****
Tak di sangka Arasya ternyata di dalam rumah sudah banyak tamu yang menyambutnya. Banyak dari kolega mami dan kakaknya dari berbagai perusahaan di Indonesia yang sudah menantikan kedatangannya.
Arasya masih berdiri mematung di tempatnya. Ia bingung dan merasa aneh,di benaknya bertanya-tanya kenapa kolega perusahaan mami dan kakak juga hadir di acara penyambutan dirinya.
Tiba-tiba dari belakang Arasya dikagetkan oleh seorang nenek.
"Arasya cucu nenek akhirnya datang juga" nenek kangen sama kamu cu" sambut nenek tersebut.
"Nenek Marta, nenek Marta juga kesini ya? nek, aneh deh kok banyak kolega mami sama kakak ya, emangnya ada acara apa sih? tanya Arasya curiga.
Nenek Marta hanya tersenyum dan membelai rambut Arasya.
"Nanti juga kamu tau sendiri cu.."jawab nenek menggantung dan segera pergi dari hadapan Arasya.
Arasya merasa ada sesuatu yang lain, pikirannya menebak-nebak sendiri.
Tersadar dari lamunannya, Arasya pelan-pelan berjalan melihat-lihat. Seketika dari sampingnya, mami menarik tangan Arasya.
"Kamu kemana saja, barusan nyampe, tiba-tiba hilang gitu aja, ayo kita ganti baju nggak enak tamu sudah menunggu terlalu lama" ajak mami kepada Arasya.
Tanpa menunggu jawaban Arasya, mami menggandeng Arasya dan berjalan menuju lantai 2 rumahnya. Setelah di dalam kamar mami memilih-milih dress di lemari pakaian, sedangkan Arasya hanya duduk diam di samping ranjang dan terlihat masih kebingungan.
Setelah merasa cocok dengan dress yang dipilih nya untuk Arasya, mami segera menyuruh Arasya memakai dress tersebut dan segera mendandaninya.
Beberapa menit berlalu akhirnya Arasya selesai berdandan. Arasya pun terlihat sangat cantik dengan dress warna biru muda dengan Payet di bagian lengannya.
Mami merasa puas dengan hasil karyanya, beberapa saat mami memandangi anak bungsunya, sambil menarik nafas panjang, mami segera memegang kedua tangan Arasya.
"Arasya, Arasya sudah janjikan akan mengabulkan permintaan mami?" tanya mami.
Arasya mengangguk.
"Iya ma, Arasya sudah janji" jawab Arasya mengiyakan maminya.
"Arasya mami harap kamu menurut saja apa yang akan terjadi nanti di bawah, ini semua untuk kebaikan kita semua nak" lanjut mami.
Dengan mata berkaca-kaca mami mencium dan memeluk Arasya sejenak. Arasya sangat tersentuh dengan perlakuan mami, kalau mami sudah begini Arasya sudah membaca situasi, berarti ada masalah yang benar-benar penting akan terjadi.
Tak berselang lama Arasya dan mami turun kebawah. Arasya gugup dan melihat semua mata saat ini tertuju pada dirinya. Arasya menangkap satu pemandangan yang menakjubkan. Di dalam hati Arasya berbisik. "kenapa dia di sini juga?".
Makin lama, arah jalan Arasya dan mami menuju tempat seseorang yang menjadi perhatian Arasya. Ia di persilahkan duduk di samping kakaknya dan berhadapan dengan pria itu.
Arasya masih menunduk, tak disangkanya, lagi dan lagi bukan hanya pria itu saja yang duduk berhadapan langsung dengannya, tetapi orang tua serta keluarga besar dari keluarga pria itu telah duduk dan mengambil tempatnya masing-masing.
Acara itupun dimulai. Beberapa kata sambutan telah di sampaikan. Tibalah di acara intinya, kakek dari pria itu pun mulai bersuara.
"Nak Arasya kami kesini bersama keluarga besar kami bermaksud untuk menjadikanmu menantu, kami ingin kau menjadi istri dari cucu kami" Penjelasan kakek dari pria itu.
Arasya hanya diam.
"Dari tadi sambutannya tentang perusahaan, kok bisa nyambungnya ke masalah perjodohan" Bisik Arasya dalam hati.
"Arasya, maukah kamu menjadi menantu kami? Tanya kakek lagi.
Arasya terdiam, bingung mau menjawab apa, tapi dia sekali lagi melihat sosok pria yang menjadi perhatiannya. Arasya tersenyum dan mengangguk mengiyakan. Arasya kembali lagi melihat pria itu yang tidak bersuara sedari tadi dan sedikitpun tak menoleh padanya.
Semua yang hadir sangat senang dengan jawaban Arasya tersebut, tak terkecuali mami Arasya begitu bahagia, memeluk dan mencium putrinya, sedangkan disampingnya Aydan hanya tersenyum tipis sambil membelai rambut adiknya. Nenek Marta pun ikut memeluk erat Arasya. Nenek Marta bahagia akhirnya keinginannya terwujud.
Acara tersebut di lanjutkan dengan acara makan-makan dan pembahasan tentang perusahaan. Arasya sekali-kali hanya mencuri-curi pandang menatap pria yang telah di jodohkan padanya hanya mengotak-atik ponselnya. Ingin sekali Arasya mendengar suaranya, sudah lama sekali dia tidak mendengar suara sosok pria tampan yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.
Jam telah menunjukan pukul 12 malam, satu-satu para tamu berpamitan, begitupun calon besan Arasya minta pamit pada mami, Aydan juga Arasya. Sampai mereka pulang pun sosok pria itu masih diam membisu, dengan tanpa berkedip Arasya melihatnya sampai mobil calon besan dan calon suaminya berbelok dan menghilang.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments