamat datang, Bidadari cantik!" sambut Raka setelah melihat kehadiran Fay di sana, "come on, Baby!" teriak Raka sambil tersenyum penuh arti.

Raka dan kedua temannya berdecak kagum setelah melihat sosok baru yang dijanjikan tante Nella. Sempurna. Begitulah penilaian dari Raka untuk barang baru di club ini. Matanya yang sayu karena reaksi alkohol mengamati setiap lekuk tubuh Fay yang begitu indah.

"Silahkan!" ucap Fay setelah meletakkan botol minuman tersebut di atas meja. Ia berniat pergi dari ruangan tersebut setelah melakukan tugasnya.

"Hai cantik, mau kemana?" Raka menahan pergelangan tangan Fay ketika melihat gadis tersebut akan pergi, "tugasmu belum selesai, Sayang! Kamu harus menemani kami minum!" ujar Raka dengan diiringi senyum smirk.

Fay meradang ketika tangan Raka mulai menyentuh lengannya. Ia segera menghempaskan tangan itu agar menjauh dari tubuhnya. Mata indah itu pun terbelalak sempurna ketika mendapatkan perlakuan tidak sopan dari salah satu pria yang ada di sana.

"Jangan kurang ajar!" Fay memberi peringatan kepada Raka.

"Jangan berlagak sok suci lu! Wanita penghibur seperti lu memang pantas mendapatkan itu!" ujar Raka sambil berjalan ke tempat Fay berada.

Melihat pergerakan tersebut. Fay segera menjauhkan diri. Ia membuang nampan tersebut di lantai dan berlari keluar dari ruangan VIP itu. Ia tidak perduli meski banyak pasang mata yang menatap ke arahnya. Ia sampai di tempat awal sebelum melakukan pekerjaan. Fay membuka loker penyimpan untuk mengambil tas dan jaketnya. Ia memutuskan kabur dari tempat ini. Tante Nella dan Angel sepertinya tidak ada di tempatnya.

"Aku harus pergi. Ya, aku harus pergi dari sini!" ujar Fay setelah memakai jaketnya.

Fay mengayun langkah menuju pintu keluar. Ia memastikan orang-orang tante Nella tidak melihat kepergiaannya. Segera Fay berjalan menuju bahu jalan untuk mencari taksi.

Setelah mendapatkan taksi, Fay akhirnya bisa bernapas lega. Ia menyandarkan kepala di kursi penumpang dengan mata yang terpejam. Air mata lolos begitu saja dari pelupuk mata karena kejadian yang baru saja dialaminya.

"Aduh! Siapa yang nelfon aku!" Fay bergumam setelah mendengar dering ponsel di dalam tasnya. Ia takut jika tante Nella ataupun bu Lisa yang menghubunginya.

"Kak Dira?" Fay bergumam setelah melihat nama kakaknya di layar ponsel.

Tanpa berpikir panjang, Fay segera menjawab panggilan tersebut. Ia takut ada perihal penting yang akan disampaikan oleh Dira.

"Ibu tidak bersamaku, Kak! Ada apa?" tanya Fay setelah panggilan terhubung dan Dira menanyakan keberadaan bu Lisa.

Bulir air mata mulai berjatuhan setelah Fay mendengar kabar yang disampaikan Dira. Ia membekap mulutnya karena kabar mengejutkan ini. Semua rangkaian kata yang ada dalam pikirannya musnah begitu saja, setelah Fay tahu jika ayahnya telah menghembuskan napas terakhirnya.

"Kak Dira bohong 'kan!" Fay menyangkal berita yang disampaikan oleh Dira.

Panggilan tersebut terputus begitu saja, karena Fay tidak sanggup untuk mendengar penjelasan dari Dira. Ia merasa bersalah karena tidak ada di samping ayahnya di detik-detik terakhir sebelum menghembuskan napas. Fay memberitahu sopir taksi tersebut agar ke rumah sakit, di mana ayahnya dirawat.

Setelah menempuh perjalanan panjang, pada akhirnya Fay sampai di rumah sakit. Ia mengayun langkah menuju lobby rumah sakit, setelah membayar tagihan taksi. Langkah demi langkah telah dilalui Fay hingga sampai di tempat Dira berada saat ini.

"Kakak sendirian di sini?" tanya Fay setelah sampai di samping Dira.

"Iya. Aku takut Fay, aku takut! Ibu belum pulang sejak pergi bersamamu! Sudah aku telfon tapi tidak ada jawaban! Ibu kemana, Fay?" cecar Dira di sela-sela isak tangisnya.

Fay hanya menggeleng pelan, karena ia pun tidak tahu di mana keberadaan ibu tirinya itu. Fay merengkuh tubuh kakaknya yang bergetar karena duka mendalam yang terasa.

"Bahkan di saat Ayah meninggal, nenek sihir itu tidak tahu! Istri macam apa dia!" umpat Fay dalam hati. Ia benar-benar terluka karena ulah bu Lisa.

...🌹Selamat membaca🌹...

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Hallo pemirsah😀ada rekomendasi karya keren untuk kalian nih😍 Kuy kepoin karya dari author Tripel.1 dengan judul 336 HOURS. Nah, kan! Apa gak penasaran setelah baca blurb di bawah ini👇👇

...🌷🌷🌷🌷🌷🌷...

Terpopuler

Comments

Yeni Eka

Yeni Eka

lengkap sudah penderitaan mu Fay. semoga klo ayah nya meninggal Fay jadi bisa lawan ini tiri nya

2022-10-30

0

Yeni Eka

Yeni Eka

astaga Tante Nella 😂

2022-10-30

0

Nanda Lelo

Nanda Lelo

aduuuh Fay,, jgn terlalu lembek lah Fay ,, sedih aku tuh

2022-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 Tatapan Sinis Ibu Tiri,
2 Ubah surat Wasiatnya!
3 Pekerjaan untuk Fay.
4 Kabar Buruk,
5 Minta biaya,
6 Pesanan Tuan Bram.
7 Pergi dari sini!
8 Fay Pingsan?
9 Identitas Fayre,
10 Menghampiri bu Lisa,
11 Akhirnya bertemu,
12 Tentang Rencana Pernikahan,
13 Tentang lukisan,
14 Obrolan serius,
15 Syarat dari Arvin
16 Mulai persiapan
17 Bersenang-senang,
18 Fitting Gaun,
19 Pemberkatan
20 Resepsi pernikahan,
21 Bukan Malam Pertama,
22 Kopi Asin,
23 Nasib Sanca,
24 Serah terima,
25 Liburan panjang Horang kaya!
26 Sedingin Salju,
27 Semakin keruh,
28 Malam kelam,
29 Cari dia!
30 Kota kecil di Jawa timur,
31 Kejutan untuk Arvin,
32 Menghabiskan waktu bersama Mia,
33 Dia ditemukan!
34 Kedatangan keluarga Bramasta,
35 Fay tak sadarkan diri?
36 Nasihat Bu Linda,
37 Bingkai Foto,
38 Resah?
39 Minyak urut di hari minggu,
40 Suara gelak tawa,
41 Perlahan membaik,
42 Bioskop modus
43 Seperti dihempaskan
44 Kedatangan Raka
45 Mengumbar kemesraan,
46 Dinner Romantis,
47 Otewe Bali,
48 Fay mendadak licik.
49 Bahagia tak terkira,
50 Saatnya telah tiba,
51 Masuk Rumah Sakit?
52 Janji di tepi pantai,
53 Reno?
54 Jalan sendiri,
55 Ketakutan,
56 Makan siang spesial,
57 Perubahan Arvin,
58 Rumah tangga bahagia,
59 Rencana ulang tahun,
60 Kado ulang tahun spesial,
61 Berkumpul bersama,
62 Anniversary pertama,
63 Hal menyakitkan!
64 Tidak tahu malu!
65 Tiba di Swiss
66 Baby sitter dan bayi,
67 Rencana konsultasi,
68 Pemeriksaan!
69 Malam menyebalkan!
70 Bu Lisa terharu,
71 Berita dari Tante Winda,
72 Hati yang pedih,
73 Adelia Winata?
74 Kisah miris,
75 Sempat curiga,
76 Bingung!?
77 Berbanding terbalik,
78 Histeris!
79 Bela sungkawa,
80 Terbongkar sudah,
81 Obat dalam closet?
82 Definisi mencintai?
83 Datang ke kantor,
84 Surat Panggilan,
85 Luapan amarah,
86 Pertolongan Rofan,
87 Bertemu Fabi,
88 Frustasi,
89 Akhirnya Fayre tahu,
90 Ditemukan!
91 Mood rusak!
92 Kebaikan semesta
93 Rintik hujan yang tak henti,
94 Sidang Pertama,
95 Keputusan sidang,
96 Tergelitik,
97 Sikap yang sama,
98 Dilabrak istri sah.
99 Hasil Laboratorium,
100 Rencana Arvin dan Fabi,
101 Penangkapan,
102 Sidang putusan,
103 Alasan yang terungkap,
104 Sidang Putusan,
105 Memasang umpan,
106 Hukuman berakhir,
107 Positif hamil,
108 Rencana berobat,
109 Bersiap ke luar negeri,
110 Jerman,
111 Keraguan Raka,
112 Kekacauan di Bandara,
113 Serangan jantung
114 Tidak bisa program hamil,
115 Bertabur kebahagiaan,
116 Kasih di hari minggu
117 Curahan kasih sayang
118 Kenyataan yang terbongkar,
119 Jalan tol ditutup?
120 Nyidam!
121 Kebiasaan aneh!
122 Amit-amit jabang bayi!.
123 Berburu nasi goreng,
124 Brewok meresahkan!
125 Memprihatinkan!
