Selesai sarapan, Martin siap - siap untuk berangkat ke kantor. tak lupa dia mempersiapkan berkas - berkas pekerjaanya.
"Biar aku bantu mas, mana yang harus kamu bawa?" tanya Amora.
"Itu saja map yang berwarna hijau, semua kamu masukan ke tas ku" jawab Martin.
Semua berkas sudah siap membuat Martin tak harus repot - repot menyiapkan itu sendiri.
"Mas, maaf, Itu dasi kamu miring. Aku benerin ya" ucap Amora dengan senyum hangat.
"Ya silahkan" jawab Martin.
Ketika dia sedang membetulkan dasi Martin yang miring, sesaat pandangan mereka beradu, dan mengalirkan debaran aneh di dada Martin.
"kontrol dirimu Martin," gumamnya dalam hati.
"Sudah beres mas, sudah rapi. Silahkan berangkat kerja" ucap Amora .
"Terimakasih" jawabnya singkat.
Di ambilah tas dan Martin pun berangkat kerja. Sebelum menaiki mobil nya, Dia mengatakan kalau dia belum menemukan supir yang cocok untuk Amora. Mendengarnya Amora hanya mendengus sedikit kesal.
Siang itu Amora sedang merasa jenuh dan memanggil Vivid untuk menemaninya ngobrol dan menonton tv.
"Mbak Vivid kesini sebentar" ucap Amora
"Iya nyonya. Ada apa memanggil saya?" tanya Vivid.
"Kamu gak sibuk kan mbak?"ucap Amora.
"Saya di belakang sedang mencabuti rumput saja" jawab Vivid.
"Sudah sekarang kamu istirahat saja. Temani saya nonton tv, temani saya ngobrol. kerja terus gak akan ada beresnya kan" seloroh Amora.
"Maaf nyonya. saya harus bekerja, Takut ketahuan sama Tuan" jawabnya lirih.
"Hey mbak, kamu tenang saja. Kamu kerja untuk saya. Tak ada yang akan memarahi kamu. Ayo sini duduk, kita nonton tv saja" tutur Amora.
"Baiklah nyonya."
Duduklah Vivid di samping Amora, Dan dia segera menonton tv nya. betapa terkejutnya Amora, sang suami tengah menjadi perbincangan di acara tv itu. seorang presenter sedang me-review biodata sang suami dan melakulan survey terhadap orang-orang yang dia temui di jalan.
Presenter: "Hallo selamat siang. Dengan siapa saya berbicara".
Narasumber: "Dengan Merry kak".
Presenter: "Kak Merry seberapa tahu anda dengan pengacara muda yang sedang naik daun yaitu pak Martin Lucas Abraham?".
Narasumber: "Itu idola saya kak, beliau sangat tampan dan juga berprestasi. semoga pak Martin menjadi jodoh saya".
Presenter: "Satu kata buat pak Martin dong kak".
Narasumber: "Pak Martin saranghaeyo.. hahahaha"
kemudian presenter itu melakulan survei lagi kepada setiap orang yang di temui:
"Saya sangat mengidolakan beliau".
" Pengacara muda yang menggairahkan. Tampan dan sungguh berdedikasi tinggi"
"Jadikan neng istrimu bang Martin"
"Rahim ku siap memberikan calon dede bayi untuk mu"
"Saya tidak suka dengan dia, gara-gara dia, cewek saya menyuruh saya operasi agar mirip pak Martin"
"Saya sangat suka dengan postur tubuhnya, pasti dalamnya perkasa banget"
itulah sepenggal hasil wawancara sang presenter dengan narasumber mengenai sosok Martin sang pengacara muda yang terkenal.
Berbanding terbalik dengan Amora, Dia hanya tersenyum kecut mendengar penuturan dari orang-orang di tv tersebut. Jika mereka tahu fakta yang sebenarnya tentang sang suami, mana mungkin ada wanita yang mau dengan nya. Kehebatan yang hanya di pertontonkan depan layar tak ubahnya hanya sebuah bungkusan kosong di mata Amora. Cap sebagai lelaki selekif dalam memilih pendamping hanyalah kedok menutupi kekurangannya sebagai pria penderita impoten.
"Gak nyangka ya nyonya, tuan Martin menjadi idola wanita. Beruntung sekali nyonya menikah dengan nya" tutur Vivid.
Amora hanya tersenyum kecut dan tak membalas perkataan dari ART nya itu.
