“Ibu ingin berbelanja, Jennie mau ikut?” ajak Mira sambil membersihkan alat makan pagi tadi.
Jennie tanpa berhenti terus bermain dengan beberapa bonekanya sambil menjawab ajakan dari ibunya.
“Tidak.”
Mira menoleh kepada Jennie yang memang anak rumah, tidak di Tanah Air atau di penjuru belahan dunia ia akan tetap memilih berdiam diri di rumah daripada pergi jalan-jalan bersama ibunya. Setelah Mira membersihkan tangannya ia pun mendekati Jennie lalu mencium ujung kepala anaknya tersebut.
“Ibu akan segera kembali.” gumam Mira sebelum membuka pintu dan berlalu pergi melewati bocah laki-laki yang berjarak cukup jauh darinya.
Tok! Tok! Tok!
Ketukan 15 menit selepas ibunya pergi itu mengejutkan Jennie.
Gadis itu berbalik menoleh dan menghentikan permainannya, ia berdiri lalu melangkah menuju pintu itu dan membukanya.
Jennie cukup terkejut mengetahui bocah laki-laki itu kembali.
“Sebenarnya siapa Kau? Apa Kau anak di sini?” tanya Jennie sebelum mulai mempersilakan Hyeon Chul masuk.
“Aku Hyeon Chul, ibu dan ayahku telah meninggal karna, ia dibunuh.” lirih Hyeon Chul menghentikan langkahnya dan menunduk.
“Di bunuh oleh siapa?” tanya Jennie mengaitkan jari-jemarinya di ujung bajunya.
Tersadar, Jennie segera membawa Hyeon Chul untuk masuk dan duduk di sofa ruang tamu.
“Ini salahku, saat itu aku meminta kakekku untuk mencarikanku teman, dan setelah beberapa lama aku menunggu permintaanku terkabul, kakek mengatakan jika besok akan ada sekeluarga lagi yang akan menempati rumah ini dan nanti ada yang bermain denganku. Tapi setelah- “
“Sayang, ibu pulang.”
Jennie dan Hyeon Chul terkejut karna mendengar suara dari ibu Jennie, Hyeon Chul segera beranjak dari duduknya dan menatap takut wanita yang lebih tua dari dirinya.
Mira terkejut mendapat sosok yang sebenarnya tak ia suka.
“Jennie.” panggil Mira tak lepas memandang Hyeon Chul.
Jennie yang bersembunyi di sofa akhirnya keluar dan menghampiri ibunya.
“Ya bu?” tanya Jennie yang sebenarnya tahu apa yang akan dipertanyakan dari ibunya.
Mira akhirnya mengalihkan tatapannya dan berjalan cepat kearah Jennie yang sebenarnya hanya berjarak tiga meter darinya.
“Kenapa Kau membiarkan seseorang masuk tanpa izin dari ibu?” tanya Mira marah yang tergambar jelas disetiap kalimatnya.
“Maaf bu, tapi aku saat pertama melihatnya sudah ingin menjadi temannya.” jelas Jennie menunduk sambil menarik ujung sweater.
Mira merasa perilakunya juga sudah cukup, ia mulai menghilangkan segala rasa marahnya dan mulai mengusap ujung bahu anaknya.
“Tak apa, lain kali jangan lakukan lagi, ya?” kata Mira lalu berbalik menatap Hyeon Chul dan berjongkok menyamakan tingginya pada bocah.
“Namamu?” tanya Mira sama lembutnya saat berbicara dengan Jennie.
Hyeon Chul mendongak—menatap Mira dengan bola matanya yang hitam pekat.
“Hyeon Chul.” jawab Hyeon Chul tahu jika wanita di depannya hanya tahu beberapa kata darinya, tidak dengan pria satu-satunya di sini dan Jennie yang tahu cukup dalam tentang bahasanya.
“Ibu, Dia dulu pernah tinggal di sini namun orang tuanya meninggal jadi- “
“Aku tinggal di panti asuhan, dekat kompleks ini.” sela Hyeon Chul menatap sebentar ke arah Jennie.
“Ya, Hyeon Chul sekarang tinggal di panti asuhan.” sambung Jennie sambil mendekati Mira dan Hyeon Chul.
Mira menghela napas berat lalu berdiri dan melenggang pergi menaiki tangga dan memasuki kamar.
“Apa ibumu marah?” tanya Hyeon Chul membuat Jennie juga semakin bingung, sebagai jawaban tak pasti Jennie hanya bisa menaikan bahunya.
—_—
Deru suara mobil mengalihkan perhatian Jennie, ia menoleh gembira ke arah pintu.
Pintu rumah terbuka memperlihatkan sesosok pria yang sudah berpenampilan lusuh dan wajah yang tak segar lagi seperti tadi pagi.
“Ayah.” sapa Jennie tersenyum simpul.
Dennis menoleh menatap sang anak lalu memberi senyuman balik kearah anaknya.
“Ayah mandi dulu, ya? Nanti makan malam.” nasihat Jennie menyerupai Mira yang setiap waktu berkata seperti itu pada Dennis saat pria itu sehabis pulang.
“Baik nona!” jawab Dennis sesudah tertawa kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments