"Menikah? Menikah dengan orang yang sama sekali tak ku kenal? Kamu yakin dengan ucapanmu, Yas?" tanya Wibisono mulai kesal.
"Kamu telah selingkuh Mas? Kamu mengkhianati rumah tangga kita? Apa aku salah, aku menyuruhmu menikah?" tanya Yasinta masih dengan nada pelan.
"Tapi aku tidak pernah selingkuh Yasinta?" jawab Wibisono masih membela diri.
"Tapi ini buktinya apa? Kamu tidur dengan wanita lain Mas? Apa kamu pikir kesalahan kecil?" tanya yasinta yang mash berpura -pura kesal.
"Tapi, Yas? Kamu tahu aku kan seperti apa? Mana mungkin aku tidur dengan wanita lain?" ucap Wibisono masih terus berusaha meyakinkan Yasinta.
"Apa? Tapi apa? Kamu seperti apa? Kamu lemah syahwat? Kamu tidak bisa memberikanku anak, itu yang mau kamu bilang padaku?" sungut Yasinta dengan sengaja membeberkan aib rumah tangganya. Kenapa sampai saat ini, ia belum juga hamil.
Sontak ucapan Yasinta membuat Wibisono mendidih. Windu pun terdiam dan menutup mulutnya. Ia ingat betul pernikahan kontrak itu hanya setahun dan bila akhirnya mengandung, maka Windu bisa selamanya bersama Wibisono. Tapi semuanya sudah terbongkar. Aib rumah tangga antara Wibisono dan Yasinta pun terkuak dengan sengaja.
"Yasinta? kenapa kamu mengungkit masalah itu padaku? Bukankah kita sepakat untuk merahasiakan ini semua?" teriak Wibisono yang juga kesal.
"Nikahi dia? Nikahi gadis itu? Atau aku akan bicara pada semua keluarga kita kalau kamu sudah selingkuh. Aku punya bukti kalian tengah tidur bersama," ucap Yasinta keras dengan napas memburu.
"Aku tidak mau. Aku tidak melakukan apa -apa padanya. Kalau begitu, aku minta cerai," ucap Yasinta pelan. Nad suaranya melemah. Yasinta tahu betul apa konsekuensinya meminta cerai Wibisono dan meninggalkan lelaki sabar seperti Wibisono.
"Oke. Kalau kamu tidak mau aku sebar semua foto perselingkuhanmu dengan gadis itu, dan aku akan segera meminta cerai dari kamu, Mas," ucap Yasinta keras.
Wibisono menatap Yasinta yang sedang menatap tajam ke arah Windu dengan sangat tajam. Tatapannya begitu nyalang terhadap Windu. Windu hanya bisa menunduk.
"Baiklah. Aku akan menikahinya. Beri aku waktu untuk mempersiapkannya. Tapi, ini semua karena keinginanmu Yas. Kamu harus bertanggung jawab, bila kedua orang tuamu menanyakan hal ini," ucap Wibisono pelan.
Wibisono pun langsung pergi. Hatinya benar -benar kacau. Pilihannya adalah keputusan akhir karena tidak ingin berpisah dengan Yasinta. Wibisono hanya berpikir, selama ini hanya wanita itu yang mampu membuatnya bahagia di saat kondisinya terpuruk kaena kekurangannya.
Suara mobil Wibisono jelas terdengar sedang menyalakan mesin dan tak lama mobil itu melaju kencang hingga suara decitan mobil itu begitu terdengar.
"Akhirnya. Mudah bukan? Kamu akan menikah dengan suamiku, Windu," ucap Yasinta yang tertawa puas.
Semua rencananya berjalan dengan sangat lancar. Bahkan tidak ada satu pun yang gagal satu pun.
"Kenapa Nyonya seolah tadi tak mengenalku?" tanya Windu ragu.
"Karena aku tidak mau kalau semua ini rencanaku. Aku hanya ingin seolah -olah suamiku memang bersalah karena telah berselingkuh denganmu. Jadi, aku harap, kamu bisa menerima posisi kamu sebagai wanita kedua. Tapi, tenang saja, semua hutang -hutang kedua orang tuamu sedang kmai lunasi semua dan rumah yang kau inginkan pun sedang kami persiapkan. Satu hal aku tidak ingin suamiku tahu jika ini semua rencanaku sampai kontrak itu selesai. Paham? Atau kamu dan keluarga kamu akan aku buat menderita seumur hidup," ucap Yasinta dengan suara tegas.
"Jadi Nyonya hanya menjebak saya dan suami nyonya? Saya hanya di jadikan boneka saja?" tanya Windu kesal. Namun ia tak dapat berbuat apa -apa. Tetap saja bukti -bukti Yasinta lebih kuat. Masalah pernikahan kontrak itu pun, ia tak dapat salinannya, jadi Windu tidak bisa berkutik atau mencari pembelaan.
"Terserah kamu mau bilang apa, Windu. Tapi, yang jelas, aku sudah banyak membantu meringankan beban keluargamu yang miskin itu. Satu hal, satu tahun waktu yang sebentar untuk kamu menikmati fasilitas kekayaan suamiku. Karen sampai kapan pun leaki itu akan tetap mencintaiku dan tidak akan berpaling pada wanita manapun, termasuk kamu. Aku bertahan juga karena hartnya yang melimpah. Aku juga tidak akan bodoh minta cerai dengan mudahnya. Tapi, aku juga tidak bisa hidup berumah tangga seperti ini terus. Aku butuh kepuasan lainnya, kepuasan yang seharusnya aku dapatkan dari suamiku sendiri. Paham?" ucap Yasinta tegas.
Yasinta pun pergi dari kamar itu. Ia pun pergi dengan supir pribadinya entah kemana meninggalkan rumah kayu itu dan meninggalkan Windu di rumah itu.
Windu hanya tertegun menatap ke arah luar kamar. Dirinya tidak tahu harus kemana, karen ia tidak tahu sekarang sedang ada di mana.
"Nona Windu? Mari sarapan pagi," ucap asisten rumah tangga yang bertugas mengurus rumah kayu.
Tatapan sendu Windu pun beralih menatap sosok perempuan setengah baya yang berdiri di ambang pintung dengan senyum ramah.
"Anda tahu nama saya, Nyonya?" tanya Windu pelan. Usianya dengan Windu tentu sangat jauh sekali. Windu yang masih berumuh dua puluh empat tahun, dan perempuan itu sepertinya sudah berumur tiga puluhan tahun.
Hanya senyum lebar dan anggukan kecil menjawab jelas pertanyaan Windu.
"Yuk, kita ke meja makan. Semuanya sudah saya siapkan. Setelah ini, Nona Windu bersiap. Tuan Wibisono sedang menuju kesini," ucap perempuan itu pelan.
Windu hanya mengangguk kecil dan berjalan mengikuti perempuan itu.
"Namaku Lita. Maaf, jika aku lancang. Apakah anda kenal Nyonya Yasinta sebelumnya?" tanya Lita pelan sambil membukakan kursi makan dan membuka piring dan menyiapkan semua keperluan Windu.
Windu mengerjapkan kedua matanya. Saat ini ia benar -benar tidak tahu harus menjawab apa. Harus jujur atau berbohong. Windu hanya takut pertanyaan ini jug akan menjebak hidupnya. Benar -benar sulit sekali menerima pekerjaan ini.
Satu piring makannya sudah penuh dnegan nasi dan lauk pauk yang terlihat lezat. Windu masih saja membulatkan bibirnya dan belum menjawab.
"Tadi ku lihat, Nyonya Yasinta seperti sudah akrab dan jelas sudah mengenal kamu dnegan baik. Tapi, ia bilang pada Tuan Wibisono bahwa tak pernah mengenalmu. Jadi sebenarnya mana yang benar?" tanya Lita pelan.
Lita sedang mencari tahu. Tadi malam ia begitu kaget saat Nyonya Yasinta dan supir pribadinya memasukkan gadis lain ke dlaam rumah kayu ini. Pesan Tuan Wibisono kepadanya agar rumah ini tidak terjamah oleh siapa pun kecuali Yasinta dan dirinya.
"Boleh aku makan?" tanya Windu pelan mengalihkna tema pembicaraan. Ia tak mau membuka rahasia ini pada asisten yang bisa saja memutarbalikkan fakta nantinya. Lebih baik, Windu mencari kebenaran itu sendiri.
Lita hanya mengulum senyum dan mengangguk pelan.
"Silahkan menikmati. Kalau mau nambah silahkan ambil saja," ucap Lita pelan dan kembali ke belakang.
Tidak lama Windu sedang menikmati sarapan paginya. Suara deru mobil jelas terdengar di depan rumah. Pikirannya sedikit kacau. Sepertinya benar, Tuan Wibisono datang untuk menemuinya pagi ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Naryati
Di tunggu kelanjutannya lagi kakak semangat..
2022-08-31
1