Duka Malam Pertama

Ketika Amora sedang mencari suaminya. .Dia di kagetkan dengan kedatangan pelayan.

"Betul ini dengan ibu Amora" tanya seorang pelayan wanita dengan ramah.

"Benar mbak. Saya Amora" jawabnya

"Ibu Amora sudah di tunggu di Kamar 104. Ini permintaan Bapak Martin" ucap pelayan itu.

Tak basa - basi dia pun segera mendatangi kamar dengan nomor 104.

Sampailah di tempat yang di tuju. Ada rasa gugup menyelimuti perasaan Amora.

Di bukanya pintu kamar hotel itu. Tampak remang - remang dengan sedikit pencahayaan , yang ada hanya cahay lilin saja. Berjalan lah ia dan melihat seorang laki - laki di atas kasur sedang memandangi nya. Ntah pandangan suka ataupun pandangan jijik..

"Hmmmmmmmmmmzzz" suara bariton memecah keheningan dan membuyarkan lamunan Amora.

"Kemarilah, kenapa kamu diam disana" ucap Martin

Berjalanlah Amora dengan langkah pelan menghampiri suaminya. Dekat semakin dekat sehingga dia bisa melihat wajah suaminya dengan jelas walaupun tanpa cahaya yang terang.

"Duduk. Aku ingin bicara dengan mu"

"Baik mas"

"Apa pendapatmu tentang pernikahan itu nona Amora?" tanya Martin dengan serius membuat Amora sedikit ngeri.

"Aku tak mengerti apa maksudnya mas" ucap Amora heran.

"Aku tahu pernikahan ini hanya perjodohan saja dan aku pun tahu kita belum saling mencintai, dan mungkin tidak akan pernah saling mencintai" sungut Martin dengan tatapan dingin.

"Memang kita belum saling mencintai , karena pernikahan kita terkesan mendadak. tapi aku yakin dengan restu orang tua kita, kita bisa membangun rumah tangga dengan baik mas" jawab Amora yakin.

"Ckkkkk.... Jawaban apa ini, satu hal yang ingin aku katakan padamu bahwa aku tak akan menyentuhmu. Aku tak akan memberikan nafkah batin untuk mu. Tapi untuk semua nafkah lahir aku bisa berikan asal kamu menjaga rahasia ini dari keluarga besar kita". ucap Martin.

Seketika tubuh Amora menjadi lemas. Pernikahan macam apa ini. Bagaimana bisa seorang suami tak mau menyentuh istrinya sendiri. Sementara di luar sana tujuan manusia menikah itu untuk memenuhi hasrat seksualnya bukan, dan untuk menumbuhkan keturunan.

" Mas tak akan menyentuhku?"tanya Amora dengan suara tercekat

"Ya!!! aku tak akan menyentuhmu" jawabnya simple

"Aku ini istrimu mas. Ini malam pertama kita, harusnya menjadi malam yang berkesan untuk kita" lirih Amora.

"Ya memang , tapi aku tak bisa menyentuhmu, kamu tak usah tau alasannya" ucap Martin.

"Mas aku ini wanita normal. Butuh itu, apakah selama ini kamu lelaki homo sampai mas tak menerimaku?" desak Amora dengan derai air mata.

mendengar kata itu membuat Martin seketika bangkat dari tempat tidurnya , dengan wajah merah padam ia menghampiri istrinya.

Plakkkkkk.

Sebuah tamparan mendarat di pipi indah Amora.

"Awwwww mas" pekik Amora sembari memegang pipinya yang perih dan panas akibat tamparan.

"Jangan sembarangan, Aku normal. Baca dan tandatangi surat perjanjian ini." ucap Martin sembari melepar secarik kertas ke wajah Amora dengan kasar.

Di raihlah surat itu dan bertuliskan:

1 : Tak meminta Nafkah batin.

2 : Nafkah lahir sebesar 200 juta rupaih setiap bulan Dari pihak suami kepada istri.

3 : Tak ikut campur dengan kehidupan masing - masing.

4 : Tinggal di rumah yang berbeda.

5 : Jika pihak istri berselingkuh maka jatuhlah talak tiga.

6 : Tidak memberitahukan masalah rumahtangga kepada keluarga masing - masing.

Di tandatangani lah surat perjanjian ini dengan derai Air mata menyedihkan.

"Aku lelah, Silahkan kalau kamu ingin istirahat" ucap Martin sembari berlalu memuju tempat tidur.

Sementara Amora hanya duduk di kursi hotel itu dengan tangisan. Jikalau ia tahu pernikahannya akan semenyedihkan ini, maka ia akan menolaknya. Ia harus mengubur impiannya untuk tetap menjadi seorang guru demi menikah dengan lelaki yang arogan. Dia pun tak tahu kenapa suaminya menolaknya.

Pergilah ia ke kamar mandi, dan langsung mengguyurkan badannya. Dia masih berbalut dengan fikiran dan tanda tanya mengapa suaminya bersikap seperti itu. Sesudah mandi, Amora keluar dari kamar mandi dan betapa terkejutnya dia mendapati suaminya sudah menghilang dari tempat tidur dan hanya meninggalkan sepucuk surat.

"Besok pergilah ke alamat ini : jalan Rafflesia, no 21".

Hanya itu pesan yang tertulis.

Tiba - Tiba air matanya mencair. Tak bisa terbendung. Kesedihan , kekecewaan, dan penyesalan membuncah menjadi satu.

" Pernikahan apa ini tuhan?. Kenapa aku menjadi wanita sebodoh ini dengan mau menerima pernikahan konyol ini,,, hik hik hik"suara tangis Amora mengisi ruangan kamar itu.

Dia pun berbaring di kasur seraya mengusap - usap seprai putih yang di penuhi dengan taburan bunga dan temaram nya cahaya lilin.

"Untuk apa semua ini. Apa pantas seorang Amora mendapatkan perlakuan seperti ini. Malam ini harusnya menjadi malam yang sangat bersejarah dalam hidupku tetapi malah menjadi duka bagiku" tangis amora sembari mengacak - acak sprei dan taburan bunga hingga berserakan di atas lantai.

Terasa lelah jiwa raganya membuat ia tertidur.

Pagi tiba.

Cahaya mentari menembus dalam gorden kamar hotel itu, seketika membangunkan nya dari mimpi buruknya semalaman.

"hoaaaaaahhhh... Sudah pagi rupanya" ucapnya sembari merentangkan tangan.

melihat keadaan sekeliling yang sangat berantakan membuat ia teringat lagi peristiwa menyakitkan semalam. Dengan langkah gontai ia pergi untuk membersihkan diri.

Tak lama ia pun keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar dan rambut yang basah.

Kringgggggg.

Tiba - tiba ponsel berbunyi, tertera panggilan yang di gabungkan antara ibunya dan mertuanya.

"Hallo mama, hallo bu. Ada apa menelpon ku pagi ini" tanya Amora.

Melihat amora dengan menggunakan bathrobe dan dengan handuk melilit rambut basahnya membuat mereka terkekeh bahagia.

"Sayang, sudah mandi ya. Bagaimana malam pertama kalian bahagia? " tanya Diana senang sekaligus menggoda anaknya.

"Ia nikh pengantin baru sudah basah rambunya hehehe. Gimana sukses ya. Semoga mama secepatnya di berikan cucu oleh kalian ya nak" ucap Yuni bahagia.

Mendengar itu Amora hanya tersenyum kelu Senyuman yang seolah di paksakan untuk menutupi kehancurannya saat ini.

"Oya nak, mama ingin bicara dengan suamimu. Mama ingin mengucapkan selamat kepada nya" kata Yuni.

dengan rasa bingung ia tak mungkin mengatakan bahwa Martin pergi dari semalam.

"hmmmmmmmz. Maaf ya ma, mas Martin sedang mandi belum lama juga" jawab Amora berbohong.