126 Pemenangnya?
127 Baby Shower
128 Hadiah dari Fayre,
129 Proyek besar dari dokter Areta,
130 Perjuangan besar dimulai.
131 Baren Darelano Axelle,
132 Hari-hari bahagia Fayre,
133 Malam syahdu untuk sebuah Rasa,
134 Salam kasih untukmu,
135 Berbagi kasih,
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Tatapan Sinis Ibu Tiri,
2
Ubah surat Wasiatnya!
3
Pekerjaan untuk Fay.
4
Kabar Buruk,
5
Minta biaya,
6
Pesanan Tuan Bram.
7
Pergi dari sini!
8
Fay Pingsan?
9
Identitas Fayre,
10
Menghampiri bu Lisa,
11
Akhirnya bertemu,
12
Tentang Rencana Pernikahan,
13
Tentang lukisan,
14
Obrolan serius,
15
Syarat dari Arvin
16
Mulai persiapan
17
Bersenang-senang,
18
Fitting Gaun,
19
Pemberkatan
20
Resepsi pernikahan,
21
Bukan Malam Pertama,
22
Kopi Asin,
23
Nasib Sanca,
24
Serah terima,
25
Liburan panjang Horang kaya!
26
Sedingin Salju,
27
Semakin keruh,
28
Malam kelam,
29
Cari dia!
30
Kota kecil di Jawa timur,
31
Kejutan untuk Arvin,
32
Menghabiskan waktu bersama Mia,
33
Dia ditemukan!
34
Kedatangan keluarga Bramasta,
35
Fay tak sadarkan diri?
36
Nasihat Bu Linda,
37
Bingkai Foto,
38
Resah?
39
Minyak urut di hari minggu,
40
Suara gelak tawa,
41
Perlahan membaik,
42
Bioskop modus
43
Seperti dihempaskan
44
Kedatangan Raka
45
Mengumbar kemesraan,
46
Dinner Romantis,
47
Otewe Bali,
48
Fay mendadak licik.
49
Bahagia tak terkira,
50
Saatnya telah tiba,
51
Masuk Rumah Sakit?
52
Janji di tepi pantai,
53
Reno?
54
Jalan sendiri,
55
Ketakutan,
56
Makan siang spesial,
57
Perubahan Arvin,
58
Rumah tangga bahagia,
59
Rencana ulang tahun,
60
Kado ulang tahun spesial,
61
Berkumpul bersama,
62
Anniversary pertama,
63
Hal menyakitkan!
64
Tidak tahu malu!
65
Tiba di Swiss
66
Baby sitter dan bayi,
67
Rencana konsultasi,
68
Pemeriksaan!
69
Malam menyebalkan!
70
Bu Lisa terharu,
71
Berita dari Tante Winda,
72
Hati yang pedih,
73
Adelia Winata?
74
Kisah miris,
75
Sempat curiga,
76
Bingung!?
77
Berbanding terbalik,
78
Histeris!
79
Bela sungkawa,
80
Terbongkar sudah,
81
Obat dalam closet?
82
Definisi mencintai?
83
Datang ke kantor,
84
Surat Panggilan,
85
Luapan amarah,
86
Pertolongan Rofan,
87
Bertemu Fabi,
88
Frustasi,
89
Akhirnya Fayre tahu,
90
Ditemukan!
91
Mood rusak!
92
Kebaikan semesta
93
Rintik hujan yang tak henti,
94
Sidang Pertama,
95
Keputusan sidang,
96
Tergelitik,
97
Sikap yang sama,
98
Dilabrak istri sah.
99
Hasil Laboratorium,
100
Rencana Arvin dan Fabi,
101
Penangkapan,
102
Sidang putusan,
103
Alasan yang terungkap,
104
Sidang Putusan,
105
Memasang umpan,
106
Hukuman berakhir,
107
Positif hamil,
108
Rencana berobat,
109
Bersiap ke luar negeri,
110
Jerman,
111
Keraguan Raka,
112
Kekacauan di Bandara,
113
Serangan jantung
114
Tidak bisa program hamil,
115
Bertabur kebahagiaan,
116
Kasih di hari minggu
117
Curahan kasih sayang
118
Kenyataan yang terbongkar,
119
Jalan tol ditutup?
120
Nyidam!
121
Kebiasaan aneh!
122
Amit-amit jabang bayi!.
123
Berburu nasi goreng,
124
Brewok meresahkan!
125
Memprihatinkan!
126
Pemenangnya?
127
Baby Shower
128
Hadiah dari Fayre,
129
Proyek besar dari dokter Areta,
130
Perjuangan besar dimulai.
131
Baren Darelano Axelle,
132
Hari-hari bahagia Fayre,
133
Malam syahdu untuk sebuah Rasa,
134
Salam kasih untukmu,
135
Berbagi kasih,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!