Yasinta hanya menatap lekat ke arah Windu yang kaget dengan penawaran atas prmintaannya itu.
"Apa ada yang salah dengan penawaran permintaan saya? Kamu sedang butuh uang banyak, bukan? Uang yang sangat banyak untuk membayar hutang kedua orang tuamu. Benar?" tanya Yasinta dengan penuh percaya diri.
Ya, selama beberapa bulan terahir ini. Seiring perjalanan rumah tangga Yasinta dan usia pernikahannya yang sudah semakin lama, Yasinta mulai jenuh dengan situasi dan kondisi rumah tangganya.
Windu masih menganga, bibirnya membuka kecil antara percaya dan tak percaya dengan semua permintaan konyol seorang istri.
"Bukan salah Nyonya. Tapi, ini sungguh permintaan yang tak wajar. Dimana -mana seorang istri tidak akan pernah berbagi suami, bahkan ia akan marah bila suaminya di dekati wanita lain. Tapi, Nyonya malah memintaku untuk menikah denga suami anda?" tanya Windu pelan.
Yasinta tersenyum tipis, ia tidak tahu harus menjelaskan mulai dari mana. Ia hanya ingin menjelaskan kepada mertuanya bahwa Wibisono, suaminya itu sudah lama tidak pernah memberikan nafkah batin.
"Aku tidak perlu banyak bicara. Aku tidak mau kamu terlalu banyak menerka -nerka. Aku hanya ingin menawarkan pekerjaan mulia ini, Windu. Ingat, kamu menikah dengan suamiku hanya untuk satu tahun ke depan saja. Kecuali, kamu bisa mengandung benih dari suamiku. Aku ijinkan kamu selamanya bersama suamiku," ucap Yasinta sambil tertawa terbahak -bahak.
Windu mengernyitkan dahinya. Ia bingung, itu sama saja ia yang rugi banyak. Pernikahannya hanya satu tahun, dan Windu harus menyerahkan keperawanannya. Lalu bercerai kecuali suaminya jelas bisa menghamilinya, maka Windu bisa bersama suaminya selamanya, itu tandanya Windu bisa mendapatkan suaminya secara utuh.
"Nyonya? Kalau pernikahan ini hanya untuk satu tahun saja, aku rugi dong?" tanya Windu polos.
"Rugi? Apa maksudmu?" tanya Yasinata ulai tak paham dengan maksud Windu.
"Ya, aku harus memberikan keperawananku di malam pertama, padahal pernikahan ini ada masanya. Apa Nyonya bisa mengembalikan keperawananku?" tanya Windu kembali. Windu bimbang, ia sangat dilema. Ini perkerjaan mudah dan tidak akan ada kesempatan lagi yang sama. tapi, Windu harus benar -benar selektif agar bisa mendapatkan uang yang banyak. Selain semua hutang kedua orang tuanya lunas, ia harus bisa memastikan Kedua orang tuanya dan adiknya itu hidup layak bahkan hidup senang denagn memiliki rumah dan kbutuhan hidup yang tercukupi.
Kini giliran Yasinta yang kaget dengan ucapan cerdas Windu. Ternyata Windu tidak sepolos yang ia kira dan Windu bukan tipe perempuan yang mudah di bujuk.
"Kamu yakin? Masih perawan? Di jaman sekarang banyak anak perempuan se -usia kamu yang sudah tidak perawan hanya demi uang," ucap yasinta ketus.
"Jangan samakan, aku dengan gadis lain. Aku berasal dari keluarga baik -baik dan menjunjung tinggi nilai -nilai harga diri. Walaupun aku bukan dari golongan orang kaya. Aku harap Nyonya mengerti. Tidak semua hal bisa di bayar dengan uang. Pernikahan itu sakral, Nyonya. Lalu, Nyonya ad amasalah apa? Hingga mau menerima kehadiran wanita lan untuk suami Nyonya? tentu ini ada sesuatu yang tidak beres," ucap Windu tegas.
"Jaga bicaramu Windu. Aku hanya ingin membuat suamiku bahagia dengan pernikahannya. Aku belum bisa memberikan keturunan pada suamiku. Aku selalu di sebut mandul, padahal ...." ucapan Yasinta terhenti dan tak di lanjutkan.
"Padahal apa?" tanya Windu dengan penasaran.
"Padahal saya dan suami tidak ada masalah. Mungkin memang belum di kasih saja, betul kan?" ucap Yasinta tertawa lebar.
Windu terdiam. Ia merasakan aura aneh dan ada hal yang membuat Windu merasa janggal dengan permintaan gila ini.