(maafkan aku ma, bu sudah membohongi kalian" gumamnya dalam hati.

"Hahaha". Suara tawa Yuni membuat Diana tertawa juga.

" Yasudah kalau begitu mama tutup ya telpnya, baik baik ya kamu disana dengan suamimu" kata Yuni

"Ibu juga pamit ya nak, mau masak dulu. Bahagia ya kalian disana" kata Diana..

"Iya ma" jawabnya singkat..

Ada rasa sedih dalam hatinya. Hal yang membuat Dia sakit, dia harus membohongi orang tuanya, sesuatu hal yang tak pernah ia lakukan seumur hidupnya.

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

semangat amora

2024-07-03

0

Dewi Anggya

Dewi Anggya

hmmm blum apa² tangan sudah melayang....tu tangan apa layangan sihhh🤔🤭✌️

2024-01-14

2

lihat semua
Episodes
1 Mengundurkan Dari Pekerjaan
2 Duka Malam Pertama
3 Fakta Yang Sesungguhnya Martin.
4 Tokoh Pelix
5 Seulas Senyum Sang Suami
6 Hari Pertama Bekerja
7 Harta Tersembunyi
8 Menyadari Kesalahan
9 Keinginan Untuk Normal Kembali
10 Hingga Lupa Waktu
11 Hasrat Yang Tak Tersalurkan
12 Penyesalan Martin.
13 Pelix, Si Mafia Berhati Upin dan Ipin
14 Pelix Jadi Rebutan
15 Kekecewaan Pelix
16 Dokter Marini
17 Kecemburuan Martin
18 Kepergian Amora
19 Martin Kesepian
20 Memohon
21 Liburan Ke Singapore
22 Pertemuan Yang Tidak Di Sengaja
23 Menagih Penjelasan
24 Martin Mode On
25 Hadiah Untuk Marini
26 Pelix Cemburu?
27 Rahasia yang Terbongkar
28 Pelix Sakit
29 Siapa Wanita itu?
30 Mau tetapi Menyesal!
31 Berbohong
32 Vivid Mengetahuinya
33 Pakai Maskermu!!
34 Bertemu Kakek Menyebalkan!
35 Bulan Madu Kedua
36 Maharani
37 Penyelesaian Dari Sebuah Drama
38 Pengagum Marini
39 Bertemu Keluarga Ricky
40 Amarah
41 Keluar Dari pekerjaan
42 Pelukan Ternyaman Untuk Marini
43 Sang Gentle Man.
44 Kedatangan Leon
45 Pembalasan
46 Poligami
47 Meminta Bantuan
48 Ricky si Pemaksa
49 Rahasia Pelix yang di Ketahui
50 Kepergok Dan Bertemu Hantu
51 Kepergain Pelix ke Mexico
52 Mexico City
53 Meminta Bantuan Bencong
54 Lamar Lah Anak Ku
55 Ricky Sakit
56 Ceraikan Martin
57 Cinta Sang Mertua
58 Amora Hamil
59 Dady Martin
60 Mencari Sang Ibunda....
61 Anaku
62 Melanggar Perjanjian
63 Mawar Yang Terbuang
64 Hampir Terbongkar
65 Cemburu
66 Kematian Leon
67 Ayah
68 Memaafkan
69 Terbongkar
70 Kehilangan Tiga Nyawa
71 Pemakaman
72 Amora Depresi
73 Aku Ingin Kita Secepatnya Menikah
74 Kacau
75 Psikiater
76 Kamu Jahat
77 Kekecewaan Elizabeth
78 Jangan jadi pengecut
79 Bercerai
80 Menata Hidup Baru
81 Tiba di Malaysia
82 Mengikhlaskan
83 Seputar Ricky
84 Melamar
85 Pernikahan Mendadak
86 Amora Sembuh
87 Bertemu Susan kembali
88 Akad Kembali
89 Berdamai
90 Galaunya Seorang Billy
91 Ingin Bobo Bersama
92 Keresahan Hati Vivid.