"Mbak, saya bosan disini. Temani saya ke halaman rumah. Kita ngopi disana" ajak Amora pada ART nya itu.
"Baik nyonya" jawabnya singkat.
(Aku seumur-umur jadi ART, baru sekarang di perlakulan dengan baik oleh majikan) gumamnya dalam hati.
¥
¥
¥
Sementara Pelix yang sedari tadi mengawasi rumah Amora, di kejutkan dengan kedatangan Amora. Dia langsung bersembunyi di bawah tong sampah yang agak tertutup ilalang.
"Mbak, harusnya sekarang saya sudah punya supir pribadi. Tetapi Mas Martin belum menemukan sosok yang pas untuk saya. Saya bosan di rumah terus seperti ini" ucap Amora.
"Saya rasa Tuan Martin ingin yang terbaik untuk anda" jawab Vivid.
Mendengar pembicaraan mereka membuat Pelix mempunyai ide cemerlang. Dia berniat ingin melamar menjadi supir di rumah itu.
"Aku harus melamar kerja menjadi supir di rumah ini, dengan itu aku bisa cepat mengambil barang yang kakek inginkan" gumamnya.
Besok nya Pelix mengirimkan surat lamaran itu ke kantor Martin. Tak berselang lama Martin menelpon nya.
"Hallo. Selamat siang. Apa benar dengan pak Pelix?" tanya Martin di sebrang telp nya.
"Benar, dengan saya sendiri" jawabnya
"Anda sudah di terima bekerja sebagai supir pribadi saya. Anda bisa mulai bekerja besok" ucap Martin.
"Baiklah. terimakasih pak" jawabnya.
Bahagianya Pelix. Rencananya akan berjalan dengan baik.
Pagi yang cerah, secerah hati Amora.
Kringggggggg.
Suara telp dari Martin.
"Hallo mas" ucap Amora.
"Amor, hari ini akan ada supir untukmu. dia akan datang pagi ini, tolong beritahu dia peraturan yang ada di rumah itu. sudah aku tulis dalam nota yang ada di kamarku" tutur martin.
Belum sempat menjawab pembicaraan sang suami, Martin langsung memutus sambungan telpnya.
"hussssssshhh~~ Selalu saja memutus pembicaraan tanpa persetujuan ku" lirih Amora sembari membuang nafas kesal.
Sementara di halaman rumah, Vivid sedang menyiram tanaman di kejutkan dengan kedatangan lelaki tampan.
"Permisi mbak. Bapak Martin nya ada?" tanya lelaki itu.
"Anda siapa ya? dan ada perlu apa dengan majikan saya?. kebetulan sedang tidak ada di rumah, yang ada hanya istrinya saja"
"Perkenalkan saya Pelix, Supir baru di rumah ini. Pak Martin menyuruh saya datang dan bekerja hari ini" jawab nya.
"Oh supir baru nya, baik saya panggilkan nyonya dulu. Anda tunggu sebentar disana" tutur Vivid, sembari berlalu menuju rumah.
Di temuinya Amora untuk mengatakan jika supir nya sudah datang dan Amora pun menyuruhnya masuk.
"Mas sudah di tunggu oleh nyonya. Silahkan masuk" perintah Vivid.
Vivid yang sedari tadi melihat wajah Pelix langsung suka padanya.
"Gila tampan banget. Wajahnya masyaallah banget" gumamnya sambil terkekeh.
Di temuinya Amora di ruang tamu dan Pelix segera memberi sapaan.
"Selamat pagi nyonya. Perkenalkan saya Pelix. Supir baru nyonya" ucap Pelix.
"Ya saya tahu. Suami saya sudah memberitahukannya. Semoga kamu betah kerja disini. Dan saya akan tunjukan kepada kamu semua poin - poin yang harus kamu kerjakan dan tidak boleh. Mari ikut saya". tutur Amora sembari melangkah kan kaki.
Sesudah menandatangani kontrak kerja. Amora memanggil vivid untuk menunjukan kamar yang akan di tempati oleh Pelix.
" Mbak, Kamu antarkan pak Pelix ke kamarnya...."ucap Amora kepada Vibid
"Dan untuk kamu pak Pelix, disini bebas untuk makan apapun tidak ada batas nya. Ambil yang kamu mau, asal jangan membawa minuman alkohol kemari" ucap Amora kepada Pelix.
"Baik Nyonya" jawab mereka serentak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Ney Maniez
wahhh jadi supir
2024-07-03
0