Jefri, sebagai seorang asisten Tuan Muda Dirgantara tentu tugas yang diembannya tidak sedikit. Semua pekerjaan harus berjalan sesuai rencana. Setiap detail pekerjaan harus ada laporannya. Semua mesti tersusun rapi sesuai dengan kehendak Tuan Muda Dirgantara yang sangat teliti dan perfeksionis itu.
Hari-hari belakangan ini tentu makin banyak pekerjaan yang harus ia lakukan. Semenjak Senja, kekasih Tuan Mudanya, masuk ke rumah sakit karena kecelakaan, Tuan Mudanya yakni Bumi Langit Dirgantara tak pernah peduli soal urusan perusahaan. Pria itu bahkan tak mau beranjak sedikitpun dari kamar rumah sakit tempat kekasihnya dirawat.
Hari ini, pagi-pagi sekali Jefri sudah datang ke kantor untuk menghadiri meeting. Meeting pun berjalan lancar selama kurang lebih 2 jam. Setelah itu ia harus memeriksa beberapa laporan lagi di emailnya.
“Hah, banyak sekali laporan yang harus aku cek hari ini,” gumam Jefri pada dirinya sendiri.
Pria itu tampak meregangkan tangannya ke atas dan ke samping. Setelah itu ia pun mulai membuka laptop yang ada di depannya.
Sebelum memeriksa laporan tiba-tiba ia menginginkan sesuatu. Ya, ia menginginkan kopi. Ia butuh kopi saat ini agar matanya kembali segar dan tak merasa ngantuk.
Jefri tampak menelepon seseorang dari line telepon yang ada di atas mejanya.
“Hallo. Tolong bawakan secangkir kopi ke ruanganku,” titah Jefri lalu menutup panggilan itu.
Tak butuh waktu lama, seorang office girl yang tampak masih muda masuk ke ruangannya dengan membawa nampan berisi kopi. Dari awal masuk ke ruangan itu, gadis tersebut sudah senyum-senyum sendiri untuk tebar pesona dengan Jefri. Siapa yang bisa menolak pesona asisten yang tampan itu? Selain tampan, dia masih single juga.
Sebenarnya ada banyak sekali karyawan wanita yang sering tebar pesona padanya. Office girl ini bukan yang pertama. Tapi Jefri hampir sama seperti Tuan Mudanya, cuek dan tak mempedulikan wanita-wanita yang mencari perhatian mereka.
“Ini Tuan, kopinya. Silahkan diminum.” Office girl itu meletakkan secangkir kopi di meja Jefri.
“Terimakasih.” Hanya itu yang keluar dari mulut Jefri. Kemudian ia sibuk dengan laptopnya lagi.
Merasa tak lagi dibutuhkan, office girl itu pamit keluar dari ruangan Jefri.
Jefri melanjutkan pekerjaannya, sampai tenggorokannya sudah haus, ia meneguk kopi yang ia minta tadi.
“Ck, kopi apa ini? Rasanya aneh sekali.”
Jefri berdecak sebal. Ia meletakkan cangkir kopi itu kembali. Tiba-tiba ia teringat sesuatu tentang kopi. Ya, ia teringat Jingga! Eh, bukan. Ia teringat kopi buatan Jingga. Gadis itu sangat tau kopi yang ia inginkan.
Sudah lama sekali aku tidak kesana. Hari ini aku harus mampir ke Coffee Shop itu. Aku rindu dengan pelayan kopinya. Eh, salah. Rindu sama kopinya maksudku. Jefri tergelak dalam hati sambil senyum-senyum sendiri.
“Jingga....apa kau masih bekerja disana? Sudah lama sekali kita tidak bertemu,” gumam Jefri sambil menatap ke arah cangkir kopi.
***
Malam pun menjelma, suasana di Coffee Shop Janji Kita masih ramai seperti biasa. Jingga yang bekerja disana hilir mudik kesana kemari mengantarkan pesanan dari meja ke meja. Pengunjung disana kebanyakan anak-anak muda yang hang out bersama teman-temannya.