93 Kedatanganan Billy
94 Menerima
95 Mahar Satu Milyar
96 Tak Bisa Berjalan
97 Ken Yang Sengsara
98 Bertemu Masalalu
99 Kedatangan Henry
100 Meminta Restu
101 Malah Reuni
102 Kedatangan Para Mantan
103 Trio Bumil
104 Kedatangan Ken
105 Ancaman Ketiga Istri
106 Harta Karun
107 Menjadi Sahabat
108 Ending
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Mengundurkan Dari Pekerjaan
2
Duka Malam Pertama
3
Fakta Yang Sesungguhnya Martin.
4
Tokoh Pelix
5
Seulas Senyum Sang Suami
6
Hari Pertama Bekerja
7
Harta Tersembunyi
8
Menyadari Kesalahan
9
Keinginan Untuk Normal Kembali
10
Hingga Lupa Waktu
11
Hasrat Yang Tak Tersalurkan
12
Penyesalan Martin.
13
Pelix, Si Mafia Berhati Upin dan Ipin
14
Pelix Jadi Rebutan
15
Kekecewaan Pelix
16
Dokter Marini
17
Kecemburuan Martin
18
Kepergian Amora
19
Martin Kesepian
20
Memohon
21
Liburan Ke Singapore
22
Pertemuan Yang Tidak Di Sengaja
23
Menagih Penjelasan
24
Martin Mode On
25
Hadiah Untuk Marini
26
Pelix Cemburu?
27
Rahasia yang Terbongkar
28
Pelix Sakit
29
Siapa Wanita itu?
30
Mau tetapi Menyesal!
31
Berbohong
32
Vivid Mengetahuinya
33
Pakai Maskermu!!
34
Bertemu Kakek Menyebalkan!
35
Bulan Madu Kedua
36
Maharani
37
Penyelesaian Dari Sebuah Drama
38
Pengagum Marini
39
Bertemu Keluarga Ricky
40
Amarah
41
Keluar Dari pekerjaan
42
Pelukan Ternyaman Untuk Marini
43
Sang Gentle Man.
44
Kedatangan Leon
45
Pembalasan
46
Poligami
47
Meminta Bantuan
48
Ricky si Pemaksa
49
Rahasia Pelix yang di Ketahui
50
Kepergok Dan Bertemu Hantu
51
Kepergain Pelix ke Mexico
52
Mexico City
53
Meminta Bantuan Bencong
54
Lamar Lah Anak Ku
55
Ricky Sakit
56
Ceraikan Martin
57
Cinta Sang Mertua
58
Amora Hamil
59
Dady Martin
60
Mencari Sang Ibunda....
61
Anaku
62
Melanggar Perjanjian
63
Mawar Yang Terbuang
64
Hampir Terbongkar
65
Cemburu
66
Kematian Leon
67
Ayah
68
Memaafkan
69
Terbongkar
70
Kehilangan Tiga Nyawa
71
Pemakaman
72
Amora Depresi
73
Aku Ingin Kita Secepatnya Menikah
74
Kacau
75
Psikiater
76
Kamu Jahat
77
Kekecewaan Elizabeth
78
Jangan jadi pengecut
79
Bercerai
80
Menata Hidup Baru
81
Tiba di Malaysia
82
Mengikhlaskan
83
Seputar Ricky
84
Melamar
85
Pernikahan Mendadak
86
Amora Sembuh
87
Bertemu Susan kembali
88
Akad Kembali
89
Berdamai
90
Galaunya Seorang Billy
91
Ingin Bobo Bersama
92
Keresahan Hati Vivid.
93
Kedatanganan Billy
94
Menerima
95
Mahar Satu Milyar
96
Tak Bisa Berjalan
97
Ken Yang Sengsara
98
Bertemu Masalalu
99
Kedatangan Henry
100
Meminta Restu
101
Malah Reuni
102
Kedatangan Para Mantan
103
Trio Bumil
104
Kedatangan Ken
105
Ancaman Ketiga Istri
106
Harta Karun
107
Menjadi Sahabat
108
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!