"Jadi? Bagaimana? Kapan kamu siap menikah dengan samiku. Aku akan mempersiapkan semuanya," ucap Yasinta dengan suara lantang.
Windu menggelengkan kepalanya pelan.
"Maaf Nyonya, aku belum bisa memutuskan untuk ini. Aku takut jika kedua orang tuaku tahu, bahwa ini adalah hanya pura -pura saja," ucap Windu lirih.
Windu hanya tidak tega melihat kedua orang tuanya kecewa dengan semua ini. Ia menerima pernikahan kontrak dari istri pertama dengan maksud tertentu yang ia sendiri tidak tahu.
"Aku tidak akan pernah mengungkap masalah ini kepada kedua orang tua kamu. Aku jnaji itu," ucap Yasnta yang masih terus membujuk Windu.
"Bukan masalah itu Nyonya," jawab Windu pelan sambil meremat rok pendeknya di bawah meja.
Degub jantungnya tak karuan rasanya. Ia benar -benar bingung. Di satu sisi, ia butuh uang banyak. Tapi di satu sisi, ia juga tidak mau semuanya sia -sia. Kalau bisa ia harus hamil dalam waktu setahun, agar ia tetap bisa bersama dengan suaminya. Bukan malah harus berpisah karena sesuatu hal.
"Lalu? Masalahnya apa? Uang? Setiap bulan aku akan mengirim kan uang yang bnayak di rekening kamu," ucap Yasinta dengan mantap.
Windu menunduk. Ia belum bisa memutuskan, ini hal tersulit dalam hidupnya. Pilihan yang tak bisa dengan mudah di pilihanya. Tidak seperti soal matematukan yang sudah pasti rusnya atau soal bahasa indonesia yang bisa di baca dengan nalar yang baik.
Windu menarik napas dalam.
"Anda yakin Nyonya? Kalau aku bisa hamil dengan suamimu, aku akan tetap selamanya bersama suamiku?" tanya Windu memastikan.
Yasinta menatap Windu lekat. Ternyata permintaanya malah membuat Yasianta kacau sendiri.
"Ya. Kalau memang bisa, kita akan hidup bersama. Bertiga. Aku, kamu, dan suami kita." suara tegas dan lantang tercelos dari bibir YAsinta untuk meyakinkan Windu.
"Aku mau, asal semua hutang kedua orang tuaku lunas sebelum pernikahanku, dan kedua orang tuaku mendapatkan rumah serta fasilitas yang layak dan semua kebutuhannya tercukupi," ucap Windu pelan.
Pilihan yang sulit namun harus di ambil dengan baik. Setidaknya permasalahan kehidupan orang tuanya bisa selesai dan semua ini bisa membuat kedua orang tuanya bangga dan bahagia. Maslah hamil, itu di pikir nanti dengan berjalanannya waktu.
"Oke, deal." ucap Yasinta tegas sambil mengulurkan tangannya untuk saling berjabat tangan dengan Windu.
Windu pun menerima pernikahn kontrak yang hanya satu tahun itu.
"Oh ya ... Namaku Yasinta, dan Wibisono adalah suamiku. Ia seorang direktur. Uangnya sangat banyak sekali, kamu akan bahagia selama satu tahun ke depan, sampai kamu benar -benar bisa hamil, Windu," ucap Yasinta penuh dengan senyum kelicikan.
"Iya. Aku windu, Nyonya Yasinta," ucap Windu pelan.
Seperti sedang menerima undian durian runtuh. Itulah perbahasa yang sedang menimpa Windu saat ini. Ia tidak hanya di traktir makan dan minum di restauran mahal. Windu juga sudah di beri uang muka sebagai awal menerima pernikahan kontrak ini. Uang yang menurut Windu sangat banyak sekali. Uang yang kalau di satukan hampir sama dengan gajinya selama satu tahun.
"Ini uang untukmu, Windu. Besok siang, kita bertemu lagi di sini tepat di jam maka siang. Kamu akan menada tangani pernikahan kontrak itu, lalu akan akan menyelesaikan semua hutang kedua orang tua kamu, dan aku akan memberikan kunci rumah sebagai tanda jadi pernikahan kontrak ini. Lusa kamu akan menikah dengan suamiku. Tapi, nanti malam, kita akan makan maam di sebuah hotel. Sepulang kerja, kamu, aku jemput," ucap yasinta penuh senyum misteri.
Windu sudah tidak peduli akan hal itu. Pikirannya hanya ingin membahagiakan orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Soraya
mampir thor
2024-08-25
1
Lela Lela
Hati hati windu
2022-12-05
1
Lela Lela
jgn dulu mau nikah windu bayar utang orang tuamu dan bikin rumah layak ...
2022-11-28
0