Saat mengantar pesanan sesekali Jingga masih melirik ke arah pintu, dengan bodohnya ia masih berharap Jefri datang kembali ke tempat itu. Meski sudah 30 hari berlalu, tapi Jingga masih tak henti menunggu. Ia bahkan menandai kalender yang ada di kamarnya setiap hari hanya untuk menghitung berapa lama lagi pelanggan yang ditunggunya itu datang kembali.
Jingga yang baru saja selesai mengantarkan pesanan kopi ke pelanggannya mendadak membeku saat melihat Jefri datang lagi ke tempat itu. Mereka saling terdiam dan bertemu pandang dalam waktu beberapa detik.
Tuan, akhirnya kau datang juga. Ini beneran dirimu kan? Kenapa baru datang sekarang? Apa kau tidak tau sudah lama aku menunggumu? Gumam Jingga dalam hati.
“Jingga, meja nomor 8 ingin memesan tuh!” ucap salah seorang temannya yang membuat Jingga tersadar.
“Ah, iya. Baiklah,” ucap Jingga lalu menuju ke meja yang dimaksud.
Jefri menarik sudut bibirnya, ia senang melihat gadis itu salah tingkah seperti tadi. Ia pun duduk di salah satu kursi yang masih kosong disana. Saat ada seorang pelayan yang menghampirinya, ia malah meminta untuk dilayani oleh Jingga. Akhirnya pelayan itupun menghampiri Jingga dan memberitahunya. Tak lama, Jingga pun datang ke meja Jefri.
Seperti biasa Jefri memesan menu yang aneh malam itu. Ia memesan kopi yang sesuai dengan suasana hati dan Jingga harus bisa menebaknya sendiri. Akhirnya Jingga pun membawakan menu yang sesuai dengan keinginan Jefri.
“Selamat menikmati,” ucap Jingga lalu hendak pergi dari sana tapi Jefri menahannya.
“Tunggu!”
“Tuan mau tambah sesuatu?” tanya Jingga.
“Iya.”
“Apa Tuan?”
“Kamu.”
Eh?
Jefri tersenyum saat melihat Jingga dengan ekspresi terkejut seperti itu. “Aku hanya bercanda. Silahkan lanjutkan pekerjaanmu,” ucap Jefri dengan entengnya.
Ah, bisa-bisanya Jefri dengan mudah berkata seperti itu setelah merayu Jingga. Tak tahukah ia jantung Jingga sudah berdegup kencang seperti genderang yang ditabuh bertalu-talu?
Setelah dari meja Jefri, Jingga kembali melanjutkan pekerjaannya. Sesekali ia masih curi-curi pandang ke arah Jefri. Bibirnya melengkung membuat seulas senyuman manis saat melihat Jefri menikmati kopi yang ia hidangkan tadi. Jika Jefri balas melihat ke arahnya, ia dengan cepat pura-pura melihat ke arah lain. Malam ini rasanya ia sangat bahagia sekali bisa kembali bertemu Jefri.
Sampai tiba waktunya pulang, Jingga cepat-cepat keluar dari Coffee Shop itu. Tadi ia lihat, Jefri pelanggan terakhir yang keluar dari sana. Kalau memang rejekinya, ia bisa pulang bersama lagi dengan Jefri. Dan ternyata semesta sedang berpihak padanya. Begitu keluar dari Coffee Shop, Jefri sudah memanggilnya.
"Jingga!" panggil Jefri sambil melambaikan tangannya.
Oh, Tuhan! Dia memanggilku! Apa kami akan pulang bersama lagi malam ini? Malam ini semesta kembali mempertemukan kami. Sorak Jingga dalam hati.
Rasanya ingin sekali ia meloncat-loncat kegirangan saat dipanggil namanya oleh Jefri. Tak mau membiarkan Jefri lama menunggu, ia pun menghampiri pria itu.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Nanda Lelo
berbunga bunga
2022-09-28
0
Erni Fitriana
untung dipanggil sama jefry y jingga....asal jngan dipanggil yg maha kuasa dulu yh🤭🤭🤭🤭
2022-09-07
0
Erni Fitriana
hadewwwww😇😇😇😇
2022-09-07
0